Andri Williyanto Prawira Sitorus SE.,Ak

dokumen-dokumen yang mirip
Membangun Zona Integritas Membangun Bangsa

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB 1 PENDAHULUAN. isu yang strategis untuk dibahas. Salah satu topiknya adalah menyangkut Tindak

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 192 TAHUN 2014 TENTANG BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 118 TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan

Opini H ukum: Gugatan Ganti Kerugian dalam mekanisme Pengadilan Tipikor. Disiapkan oleh:

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA.

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA.

Komisi Pemberantasan Korupsi. Peranan KPK Dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Peningkatan Efektivitas Pengawasan dan Persepsi Kerugian Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perilaku organisasi yang mencerminkan kejujuran dan etika yang dikomunikasikan

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian

POTENSI KORUPSI DANA DESA DAN SANKSI HUKUMNYA pada

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi merupakan salah satu bentuk fraud yang berarti penyalahgunaan

DAFTAR TABEL. 1. Tabel 1.1 Kegiatan dan Jadwal Rencana Penelitian Tabel 2.1 Perbedaan Audit Laporan Keuangan dengan. Audit Investigatif...

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Peran aparat pengawasan di daerah yang tidak efektif merupakan

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

DPR menjadi parlemen moden. Sistem Pendukung

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

WALIKOTA TASIKMALAYA

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

LAPORAN HARTA KEKAYAAN APARATUR SIPIL NEGERA. Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan

BAB 1 INTRODUKSI. Bab 1 menguraikan tentang latar belakang riset dan rumusan masalah

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

penyimpangan dalam penyelenggaraan pemerintahan sehingga terwujud pemerintah yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme;

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan menjelaskan latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN 2015 s.d 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT INSPEKTORAT JENDERAL

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 86 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR AUDIT APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENCEGAHAN KORUPSI DALAM SEKTOR PELAYANAN PUBLIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 34/Menhut-II/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Modul ke: ETIK UMB. Mengenali Tindakan Korupsi. Fakultas Ilmu Komputer. Yani Pratomo, S.S, M.Si. Program Studi. Sistem Informasi.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

PERAN SERTA MASYARAKAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR: PK. 11 TAHUN 2014 TENTANG

Dadit Herdikiagung - Inspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. segala jenis kejahatan yang semakin merajalela. Tidak hanya kejahatan yang

Mengenal KPK dan Upaya Pemberantasan Korupsi Dedie A. Rachim Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

2 Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembar

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

BAB I PENDAHULUAN. dan telah menjadi kebutuhan secara global. Salah satu upaya yang dilakukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT JENDERAL

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 462/KMK.09/2004 TENTANG

BAB 1 INTRODUKSI. 1.1 Latar Belakang. Tanggal 15 Januari 2014, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Tugas. melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian. Irtama

KEPUTUSAN BERSAMA KETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN. : 42/KPK-BPKP/IV/2007 : Kep-501/K/D6/2007

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR : 29/M-IND/PER/6/2013 TENTANG

2015, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3852); 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 t

BAB IV KEWENANGAN KEJAKSAAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI. A. Perbedaan Kewenangan Jaksa dengan KPK dalam Perkara Tindak

BAB I PENDAHULUAN. menuntut pembangunan yang merata di setiap daerah sehingga pembangunan

Strategi Pemberantasan Korupsi

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN LAPORAN HARTA KEKAYAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap perusahaan yang berbentuk perseroan terbuka, bidang

PENINGKATAN AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA

NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK 11 TAHUN 2016 TENTANG PELAPORAN HARTA KEKAYAAN PEGAWAI BADAN SAR NASIONAL

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

PERAN APARATUR PEMERINTAH DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI I. Pemberantasa Tindak Pidana Korupsi Undang-undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pemberantasan tindak pidana korupsi adalah serangkaian tindakan untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi melalui upaya koordinasi, supervisi, monitor dan pemeriksaan di sidang pengadilan dengan peran serta masyarakat berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan pasal 6 huruf a, KPK mempunyai tugas koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. Yang dimaksud dengan "instansi yang berwenang" termasuk Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Inspektorat pada Kementrian dan Lembaga. Berdasarkan pasal 6 huruf c, KPK mempunyai tugas melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi. Dalam melaksanakan tugas koordinasi, KPK berwenang menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi, meminta informasi tentang kegiatan pemberantasa tindak pidana korupsi kepada instansi yang terkait, melaksanan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tidak pidana korupsi, meminta laporan instansi tgerkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi. Berikut contoh peta sumber-sumber korupsi: Penerimaan non-pajak Penyalahgunaan perizinan

Tidak ada single data base Penyelewengan penyetoran Penerimaan Pajak Penyelewengan dari target Pemerasan kepada wajib pajak Manipulasi data Terjadinya conflict of interest (COI) Belanja Barang dan Jasa Penyimpangan prosedur pengadaan barang dan jasa. Untuk menghindari hal ini, beberapa cara telah dilakukan dengan mendorong eproc, pembentukan ULP, penerapan HPS, pengaturan COI, Whistleblower system, transparansi dan akuntabilitas sistem pengadaan. Bantuan Sosial Penyimpangan peruntukan Penggelapan Fiktif Pungutan Daerah PERDA tidak mengacu pada UU

Penghasilan aparat DAU/DAK/Dekonsentrasi Penyalahgunaan wewenang pada APBD Pelaporan tidak standar Alokasi penggunaan tidak transparan Berhubungan dengan niat dan perilaku, tindak korupsi dapat terjadi karena keadaan yang terpaksa dan memaksa. Corruption by need atau Terpaksa dilakukan karena ingin memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yang tidak tercukupi oleh gajinya yang rendah. Untuk Corruption by greed atau Memaksa dilakukan karena adanya sifat keserakahan untuk bisa hidup secara berlebihan (bermewah-mewahan). Dari tulisan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa korupsi terjadi karenanya adanya pertemuan antara niat dan kesempatan, dan kesempatan terjadi karena adanya kelemahan sistem. Jenis-jenis Korupsi Berdasarkan UU 31/1999 jo UU 20/2001, maka korupsi dalam digolongkan kebeberapa jenis: Delik yang terkait dengan kerugian keuangan negara Delik pemberian sesuatu/janji kepada Pegawai Negeri Delik penggelapan dalam jabatan Delik perbuatan pemerasan Delik perbuatan curang

Delik benturan kepentingan dalam pengadaan Andri Williyanto Prawira Sitorus SE.,Ak Delik gratifikasi II. Peranan Aparatur Pemerintah Tuntutan masyarakat umum terhadap pemerintah sangatlah tinggi. Masyarakat menuntut pelayanan pemerintah yang cepat, harganya terjangkau, kualitasnya baik serta sesuai dengan kebutuhan nyata. Dalam Pasal 108 ayat (3) KUHAP "Setiap Pegawai Negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itu kepada penyelidik atau penyidik." Pada Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dilakukan oleh aparat pengawasan intern pemerintah termasuk Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten dengan melakukan pengawasan intern melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya. Dalam pelaksanaan audit, Standar Audit yang digunakan oleh Inspektorat Provinsi dan Inspektorat Kabupaten saat ini adalah Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008. Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah---Standar Tindak Lanjut Audit Kinerja 5300 - KETIDAKPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DAN KECURANG, "Terhadap temuan yang berindikasi adanya tindakan ketidakpatuhan terhadap

peraturan perundang-undangan dan kecurangan, auditor harus membantu aparat penegak hukum terkait dalam upaya penindak lanjutan temuan." Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah--Standar Pelaksanaan Audit Investigatif 8000--TANGGUNG JAWAB APIP MEMANTAU TINDAH LANJUT TEMUAN, "APIP harus memantau tindak lanjut hasil audit investigatif yang dilimpahkan kepada penegak hukum. APIP harus memantau tindak lanjut kasus penyimpangan yang berindikasi adanya tindak pidana korupsi/perdata yang dilimpahkan kepada Kejaksaan dan Komisi Pemberantasan Korupsi. Peran Serta Inspektorat Laporan Inspektorat Kepada KPK: Permintaan Audit Investigasi KPK Klarifikasi pengaduan masyarakat Laporan secara resmi Laporan disampaikan informal oleh inspektur Laporan disampaikan oleh auditor Laporan disampaikan oleh LSM Kompetensi Auditor Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pasa 59 ayat (2), pembinaan penyelenggaraan SPIP adalah BPKP. Pembinaan

penyelenggaraan APIP meliputi peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah. Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) tanggal 19 Desember 2012, sesuai pengukuhan pengurus AAIPI merelease infromasi bahwa hasil pemetaan data APIP berdasarkan pendekatan Internal Audit Capability Model (IACM) terhadap 331 APIP menyatakan bahwa 94% APIP di pusat dan daerah tidak bisa mendeteksi terjadinya korupsi.