Pengenalan Pola. Dasar Pengenalan Pola

dokumen-dokumen yang mirip
Pengenalan Pola/ Pattern Recognition

Pengenalan Pola/ Pattern Recognition

KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA. Tatap Muka 2

Tidak ada tepat satu teori untuk menyelesaikan problem pengenalan pola Terdapat model standar yang dapat dijadikan teori acuan

BAB 2 Landasan Teori

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENERAPAN DATA MINING UNTUK EVALUASI KINERJA AKADEMIK MAHASISWA MENGGUNAKAN ALGORITMA NAÏVE BAYES CLASSIFIER

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang sangat populer saat ini. Dengan ilmu pengetahuan ini, teknologi di

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terdapat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK RI

BAB 3 METODE PERANCANGAN

BAB II KAJIANPUSTAKA

Pengenalan Aksara Lampung Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

Lesson-1. Introduction to Artificial Intelligence

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

PENGENALAN TULISAN TANGAN AKSARA BATAK TOBA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA RESILIENT PROPAGATION

Abstract. Keywords: Artificial Neural Network

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS SCALED CONJUGATE GRADIENT

PEMILIHAN FITUR OPTIMAL UNTUK TUGAS AKHIR MAHASISWA DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Text dan Web Mining. Budi Susanto Teknik Informatika UKDW Yogyakarta

BAB II LANDASAN TEORI

Neural Networks. Machine Learning

IDENTIFIKASI TANDA TANGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA DOUBLE BACKPROPAGATION ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Apa itu is K-Nearest Neighbor (KNN) Algorithm?

BAB IV PREPROCESSING DATA MINING

PENGENALAN TULISAN TANGAN AKSARA BATAK TOBA MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BERBASIS MULTILAYER PERCEPTRON

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan proses pengolahan citra digital (digital image processing), dimana data berupa

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDETEKSI UANG LOGAM DENGAN METODE EUCLIDEAN

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN AWAL SISTEM PRESENSI KARYAWAN STMIK BANJARBARU DENGAN PENDEKATAN EIGENFACE ALGORITHM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGENALAN HURUF TULISAN TANGAN BERBASIS CIRI SKELETON DAN STATISTIK MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN. Disusun oleh : Mario Herryn Tambunan ( )

PEMANFAATAN NEURAL NETWORK PERCEPTRON PADA PENGENALAN POLA KARAKTER

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

PENGEMBANGAN SISTEM ABSENSI BERBASIS FACE RECOGNITION DENGAN METODE LDA

ABSTRAK. Kata Kunci : klasifikasi, musik digital, jenis musik, support vector machine, fitur ekstraksi, daftar putar musik digital

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia memiliki insting untuk berinteraksi satu sama lain demi mencapai

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN DALAM SEBUAH CITRA MENGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN ABSTRAK

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PENGENALAN WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN NLDA (NULL-SPACE LINEAR DISCRIMINANT ANALYSIS)

Pengantar Teknologi Informasi

IMPLEMENTASI DEEP LEARNING BERBASIS TENSORFLOW UNTUK PENGENALAN SIDIK JARI

Pengenalan Pola. Klasifikasi Teori Keputusan Bayes

BAB 2 LANDASAN TEORI

KLASIFIKASI PENAMPILAN WAJAH PADA RATA-RATA WANITA ACEH MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING DAN HAMMING DISTANCE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA. Sistem Identifikasi Teroris Dengan Pelacakan Dan Pengenalan Wajah

SINTESA EKSPRESI WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN RADIAL BASIS FUNCTION NETWORK

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM


BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, konsep data mining semakin dikenal sebagai tools penting dalam

BAB 3 METODOLOGI. seseorang. Hal inilah yang mendorong adanya perkembangan teknologi

KLASIFIKASI HURUF KATAKANA DENGAN METODE TEMPLATE MATCHING CORRELATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

Model Linear untuk Klasifikasi

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. penunjang Al-Quran untuk memudahkan untuk mempelajarinya, yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. identitas individu baik secara fisiologis, sehingga dapat dijadikan alat atau

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

2. Tahapan Penelitian pemahaman merupakan awal proses penelitian

PENGENALAN KARAKTER DENGAN MENGGUNAKAN HAMMING NETWORK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang penting (Baharudin, Lee and Khan, 2010). Beberapa peneliti telah

Nur Indah Pratiwi, Widodo Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK

2. Tahapan Penelitian

BAB II NEURAL NETWORK (NN)

BAB IV GAMBARAN UMUM METODOLOGI DATA MINING

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

ABSTRAK. Kata kunci : Information Retrieval system, Generalized Vector Space Model. Universitas Kristen Maranatha

PENERAPAN ILMU GRAFOLOGI DALAM MEMBANGUN PIRANTI PENGANALISA TULISAN TANGAN MELALUI EKSTRAKSI FITUR BENTUK

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA PROBABILISTIC NEURAL NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI

- PERTEMUAN 1 - KNOWLEGDE DISCOVERY

Architecture Net, Simple Neural Net

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN KARYAWAN MELALUI PENGENALAN CITRA WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENGENALAN BUAH ON-LINE MENGGUNAKAN KAMERA

Transkripsi:

Pengenalan Pola Dasar Pengenalan Pola PTIIK - 2014

Course Contents 1 Pola, Kelas Pola, dan Pengenalan Pola 2 Persepsi Manusia dan Mesin 3 Proses Pengenalan Pola 4 Studi Kasus

Pola Pola adalah Objek, Proses, atau Kejadian yang dapat diberi nama (identitas) Pola adalah himpunan pengukuran yang menggambarkan sebuah objek

Kelas Pola Kelas Pola / Kategori merupakan himpunan pola yang memiliki atribut tertentu Kumpulan dari beberapa objek yang identik (kemiripan data) Selama proses pengenalan, objek dimasukkan ke dalam kelas yang ditentukan

Pengenalan Pola Teori (Model), Algoritma (Metode), Sistem untuk meletakkan pola-pola ke dalam kategori Menemukan hubungan suatu pola terhadap pola-pola sebelumnya Belajar membedakan pola yang dianggap penting terhadap latar belakangnya

Persepsi Manusia Manusia telah dianugerahi kemampuan untuk menerima rangsangan (indera) dari lingkungan dan memberikan aksi terhadap apa yang diamati, Mengenali wajah Memahami kata yang diucapkan Membaca tulisan tangan Membedakan makanan segar dari baunya Tugas kita: Menjadikan mesin (komputer) memiliki kemampuan yang mirip dengan manusia

Contoh Aplikasi Optical Character Recognition (OCR) Handwritten: sorting letters by postal code. Printed texts: reading machines for blind people, digitalization of text documents. Biometrics Face recognition, verification, retrieval. Finger prints recognition. Speech recognition. Diagnostic systems Medical diagnosis: X-Ray, ECG (ElectroCardioGraph) analysis. Military applications Automated Target Recognition (ATR). Image segmentation and analysis (recognition from aerial or satelite photographs).

Aplikasi Pengenalan Pola berdasarkan Domain Permasalahan Problem Domain Application Input Pattern Pattern Classes Bioinformatics Sequence Anaysis DNA/Protein sequence Data Mining Document classification Document image analysis Industrial automation Multimedia database retrieval Seaching for meaningful patterns Points in multidimensional space Known types of genes/patterns Compact and wellseperated cluster Internet search Text Document Semantic categories (e.g., business, sports, etc.) Reading machine for the blind Printed circuit board inspection Document image Intensity or range image Alphanumeric characters, words Defective / nondefective nature of product Internet search Video clip Video genres (e.g., action, dialogue, etc.)

Aplikasi Pengenalan Pola berdasarkan Domain Permasalahan Problem Domain Application Input Pattern Pattern Classes Biometric Recognition Personal Identification Face, iris, fingerprint Authorized user for access control Remote Sensing Forcasting crop yield Multispectral image Land use categories, growth pattern of crop Speech Recognition Telephone directory enquiry without operator assistance Speech waveform Spoken words

Pendekatan Pengenalan Pola Template Matching : berdasarkan template Statistical : berdasarkan model statistik dari pola dan kelas pola yang diberikan Structural (or syntactic) : kelas pola direpresentasikan oleh struktur formal seperti grammer, string, automata, dll. Neural networks : mesin klasifikasi yang direpresentasikan oleh model sel neuron dari otak manusia

Model Pengenalan Pola Approach Template matching Representation Recognition Function Samples, pixels, curves Correlation, distance measure Statistical Features Discriminant function Syntactic or structural Primitives Neural networks Samples, pixels, features Typical Criterion Classification error Classification error Rules, grammar Acceptance error Network function Mean square error

Pendekatan Statistik A A B Membandingkan Grid per Grid

A A B 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 Jumlah grid yang tidak sesuai = 3

A A B Membandingkan Grid per Grid

A A B 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 Jumlah grid yang tidak sesuai = 10 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0

Permasalahan Waktu yang dbutuhkan untuk mengenali pola (sesuai jumlah pola yang disimpan) A-Z a-z 0-9 Solution Artificial Intelligence

Persepsi Manusia dan Mesin Kita sering dipengaruhi oleh pengetahuan tentang bagaimana pola dimodelkan dan dikenali secara alami ketika kita membangun algoritma pengenalan pola Penelitian tentang persepsi mesin juga membantu kita mendapatkan pemahaman lebih dalam dan apresiasi untuk sistem pengenalan pola secara alami Sampai saat ini, kita telah mengaplikasikan beberapa teknik yang murni secara numerik dan tidak ada korespondensinya dengan sistem alamiah

Pengenalan Pola Dua Tahap Learning Detection Waktu Learning lebih besar Sulit untuk belajar, tetapi sekali terpelajar sistem akan menjadi natural Dapat menggunakan metode AI : Neural Network Machine Learning

Konsep Dasar Pola y X1 X2. = x. xn Feature vector x ϵ X - Vector dari hasil pengamatan (pengukuran). - x adalah sebuah titik dalam ruang vektor X Hidden state y ϵ Y - Tidak dapat diukur secara langsung. - Pola dengan hidden state yang sama terdapat dalam kelas yang sama Task - Mendesain classifer (decision rule) q : X Y yang menentukan hidden state berdasarkan pengamatan

Contoh Tinggi Lebar x y = A Task: jockey-hooper recognition Himpunan hidden state Y = {H,J} Ruang vektor A = R 2 Linier classifier : H if q(x) J if (w.x) b 0 (w.x) b 0 Training examples : {(x1,y1),..(xn,yn)} y + + + + + y = H + + + + + + + + (w.x)+b = 0 x

Learning Bagaimana mesin dapat belajar aturan (rule) dari data. Supervised learning : User menyediakan label kategori atau value/ bobot untuk masing-masing pola dalam data training. Unsupervised learning : Sistem membentuk cluster atau pengelompokan secara alami dari pola yang dimasukan.

Classification Vs Clustering Classification (Kategori/ Label kelasnya diketahui). Clustering (Kategori/ Label kelompoknya tidak diketahui dan biasanya dinamai dengan kelas pertama, kedua dst).

Siklus Desain Sistem Collect Data Mengumpulkan data training dan data testing Choose Features Disesuaikan dengan domain data. Choose Model Disesuaikan dengan domain data. Training Supervised learning. Unsupervised learning. Evaluate Menghitung kinerja dengan fitur data yang digunakan.

Pattern Recognation Process Input & Sensing : Proses pengambilan data (Acquisition) & pemasukkan data. Pemrosesan data sesuai dengan karakteristik/ fakta yang ada & pengukuran untuk nilai dari variable data. Pre-processing : Menghilangkan noise pada data. Melakukan pemisahan pola-pola yang menarik (pattern of interest) dari data. Segmentation : Proses pemisahan objek satu dengan objek yang lain dalam suatu gambar. Feature extraction : Menemukan representasi baru/ perwakilan/ ciri khas data dari segi fitur. Classification : Menggunakan fitur dan model/ algoritma pembelajaran untuk menetapkan pola pada suatu kelas tertentu. Post-processing : Melakukan evaluasi tingkat keberhasilan dalam keputusan.

Pattern Recognation System Sistem adalah keseluruhan bagian dari pengenalan pola mulai dari Input, Proses dan Output. Teacher/ Human sebagai salah satu sumber basis pengetahuan (knowledge base)

Studi Kasus Klasifikasi Ikan Salmon dan Sea Bass. Permasalahan : Bagaimana memisahkan ikan yang masuk secara otomatis pada permukaan yang berjalan (mesin) sesuai dengan spesiesnya. Asumsikan bahwa kita hanya memiliki dua jenis ikan : Sea bass. Salmon.

Studi Kasus Apa yang bisa menyebabkan masalah selama proses Sensing? Kondisi pencahayaan. Posisi ikan di permukaan yang berjalan (mesin). Noise dari kamera dan hal-hal lainnya. Apa saja langkah-langkah dalam Proses? Mengambil gambar. Memisahkan setiap gambar ikan. Melakukan pengukuran. Membuat keputusan.

Studi Kasus Diagram proses klasifikasi :

Studi Kasus Pre-Processing : Peningkatan kualitas gambar. Memisahkan titik data yang merupakan representasi dari kedua ikan yang hampir saling bersinggungan atau saling overlap. Menemukan garis boundary/batas pemisah kedua ikan. How to separate Sea Bass from Salmon? Menggunakan fitur yang memungkinkan untuk bisa memisahkan : (Panjang ikan, Tingkat kecerahan, Lebar ikan, Jumlah dan Bentuk sirip, Posisi mulut dan fitur lainnya jika masih ada). Asumsi beberapa nelayan mengatakan bahwa "Sea Bass" umumnya lebih panjang daripada "Salmon". Meskipun rata-rata "Sea Bass" lebih panjang dari "Salmon", namun ada banyak contoh di mana ikan yang dilakukan pengamatan menggunakan fitur ini, malah tidak berlaku.

Studi Kasus How to separate Sea Bass from Salmon? Untuk meningkatkan hasil recognition/ pengenalan, kita mungkin harus menggunakan lebih dari satu fitur pada suatu waktu. Fitur tunggal kemungkinan besar tidak akan dapat menghasilkan kinerja terbaik. Kombinasi fitur kemungkinan besar akan menghasilkan kinerja yang lebih baik. Feature Extraction : x x 1 2 x x 1 2 : lightness : width

Studi Kasus Decision Boundary : Model yang lebih kompleks akan menghasilkan boundary/batas pemisah yang lebih kompleks pula. Penggunaan fitur yang berbeda akan menghasilkan boundary/ batas pemisah keputusan yang berbeda pula.

Studi Kasus Isu-Isu terkait dengan Ekstraksi Fitur : Fitur yang berkorelasi besar tidak akan meningkatkan kinerja. Kemungkinan akan ada kesulitan untuk mengekstraksi fitur tertentu. Dibutuhkan komputasi yang cukup mahal untuk mengekstraksi banyak fitur. Adanya fitur yang hilang. Domain pengetahuan yang digunakan.

Diskusi Carilah contoh kasus di dunia nyata yang dapat dijadikan topik pengenalan pola oleh mesin! Tentukan fitur-fiturnya dan kategori (kelas)nya! Jumlah dan Nama fitur Jumlah dan Nama kelas Jumlah dan Contoh datanya Referensi: http://archive.ics.uci.edu/ml/ Most Popular Data (Sebelah Kanan) Satu Kelompok Satu Data dan Tidak Boleh Sama

afif.supianto@ub.ac.id 081 331 834 734 / 088 160 127 40