OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY)

dokumen-dokumen yang mirip
Optimasi Parameter Pembubutan Terhadap Kekasaran Permukaan Produk

MULTIRESPON PCR-TOPSIS

JURNAL PENGARUH ARUS PENGELASAN DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL PADA PROSES LAS SMAW MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016

Analisa Sifat Mekanik Hasil Pengelasan GMAW Baja SS400 Studi Kasus di PT INKA Madiun

PENGARUH TRAVEL SPEED PADA ROOT PAS MENGGUNAKAN KAWAT LAS ER 70S-6 PADA ROBOTIC WELDING TERHADAP KEKERASAN MATERIAL DAN MACRO

Matematika dan Statistika

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB III METODE PERMUKAAN RESPON. Pengkajian pada suatu proses atau sistem sering kali terfokus pada

ANALISA PENGARUH PROSES PENGELASAN MIG TERHADAP DISTORSI SUDUT DAN KEDALAMAN PENETRASI PADA SAMBUNGAN BUTT-JOINT

DESAIN EKSPERIMEN & SIMULASI 5

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

Pengaruh Jeda Waktu Antar Sequence Sambungan T-Joint dengan MIG Robotic Welding terhadap Distorsi pada Mild Steel

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

PENGARUH WAKTU PENGELASAN GMAW TERHADAP SIFAT FISIK MEKANIK SAMBUNGAN LAS LOGAM TAK SEJENIS ANTARA ALUMINIUM DAN BAJA KARBON RENDAH

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

Penentuan Parameter Setting Mesin Pada Proses Corrugating

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

Optimasi Parameter Proses Pemotongan Acrylic terhadap Kekasaran Permukaan Menggunakan Laser Cutting Dengan Metode Response Surface

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

OPTIMASI KUALITAS WARNA MINYAK GORENG DENGAN METODE RESPONSE SURFACE

Penentuan Setting Parameter Pembuatan Botol DK 8251 B

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan

PENERAPAN METODE PERMUKAAN RESPONS DALAM MASALAH OPTIMALISASI

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN MEDIA PENDINGIN TERHADAP. KEKUATAN TARIK BAJA ST 41 MENGGUNAKAN ELEKTRODA Rb.26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

Dimas Hardjo Subowo NRP

JURNAL PENGARUH JENIS ELEKTRODA DAN ARUS PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN BAJA ST 41 MENGGUNAKAN LAS SMAW

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

ANALISA PENGARUH LUASAN SCRATCH PERMUKAAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA A36 DENGAN VARIASI SISTEM PENGELASAN

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

KAJIAN KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO SAMBUNGAN LAS GMAW BAJA KARBON TINGGI DENGAN VARIASI MASUKAN ARUS LISTRIK

Persentasi Tugas Akhir

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (ST) Pada Program Studi Teknik Mesin UN PGRI Kediri OLEH :

PENGARUH VARIASI TEBAL PELAT DAN BESAR ARUS LISTRIK TERHADAP DISTORSI PADA PENGELASAN MULTILAYER PROSES GMAW DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFER SPRAY

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Analisa Pengaruh Ketebalan Terhadap Distorsi Pada Gusset Joint Dengan Menggunakan Pengelasan MIG Secara Manual

Jurnal Rekayasa Mesin Vol.5, No.1 Tahun 2014: 9-16 ISSN X

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

RANGKUMAN LAS TIG DAN MIG GUNA MEMENUHI TUGAS TEORI PENGELASAN

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro pada material aluminium

JURNAL PENGARUH VARIASI DIAMETER ELEKTRODA DAN FLUIDA PENDINGIN PADA PROSES LAS SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK BAJA ST 37

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

ANALISA DISTORSI PADA PENGELASAN DENGAN MENGGUNAKAN MINITAB

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL

PENERAPAN METODE OVERLAID CONTOUR PLOT DAN DESIRABILITY FUNCTION PADA CENTRAL COMPOSITE DESIGN

PENGARUH ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK PRODUK LAS TEMBAGA DAN BAJA KARBON DENGAN METODE TUNGSTEN INERT GAS (TIG)

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

PENENTUAN WELDING SEQUENCE TERBAIK PADA PENGELASAN SAMBUNGAN-T PADA SISTEM PERPIPAAN KAPAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

proses welding ( pengelasan )

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Analisa Kekuatan Sambungan Las SMAW Pada Material Baja ST 37

TUGAS AKHIR ANALISA KEKERASAN HARDFACING STELLITE-6 PADA MATERIAL BAJA SS 400

Penerapan Metode Grey Relational Analysis dan Desirability Function pada Optimasi Multi Respon Desain Taguchi

ANALISA PENGARUH KONDUKTIVITAS TERMAL BACKING PLATE TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SAMBUNGAN FRICTION STIR SPOT WELDING AA 5052-H32

PARAMETER SETTING OF PRESS MACHINE USING RESPONSE SURFACE METHOD IN OIL PALM FACTORY. 2 PT. Perkebunan Lembah Bakti, Astra Agro Lestari, Tbk ABSTRAK

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

Pengaruh Diameter Pin Terhadap Kekuatan dan Kualitas Joint Line Pada Proses Friction Wtir Welding Aluminium Seri 5083 Untuk Pre Fabrication

LAMPIRAN A RANCANGAN DAN ANALISIS PERCOBAAN DENGAN METODE RESPONSE SURFACE MENGGUNAKAN MINITAB 16 SOFTWARE

PENGARUH KECEPATAN SPINDLE DAN FEED RATE TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS TIPE FRICTION STIR WELDING UNTUK ALUMINIUM SERI 1100 DENGAN TEBAL 2 MM

OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN MESIN BUBUT CNC TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DENGAN GEOMETRI PAHAT YANG DILENGKAPI CHIP BREAKER

OPTIMASI PRODUKSI DENGAN METODE RESPONSE SURFACE (Studi Kasus pada Industri Percetakan Koran)

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN JENIS KAMPUH LAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTURMAKRO PADA PENGELASAN STAINLESS STEEL AISI 304

JURNAL. Oleh : BAGUS DWI CAHYONO NPM: Dibimbing oleh: 1. Fatkur Rhohman, M.Pd 2. M. Muslimin Ilham, M.T

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENENTUAN PARAMETER PENGELASAN RANGKA UTAMA SEPEDA MOTOR MATIC BAGIAN DEPAN MENGGUNAKAN LAS MIG OTOMATIS (PANASONIC TM-1400G3)

OPTIMASI PARAMETER PEMESINAN TANPA FLUIDA PENDINGIN TERHADAP MUTU BAJA AISI Jl. Jend. Sudirman Km 3 Cilegon,

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

JURNAL TIG WELDING SYSTEM ANALYSIS AND WELDING CONVENTIONAL AND DIFFERENT KIND OF MATERIAL TYPE BETWEEN IRON AND STEEL

Pengaruh Parameter Post Weld Heat Treatment terhadap Sifat Mekanik Lasan Dissimilar Metal AISI 1045 dan AISI 304

PENGARUH HEAT TREATMENT

Transkripsi:

OPTIMASI KUALITAS HASIL PENGELASAN GAS METAL ARC WELDING (GMAW) BAJA ASTM 283 Grade A DENGAN RSM (RESPONSE SUFRACE METHODOLOGY) Femiana Gapsari 1), Dwi Hadi Sulistyorini 2) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 1) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2) Jl. MT. Haryono 167 Malang 65145 E-mail : Femianagapsari@gmail.com Abstract This research aimed at the investigation of the effect of welding current, welding voltage, and welding speed on the hardness of weldment. The material used in this research is steel ASTM 283 grade A. An optimization approach is performed in order to determine the variables combination of the welding current, voltage, welding and welding speed to maintain the weldment to be below hardness and was closer with parent metal hardness. With application Response Surface Methodology(RSM) mathematical relationship between the welding process input parameters and output variable like hardness of welded joint in order to determine the welding input parameters that lead to desired weld hardness. RSM design of experiment techniques can be very efficiently used in the optimization of welding parameters in GMAW process. Formulation of equation is done with the help of which hardness can be predicted as Y = 218.624 +10.31 I+1.614V-4.017s-1.723 I 2 +0.929 s 2. Keywords : Optimization, Response Surface Methodology (RSM), Hardnes, GMAW. PENDAHULUAN Proses pengelasan terlihat mudah untuk dilaksanakan tetapi untuk mendapatkan kualitas hasil pengelasan yang optimal merupakan permasalahan yang rumit. Lingkup teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa saluran, dan sebagainya.sebenarnya pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi tapi hanya merupakan sarana untuk mendapatkan ekonomi pembuatan yang lebih baik (ekonomis). Karena itu, rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta lingkungan sekitar. Kualitas pengelasan ditunjukkan oleh sifat mekanik dan dimensi daerah las ( bead geometry) dipengaruhi oleh beberapa parameter antara lain arus pengelasan, tegangan pengelasan, kecepatan pengelasan, dan volume gas yang diailrkan pada proses pengelasan [1]. Parameter lainnya yang juga berpengaruh terhadap kekerasan daerah las adalah.kecepatan pemakanan dari kawat las adalah input panas, laju aliran gas (gas flow rate), dan pemanasan mula ( preheat). Setelah dilakukan proses optimasi terhadap nilai kekerasan diketahui bahwa input panas memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap nilai kekerasan, kemudian diikuti oleh laju aliran gas dan pemanasan mula [2]. Laju pemakanan kawat las, tegangan pengelasan dan kecepatan pengelasan mempengaruhi bead geometry dan penetrasi daerah pengelasan [3]. Sifat mekanik material hasil pengelasan ditentukan parameter pengelasan dan perlakuan panas setelah maupun sebelum pengelasan. Semua bertujuan untuk mendapatkan kualitas hasil pengelasan yang baik. Studi optimasi dapat dilakukan secara eksperimen, perencanaan eksperimen (Design of Experiment), metode permukaan respon ( Response Surface Methodology), metode Taguchi, jaringan saraf tiruan, dan lainnya. Studi optimasi yang dilakukan secara eksperimen pada kualitas hasil pengelasan membutuhkan waktu dan biaya yang tinggi, hal ini berkaitan dengan banyaknya variable yang harus dikontrol. 17

Salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah metode permukaan respon, dimana pelaku eksperimen berusaha untuk memperkirakan dengan pendekatan model empiris yang tepat. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Montgomery [4], Response Surface Methodology merupakan himpunan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan untuk melihat antara satu atau lebih variable perlakuan bentuk dengan sebuah variable respon tersebut dalam suatu percobaan. Berger dan Maurer [5] menjelaskan bahwa penelitian adalah sebuah investigasi dimana pelaku investigasi melakukan pemilihan tingkatan dari satu atau lebih input atau variable bebas dan melakukan observasi nilai dari respon atau variable tidak bebas. Hubungan antara respon dan variable bebas umumnya tidak diketahui. Langkah pertama dalam metode permukaan respon adalah mencari pendekatan yang cocok terhadap hubungan tersebut. Jika respon dapat dimodelkan dengan baik dalam fungsi linier dari variable-variabel bebas, maka fungsi pendekatannya adalah model orde pertama dan dirumuskan sebagai berikut, [5]: y β 0 β 1 x 1 β 2 x 2 β k x k + Ɛ..(1) METODE PENELITIAN Spesifikasi Material dan Pengelasan Pada pelaksanaan penelitian ini, material yang digunakan adalah pelat baja ASTM 283 grade A dengan tebal 6 mm. Komposisi kimia dan sifat mekanik dari baja ASTM 283 grade A ditunjukkan oleh tabel 1. Tabel 1 Spesifikasi Material Carbon (C) 21 % Mangan (Mn) 0.50% Silikon (Si) 0.50 % Fosfor (P) 0.04% Sulfur (S) 0.04% UTS 400-550 kgf/mm Ɛ 22% Hardness 188 HVN Spesifikasi parameter pengelasan GMAW yang digunakan adalah sebagai berikut: Desain sambungan las : butt joint Laju aliran gas : 11 L/min Polaritas : DCSP Inert gas : Argon Tebal pelat : 6mm Pengujian Kekerasan Pada pengujian vickers alat-alat yang digunakan adalah: 1. Lup dengan toleransi 0.0 5 mm/div 2. Mesin Universal Hardness Test Wolpert Gambar 1 Titik Pengujian Kekerasan Pengujian dilakukan untuk mengetahui distribusi kekerasan logam las, HAZ dan juga logam induk. Selain distribusi kekerasan juga diketahui rata-rata nilai kekerasan logam las yang kemudian digunakan sebagai data yang digunakan untuk optimasi dengan menggunakan respon permukaan. Rancang Percobaan Untuk mendapatkan model empiris orde pertama dan orde kedua dilakukan rancangan percobaan faktorial 2 k ditambah dengan pengamatan beberapa kali di titik pusat dan titik-titik di sumbu aksialnya dengan α = 2 k/4 dalam bentuk Central Composite Design (CCD). Rancangan faktorial 2 k CCD digunakan untuk percobaan yang terdiri dari k faktorial dengan masing-masing faktor mempunyai level rendah (diberi kode -1), level tinggi (diberi kode +1), level tengah (diberi kode 0), dan level pada sumbu aksial (diberi kode α dan +α). Untuk k = 3, nilai α = 1.682. Tabel 2 menunjukkan rancangan percobaan orde kedua untuk k = 3 dengan CCD [4]. 18

Tabel 2 Rancangan Percobaan Orde Kedua Untuk K=3 dengan CCD No x 1 x 2 x 3 No x 1 x 2 x 3 1-1 -1-1 11 0-1.682 0 2 1-1 -1 12 0 +1.682 0 3-1 1-1 13 0 0-1.682 4 1 1-1 14 0 0 +1.682 5-1 -1 1 15 0 0 0 6 1-1 1 16 0 0 0 7-1 1 1 17 0 0 0 8 1 1 1 18 0 0 0 9-1.682 0 0 19 0 0 0 10 +1.682 0 0 20 0 0 0 Berdasarkan tabel 2, maka dilakukan rancangan percobaan CCD dengan parameter pengelasan yang dijadikan variabel penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua macam variabel, yaitu: variabel bebas dan variabel respon.parameter pengelasan yang dijadikan variable bebas dalam penelitian ini adalah: 1. Arus pengelasan, I 2. Tegangan pengelasan, V 3. Kecepatan pengelasan,s Berdasarkan variabel bebas yang digunakan maka ditentukan level dari variabel bebas, seperti ditunjukkan tabel 3. Tabel 3 Level Variable Bebas Nama Variabel Level tinggi Level tengah Level rendah Arus Pengelasan (Ampere) Tegangan Pengelasan V(Volt) Kecepatan pengelasan (mm/min) 50 25 12 125 27 14 200 29 16 Variabel respon adalah variabel dependen, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh level faktor atau kombinasi faktor. Variabel respon dalam penelitian ini adalah kekerasan daerah las (weld metal). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan variabel penelitian yang ditentukan maka dihasilkan rancangan percobaan seperti pada tabel 4 sesuai besar rata-rata kekerasan daerah pengelasan. Tabel 4 Rancangan Percobaan Penelitian Faktor Rata-rata I V s Kekerasan (HVN) -1-1 -1 209 1-1 -1 230-1 1-1 213 1 1-1 236-1 -1 1 201 1-1 1 223-1 1 1 205 1 1 1 226-1.682 0 0 197 1.682 0 0 229 0-1.682 0 215 0 1.682 0 218 0 0-1.682 227 0 0 1.682 214 0 0 0 220 0 0 0 220 Rancangan penelitian diatas dianalisis dengan menggunakan MINITAB 14 dan didapat hasil desain response surface dengan Central Composite Design (CCD) seperti ditunjukkan tabel 5. Tabel 5 Hasil Desain Response Surface Central Composite Design Factors: 3 Replicates: 1 Base runs: 20 Total runs: 20 Base blocks: 1 Total blocks: 1 Two-level factorial: Full factorial Cube points: 8 Center points in cube: 6 Axial points: 6 Center points in axial: 0 Alpha: 1.68179 19

Berdasarkan rancangan CCD didapatkan output regresi response surface, seperti ditunjukkan tabel 6. Tabel 6 ANOVA Untuk Model Rata-rata Kekerasan Bentuk Polinomial Orde Kedua Uji Koefisisen Regresi Serempak Dari tabel 5 terlihat bahwa pada level pengujian α = 0.05dan P-value dari regresi adalah sama dengan nol yaitu lebih kecil dari 0.05 sehingga hipotesis awal ditolak. Hasil ANOVA untuk model menunjukkan model linier ( p -value = 0.000) dan model kuadratik (p-value = 0.010) signifikan karena p-value keduanya kurang dari α = 0.05 ( penelitian ini menggunakan level signifikansi 5%). Sebaliknya, model non linier yang mengikutsertakan interaksi antar faktor tidak signifikan. Artinya, model yang tepat untuk kasus adalah model kuadratik. Uji Koefisisen Secara Individu Berdasarkan tabel. 5 menunjukkan p- value untuk arus pengelasan, tegangan pengelasan, kecepatan pengelasan lebih kecil dari 0.05 yang menunjukkan bahwa ketiga variabel bebas mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap rata-rata nilai kekerasan daerah las. Uji Lack of Fit Hasil analisis yang ditunjukkan tabel 6, tabel ANOVA menunjukkan pula hasil uji Lack of Fit yang dapat digunakan untuk menguji kecukupan model, dengan hipotestis: a. Hipotesis awal (H 0 ) : tidak ada lack of fit b. Hipotesis alternative (H 1 ): ada lack of fit Berdasarkan tabel ANOVA didapatkan lack of fit memiliki p-value sebesar 0.102 yang lebih besar dari 0.05 artinya gagal tolak H 0 (terima H 0 ). Hal ini menunjukkan bahwa model yang telah dibuat telah sesuai dengan data. Uji Kenormalan Untuk menunjukkan kecukupan model kita tidak hanya melihat uji lack of fit, tetapi harus pula melakukan analisis residual. Ada 3 hal yang dilakukan dalam analisis residual, yaitu memeriksa kenormalan residual, membuat plot hasil residual dengan taksiran respon, dan membuat plot anatara residual dengan order. Uji kenormalan dari residual dari data nilai kekrasan yang dilakukan di MINITAB14 ditunjukkan gambar 2. Percent 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1-3 -2-1 Probability Plot of RESI1 Normal 0 RESI1 Gambar 2 Uji Distribusi Normal Residual Hipotesis Ho:Residual berdistribusi normal H1: Residual tidak berdistribusi normal Nilai P-value lebih besar dari 0.05 (sebesar 0.15) yang artinya bahwa residual telah terdistribusi normal. Asumsi kenormalan residual pada suatu model regresi telah dipenuhi oleh model regresi yang telah dibuat sehingga bisa digunakan. Uji Koefisisen Determinasi (R 2 ) Berdasarkan tabel.5 persentase dari total variasi yang dapat diterangkan oleh model (R 2 ) sebesar 98.7%. Nilai ini cukup besar, yang berarti bahwa pendugaan model polinomial orde kedua memenuhi. 1 2 3 Mean -2.54574E-14 StDev 1.112 N 20 KS 0.122 P-Value >0.150 20

Model Empiris Model empiris dari nilai rata-rata kekerasan pada daerah las berdasarkan metode analisis respon permukaan maka dapat dirumuskan sebagai berikut: Y = 218.624 +10.31 I+1.614V-4.017s-1.723 I 2 +0.929 s 2 Berdasarkan model matematika yang didapatkan dapat diketahui bahwa ketiga parameter pengelasan yang menjadi variabel bebas memberikan pengaruh terhadap besarnya nilai rata-rata kekerasan daerah las. Berdasarkan hasil analisis respon permukaan akan didapatkan contour plot dan surface plot dari nilai kekerasan pada daerah las, seperti ditunjukkan gambar 3 dan 4. Kriteria desirability function yang digunakan adalah smaller the better. Kriteria ini dilakukan untuk mengetahui nilai kekerasan pada daerah las dengan arus, tegangan dan kecepatan pengelasan yang berbeda-beda. Untuk melakukan analisis dengan pendekatan desirability function, maka terlebih dahulu dimasukkan nilai batas dari respon. Target yang ingin dicapai adalah nilai kekerasan yang hamper sama dengan kekerasan logam induk. Berdasarkan hasil percobaan dimasukkan nilai kekerasan terbesar yang didapat. Analisis desirability function sebagai hasil dari kombinasi variabel proses yang menghasilkan respon minimal ditunjukkan gambar 5 dan tabel 7. Tabel 7 Analisis Pendekatan Desirability Function Gambar 3 Surface Plof dari Nilai Kekerasan Gambar 4 Contour Plof dari Nilai Kekerasan Analisis dengan Pendekatan Desirability Function Dari model yang telah diketahui dapat ditentukan nilai kekerasan yang akan diperoleh. Metode optimasi yang digunakan adalah pendekatan desirability function dengan MINITAB versi 14. Gambar 5 Response Optimamization Berdasarkan tabel. 7 nilai composite desirability adalah 0.95916 berarti nilai terendah yang dikehendaki belum tercapai. Nilai terendah minimal dikatakan tercapai (dalam percobaan ini diharapkan mendekati 21

nilai kekerasan logam induk) apabila nilai composite desirability sebesar 1.000. KESIMPULAN Berdasarkan pendekatan optimasi dengan respon permukaan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut: 1. RSM ( respon surface methodology) perencanaan eksperimen efektif digunakan pada optimasi parameter pengelasan GMAW. 2. Model empiris dari prediksi nilai kekerasan berdasarkan RSM adalah Y = 218.624 +10.31 I+1.614V-4.017s-1.723 I 2 +0.929 s 2. 3. Contour dan surface plot dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan parameter pengelasan GMAW baja ASTM 283 grade A (arus, tegangan, dan kecepatan) untuk mencapai tujuan yang diinginkan. DAFTAR PUSTAKA [1]. Holimchayachotikul,P., Laosiritaworn, W., Jintawiwat, R., Limcharoen, A.,2007, Optimization of Gas Metal Are Welding Parameters for ST 37 Steel Using Support Vector Regression,The IE Network Conference, 189-193. [2]. Yadaf, Kapil., 2007, An Experimental Study Of Effect Of Welding Parameters On Weld Hardness In Mig Welding Of Ss 304 Taguhi & Response Surface Methodology Techniques Of D.O.E., Tesis Department Mechanical Engineering, Delhi College Engineering, India. [3]. Kim,D., Kang,M., Rhee,S.,2005 Determination of Optimal Welding Conditions with A Controlled Random Search Procedure, Supplement to the Welding journal, 125-129. [4]. Montgomery,D.C., 1991, Design and Analysis of Experiments, John Willey&Sons, Singapore. [5]. Berger, P.D., and Meurer, R.E., 2002, Experimental Design with Application in Management, Engineering, and the Sciences, Duxburry, Thomson Learning, USA. 22