Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

EFEKTIVITAS TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TLOGOSARI WETAN SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

PENGARUH ENDORPHIN MASSAGE TERHADAP INTENSITAS NYERI KALA I PERSALINAN NORMAL IBU PRIMIPARA DI BPS S DAN B DEMAK TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

BAB I PENDAHULUAN. progresif. Perubahan serviks ini memungkinkan keluarnya janin dan produk

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-50% kematian wanita usia subur

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

HUBUNGAN KEHAMILAN POSTTERM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ABDUL MOELOEK

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HESTI UTAMI DESA GRANTUNG KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari 24 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun bagi janin (Prawirohardjo,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan/ pertolongan dalam waktu kurang dari 24 jam (Maryunani, 2010).

PERBEDAAN SKALA NYERI PADA IBU INPARTU KALA I FASE AKTIF DENGAN MASASE PUNGGUNG DAN TANPA MASASE PUNGGUNG

PENGARUH MOBILISASI DINI TERHADAP PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POST PARTUM SPONTAN DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), Angka Kematian. jiwa setiap tahun (Ayude, 2009). Tingginya AKI di Indonesia yaitu

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu perhatian dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses pergerakan keluar janin, plasenta, dan membran dari

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. terakhir dan kelahiran ( 38 minggu dari pembuahan ). Istilah medis untuk. wanita yang belum pernah hamil dikenal sebagai gravida.

PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KEMAJUAN PERSALINAN KALA 1 FASE AKTIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CUKIR KAB. JOMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA PREEKLAMPSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD ARJAWINANGUN TAHUN 2015

HUBUNGAN UMUR DAN PARITAS DENGAN LAMANYA PELEPASAN PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RUMAH BERSALIN AL-AMIN DONOYUDAN KALIJAMBE SRAGEN

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 6, No. 3 Oktober 2010

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

HUBUNGAN ANTARA KEHAMILAN SEROTINUS DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR DI RSUD INDRAMAYU PERIODE 01 SEPTEMBER-30 NOVEMBER TAHUN 2014

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA ANEMIA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DAN PERDARAHAN POSTPARTUM

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN SENAM NIFAS DENGAN PROSES INVOLUSIO UTERI DI DESA CANDIREJO

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL DENGAN KESEHATAN JANIN TRIMESTER II DI RSIA KUMALA SIWI JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 4, Desember 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

HUBUNGAN ANTARA KEIKUTSERTAAN SENAM HAMIL DENGAN KETEPATAN WAKTU PROSES PERSALINAN KALA II DI KLINIK AS SYIFA SURADADI KABUPATEN TEGAL

HUBUNGAN MOBILISASI DINI DENGAN PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA IBU POSTPARTUM DI BLUD RS H. MOCH ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

2 Nyeri persalinan dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid, hormon ini dapat menyeba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Meningkatkan derajat kesehatan yang adil dan merata seperti

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL DI PUSKESMAS NGAMPILAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

DAFTAR PUSTAKA. Ambarwati, Eni Retna Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta: Mitra Cendikia Offset

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN LAMA KALA I FASE AKTIF CORRELATION OF HUSBAND MENTORING WITH DURATION OF FIRST STAGE ACTIVE PHASE

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN BIDAN DALAM MELAKUKAN ANTENATAL CARE

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

HUBUNGAN PERSALINAN KALA I MEMANJANG DENGAN KESEJAHTERAAN JANIN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENURUNAN TINGGI FUNDUS UTERI PADA POST PARTUM DI RUMAH SAKIT UMUM dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Tentang Persiapan Menghadapi Persalinan Di Puskesmas Kedawung I Kabupaten Sragen

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume IV No.1 Edisi Juni 2011, ISSN: X

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN KECEMASAN PROSES PERSALINAN DI BPM HJ. MARIA OLFAH, SST BANJARMASIN ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA DI RSU PKU MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kehamilan sebagai keadaan fisiologis dapat diikuti proses patologis

PENGARUH TEKNIK BIRTHBALL TERHADAP LAMANYA PERSALINAN KALA I DI BPS HERANOVITA KABUPATEN ACEH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : HUBUNGAN RIWAYAT PERSALINAN PADA IBU MULTIPARA DENGAN

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENDERITA KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK) DI KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT NYERI PERSALINAN KALA I PADA IBU BERSALIN NORMAL PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA DI RB NUR HIKMAH DESA KUWARON GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 11 Durotun Afifah 1, Budi Mulyono, Ninik Pujiati Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang Abstrak Mengetahui perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan. Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dan sampel adalah semua ibu yang bersalin normal sebanyak ibu, terdiri atas 15 ibu primigravida dan 15 ibu multigravida, dengan teknik total sampling. Analisa data menggunakan T- Independent. Nyeri persalinan pada ibu primigravida sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 1 orang (66,7%). Responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang (6,7%) dan nyeri sangat berat sebanyak 1 orang (6,7%). Nyeri persalinan pada ibu multigravida sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang (6%). Responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak 6 orang (4%). Ada perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan (p value =, <,5). Ada perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan. Kata kunci : perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I, primigravida dan multigravida 1. PENDAHULUAN Kematian dan kesakitan pada ibu hamil dan bersalin serta bayi baru lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negaranegara berkembang. Sekitar 5-5% kematian perempuan usia subur disebabkan oleh hal yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan menjadi penyebab utama mortalitas perempuan pada masa puncak produktivitasnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan setiap tahun terjadi 1 juta kehamilan di seluruh dunia. Dari jumlah ini juta perempuan mengalami kesakitan sebagai akibat kehamilan. Sekitar 8 juta mengalami komplikasi yang mengancam jiwa, dan lebih dari 5. meninggal pada tahun 1995. Sebanyak 4. dari jumlah ini hampir 5% terjadi di negara-negara Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia (Prawirohardjo, 8, p.17). 1 Mahasiswa Prodi D III Kebidanan FIKKES UNIMUS http://jurnal.unimus.ac.id Kepala Puskesmas Rowosari Semarang Dosen Kebidanan FIKKES UNIMUS

Angka kematian maternal dan neonatal di Indonesia tahun 7 masih tinggi yaitu 8/1. kelahiran hidup dan,8/1 kelahiran hidup. Salah satu faktor penting dalam upaya penurunan angka kematian tersebut yaitu penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas baik terhadap masyarakat, tetapi sekarang belum dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu pemerintah mencanangkan Making Pregnancy Safer (MPS), yang pada dasarnya menekankan pada penyediaan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal yang cost-effective, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, penanganan komplikasi obstetri dan neonatal, serta pencegahan kehamilan tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus (Departemen Kesehatan RI, 7). Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah tahun 9 berdasarkan laporan dari kabupaten/kota sebesar 117, /1. kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 8 sebesar 114, 4/1. kelahiran hidup. AKI tertinggi adalah di Kabupaten Pemalang sebesar 1,5/1. kelahiran hidup. Sedangkan yang terendah segmen bawah rahim dan kompresi saraf di servik (Bandiyah, 9, p.81). Nyeri persalin an dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti katekolamin dan steroid. Hormon ini dapat menyebabkan terjadinya ketegangan otot polos dan vasokonstriksi pembuluh darah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan kontraksi uterus, penurunan sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia uterus yang adalah di Kota Tegal yaitu sebesar 8,97/1. kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 9). Menurut data WHO, sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran. Angka kematian yang tinggi umumnya disebabkan masih kurangnya pengetahuan tentang sebab dan penanggulangan komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu, kematian ibu bersalin dapat disebabkan karena adanya terlambat, yaitu terlambat mengambil keputusan dalam memberikan pertolongan ibu hamil dan melahirkan, terlambat membawa ke tempat pelayanan kesehatan, dan terlambatnya tenaga medis memberikan pertolongan persalinan (Prawirohardjo, 9; h. 7). Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Secara fisiologis nyeri terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka servik dan mendorong kepala bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan kala I merupakan proses fisiologis yang disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia korpus uteri dan peregangan se membuat impuls nyeri bertambah banyak (Sumarah, 9, p.4). Nyeri persalinan juga dapat menyebabkan timbulnya hiperventilasi sehingga kebutuhan oksigen meningkat, kenaikan tekanan darah, dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Keadaan ini akan merangsang peningkatan katekolamin yang dapat menyebabkan gangguan pada kekuatan kontraksi uterus sehingga terjadi inersia uteri. Apabila nyeri persalinan tidak diatasi akan menyebabkan terjadinya partus lama (Llewllyn, 1, p.7).

Menurut Bobak (, p.5) pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Bagi ibu primigravida belum mempunyai pengalaman melahirkan dibandingkan ibu multigravida. Ibu yang pertama kali melahirkan akan merasa stres atau takut dalam menghadapi persalinan. Ibu multigravida sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan mampu merespon rasa nyeri tersebut. Ibu yang melahirkan dalam keadaan rileks, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis sehingga persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman. Penelitian Marpaung (11) dengan judul Gambaran Kecemasan dan Nyeri Persalinan pada Ibu Primigravida di Klinik Bersalin Sally Medan Tahun 11 menunjukan sebagian besar ibu primigravida mengalami nyeri berat, sebanyak 54% mengalami nyeri sedang, dan sebanyak 46% mengalami nyeri ringan. Penelitian Munawaroh (9) dengan judul Gambaran Nyeri Persalinan Multigravida di BPS Salamah Pekalongan menunjukan ibu multigravida sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 6% sedangkan nyeri berat sebanyak 7%. Berdasarkan data yang diperoleh dari RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan didapatkan bahwa selama periode bulan Januari sampai bulan Maret 11 jumlah persalinan ada 144 ibu bersalin, dengan ibu bersalin primigravida 81 (56,5%) jiwa dan ibu multigravida 6 (4,75%) jiwa. Studi pendahuluan yang peneliti lakukan dengan menggunakan metode wawancara pada bulan April terhadap 1 ibu bersalin yang terdiri dari 5 (5%) ibu primigravida dan 5 (5%) ibu multigravida. Pada ibu primigravida menyatakan tidak tahan dengan nyeri yang dirasakan. Ibu merasakan nyeri dibagian perut, pinggang, punggung, dan menjalar ke tulang belakang. Ibu merasakan sesak nafas saat persalinan dan menghindari berbicara dengan orang lain ketika persalinan. Oleh karena rasa nyeri yang hebat menyebabkan perubahan-perubahan fisiologis pada tubuh ibu seperti tekanan darah menjadi naik, denyut jantung meningkat, laju pernapasan meningkat, kehilangan banyak cairan tubuh, dan kelelahan yang sangat berat. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan.. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian komparasi untuk mencari perbandingan dua sampel atau dua uji coba pada obyek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat nyeri persalinan pada ibu bersalin normal kala I primigravida dan multigravida. Populasi dan sampel penelitian adalah semua ibu yang bersalin normal dengan melihat hari perkiraan lahir (HPL) pada bulan Juli- Agustus 11 di RB Nur Hikmah Desa Gubug Kabupaten Grobogan sebanyak ibu, terdiri atas 15 ibu primigravida dan 15 ibu multigravida dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner untuk mengetahui tingkat nyeri persalinan normal dan paritas pada ibu bersalin.

Kuesioner untuk mengukur tingkat nyeri menggunakan kuesioner McGill sehingga tidak dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Analisis deskriptif (univariat) adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisa variabel yang ada secara deskriptif. Analisa univariat adalah analisa yang dilakukan menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian (Notoadmodjo, 5, p.178). Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan nyeri persalinan normal pada ibu primigravida dan multigravida melalui uji statistik. Uji statistik yang digunakan adalah uji T- Independent. Uji T-Independent digunakan untuk menguji perbedaan pada dua kelompok yang independen (saling bebas).. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Umur Primigravida dan Multigravida Hasil penelitian pada ibu primigravida dan multigravida tentang umur responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan umur pada ibu primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan tahun 11 (n = 15) Variabel Umur Mean SD Min Primigravida 5, 1,95 Multigravid a 4,8,8 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil analisis didapatkan nilai rata-rata umur ibu primigravida adalah 5, dengan nilai standar deviasi (SD) 1,95. Umur terendah adalah dan tertinggi adalah tahun sedangkan nilai rata-rata umur ibu multigravida adalah 4,8 dengan nilai standar deviasi (SD),8. Umur terendah adalah dan tertinggi adalah tahun. Untuk kepentingan deskriptif, umur ibu primigravida dan multigravida dikategorikan menjadi : Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur pada ibu primigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan tahun 11 (n = 15) Kategori Umur Primigravid a Multigravida F % F % -5 9 6 9 6 6-6 4 6 4 Jumlah 15 1 15 1 Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa sebagian besar responden primigravida berusia -5 tahun sebanyak 9 orang (6%) sedangkan multigravida sebagian besar umur ibu multigravida adalah -5 tahun sebanyak 9 orang (6%). Pendidikan Hasil penelitian pada ibu primigravida dan multigravida tentang pendidikan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Max Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan pada ibu primigravida dan multigravida di RB Nur

Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan tahun 11 (n = 15) Pendidikan Pendidikan dasar Pendidikan menengah Pendidikan tinggi Primigravid a Multigravid a F % F % 11 1, 7, 6,7 4 9 6,7 6, 1, Ibu rumah tangga Petani Wiraswasta Swasta PNS F % F % 5 5 1,, 1, 1, 6,7 4 4 6,7 6,7 1,, 1, Jumlah 15 1 15 1 Jumlah 15 1 15 1 Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa sebagian besar pendidikan responden primigravida adalah pendidikan menengah sebanyak 11 orang (7,%) dan sebagian besar pendidikan responden multigravida adalah pendidikan menengah sebanyak 9 orang (6,%). Pekerjaan Hasil penelitian pada ibu primigravida dan multigravida tentang pekerjaan responden dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa sebagian besar pekerjaan ibu primigravida sebagai ibu rumah tangga dan petani sebanyak 5 orang (,%) sedangkan ibu multigravida sebagian besar pekerjaan sebagai ibu rumah tangga dan petani sebanyak 4 orang (6,7%). Nyeri Persalinan Ibu Primigravida dan Multigravida Hasil penelitian pada ibu primigravida dan multigavida diperoleh data nyeri persalinan yang dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan pekerjaan pada ibu primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan tahun 11 Pekerjaan Primgravi da Multigravida

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan nyeri persalinan pada ibu primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan tahun 11 Nyeri Persalina n Tidak nyeri Nyeri ringan Nyeri sedang Nyeri berat Nyeri sangat berat Primgravida Multigravida F % F % 4 1 1 6,7 66,7 6,7 9 6 6 4 berdistribusi normal karena nilai p >,5. Setelah data berdistribusi normal, maka data diuji statistik dengan uji independent t test. Tabel 4.6 Perbedaan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin Normal Primigravida Dan Multigravida Di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 11 Intensitas Nyeri Persalinan Ibu Primigravida Ibu Multigravida N Mean SD p- value 15 15 7,4, 1,5,775, Jumlah 15 1 15 1 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nyeri persalinan pada ibu primigravida sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 1 orang (66,7%). Nyeri persalinan pada ibu multigravida sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang (6%). Perbedaan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin Normal Primigravida Dan Multigravida Di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan. Berdasarkan data penelitian yang berhasil dikumpulkan selanjutnya dilakukan uji normalitas data. Secara statistik untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengan uji Saphiro wilk. Nilai p pada intensitas nyeri ibu primigravida adalah,59 dan nilai p pada ibu multigravida adalah,44. Hasil tersebut berarti data Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa p value =,, hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan (p <,5).. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Umur Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa umur responden pada ibu primigravida rata-rata umur 5,. Hasil penelitian pada ibu multigravida rata-rata berumur 4,8. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sebagian besar umur responden masuk dalam kategori reproduksi sehat. Hal ini dimungkinkan ibu telah siap

menghadapi kehamilan dan mampu merespon nyeri persalinan yang dirasakan. Menurut Notoatmodjo () bahwa umur merupakan salah satu sifat karakteristik yang utama. Umur mempunyai hubungan pengalaman terhadap suatu masalah kesehatan atau penyakit dan pengambilan keputusan. Karakteristik pada ibu hamil berdasarkan umur sangat berpengaruh terhadap nyeri persalinan yang dirasakan, dimana semakin muda umur ibu hamil karena ketidaksiapan ibu dalam menerima sebuah kehamilan, maka akan berisiko terjadi gangguan selama kehamilan misalnya umur yang masih muda sistem reproduksi yang belum matang. Menurut teori Manuaba (), ibu yang berusia -5 tahun secara fisik dan psikologis sudah siap dalam mengahadapi kehamilan. Secara biologis para wanita dianjurkan mengandung di usia muda, tetapi usia ideal untuk mengandung sebaiknya berusia -5 tahun. Kesuburan seorang ibu juga dipengaruhi oleh usia sehingga pasangan berusia lanjut membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat mengandung. Wanita hamil kurang dari tahun dapat merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin karena belum matangnya alat reproduksi untuk hamil. Kurun waktu reproduksi sehat antara -5 tahun. Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar pendidikan ibu primigravida adalah pendidikan menengah sebanyak 11 orang (7,%) dan ibu multigravida adalah pendidikan menengah sebanyak 9 orang (6,%). Tingkat pendidikan ibu akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Ibu yang berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Menurut teori Indrayanto (1), bahwa pendidikan berkaitan erat dengan segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan manusia mulai perkembangan fisik, kesehatan keterampilan, pikiran, perasaan, kemauan, sosial, sampai kepada perkembangan iman. Perkembangan ini mengacu kepada membuat manusia menjadi lebih sempurna, membuat manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Pekerjaan Hasil penelitian menunjukan sebagian besar pekerjaan ibu primgravida adalah sebagai ibu rumah tangga sebanyak 5 orang (,%) dan ibu multigravida sebagian besar pekerjaan sebagai petani sebanyak 4 orang (6,7%). Ibu yang mempunyai pekerjaan yang berlebihan akan mengganggu saat kehamilan. Keletihan fisik maupun mental akan berpengaruh terhadap kehamilan dan proses persalinan ibu. Menurut Wiknjosastro (9, p. 1), pekerjaan adalah kesibukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Seseorang yang mempunyai pekerjaan yang penting dan memerlukan aktifitas akan mengganggu saat kehamilan. Ibu hamil yang bekerja dapat menimbulkan keletihan fisik dan mental sehingga mengakibatkan meningkatnya timbulnya rasa nyeri pada ibu hamil. Nyeri Persalinan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa nyeri persalinan pada ibu primigravida sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 1 orang (66,7%). Responden yang mengalami nyeri sedang sebanyak 4 orang (6,7%) dan nyeri sangat berat sebanyak 1 orang (6,7%). Pada ibu primigravida merasakan melahirkan merupakan nyeri yang menyiksa dan merasa panas menjalar sampai tulang belakang. Pada kala satu persalinan, nyeri timbul akibat pembukaan servik dan kontraksi uterus. Sensasi nyeri menjalar melewati syaraf simposis yang memasuki modula spinalis melalui segmen posterior syaraf spinalis torakalis 1, 11 dan 1. Penyebaran nyeri pada kala satu persalinan adalah nyeri punggung bawah yang dialami ibu disebabkan oleh tekanan kepala janin terhadap tulang belakang, nyeri ini tidak menyeluruh melainkan nyeri disuatu titik. Nyeri persalinan pada ibu multigravida sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang (6%). Ibu multigravida sudah pernah melahirkan sehingga sudah punya pengalaman nyeri saat melahirkan. Ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan mampu merespon rasa nyeri tersebut. Pada kelompok multigravida masih ditemukan ibu yang mengalami nyeri sedang sebanyak 6 orang (4%). Hal ini dimungkinkan ibu telah siap secara psikologis dalam menghadapi proses persalin sehingga ibu lebih percaya diri dan tidak takut dalam menghadapi persalinan. Nyeri persalinan suatu perasaan tidak menyenangkan yang merupakan respon individu yang menyertai dalam proses persalinan oleh karena adanya perubahan fisiologis dari jalan lahir dan rahim. Nyeri persalinan disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia korpus uteri dan peregangan segmen bawah rahim dan kompresi saraf di servik (Bandiyah, 9, p.81). Nyeri yang dirasakan responden bervariasi baik pada ibu primigravida maupun multigravida. Hal ini sesuai teori Hidayat (6, p.145), bahwa nyeri tergantung dari kerja serta saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsangan pada serat saraf besar akan meningkatkan mekanisme aktivitas substansia gelatinosa yang mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medula spinalis melalui serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatinosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri. Perbedaan Tingkat Nyeri Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin Normal Primigravida Dan Multigravida Di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa p value =,, hal ini menunjukan bahwa ada perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan (p <,5). Pengalaman melahirkan sebelumnya juga dapat mempengaruhi respon ibu terhadap nyeri. Ibu primigravida belum mempunyai pengalaman melahirkan dibandingkan ibu multigravida. Ibu yang

pertama kali melahirkan akan merasa stres atau takut dalam menghadapi persalinan. Pada ibu primigravida umumnya merasa cemas dan takut menghadapi persalinan. Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Ibu dalam kondisi inpartu tersebut mengalami stress maka tubuh merangsang tubuh mengeluarkan hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin. Katekolamin ini akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika ibu tidak bisa menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan. Akibatnya tubuh tersebut maka uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke dalam otot otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya adalah rasa nyeri yang tak terelakkan (Bobak,, p.55). Ibu multigravida sudah pernah melahirkan sehingga sudah punya pengalaman nyeri saat melahirkan. Ibu yang sudah mempunyai pengalaman melahirkan akan mampu merespon rasa nyeri tersebut. Ibu yang melahirkan dalam keadaan rileks, semua lapisan otot dalam rahim akan bekerja sama secara harmonis sehingga persalinan akan berjalan lancar, mudah dan nyaman (Bobak,, p.55). Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Purwati (7). Hasil penelitian pada ibu primigravida dalam merespon nyeri menjelang persalinan di RB dan Klinik 4 Jam Pucang Anom Semarang menunjukan intensitas nyeri berat 4%, nyeri sedang 5,%, nyeri ringan 6,7%.. PENUTUP Nyeri persalinan pada ibu primigravida sebagian besar mengalami nyeri berat sebanyak 1 orang (66,7%). Nyeri persalinan pada ibu multigravida sebagian besar mengalami nyeri ringan sebanyak 9 orang (6%). Ada perbedaan tingkat nyeri persalinan kala I pada ibu bersalin normal primigravida dan multigravida di RB Nur Hikmah Desa Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan (p value =, <,5). DAFTAR PUSTAKA 1. Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 7. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo. Arikunto, S. 6. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.. Bandiyah, S. 9. Kehamilan, Persalinan & Gangguan Kehamilan. Yogyakarta : Nuha Medika. 4. Bobak. 5. Buku Ajar Keperawatan Maternitas (Maternity Nursing). Jakarta : EGC. 5. Depkes RI. 7. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Dinkes. 6. Henderson, C. 6. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC. 7. Hidayat, A.A. 9. Metode Penelitian Kebidanan Tehnik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika. 8. Kurnia, Nova. 9. Menghindari Gangguan Saat Melahirkan & Panduan Lengkap Mengurut Bayi. Yogjakarta : Panji Pustaka. 9. Mander, Rosemary.. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.

1. Mochtar, R.. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC. 11. Notoatmodjo, S. 5. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 1. Profil Kesehatan Jawa Tengah. 9. Profil Kesehatan Jawa Tengah : Rakyat Sehat Kualitas Bangsa Meningkat. Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 1. Prawirohardjo, S. 8. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 14. Pastuty, R. 9. Buku Saku Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta : EGC. 15. Saifuddin, B.A. 6. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 16. Smeltzer & Bare. 1. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. 17. Sulistyawati, Ari. 9. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jogjakarta : CV. Andi Offset. 18. Sumarah. 9. Perawatan Ibu Bersalin : Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta : Fitramaya. 19. Suyanto & Salamah. 9. Riset Kebidanan: Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.. Varney, H. 7. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan. Jakata: EGC. 1. Yanti. 1. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.