Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital

dokumen-dokumen yang mirip
TUGAS PRAKARYA: SABLON

BAB II PRODUK DAN JASA

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS CLOTHING BERBASIS JOB ORDER

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

Cara Membuat Sablon Baju Secara Manual

Berbisnis Sablon Digital Dengan Basis Transfer Paper Stabilo Digiblong Produksi RONIta

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

a. Katun Combed Nama cotton combed (katun combed) diambil dari nama mesin pemintalnya, yaitu mesin combing. Mesin combing sendiri berfungsi untuk memb

BAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data AWSE Sablon

- Rakel dengan lebar sesuai kebutuhan. - Penggaris pendek atau busur mika untuk meratakan emulsi afdruk;

BAB II. Metodologi Perancangan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAGIAN 7 PROSES DAN PROSEDUR DALAM PEMBUATAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

ABSTRAK. Kata kunci: Seragam olahraga, kenyamanan berpakaian, respon suhu kulit, dan respon denyut nadi pemulihan

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN GRAFIS PADA KAOS TEMA CEGAH SAKIT JANTUNG

BAB III TEORI PENUNJANG

ABSTRAK BISNIS KAOS ETNIK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Bagan Pemecahan Masalah. Cetak Saring. Desain Motif Fauna

KAOS DIGITAL PRINTING

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

DAFTAR PUSTAKA. Literatur

BAB III SURVEY LAPANGAN

4 PENGETAHUAN BAHAN DAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya pada bidang fashion.

Usaha Sablon Kaos, Modalnya Ringan Untungnya Besar

BAB II METODE PERANCANGAN

PROPOSAL BISNIS UNI CORN CUSTOM

PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

Karya Ilmiah Peluang Bisnis

BAB III DATA DAN ANALISIS PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK

Mengenal Mesin Laser RONIta

PERANCANGAN KAOS DAN PEMASARANNYA

BAB III DATA PERANCANGAN


Sablon MUDAH. Mendesain membuat. Kain Kertas Besi lastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik. Kain Kertas Besi Plastik

BAB III PROSES PEMBENTUKAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KUMIHIMO

MENDIRIKAN USAHA DISTRO AND CLOTHING

Pengamatan Medium Pengafdrukan METODE PENCIPTAAN. terhadap tumbuhan paku sejati (Pteropsida) ini sehingga menghasilkan pemikiran.

BAB IV METODE PENGUJIAN CIGARETTE SMOKE FILTER

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Pengertian sticker dan jenisnya

Perawatan Pakaian yang Tepat sebagai Suatu Cara Alternatif dalam Penghematan 1

BAB V ULASAN HASIL PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

10/27/2013 NAMA KELOMPOK : 1. RUDI YUSUF F ( ) 2. GENDRY C ( ) 3. BIMO L ( )

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN


LIMBAH CORRUGATED PAPER SEBAGAI MATERIAL DISPLAY BOOTH

PENGARUH PERBANDINGAN FOSFOR DAN RUBBER TERHADAP HASIL JADI SABLON GLOW IN THE DARK PADA GLOSSE SLEEVE BERBAHAN LYCRA

BAB IV TEKNIS PRODUKSI. menggunakan aplikasi digital Photoshop CS3 dan Adobe Illustrator CS3 demi

Universitas Kristen Maranatha

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Perancangan Motif Batik Geometri

Bardiju Making Paper & Paper Craft

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. Pra produksi. Produsen : Bahan. Harga Jahitan. pemasaran Ukuran. shirt. Logogram. Produksi.

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir penelitian ini dapat dilihat pada gambar 3.1 dibawah ini.

MACAM-MACAM FLOOR HARDENER DENGAN KINERJANYA

III. METODE PENCIPTAAN

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

PENJILIDAN PETA, SLIDE, FOTOKOPI, DAN TINTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

BAB IV VISUALISASI KARYA. A. Visualisasi Rancangan Buku Pop-Up

Jurnal PrintPack Vol. 1 No. 1 Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

A. Bagan Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kota Solo, Yogyakarta dengan banyaknya mahasiswa didalamnya beraneka suku,

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM GURABU (PIGURA BERBULU) BIDANG KEGIATAN PKM KEWIRAUSAHAAN

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

BAB 3 METODE PENELITIAN

KEMASAN SAYURAN SEGAR

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III MASA ANAK-ANAK SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teoritis

I. Produk Sablon Kertas

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS SOLUSI BISNIS LAUNDRY DENGAN MEMANFAATKAN TEROBOSAN ECOBALL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II METODE PERANCANGAN

B. Kontemplasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013, hlm. 728) kontemplasi

PENGARUH PERBANDINGAN TINTA SABLON RUBBER WHITE DAN FOAMING TERHADAP HASIL JADI HAND PAINTING PADA KAIN TAFFETA

SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS) SERAT ALAMI DAN SERAT BUATAN (SINTETIS)

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Metode pengujian kuat lentur kayu konstruksi Berukuran struktural

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. PT.Ricky Putra Globalindo merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB II. METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pula untuk berbagai kebutuhan lain. pakaian jadi pria, wanita maupun anak-anak dengan ukuran pemakaian kain

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Tanah liat dihasilkan oleh alam yang berasal dari pelapukan kerak bumi. Tanah liat memiliki karakteristik:

THE FACTORY ORGANISATION

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

BAB IV MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI

BELAJAR BISNIS SABLON. PANDU KUSUMA JATI ( ) Jadiinspirasi.blogspot.com

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Penjelasan Judul Perancangan

Transkripsi:

Pengaturan Parameter Proses Pencetakan Pada Teknologi Sablon Digital Kelvin, ST Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu Abstrak Perkembangan di dunia Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pakaian kaos (dibaca :distro) semakin menjamur mendorong UKM berlomba-lomba untuk menghasilkan produk yang unik, berkualitas, dan murah. Salah satunya adalah memanfaatkan teknologi digital sablon. Teknik digital sablon relatif mudah dikerjakan dan dapat menghasilkan produk yang unik. Teknologi digital sablon adalah proses memindahkan material sablon (tinta atau sticker) ke bahan kaos dengan media panas pada waktu tertentu. Suhu dan waktu inilah dua parameter proses yang menentukan kualitas produk. Bahan kaos yang dijadikan media dalam penelitian ini adalah jenis cotton, teteron cotton, pique, nylon karena setiap bahan kaos memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hasil dari penelitian ini adalah menghasilkan nilai parameter yang optimal untuk tiap jenis bahan yang menjadi media proses sablon. Salah satu hasilnya adalah untuk jenis cotton dengan material sticker parameternya adalah, 30 detik dan tidak cocok untuk material tinta sublim karena sifat dari kaos cotton menyerap cairan sehingga warna menjadi pudar. Hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk membantu UKM dalam proses produksinya. Keywords: Parameter, sablon digital, UKM 1. PENDAHULUAN Permintaan terhadap berbagai produk kaos akhir-akhir ini mengalami peningkatan, tidak hanya di Jogyakarta yang terkenal dengan kaos Dagadunya, Bali dengan kaus Jogernya, atau Surabaya dengan kaus-kaus Suroboyoan-nya, bahkan hingga di kawasan kota-kota lainnya. Penyebabnya sangat beragam, seperti perubahan gaya hidup masyarakat dan permintaan adanya perbedaan kaos kreatif antara satu dengan yang lain. Kemunculan berbagai merek baru dengan desain yang unik dan menarik makin memperkuat dugaan bahwa masih sangat banyak celah pasar yang dapat diisi dengan produk-produk kaos kreatif yang sejenis. Dari pengamatan terhadap produk kaos di beberapa outlet dan toko kaos, termasuk di kota Surabaya diketahui bahwa konsumen produk-produk kaos kreatif lebih memilih produk yang memiliki desain dengan warna yang menarik sekaligus unik. Dengan sablon kaos, produsen bebas berekspresi dalam memilih desain atau gambar yang dikehendaki untuk kemudian ditempel pada kaos pilihan. Produsen juga bisa memilih desain yang unik, lucu, langka, atau bisa juga memasang muka pemesan di kaos kesayangan. Karena melihat peluang yang besar inilah banyak UKM (Usaha Kecil dan Menengah) bermunculan untuk berlomba membuat produk yang kreatif dan sesuai dengan harapan pasar. Seiring dengan perkembangan teknologi, teknik sablon yang digunakan untuk memproduksi kaos tidak lagi menggunakan sablon secara manual, karena kendalanya adalah membutuhkan perlengkapan yang banyak, dan gambar yang dihasilkan hanya terbatas pada warna tertentu dan gambar tertentu saja. Proses yang banyak digunakan saat ini adalah teknik sablon digital yaitu proses sablon dengan menggunakan mesin press panas, dengan tujuan memindahkan gambar dari kertas yang sudah di print atau sticker dengan media panas. Proses digital sablon relatif lebih mudah dan murah namun Namun sayangnya hasil dari sablon digital ini masih banyak keluhan karena kurang tahan lama dan sering pudar tintanya kalau telah di cuci beberapa kali. Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti melakukan beberapa kali percobaan untuk menemukan komposisi parameter yang tepat untuk berbagai macam jenis kaos agar kebutuhan konsumen terhadap desain

dengan warna yang menarik, tinta tidak mudah pudar dapat terpenuhi. Apa yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh UKM-UKM untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. 2. FUNDAMENTAL Dalam Industri sablon kaos, selain desain yang baik, ada juga hal yang terpenting yaitu teknik cetaknya. Ada beberapa teknik cetak sablon dan ini sangat terkait dengan strategi bisnisnya. Sablon terbagi menjadi 2, yaitu: 1. Sablon manual adalah sablon yang menggunakan media screen/kain kasa/monnyl sebagai alat cetaknya. 2. Sablon digital adalah teknologi yang akan menggantikan sablon manual dimana offset/screen/plat dan bahan kimia yang berbahaya tidak dipergunakan lagi. Berbeda dengan sablon manual, sablon digital menggunakan teknologi seperti printer dan cutting plotter sebagai desainnya dan menggunakan mesin heat press sebagai media untuk mentransfer material sablon ke bahan kaos dengan panas. Karena menggunakan teknologi printer dan cutting plotter desain yang dihasilkan adalah desain dari komputer sehingga bentuk gambar dan kreasi yang dihasilkan jauh lebih banyak dibanding dengan teknik sablon manual yang terbatas hanya pada beberapa warna dan bentuk saja. Sablon digital memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah: a. Warna yang dihasilkan lebih variatif b. Bisa menyablon foto/gambar yang berwarna-warni c. Proses pengerjaan bisa lebih cepat, karena menggunakan media kertas transfer (transfer paper) d. Lebih cepat kering setelah proses pengepressan dengan mesin press digital e. Bisa membuat kaos satuan tanpa batas pemesanan Ada beberapa jenis sablon digital, tergantung dari bahan tinta, cara cetak, dan bahan kaos, dan mesin cetak yang digunakan. Beberapa bahan/material yang dapat digunakan untuk sablon digital diantaranya adalah: 1. Heat transfer paper Heat transfer paper adalah semacam karet atau rubber yang dapat diprint dan di press di kain, kayu dan kertas. Semua jenis heat transfer paper bersifat menempel di permukaan kain sehingga biasanya bisa dipakai di berbagai jenis dan warna kain (misal, hitam, merah, biru, dll). Biasanya heat transfer paper terbagi menjadi 2 jenis, yaitu untuk bahan kaos berwarna terang (misal, putih) dan bahan berwarna gelap. Keunggulan dari heat transfer paper adalah dari kekayaan warna yang bisa dihasilkan karena melalui proses print dengan menggunakan tinta khusus. Kelemahan dari sablon menggunakan heat transfer paper ialah usia sablonan yang tidak terlalu panjang (retak, luntur, dsb). Dibutuhkan perawatan khusus agar hasil sablon pada kaos dapat bertahan lama. Heat transfer dibedakan berdasarkan tinta yang dipakai, yaitu : a. Heat Transfer Material For Solvent/Ecosolvent Inks, bahan ini diperuntukkan untuk printer berbasis tinta solvent atau ecosolvent seperti ROLAND, MUTOH, MIMAKI, HP, dll. Dalam pemakaiannya biasanya diperlukan mesin cutting dan masking tape untuk mengerjakan design-design yang harus dipotong sesuai polanya. b. Heat Transfer Material For Sublimation inks, bahan ini diperuntukkan untuk printer atau mesin cetak berbasis tinta sublim. Untuk kertas sublim ini biasanya proses printingnya mirror dan tidak memerlukan masking tape. c. Heat Transfer Material For Dye/t Inks, bahan ini diperuntukkan untuk printer atau mesin cetak berbasis tinta dye atau waterbase seperti EPSON, HP, CANON, dll. Proses pengerjaannya biasanya cukup mudah, di print dan press di atas permukaan

kain. Dari semua bahan biasanya bahan jenis ini memiliki kekuatan paling lemah terhadap daya tahan cuci. d. Heat Transfer Material For Toner/Laser Print, bahan ini digunakan pada mesin-mesin cetak berbasis toner seperti HP, FUJIXEROX, CANON, dll. Secara hasil cukup bagus akan tetapi harga transfer paper ini relatif mahal dibandingkan jenis heat transfer material yang lainnya. 2. Flex Flex adalah heat transfer material yang sudah ada warnanya, jadi tidak bisa diprint. Bahan ini ada yang menyebutnya sticker sablon karena mirip seperti bahan cutting sticker. Jadi proses pemakaiannya bahan dipotong (bisa manual bisa otomatis tapi sebaiknya otomatis menggunakan mesin cutting) setelah itu press di atas kain. 3. Flock Flock adalah salah satu teknik sablon yang hasil akhirnya bersifat bludru lembut, secara manual biasanya serbuk flock disemprotkan ke lem yang sudah disablonkan diatas kaos. Untuk cara sablon digital, flock menggunakan mesin cutting, jadi bahan flock sudah berbentuk lembaran dimana bahan ini terdiri dari bagian atas yang mengandung flock dan bagian bawah yang mengandung lem. Untuk melindungi agar serbuk flocknya tidak rusak ketika disimpan dan proses penyablonan maka ada lapisan plastik bening di bagian atas (plastik bening ini sebaiknya dicabut ketika proses press selesai). Bahan flock digital sangat mudah digunakan karena anda tinggal memotongnya dengan mesin cutting ataupun manual dan kemudian mengepressnya di atas kaos, setelah dingin cabut lapisan plastik bening secara perlahan-lahan. 4. Foil Bahan foil adalah bahan sablon yang hasil akhirnya bersifat mengkilap atau glossy. Biasanya berwarna khusus seperti emas, perak dan warna-warna utama. Sama seperti flock, untuk foil digital maka di bahan tersebut sudah ada lemnya sehingga hanya perlu press saja ke baju atau media yang ingin disablon. 5. Reflective Adalah salah satu bahan sablon digital yang mempunyai hasil akhir memancarkan cahaya apabila terkena sinar. 6. Glow in the dark Kebalikan dari bahan sablon reflective, bahan glow in the dark akan memancarkan cahaya apabila dalam kondisi ruangan gelap. 3. METODOLOGI Penelitian ini adalah penelitian Hibah Bersaing yang dibiayai oleh Dikti. Penelitian ini dirancang untuk dua tahun, dimana di akhir tahun penelitian, diharapkan hasil percobaan dapat diimplementasikan oleh Usaha Kaos Kreatif Suraboyoan di kota Surabaya, yang memiliki konsumen anak-anak muda, di bawah binaan pusat kewirausahaan Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. Pada penelitian tahun pertama ini, dilakukan tahap pengumpulan berbagai bahan sablon baik dari jenis kaos yang ada dan bahan sablon serta teknik sablon yang ada. Bahan kaos yang di kumpulkan berbagai jenis antara lain nylon, cotton, combed berbagai jenis ketebalan. Sedangkan bahan sablon yang dikumpulkan adalah cutting sticker (flock, glow in the dark, reflection), transfer paper, pigmen, dan lain-lain. Dari bahan tersebut dilakukan percobaan trial and error untuk setiap bahan dengan metode sablon yang ada untuk mendapatkan variabel (temperatur dan waktu) terbaik dari masing-masing bahan supaya dapat menghasilkan produk sablon terbaik. Yang nantinya, hasil tersebut akan distandarkan dan dianalisa lebih lanjut terhadap produk akhir, sehingga pada penelitian tahap selanjutnya dapat dianalisa lebih dalam dan digunakan dalam bidang kewirausahaan.

Survei material sablon Survei berbagai jenis kaos Testing variable: temperature dan waktu Analisa hasil sablon digital Pencarian alternatif solusi yang mungkin Testing akhir 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Kesimpulan Gambar 1. Diagram Alur Penelitian Tahun Pertama Pada tahap awal dilakukan pengumpulan bahan-bahan sablon digital yang dibutuhkan dalam penelitian. Bahan dibagi menjadi dua jenis, yaitu bahan kaos (media sablon) dan material sablon. Untuk media sablon dikumpulkan beberapa jenis kaos yang biasa digunakan dalam pasar, antara lain: jenis cotton, teteron cotton, pique/polo, dan nylon/jersey. Dalam penentuan rentang parameter suhu dan waktu yang digunakan pada percobaan didasarkan pada ketahanan bahan dan material pada titik suhu tertentu dan waktu tertentu, ini didapatkan dari tahap percobaan awal. Berikut akan dijelaskan masing-masing bahan dan hasilnya. 4.1 Bahan Cotton Jenis cotton ini terdiri dari dua jenis cotton combed dan cotton carded. Hasil rajutan dan penampilan bahan lebih halus dan rata. Berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya, bahan cotton combed memiliki beberapa jenis: 20s, 24s, 30s, 40s. Semakin besar angkanya, semakin halus dan tipis bahannya, dan semakin mahal harganya. Untuk kaos distro umumnya memakai jenis 20 s dan 30s, sedangkan untuk jenis lainnya, biasanya dipakai juga untuk item dengan desain tertentu, seperti kaos khusus cewek atau pakaian dalam, menyesuaikan karakter bahannya. Sedangkan jenis cotton carded memiliki beberapa jenis: 20s, 24s, dll, berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasi (gr/m2) di mesin rajutnya. Hanya saja serat benang yang digunakan dalam bahan cotton carded ini kurang halus. Hasil rajutan dan penampilan bahan kurang halus dan kurang rata. Umumnya bahan cotton carded ini digunakan untuk kaos-kaos dengan target pasar kelas menengah, karena harganya relatif lebih murah dibandingkan cotton combed, memiliki tekstur kurang halus namun tetap nyaman dipakai karena terbuat dari 100% serat kapas alam. Bahan katun memiliki sifat dasar menyerap cairan dan tekstur kain lembut. Jenis kain ini cukup nyaman dan digemari masyarakat khususnya di daerah tropis atau bersuhu panas seperti di

Indonesia. Percobaan digital sablon pada bahan katun menggunakan material tinta sublim, tinta pigmen (transfer paper warna terang dan warna gelap), cutting sticker (semua jenis sticker). Berikut adalah tabel hasil percobaannya. (untuk warna gelap) Tabel 1. Tabel Parameter Hasil Percobaan untuk Bahan Cotton MATERIAL SUHU WAKTU (detik) HASIL 20 Warna tidak jelas 30 Warna tidak jelas 40 Warna tidak jelas 20 Warna tidak jelas Sublim 190 C 30 Warna tidak jelas 40 Warna tidak jelas 20 Warna pudar 30 Warna pudar 40 Warna pudar (untuk warna 190 C terang) 20 Tidak tertransfer sempurna 30 Hasil terbaik 20 Gambar tidak jelas Cutting Sticker (semua jenis sticker) 20 Hasil terbaik 20 Material lengket dengan bahan 40 Material rusak 20 Tidak melekat sempurna 30 Tidak melekat sempurna 40 Tidak melekat sempurna 40 Warna material berubah 20 Material berubah bentuk 30 Material berubah bentuk 40 Material berubah bentuk Dari tabel hasil percobaan di atas diketahui bahwa untuk bahan cotton material sublim tidak sesuai karena sifat sublim adalah cairan/tinta yang dipindahkan dari transfer paper menuju bahan (hanya tintanya saja), akibatnya adalah tinta terserap ke dalam bahan dan warna yang dihasilkan adalah pudar atau samar-samar, tidak seperti warna yang diharapkan. Berbeda dengan tinta pigmen, sifat dari tinta pigmen adalah ditransfer melalui media transfer paper khusus pigmen ke bahan dimana material transfer paper memiliki lapisan yang ikut terpindah ke bahan sehingga tinta pigmen tidak terserap ke bahan melainkan hanya melekat pada permukaan bahan, sehingga warna tetap menyala dan terlihat jelas. Untuk jenis transfer paper khusus pigmen dibagi menjadi 2 jenis, yaitu untuk warna terang dan warna gelap, dimana perbedaan nya adalah untuk transfer paper warna gelap, materal memberikan semacam lapisan berwarna putih pada bahan sehingga warna tetap terlihat bagus pada bahan berwarna gelap sekalipun.

4.2 Bahan Teteron Cotton Jenis bahan ini adalah campuran dari 35% Cotton Combed dan 65% Polyester (Teteron). Dibandingkan bahan kaos katun (Cotton), bahan TC kurang bisa menyerap keringat dan agak panas di badan. Kelebihannya jenis bahan TC lebih tahan shrinkage (tidak susut atau melar) meskipun sudah dicuci berkali-kali. Harganya pun relatif lebih murah. Bahan jenis ini memiliki sifat karakteristik yang sedikit berbeda dengan baham cotton, perbedaannya adalah dari sisi penyerapan bahan terhadap cairan, dan lebih kaku. Dari sisi kenyamanan bahan ini lebih rendah dari kenyamanan bahan cotton dan juga lebih murah dari sisi harga. Itu sebabnya bahan jenis ini lebih sering digunakan untuk keperluan yang bersifat masal (contoh seragam kampanye). Berikut merupakan tabel hasil percobaan digital sablon terhadap bahan TC. Tabel 2. Tabel Parameter Hasil Percobaan untuk Bahan Teteron Cotton MATERIAL SUHU WAKTU (detik) HASIL 20 Warna tidak jelas 30 Warna tidak jelas 40 Warna tidak jelas 20 Warna pudar Sublim 190 C 30 Warna pudar 40 Warna pudar 40 Material berubah warna (untuk warna 190 C terang) 20 Tidak tertransfer sempurna 30 Hasil terbaik 20 Gambar tidak jelas (untuk warna gelap) Cutting Sticker (semua jenis sticker) 20 Hasil terbaik 20 Material lengket dengan bahan 40 Material rusak 20 Tidak melekat sempurna 30 Tidak melekat sempurna 40 Tidak melekat sempurna 40 Warna material berubah 20 Material berubah bentuk 30 Material berubah bentuk 40 Material berubah bentuk Dari tabel hasil percobaan di atas dapat diketahui hasil terbaik untuk masing-masing material tidak jauh berbeda dengan hasil untuk bahan jenis cotton. Perbedaan yang terlihat jelas adalah pada material tinta sublim. Untuk material tinta sublim bila diaplikasikan pada bahan teteron cotton warna/gambar yang dihasilkan terlihat terang dan bagus karena sifat dasar dari bahan ini adalah tidak menyerap cairan seperti sifat pada bahan cotton. Namun untuk material tinta pigmen ada

sedikit kendala, yaitu transfer paper khusus pigmen agak sedikit sulit untuk dilepaskan dari bahan pada saat setelah proses pengepresan karena akibat suhu pada saat pengepresan material melekat pada bahan, dibutuhkan kehati-hatian dalam melepas material transfer paper dari bahan. Sedangkan untuk material sticker bersifat universal atau dapat meleket sempurna pada berbagai jenis bahan. 4.3 Bahan Pique/Polo Kain jenis pique biasa digunakan untuk membuat kaos polo/kerah/wangki. Untuk membuat kaos kerah tersebut biasanya digunakan kerah jadi. Kerah jadi adalah bahan kerah yang sudah jadi diproduksi oleh pabrik dan tinggal jahit. Kerah bikin adalah kerah yang dibuat sendiri oleh tukang jahit dengan menggunakan bahan yang sama dengan bahan kaos (katun kombed dan karded) dengan menambahkan kain keras di dalamnya. Untuk bahan polo atau dikenal dengan kaos berkerah memiliki tekstur yang berbeda dengan jenis bahan lainnya, yaitu pada jenis pique memiliki tekstur seperti berlubang atau kasar. Berikut adalah tabel hasil percobaan material digital sablon pada bahan pique. Tabel 3. Tabel Parameter Hasil Percobaan untuk Bahan Pique/Polo MATERIAL SUHU WAKTU (detik) HASIL 20 Warna pudar 30 Warna pudar 40 Warna pudar 20 Warna pudar Sublim 190 C 30 Warna pudar 40 Warna pudar 40 Material berubah warna (untuk warna 190 C terang) 20 Tidak tertransfer sempurna 30 Hasil terbaik 20 Gambar tidak menempel 30 Gambar tidak menempel (untuk warna gelap) Cutting Sticker (semua jenis sticker) 20 Hasil terbaik 20 Material lengket dengan bahan 40 Material rusak 20 Tidak melekat sempurna 30 Tidak melekat sempurna 40 Tidak melekat sempurna 40 Warna material berubah 20 Material berubah bentuk 30 Material berubah bentuk 40 Material berubah bentuk

Dari hasil percobaan diketahui untuk pengaplikasian material tinta sublim hanya dapat diaplikasikan pada bahan berwarna terang. Untuk bahan warna gelap, warna dari material tidak keluar dan tidak terlihat karena kalah dengan warna dasar bahan. Sedangkan untuk material jenis pigmen tetap dapat digunakan baik pada bahan terang maupun gelap. Untuk material jenis sticker memiliki parameter yang sama dengan bahan lainnya karena material ini bersifat universal, namun untuk jenis sticker yang paling direkomendasikan untuk diaplikasikan pada bahan ini adalah jenis flock karena memiliki tekstur bludru yang menyebabkan terlihat timbul dan sesuai dengan bahan. 4.4 Bahan Nylon/Jersey Bahan kaos ini biasa digunakan pada pembuatan kaos kostum atau jersey olahraga. Daya lentur dan padat pada kain serta mudah kering ini menjadi pilihan tepat untuk dijadikan bahan kaos anda. Bahan kaos Dry Fitsering disebut juga dengan bahan Nike, yaitu terbuat dari campuran Polyester, Spandex, dan Nylon. Untuk bahan nylon/jersey jenis sablonan yang lazim digunakan adalah bahan sticker (flex), tinta sublim dengan menggunakan transfer paper, dan tinta pigmen dengan menggunakan transfer paper untuk pigmen. Berikut tabel hasil percobaan untuk masing-masing materal sablon. (untuk warna gelap) Tabel 4. Tabel Parameter Hasil Percobaan untuk Bahan Nylon/Jersey MATERIAL SUHU WAKTU (detik) HASIL 20 Warna tidak jelas 30 Warna tidak jelas 40 Warna tidak jelas 20 Warna tidak jelas Sublim 190 C 30 Warna tidak jelas 40 Warna tidak jelas 30 Baik 40 Terbaik (untuk warna 190 C terang) 20 Tidak tertransfer sempurna 30 Hasil terbaik 20 Gambar tidak menempel 30 Gambar tidak menempel Sticker flex 20 Hasil terbaik 20 Material lengket dengan bahan 40 Material rusak 20 Tidak melekat sempurna 30 Tidak melekat sempurna 40 Tidak melekat sempurna 40 Baik

MATERIAL SUHU WAKTU (detik) HASIL 20 Material berubah bentuk 30 Material berubah bentuk 40 Material berubah bentuk Dari hasil percobaan untuk kaos jenis ini, material yang paling sesuai adalah tinta sublim dan sticker jenis flex, karena tunta sublim dapat menyatu dengan bahan tidak seperti tinta pigmen yang memiliki lapisan berwarna putih. Sedangkan untuk sticker jenis flex karena sticker jenis ini memiliki warna standar yang dapat menyatu dengan bahan nylon. Dalam aplikasinya bahan jenis ini biasa disablon untuk keperluan pemberian nama atau nomor pada baju olahraga, sebagai contoh adalah seragam pemain sepak bola. 4.5 Uji Coba Perlakuan pada Hasil Sablon Untuk mengetahui ketahanan hasil digital sablon dilakukan pengujian terhadap hasil. Pengujian yang dilakukan adalah mencuci dan menyetrika. Kedua hal ini lazim dilakukan pada pakaian, oleh karena itu dilakukan pengujian ini untuk mengetahui ketahanan hasil digital sablon terhadap perlakukan tersebut. Berikut adalah hasil dari perlakuan yang dilakukan: 1. Pengujian Cuci Pengujian ini dilakukan dengan mencuci hasil digital sablon dengan media mesin cuci. Hasil yang diperoleh adalah pencucian tidak mempengaruhi hasil digital sablon khususnya untuk material sticker dan tinta pigmen. Untuk hasil pengujian pada material tinta sublim, pencucian menyebabkan tingkat kecerahan warna dari hasil sablon sedikit berkurang. Hal ini disebabkan karena sifat dari materal sublim ini adalah tinta/cairan yang ditransfer langsung ke bahan dan sifatnya melekat ke bahan. Berbeda dengan materal sticker dan pigmen dimana materal ini bukan warnanya yang menempel melailan media material yang melekat pada bahan sehingga tidak warna tidak berubah walau dicuci. 2. Pengujian Setrika Tahap pengujian ini dilakukan dengan menyetrika hasil sablon dari berbagai jenis bahan dan material yang ada. Hasil pengujian untuk material tinta sublim, uji setrika tidak menyebabkan perubahan apapun pada warna, sehingga pada material jenis ini tidak diperlukan perlakukan khusus pada saat proses penyetrikaan. Berbeda dengan material jenis pigmen, uji setrika pada material ini menyebabkan gambar rusak terkena panas sterika. Gambar menjadi lengket terkena panas setrika dan terkelupas. Untuk itu proses penyetrikaan pada material ini membutuhkan perlakukan khusus, yaitu dengan menggunakan suhu yang rendah dan melapisi bagian gambar dengan kain sehingga panas strika tidak langsung mengenai gambar. Sedangkan untuk material sticker, jenis sticker flex, glow in the dark, foil, dan reflective uji setrika memiliki hasil yang sama seperti pada material pigmen, yaitu efek panas setrika yang mengenai meterial secara langsung menyebabkan material lengket dan melekat pada strika, sehingga material rusak. Diperlukan perlakukan khusus yaitu dengan melapisi kain dibagian atas material. Khusus untuk material sticker jenis flock, uji setrika dengan suhu rendah langsung pada material tidak menyebabkan kerusakan material karena sifat dari material flock tersebut seperti kain bludru sehingga tahan terhadap suhu panas setrika. 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Komposisi parameter terbaik untuk berbagai jenis bahan dan material pada proses sablon digital untuk material sublim parameternya adalah /30 detik untuk bahan TC, Polo dan /40 detik untuk bahan nylon. Material pigmen (warna terang) memiliki parameter yang sama untuk semua jenis bahan yaitu /30 detik. Berbeda dengan material pigmen (warna gelap) memiliki parameter /20 detik juga berlaku untuk semua jenis bahan. Sedangkan untuk material sticker parameter nya adalah /30 detik untuk semua jenis bahan. 2. Setiap jenis bahan kaos memiliki karakteristik bahan yang berbeda-beda sehingga berakibat pada kualitas dari sablon digital. Hasil dari percobaan untuk material jenis

sticker dan pigmen sesuai untuk semua jenis bahan. Untuk material sublim tidak sesuai untuk jenis cotton dan untuk material pigmen tidak sesuai untuk bahan Nylon. 3. Untuk menjaga kualitas hasil sablon digital tetap baik, perlakukan khusus yang perlu dilakukan adalah untuk material pigmen dan sticker pada saat proses penyetrikaan memerlukan suhu rendah dan pelapisan sehingga setrika tidak langsung menempel pada material. UCAPAN TERIMAKASIH - Terima kasih kepada Ditjen Dikti dan Kopertis Wil. 7 yang telah membiaya penelitian tahun pertama ini - Terima kasih kepada Jurusan Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknik Surabaya yang telah mengijinkan menggunakan laboratorium untuk kegiatan penelitian ini. - Terima kasih kepada UKM-UKM di Surabaya yang sudah membagi ilmu tentang teknik dasar sablon digital. REFERENSI Nusantara, Muhammad Guntur. (2004) Panduan Praktis Cetak Sablon, PT. Kawan Pustaka, Depok. Nusantara, Muhammad Guntur (2006) Cetak Sablon untuk Pemula, Puspa Terampil. Oakland, John. (2008) Statistical Process Control (6 th ed), Butterworth-Heinemann, New York. Or-Coy dan Yanwar Katamsi. (2008) Panduan Teknik Cetak Cepat di Aneka Media, PT. Kawan Pustaka, Depok. Setiawan, Benny Rahardjo. (2008) Basic Screen Printing for T-Shirt, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Siswanto, Pujo. (2004) Kupas Tuntas Teknik Sablon Masa Kini, Absolut.