Wawancara dengan Rudi Rusmanto, Manajer BMT Aulia tanggal 15 Februari. 2 Wawancara dengan Lilik, Marketing tanggal 20 Februari 2016.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. golongan-golongan yang telah ditentukan oleh pihak Bank BTN. 1. Pembiayaan lancar, yaitu pembiyaan yang memenuhi kriteria

By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengertian kredit berkembang lebihluas lagi seperti berikut ini :

Lampiran 1. Daftar istilah

BAB II Kajian Pustaka. mampu diserap dari masyarakat dan disalurkan kembali kepada masyarakat yang

BAB II LANDASAN TEORI. oleh pemilik dana kepada pengguna dana. Pemilik dana percaya kepada

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Kebijakan BMT Citra Keuangan Syariah Cabang Pekalongan Dalam. Upaya Menyelesaikan Pembiayaan Bermasalah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN DENDA PADA PEMBIAYAAN BERMASALAH MENURUT FATWA DSN-MUI NO 17/DSN MUI/IX/2000 DI KJKS MADANI KOTA PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN DEBITUR PADA PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BMT ANKASA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Akad Mudharabah dalam Pembiayaan Modal Kerja di KJKS Mitra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ringkasan dari suatu proses pencatatan, dari transaksi-transaksi yang terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ada beberapa tahapan dalam pembiayaan mudharabah yang harus dilalui. sebelum dana itu diserahkan kepada nasabah :

PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA. Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan.

BAB IV ANALISIS 1. Landasan Teori A. Definisi Produk Pembiayaan Modal Kerja

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

Prosedur Persetujuan, Pencairan Dana, Dan Pengelolaan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Pada Bank BTN Cabang Bekasi Kranji

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

BAB IV HASIL PENELITIAN. nasabahnya. Pada bab ini akan diuraikan beberapa hal tentang pembiayaan

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam membangun atau mengembangkan suatu usaha dibutuhkan modal awal. menyediakan sejumlah dana untuk keperluan modal.

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

No.16/3 /DPTP Jakarta, 3 Maret 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah dengan Jaminan Hak. Tanggungan di BPRS Suriyah Semarang

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN PEMBIAYAAN. A. Analisis Akad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik Pada Produk. Pembiayaan Angsuran di BMT SM NU Cabang Kajen.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Prosedur Pengikatan Jaminan Pada Pembiayaan Murabahah di BPRS

BAB I. PENDAHULUAN. bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian Kredit. Danamon Indonesia Unit Pasar Delitua dengan Toko Emas M.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat suku

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Syarat dan Ketentuan Umum Fasilitas Commonwealth KTA PT Bank Commonwealth

BAB IV MEKANISME PENILAIAN BARANG JAMINAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KSPPS BINAMA SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pedoman Wawancara. 2. Syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi jika nasabah ingin melakukan pembiayaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan sebagai perantara pihak-pihak yang mempunyai kelebihan dana

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat menyimpulkan beberapa hal. Selain itu juga memberikan

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/28/DPNP tanggal 31 Juli 2013 Perihal Penilaian Kualitas Aset Bank Umum PENETAPAN KUALITAS KREDIT

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudharabah Pada PembiayaanPertanian Di KSPPS

SYARAT DAN KETENTUAN

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.13/ 11 /DPbS tanggal 13 April 2011

BAB 4 ANALISA DATA. 26 Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB IV ANALISISIS MEKANISME PENCAIRAN DANA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DENGAN AGUNAN CAST COLLATERAL DI KSPPS ARTHAMADINA, BATANG.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan merupakan program pemerintah yang bertujuan

No. 5/30/BKr Jakarta, 18 November 2003 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA DAN PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO)

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pengelolaan Pembiayaan Murabahah Bermasalah Di BPRS. 1. Penerapan Pembiayaan Murabahah

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 35 /PBI/2008 TENTANG FASILITAS PENDANAAN JANGKA PENDEK BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB IV ANALISIS SITEM PEMBERIAN PEMBIAYAAN PADA KJKS BMT AMANAH USAHA MULIA MAGELANG. A. Sistem dan Prosedur Pemberian pembiayaan

BAB II KAJAIN PUSTAKA. meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992

Mura>bah}ah oleh BMT Dana Mentari, sebagaimana diterbitkan dalam

2) Membina masyarakat dengan mengadakan sosialisasisosialisasi BAB IV. mengenai perbankan syari ah bahwasanya bunga

RINGKASAN SKRIPSI ABSTRAK

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

KEPUTUSAN KOPERASI PEGAWAI NEGERI REPUBLIK INDONESIA ( KPRI... ) BOJONEGORO Nomor : /27-15/ I /2015 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USAHA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Akuntansi Akad Murabahah pada KJKS BMT Al Fath

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kredit

BAB IV PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK MODAL USAHA DI KJKS BMT BINAMA SEMARANG

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

VI. MEKANISME PENYALURAN KREDIT BNI TUNAS USAHA (BTU) PADA UKC CABANG KARAWANG

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), Yogyakarta: UII. Press, 2005, h. 1.

BAB III PEMBAHASAN. A. Prosedur Pembiayaan Akad Mudharabah di BMT Harapan Ummat. a. Telah masuk sebagai anggota. sebesar Rp ,-.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Koperasi Simpan Pinjam Nur Asri berawal tahun 2006 di Kendari (Sulawesi

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai kegiatan penanganan atas

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 3/16/PBI/2001 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PEMBERIAN KREDIT AGUNAN RUMAH PADA BANK TABUNGAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan prinsip kehati-hatian. Penerapan prinsip kehati-hatian tersebut ada

BAB IV ANALISIS FAKTOR 5C + 1S DALAM PEMBIAYAAN MIKRO DI BANK BRI SYARIAH CABANG SURABAYA GUBENG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 5/20/PBI/ 2003 TENTANG PENGALIHAN PENGELOLAAN KREDIT LIKUIDITAS BANK INDONESIA DALAM RANGKA KREDIT PROGRAM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Strategi Mengatasi Kredit Bermasalah (Non Performing Loan) dalam

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

Transkripsi:

BAB IV PEMBIAYAAN IJARAH DI BMT AULIA MAGELANG DAN KEMAMPUAN ANGGOTA DALAM MEMBAYAR ANGSURANNYA A. Praktek Pemberian Pembiayaan Ijarah di BMT Aulia Magelang Pada BMT Aulia Magelang pembiayaan ijarah yang digunakan adalah Ijarah Multiguna. Dimana pembiayaan ini dapat digunakan untuk Untuk biaya kesehatan, digunakan untuk biaya rawat inap dan biaya rawat jalan. Untuk layanan pendidikan, digunakan biaya masuk, biaya SPP, uang gedung, uang seragam, dan biaya lainnya yang dibutuhkan untuk keperluan pendidikan. Serta pembiayaan lainnya dalam hal sewa manfaat yang dibutuhkan nasabah. 1 Berikut ini adalah contoh pemberiaan pembiayaan untuk membayar kontarakan. Seorang nasabah ingin melunasi biaya kontrakan sbesar RP 4.000.000. kemudiaan mengajukan pembiayaan ke BMT Aulia. Dengan agunan sebuah sepeda motor Supra. Pembiayaan tersebut akan dingsur selama 8 bulan. Setelah dilakukan taksasi ternyata agunan tersebut hanya berkisar Rp 9.000.000, maka pembiayaan yang diajukan oleh nasabah tersebut disetujui oleh BMT hal ini karena niai agunan lebih tinggi dari nilai pembiayaan. Pada BMT Aulia apabila mengajukan pembiayaan dengan jaminan maka pencairan pembiayaan akan diberikan separuhnya dari nilai jaminan. 2 Maka dari contoh tersebut dapat dihitung 1. Angsuran pokok perbulan 2016. 1 Wawancara dengan Rudi Rusmanto, Manajer BMT Aulia tanggal 15 Februari 2 Wawancara dengan Lilik, Marketing tanggal 20 Februari 2016. 48

49 AP = Plafon : Jangka waktu = 4.000.000 : 12 bulan\ =Rp 500.000 2. Bagi hasil = 12% x angsuran =12% x 500.000 =Rp 60.000 3. Angsuran yang harus dibayar setiap bulan =angsuran pokok + bag hasil + tabungan pokok = 500.000 + 60.000 + 10.000 = Rp 570.000 Jadi nasabah tersebut setiap bulannya membayar angsuran sebesar Rp 570.000,-. Jika nasabah tersebut mampu membayar angsurn sebelum jatuh tempo, maka jumlah anguran pokoknya tetap namun pada bagi hasil hanya sampai bulan tersebut nasabah itu melunasinya. 3 B. Kemampuan nasabah dalam membayar angsuran pembiayaan dengan akad Ijarah 1. Kemampaun nasabah dalam membayar angsuran dapat diliha pada tabel dibawah ini: Kategori Jumlah (Rp) Jumlah (org) Prosentase(%) Lancar 1.145.339.042 292 75,73 Kurang Lancar 266.592.408 58 17,63 Diragukan 75.111.250 12 4,97 Macet 25.345.450 15 1,68 Jumlah 1.512.388.150 377 100,01 Prosentase anggota yang melakukan pembiayaan Ijarah Profesi Prosentase (%) 3 Wawancara dengan Rudi Rusmanto, Manajer tanggal 15 Februari 2016.

50 Pedagang 75 PNS/ TNI/ POLRI 5 Pegawai Swasta 15 Petani 3 Lain-lain 2 Sumber data primer yang dikelola KJKS BMT Aulia Magelang. Keterangan 1. Kriteria Lancar (Pass) 4 a) Pembayaran angsuran pokok tepat waktu. b) Memiliki mutasi rekening yang aktif. c) Bagian dari kredit/ pembiayaan yang dijaminkan dengan tunai ( cosh collateral) d) Hubungan debitur dengan bank/bmt baik dan debitur selalu memberikan laporn informaasi keuangan yang teratur dan akurat. e) Dokumentasi pembiayaan lengkap dan pengikatan kuat. 2. Kiteria Kurang Lancar (sub standard) a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang telah melampaui 90 hari. b) Sering terjadi cerukan. c) Frekuensi mutasi rekening relatif rendah. d) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur. e) Dokumentasi pinjaman lemah. f) Hubungan debitur dengan bank/bmt memburuk dan informasi keuangan debitur tidak dapat di percaya. g) Pelanggaran terhadap persyaratan pokok penmbiayaan. 3. Kriteria diragukan (doubtful) 4 Berdasarkan SEBI Nomor 30/16/UPPB Tanggal 27 Februari 1998 tentang Penetapan Kriteria Terhadap Penggolongan Kredit.

51 a) Terdapat tunggakan angsuran pokok yang melampaui 180 hari. b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional dan kekurangan arus kas. c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari. d) Terjadi kapitalisasi bunga. e) Dokumentasi pembiayaan tidak lengkap dan pengikatan agunan yang lemah. f) Hubungan debitur dengan Bank/BMT semakin memburuk dan informasi keuangan debitur tidak tersedia atau tidak dapat di percaya. 4. Kriteria Macet (Loss) a) Terdapat tunggakan angsuran pokok dan bagi hasil yang telah melampaui 270 hari. b) Dokumentasi pembiayaan dan atau pengikatan agunan tidak ada. 5 C. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Nasabah Dalam Membayar Angsuran 1. Baiknya analisis yang dilakukan oleh BMT Aulia Magelang dalam melakukan analisis terhadap calon debitur. 2. Baiknya usaha yang dijalankan oleh debitur. 3. Karena yang melakukan pembiayaan paling banyak digunakan adalah pedagang, maka setiap harinya debitur mendapatkan pendapatan setiap harinya. 4. Mampunya nasabah membayar angsuran setiap bulannya. D. Penyebab Pembiayaan Bermasalah di BMT Aulia 1. Tidak ada denda yang di tetapkan, apabila debitur telat membayar angsuran. 5 Berdasarkan SEBI Nomor 30/16/UPPB Tanggal 27 Februari 1998 tentang Penetapan Kriteria Terhadap Penggolongan Kredit.

52 2. Jika debitur sudah telat membayar angsuran dan pihak BMT mendatangi debitur, maka pihak debitur boleh membayar semampunya. 3. Adanya saudara dari karyawan BMT yang mengajukan pembiayaan, dan langsung di berikan pembiayaan tanpa memperhatikan kemampuan nasabah. 4. Ketidak sanggupan nasabah membayar angsuran yang ditagihkan per bulannya. 5. Ketidak pastian pendapatan nasabah, kerena paling banyak yang menggunakan pembiayaan Ijarah adalah dari kalangan pedagang. 6 E. Cara mengatasi pembiayaan bermasalah di BMT Aulia 1. Silaturrahmi dengan nasabah. Pihak BMT bersilaturrhami ke Debitur untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya keterlambatan pembayaran angsuran. 2. Memberikan surat pemberitahuan pertama. Nasabah apabila terlambat membayar angsuran selama 3 bulan berturut-turut, maka pihak BMT akan memberi surat pemberitahuan yang pertama. 3. Memberikan surat pemberitahuan kedua. Apabila dengan surat pemberitahun pertama dan dalam jangka waktu 3 bulan ke depan nasabah masih juga belum menbayar angsurannya, maka di berikan lagi surat peringatan yang kedua dari pihak BMT. 4. Memberikan surat pemberitahuan ketiga. Apabila dengan surat pemberitahuan yang kedua masih belum juga dibayar, maka pihak BMT akan memberikan surat pemberithuan yang ketiga. Dan surat pemberitahuan ini menjadi surat pemberitahuan yang terahir untuk nasabah. 5. Mengakad ulang pembiayaan ijarah. 6 Wawancara dengan Puji, Marketing tanggal 10 Februari 2016.

53 Apabila sampai dengan surat pemberitahuan yang ke tiga nasabah belum juga membayar angsuran, maka pihak BMT akan memberikan akad ulang pembiayaan Ijarah kepada nasabah. Mengakad ulang pembiayaan dilakukan apabila nasabah tidak dapat membayar angsuran sampai dengan jatuh tempo dengan cara membuat akad baru dan nasabah dikenai biaya administrasi. Dalam akad ulang BMT tidak menerima bagi hasil. Jatuh tempo dalam akad ulang ini adalah hanya satu bulan, karena jika diberi jatuh tempo lama nasabah akan menyepelekan kewajiban membayar angsuran dan mengakibatkan BMT rugi. 6. Menyita/mengeksekusi jaminan. Namun, apabila semua itu masih belum juga menjadikan nasabah mampu membayar angsuran maka pihak BMT akan mennyita/menjual barang jaminan secara paksa apabila nasabah tidak menhiraukan kelima langkah mengatasi pembiayaan bermasalah. Jaminan yang disita kemudian dilelang oleh BMT. Hasil lelang atau menjual barang jaminan tersebut apabila melebihi pinjaman maka hasilnya akan di kembalikan kepada nasabah, namun apabila hasil lelang atau menjual kurang dari jumlah pinjaman maka nasabah harus memberi tambahan uang untuk melunasi pembiayaan. 7 7 Wawancara dengan Rudi Rusmanto, Manajer tanggal 17 Februari 2016.