A. Kesimpulan Bab V Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan berkenaan dengan pelaksanaan MBS di Gugud Ki Hajar Dewantoro, peneliti menyimpulkan dengan merujuk pada rumusan masalah sebagai berikut: 1. Pelaksanaan MBS Secara umum ketiga sekolah telah melaksanakan MBS. Berdasarkan prinsip Transparansi, Akuntabilitas, dan Partisipsi Masyarakat, MBS belum dilaksanakan dengan efektif. Pada prinsip transparansi manajemen, sekolah belum memiliki dokumen perencanaan seperti program jangaka pendek, menengah, danjangka panjang, media informasi bagi masyarakat belum terlibat dalam perencanaan program sekolah. Pada Prinsip Akuntabilits telah berjalan dengan cukup efektif, dimana sekolah telah memiliki dokumen pertanggungjawaban penyelenggaraan sekolah, pelaporan hasil penyelenggaraan sekolah, dan mengambil langkah-langkah sebagai tindak lanjut pelaksanaan program sekolah. Prinsip partisipasi masyarakat belum dilaksanakan cukup efektif. Partisipasi masyarakat masih terbatas pada bantuan yang bersifat fisik, sedangkan bantuan yang berupa jasa (pemikiran, keterampilan, finansial, dan moral) 124
belum berjalan dengan baik. Masyarakat melalui komite telah memberikan kritik/saran kepada sekolah, dan adanya kepedulian stakeholders terhadap upaya sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah. 2. Hambatan Pelaksanaan MBS Hambatan yang terjadi dibedakan menjadi dua yaitu hambatan yang bersifat teknis, dan non teknis. Hambatan teknis seperti masih terjadi beberapa pelanggaraan terhadap perundangan yang berlaku. Ini terjadi pada SDN Kategori III. Pada prinsip transparansi masih terdapat sikap keengganan sekolah terhadap publik sebagaimana terjadi pada SDN Kategori I dan SDN Kategori III. Sedangkan hambatan non teknis antara lain a). Kurangnya pengetahuan kepala sekolah, pendidik, dan komite dalam menyusun KTSP; b). Kurangnya komunikasi antara sekolah dengan komite sekolah sehingga keterlibatan komite terbatas serta jauhnya jarak tempun pendidik dari rumah ke sekolah. Hal ini terjadi di SDN Kategori III; c). Adanya perda yang membatasi sekolah untuk melibatkan masyarakat berperanserta terhadap penyelenggaraan sekolah secara maksimal yaitu dengan adanya larangan bagi sekolah negeri untuk menarik sumbangan pengembangan institusi. Hal ini dialami oleh SDN Kategori I dan SDN Kategori III. 125
3. Kinerja Pendidik Pelaksanaan MBS berdampak pada kinerja pendidik dan peningkatan mutu sekolah. Kinerja Pendidik tergolong pada kategori sangat baik pada SDN Kategori I dan SDN Kategori II dan kategori baik pada SDN Kategori III. Kondisi ini mencerminkan secara kelompok telah mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi. B. Implikasi Tujuan umum MBS adalah untuk meningkatkan kinerja sekolah. Meningkatnnya kinerja sekolah akan dapat meningkatkan keyakinan dan kepercayaan publik terhadap penyelenggaraan sekolah serta dapat membangun suatu team work yang solid bagi kemajuan sekolah. Oleh karena itu, aspek-aspek transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi masyarakat sangat perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak dalam usaha menciptakan sekolah yang bersih dan wibawa, menghindari terjadinya penyimpangan dan pelanggaran perundangan. Temuan pelaksanaan MBS di SDN Kategori II menunjukkan hasil kerja team work yang solid dengan diraihnya beberapa kejuaraan baik tingkat kecamatan dan kabupaten. Meskipun sebagai sekolah imbas, ternyata mampu meningkatkan keyakinan dan kepercayaan publik terhadap sekolah. Hal ini pula 126
Komite Sekolah mampu melaksanakan perannya sebagai Advisory Agency (pemberi pertimbangan); Supporting Agency (Pendukung) baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan; Controlling Agency (Pengontrol) dalam transparansi dan akuntabilitas penyelengaraan pendidikan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan; dan Mediator. Untuk itu, usaha untuk mempertahankan kondisi tersebut mutlak diperlukan. Begitu pula pada SDN Kategori I, meskipun masih belum mampu mewujudkan transparansi dengan baik. Temuan di SDN Kategori III menunjukkan bahwa betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam rangka memperoleh dukungan publik terhadap penyelenggaraan sekolah. Kuatnya dukungan publik akan meningkatkan peranserta masyarakat dalam usaha mewujudkan tujuan sekolah. C. Saran 1. Implikasi Teoritik Implikasi teoritik hasil penelitian ini mendukung teori Fattah (2004), bahwa MBS sebagai suatu pendekatan politik yang bertujuan untuk melakukan redesain terhadap pengelolaan sekolah dengan memberikan keleluasaan pada kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup pendidik, siswa, kepala sekolah, orang tua siswa, dan masyarakat Kondisi 127
sebagaimana telah dilaksanakan oleh SDN Kategori II meskipun sebagai sekolah imbas. MBS secara nyata telah mendorong partisipasi stakeholders (intern dan ekstern) secara sinergis mendorong tercapainya peningkatan mutu dengan tercapainya berbagai prestasi sekolah. Hasil yang dicapai SDN Kategori II memperkukuh penelitian Sumantri (2007) bahwa efektivits MBS di SMP 4 dan SMP 7 Magelang ditinjau dari aspek transparansi berjalan cukup baik, dan perolehan output berupa prestasi akademik dan non akademik. 2. Implikasi Terapan a. Untuk Sekolah. Hasil penelitian ini menemukan bahwa indikator prinsip transparansi manajemen, akuntabilitas, dan partisipasi belum dilaksanakan secara maksimal. Keterlibatan stakeholders belum nampak secara nyata pada SDN Kategori I dan III. Sebaiknya menjadi komitmen bersama antara sekolah dengan stakeholders secara bersma-sama merencanakan program sekolah yang mampu mengakses aspirasi stakeholders. Terjalinnya kerjasa sama antara sekolah dengan stakeholders akan meningkatkan kontribusi baik secara moral, finansial, dan material kepada sekolah. Dalam proses pembelajaran, sekolah masih menggunakan KTSP yang dipergunakan merupakan adopsi dan belum tentu sesuai dengan kondisi sekolah, oleh karena itu sangat bijaksana apabila sekolah berupaya menyusun KTSP sendiri melalui workshop dengan menghadirkan berbagai pihak/akademisi 128
yang mengusai kurikulum. Mengingat bahwa transparansi, akuntabilitas akan meningkatkan kepercayaan dan keyakinan masyarakat terhadap sekolah, alangkah bijaksana apabila sekolah menyediakan media informasi yang memudahkan masyarakat mengetahui penggunaan dana yang diperolah sekolah. b. Bagi Dinas Pendidikan. MBS akan berjalan dengan baik dan lancar jika terjadi sinergi yang baik antara sekolah, Pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu regulasi yang dapat menghambat pelaksanaan MBS seyogyanya segera dicabut untuk memberi peluang yang lebih besar bagi masyarakat berpartisipasi terhadap penyelenggaraan sekolah. Untuk kelancaran pelasanaan MBS dan pemenuhan SPM, seyogyanya diadakan pembinaan lebih intensif untuk peningkatan kinerja pendidik sehingga mampu meningkatkan kinerja sekolah. Dalam rangka pembentukan team work yang solid dan pemenuhan standar pelayanan minimal, dibutuhkan terpenuhinya tenaga pendidik di sekolah. Hal perlu menjadi perhatian khusus bagi Dinas Pendidikan dalam rangka standar pelayanan minimal pendidik. Mengingat angka persentase kinerja pendidik yang belum maksimal, akan lebih bermakna apabila pembinaan secara intensif diarahkan pada perencanaan RPP, penyusunan program evaluasi, analisis hasil evaluasi dan program perbaikan dan pengayaan. 129