MEKANIKA ROBOTIKA. 1. Pendahuluan Mekanika 2. Mekanisme Aktuator 3. Komponens Sistem Penggerak : Roda gigi (Gir) & sabuk / rantai 4.

dokumen-dokumen yang mirip
AKTUATOR AKTUATOR 02/10/2016. Rian Rahmanda Putra Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri

PENGENALAN ROBOTIKA. Keuntungan robot ini adalah pengontrolan posisi yang mudah dan mempunyai struktur yang lebih kokoh.

Prinsip Pribadi. Pengantar Robot 4. 4/29/ by hasanuddin sirait Page 1

MAKALAH JENIS-JENIS AKTUATOR ELEKTRONIK, PNEUMATIK DAN HIDROLIK. Disusun sebagai tugas mata kuliah Mekatronika dan Robotika.

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

PELATIHAN PENGELASAN DAN PENGOPERASIAN KOMPRESOR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

SOAL DINAMIKA ROTASI

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Muizzul Fadli Hidayat (1), Irfan Syarif Arief, ST.MT (2), dan Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD (3)

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN MESIN POLES POROS ENGKOL PROYEK AKHIR

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

Arti Kata & Definisi Robot

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

RANCANG BANGUN GENERATOR ELEKTRIK PADA SPEED BUMP PENGHASIL ENERGI LISTRIK DENGAN SISTEM PEGAS TORSIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

III. METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMOTONG KABEL ROBOTIK TIPE WORM GEAR

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

Makalah Mata Kuliah Penggunaan Mesin Listrik

BAB II LADASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

3. METODE PENELITIAN

DEFINISI APPLIED ARTIFICIAL INTELLIGENT. Copyright 2017 By. Ir. Arthur Daniel Limantara, MM, MT.

PERTEMUAN #8 ROBOT INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN TKT312 OTOMASI SISTEM PRODUKSI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MAKALAH MOTOR STEPPER DI BIDANG INDUSTRI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

BAB II LANDASAN TEORI

Elektro Hidrolik Aplikasi sitem hidraulik sangat luas diberbagai bidang indutri saat ini. Kemampuannya untuk menghasilkan gaya yang besar, keakuratan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

PENERAPAN KONSEP FLUIDA PADA MESIN PERKAKAS

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

BAB II DASAR TEORI. maka dari hukum Newton diatas dapat dirumuskan menjadi: = besar dari gaya Gravitasi antara kedua massa titik tersebut;

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB II LANDASAN TEORI

Universitas Medan Area

JUDUL : PEMBUATAN ALAT PENGUKUR KEKASARAN PERMUKAAN BENDA KERJA HASIL PROSES PEMESINAN YANG DIAPLIKASIKAN PADA KOMPUTER

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

V. Medan Magnet. Ditemukan sebuah kota di Asia Kecil (bernama Magnesia) lebih dahulu dari listrik

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

RANCANG BANGUN MESIN PEMECAH BIJI KEMIRI DENGAN SISTEM BENTUR

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang bertekanan lebih rendah dari tekanan atmosfir. Dalam hal ini disebut pompa

Induksi Elektromagnetik

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hasil yang diperoleh semakin baik dan sesuai dengan yang diinginkan.

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan lintasannya, benda bergerak dibedakan menjadi tiga yaitu GERAK MELINGKAR BERATURAN

PENDAHULUAN DAN SISTEM KOPLING

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

Evaluasi Belajar Tahap Akhir F I S I K A Tahun 2006

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

IV. PENDEKATAN DESAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI

Presentasi Tugas Akhir

Mesin AC. Dian Retno Sawitri

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

PENGARUH BEBAN DAN KONDISI PEMBEBANAN TERHADAP KARAKTERISTIK GERAK SISTEM PENGGERAK PRESISI

RANCANG BANGUN SISTEM PNEUMATIK PADA MESIN PEMROSES BUAH KELAPA TERPADU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDEKATAN DESAIN Kriteria Desain dan Gambaran Umum Proses Pencacahan

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

MEKANIKA ROBOTIKA 1. Pendahuluan Mekanika 2. Mekanisme Aktuator 3. Komponens Sistem Penggerak : Roda gigi (Gir) & sabuk / rantai 4. End effector 1. PENDAHULUAN MEKANIKA Istilah Dasar : Poros gerakan : adalah mekanisme yang memungkinkan robot untuk bergerak secara lurus atau berotasi Derajat kebebasan : adalah jumlah arah yang idenpenden dimana endeffector dari sebuah robot dapat bergerak. Robot dengan 3 poros gerakan & 6 derajat kebebasan yang mungkin 3 derajat kebebasan bagi sebuah obyek Robot dengan 4 poros gerakan & Pergelangan robot dengan 3 derajat kebebasan 3 derajat kebebasan 1

Geometri robot : 1. Anthropomorphic : memiliki kesamaan dengan manusia, misalnya lengan Anthropomorphic akan serupa dengan lengan manusia dalam hal bagaimana setiap bagian dihubungkan. Lengan ini memiliki manuver paling besar dans eringkali menjadi pilihan untuk pengecatan, namun jenis ini pergerakannya paling lambat dan akan mengalami kesulitan untuk menggerakkan ujung lengan dalam garis lurus. 2. Cartesian : dapat bergerak 3 arah yang idependen yaitu sumbu X, Y dan Z. Biasanya lengan ini akan bekerja pada kerangka overhead yang dibentuk oleh sumbu x membentuk suatu lingkup kerja persegi panjang. Geometri ini digunakan untuk pekerjaan yang memiliki cakupan area yang luas dimana gerakan-gerakan yang rumit tidak terlalu dipentingkan. 2

3. Silindris : Serupa dengan cartesian, kecuali bahwa ia tidak memiliki gerakan sepanjang sumbu X, sebagai gantinya, lengan dapat bergerak rotasi. Terdapat 3 poros gerakan yaitu Y, Z dan θ. Dimana θ adalah sudut rotasi. 4. Kutup : Hampir sama dengan silindris, lengan dengan geometri kutup memiliki sumbu Y dan θ, perbedaannya terletak pada adanya poros yang memungkinkan lengan tersebut berotas / berputar pada bidang vertikal, sebagai ganti gerakan ke atas atau ke bawah sepanjang sumbu Z. Lingkup kerjanya seperti bagian permukaaan dari sebuah bola (spherical). 3

5. SCARA (Selective Compliant Assembly Robot Arm) : pada SCARA persendian putar lengannya berotasi pada sumbu vertikalnya. Pemakaiannya meluas untuk pengoperasian perakitan khususnya pada bidang elektronika. Lingkup kerja : Adalah area maksimal yang dapat dijangkau dengan pergerakan sudut persendian tertentu. Contoh : 4

2. MEKANISME AKTUATOR (PENGGERAK) Aktuator : Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan lengan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik dan pneumatik yang digunakan untuk mengendalikan persendian prismatik karena dapat menghasilkan gerakan linier secara langsung (sering disebut dengan penggerak linier)., atau pula aktuator motor listrik yang menghasilkan gerakan rotasi. Macam Aktuator : 1. Hidrolik : Tahun 1653, ilmuwan Blaise Pascal menyatakan teori : apabila tekanan eksternal dikenakan ke sejumlah fluida (bisa gas ataupun cairan), maka tekanan tersebut akan dipindahkan seluruhnya ke semua bagian dari fluida tersebut. Gaya * selisih jarak masukan = Gaya * selisih jarak keluaran Usaha mekanis yang masuk = Usaha mekanis yang keluar 5

Contoh Aktuator Hidrolik : Praktis Piston berpegas 6

Silinder Double acting Katup transfer hidrolik : merupakan metode pengendalian yang sangat teliti yang diterapkan pada silinder double acting dengan menggunakan katup transfer hidrolik. 2. Pneumatik : jika hdrolik menggunakan fluida dalam bentuk cairan, pneumatik menggunakan udara yang ternya memiliki kaidah yang sama dalam hubungannya dengan gaya dan luas area. Perbedaannya adalah bahwa udara yang ditekan atau dimampatkan, volumenya akan berubah. Maka, untuk membangkitkan tekanan yang dibutuhkan dalam pengoperasian piston, pompa harus melakukan pekerjaan tambahan yaitu memampatkan udara. Usaha mekanis yang masuk = Usaha mekanis yang keluar + Panas 7

Kelebihan Pneumatik : Lebih murah. Dalam hidrolik tidak boleh ada kebocoran sedikitpun karena mengakibatkan tumpahnya cairan, sedangkan pada pneumatik kebocoran kecil masih dapat diterima. Memiliki respon yang lebih cepat dibandingkan hidrolik. 3. Motor listrik, terdapat beberapa Istilah yaitu dasar yaitu : Daya : terdapat 2 daya dalam satuan yang sama yaitu WATT, daya listrik (=satuan listrik yang digunakan oleh motor) dan daya mekanik (=satuan daya yang dihasilkan oleh motor). Efisiensi motor idealnya 100%, artinya 1 watt daya listrik menghasilkan 1 watt daya mekanik, namun pada prakteknya efisiensi motor kurang dari 50%, berarti 1 daya listrik hanya menghasilkan ½ atau lebih kecil lagi daya mekanik, sisanya berupa panas dan derau. Torsi : kekuatan atau gaya puntir yang dihasilkan satuannya Nm (Newton meter), defenisinya adalah gaya dikalikan dengan jarak terpendek yang diukur dari sumbu rotasi ke garis di sepanjang gaya tersebut bekerja. 8

Pada gambar di atas : Torsi sebesar 2Nm diperlukan untuk mengangkat beban dengan menggunakan katrol. Diperlukan torsi yang lebih besar untuk mengangkat beban ini karena jarak yang ditempuh untuk setiap putaran / revolusi katrol juga lebih besar. Jika Gaya F adalah 2kg (20 Newton) dan r adalah 0,1 meter, maka torsi = 20 x 0,1 = 2 Nm Pada gambar di atas : Torsi semakin berkurang apabila beban bergerak ke arah poros motor. Kecepatan : dinyatakan dalam rpm (revolution per minute) adalah penghubung antara daya dan torsi. Kita dapat menghitung berapa torsi T (dalam Newton meter) 9

bila mengetahui daya mekanik P (dalam watt) dan jumlah revolusi per menit R dengan formula : T = 10P / R newton meter Jenis Motor listrik : 1. Motor AC, dioperasikan oleh arus listrik bolak-balik. 2. Motor DC, dioperasikan oleh arus listrik searah. 3. Motor stepper, dioperasikan oleh pulsa-pulsa listrik Motor DC : Terdapat 2 bagian utama, yaitu bagian yang tetap dan menghasilkan medan magnet dari koilnya yang disebut STATOR dan bagian yang berputar disebut ROTOR atau armature berupa koil dimana arus listrik mengalir. 10

Prinsip motor DC : Konstruksi Motor Jenis motor dikenali berdasrkan pengaturan listrik di dalamnya dan kontruksi fisiknya. 3 Cara dasar membentuk motor listrik : Kontruksi Motor Standar 11

Kontruksi Motor Bell Kontruksi Motor Disc Motor magnet permanen Motor dimana medan magnet di dalam stator dihasilkan oleh magnet permanen. Kekuatan medan magnetnya terbatas sehingga membatasi pula besar torsi yang mampu dihasilkannya. Macam motor magnet permanen : 1. Motor dengan lilitan Seri (motor universal) : bekerja baik dengan DC maupun AC, berputar lambat jika dikenai beban berat (torsi tinggi) 12

2. Motor lilitan paralel : Kecepatannya tidak terlalu terpengaruh oleh perubahan torsi yang terjadi, tetapi hanya dipengaruhi perubahan tegangan yang dikenakan kepada rotor. 3. Motor dengan lilitan gabungan : Medan magnet dalam stator dihasilkan melalui 2 koil yang terpisah. Motor Stepper Prinsip Motor Stepper 13

Pengoperasian motor jenis ini berdasarkan pulsa-pulasa listrik. Setiap kali mengirim pulsa ke pengontrol elektronik, maka motor akan bergerak selangkah, yaitu satu putaran sudut kecil. Ukuran langkah tergantung pada perancangan motor dan dapat sekecil 1,5 derajat atau maksimal 30 derajat. Kecepatan pengiriman pulasa maksimum 2000 pulsa per detik. 3. KOMPONEN SISTEM PENGGERAK Komponen yang dimanfaatkan mekanismenya dalam mengalihkan gerakan linier menjadi rotasi maupun sebaliknya yang dihasilkan oleh aktuator.. 1. Roda gigi Prinsip Dasar Gambar disamping adalah Penggerak pendamping (pinion) kecil dan roda gigi pemacu (spur Wheel). Pitch (puncak gigi) : jarak antara titik tengah sebuah gigi dengan titik tengah gigi berikutnya. Perumusannya : PCD roda gigi 1 PCD roda gigi 2 -------------------- + -------------------- 2 2 Pitch Circle diameter (PCD) : garis tengah efektif dari roda gigi yang digunakan dalam merancang perhitungan. Rasio Roda gigi 14

Rasio roda gigi (rasio transmisi) dari sepasang roda gigi adalah rasio / perbandingan antara jumlah satu putaran penuh roda gigi masukan dengan jumlah satu putaran penuh roda gigi keluaran. Selam berputar, roda gigi yang lebih banyak akan membuat putaran yang lebih kecil dibandingkan dengan roda gigi yang lebih kecil. Jika misalnya roda digi masukan memiliki 20 gigi dan roda gigi keluaran memiliki 100 gigi, maka rasio roda gigi 100 : 20 atau 5:1. Perumusannya : Gigi pada roda gigi masukan ----------------------------------- Gigi pada roda gigi keluaran Jika roda gigi lebih dari 2 (misalnya 4), untuk medapatkan rasio keseluruhan menggunakan rumus : Gigi pada roda gigi 4 Gigi pada roda gigi 2 ------------------------- x -------------------------- Gigi pada roda gigi 3 Gigi pada roda gigi 1 Jika roda gigi lebih dari 2 (misalnya 6), untuk medapatkan rasio keseluruhan menggunakan rumus : Gigi pada roda gigi 6 Gigi pada roda gigi 4 Gigi pada roda gigi 2 ------------------------- x -------------------------- x -------------------------- Gigi pada roda gigi 5 Gigi pada roda gigi 3 Gigi pada roda gigi 1 Pengalihan Torsi 15

Pada motor listrik, jika kita melipatgandakan kecepatan, maka torsi akan menjadi setengahnya dan begitu pula sebaliknya. Jika ini diterapkan pada roda gigi, maka : Torsi keluaran x rpm = torsi masukan x rpm Karena rasio roda gigi adalah : maka : rpm masukan ----------------- rpm keluaran torsi masukan = rasio roda gigi x torsi keluaran 16

Black Slash : Timbul saat dua roda gigi saling bertaut, maka harus terdapat jarak ruangan (clearance) di antara gigi untuk menghindari adanya kemacetan pada roda gigi. Jenis Penggerak roda gigi : 17

18

2. Sabuk dan rantai Rasio transmisi penggerak sabuk dapat dihitung dari rasio peredaran katrol-katrolnya. Karena peredaran lingkaran sebanding dengan garis tengahnya, dapat dikatakan bahwa rasio transmisinya adalah rasio garis tengah katrol-katrolnya. Garis tengah katrol efektif : Sabuk bergerigi : Rumusnya : Jumlah gigi pada katrol besar ------------------------------------ Jumlah gigi pada katrol kecil 19

Penggerak kabel bermanik : 4. END EFFECTOR : Defenisi : Piranti yang terpasang pada lengan robot untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Jenis end effector : 1. Gripper (pencengkram) : piranti untuk memegang dan mencengkram obyek, misalnya : tangan mekanik, piranti pengait, magnet atau penghisap. 2. Tool (peralatan) : Piranti yan digunakan robot untuk melakukan operasi pada suatu obyek. Misalnya : bor, penyemprot cat, gerinda, alat las dan lain-lain. Gerakan robot pada end effector 1. Point to point control (Gripper) 2. Continous path control (Tool) Jenis Gripper : 1. Kontak (jig) : Robot melakukan aktivitas terhadap suatu obyek tertentu, seperti melakukan pengelasan, pemotongan, pengeboran. 2. Gripper kasar : Tidak membutuhkan ketepatan. 3. Gripper presisi : Memerlukan penempatan yang presisi 4. Perakitan : Posisi yang akurat dan umpan balik sensor yang memungkinkan robot memantau dan memperbaiki gerakan yang dilakukannya. 20

Gripper mekanik : 1. Bantalan (pad) gripper Lapisan ini umumnya dibuat dari plyurethane (sejenis plastik) yang dipasang pada pencengkram, agar gesekan yang didapatkan menjadi lebih besar, namun lapisannya mesti lentur agar tidak merusak benda yang dipegangnya. 2. Pencengkram khusus 21

3. Pencengkram ganda 4. Pencengkaram hisap : Jenis Pencengkarm hisap : 1. Operasi dengan vacuum, dapat dihasilkan lewat pompa. 2. Operasi dengan tutup hisap : Udara bertekanan dialirkan ke dalam tutup hisap. Karakteristik 1. Kapasitas hisap Kapasitas angkat 0,785 x presentasi hampa udara x d 2 (kg) = ------------------------------------------- 100 Keterangan : d = garis tengah tutup hisap (cm) 22

2. Kecepatan operasi Gripper magnetik : biasanya digunakan untuk mengangkat obyek logam, untuk penempatan yang tidak membutuhkan presisi tinggi. Contoh : 1. Gripper dengan Elektromagnet : magnet yang dihasilkan dari listrik. 2. Gripper dengan Magnet permanen Metode kait (Hook) dan sekop (scoop) Sekop untuk menyendok lelehan logam 23

Gipper khusus untuk pakaian Jenis Tool (Peralatan) : 1. Pengelasan (welding) : Inert gas : metal (MIG) dan Tungsten (TIG) Spot welding (las titik) Stud welding 24

2. Pengecatan semprot (Paint spraying) 3. Deburring 4. Nut runner Penggantian end effector terprogram metode Turret : Memprogram robot untuk dapat mengganti end effectornya sendiri. Kelemahan : 1. Perlu modal besar. 2. Waktu putaran kerja menjadi lebih panjang. 25