HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN. Endang Wahyuningsih ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD NEGERI TANGKIL III DI SRAGEN

ISSN Vol 2, Oktober 2012

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA MURID KELAS III SDN 32 BEURAWE BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Gizi merupakan faktor penting untuk mewujudkan manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan pangan pada tingkat nasional, regional, maupun rumah tangga. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDAPATAN KELUARGA DAN POLA ASUH DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI DESA BONGKUDAI KECAMATAN MODAYAG BARAT Rolavensi Djola*

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI KOTA SIBOLGA TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aset sumber daya manusia dimasa depan yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

PERBEDAAN PERKEMBANGAN MOTORIK BAYI USIA 0-6 BULAN ANTARA YANG DIBERI ASI DENGAN YANG DIBERI PASI DI DESA GLAGAH JATINOM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, karena masalah kesehatan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan manusia. (1)

BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 1-3 TAHUN DI PADUKUHAN PUCANGANOM DESA WEDOMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya. Untuk menciptakan sumber daya

Jurnal Respati, Kesehatan, Vol. 2, No. 1, April 2012: 1 5 1

BAB 1. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh. ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu SDM yang

HUBUNGAN USIA PENYAPIHAN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DUKUH PUNDONG SRIHARDONO BANTUL YOGYAKARTA TAHUN INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia masih memerlukan perhatian yang lebih terhadap persoalan

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak seimbang menimbulkan masalah yang sangat sulit sekali

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI DESA KANIGORO, SAPTOSARI, GUNUNG KIDUL

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, maka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas Sumber Daya Manusia. (SDM), karena keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI KURANG PADA BALITA TERHADAP KEJADIAN GIZI KURANG DI DESA PENUSUPAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) DI PUSKESMAS KEDUNG MUNDU KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan jangka panjang nasional (RPJPN) ( ) adalah. mewujudkan bangsa yang berdaya saing, melalui pembangunan sumber

KEJADIAN KEK DAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KALONGAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

KONSELING GIZI IBU HAMIL OLEH TENAGA KESEHATAN (BIDAN, PETUGAS GIZI) TERHADAP KEJADIAN ANEMIA DI PUSKESMAS JOGONALAN I

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kesejahteraan manusia. Gizi seseorang dikatakan baik apabila terdapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 ( )

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang baik. Menciptakan sumber daya

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan gizi yang sering terjadi di seluruh negara di dunia adalah

e-journal Boga, Volume 04, Nomor 09, Edisi Yudisium Periode Maret 2015, hal 71-75

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Anak sekolah yang kekurangan gizi disebabkan oleh kekurangan gizi pada

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

Julita Nainggolan, dr. Remi Zuraida, M.Si Fakultas Kedokteran Universitas Lampung No. Telpon:

Woro Rahmanishati* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS WEDI KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. cukup makan, maka akan terjadi konsekuensi fungsional. Tiga konsekuensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

METODE PENELITIAN 1 N

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Peningkatan sumber daya manusia harus

BAB III METODE PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMENUHAN GIZI PADA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1-6 DI SD MOJOROTO II KOTA KEDIRI

METODE PENELITIAN. n1 = = 35. n2 = = 32. n3 =

Transkripsi:

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS V SDN 01 KADILANGGON WEDI KLATEN Endang Wahyuningsih ABSTRAK Latar Belakang Penelitian, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih yang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan. Masalah kekurangan gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi protein di indosesia pada siswa SD/MI sebesar 30,1%. Asupan gizi seimbang dan cukup sangat mempengarui kecerdasan seseorang. SDN 1 kelas VI Kadilanggon Wedi Klaten dari 10 responden diperoleh 2 anak laki-laki memiliki status gizi baik dan berprestasi belajar baik dan 5 anak perempuan didapatkan hasil 1 anak perempuan status gizi baik dan prestasi belajar baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. Metode penelitian adalah observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten sebanyak 30 responden. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan adalah alat pengukur tinggi badan (microtoise) an alat penimbang berat badan (timbangan). Data di analisis menggunakan uji Kendall tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi responden adalah baik sebanyak 17 responden (56,7%), prestasi belajar responden adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%) dan p value sebesar 0,037 (p < 0,05). Kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. Saran bagi orangtua yaitu memperhatikan status gizi anak dan pendidikan anak dengan meningkatkan status gizi anaknya dengan cara memberi makanan yang bergizi seperti buah, sayur, lauk, susu serta tambahan multivitamin khusus anak. Kata kunci : status gizi, prestasi belajar Pustaka : 19 pustaka (2002 s/d 2012)

48 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ibu memegang peranan penting dalam mendukung upaya mengatasi masalah gizi, terutama pada asupan gizi keluarga, mulai dari penyiapan makanan, pemilihan bahan makanan, sampai menu makanan. Ibu yang memiliki status gizi baik akan melahirkan anak yang bergizi baik. Anak yang bergizi baik menjadi aset dan investasi sumber daya manusia (SDM) bangsa kedepan.karena itu penting ditingkatkan pengetahuan dan perilaku ibu dalam membentuk keluarga sadar gizi (Depkes, 2012). Untuk dapat mengatasi permasalahan gizi di Indonesia perlu dilakukan intervensi, salah satunya skala prioritas melalui investasi di bidang kesehatan, pendidikan dan sosial, khususnya ditujukan pada kelompok risiko tinggi, seperti keluarga miskin.selain itu juga berbagai upaya pemberdayaan masyarakat terus dilakukan termasuk perubahan perilaku masyarakat sadar gizi (Linda, 2012). Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih.masalah gizi kurang pada umumnya disebabkan oleh kemiskinan,kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi, menu seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin gizi.masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan masyarakat tertentu disertai dengan kurangnnya pengetahuan tentang gizi.menu seimbang dan kesehatan (Almatsier, 2012). Selain gizi kurang dan gizi buruk, masih banyak masalah yang terkait dengan gizi yang perlu perhatian lebih, diantaranya yaitu; 1) stunting atau terhambatnya pertumbuhan tubuh. Stunting adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan tinggi badan menurut umur diukur dengan standar deviasi dengan referensi WHO. Data WHO menunjukkan tinggi anak Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan tinggi anak dari negaranegara lain. Berdasarkan hasil Riskesdas 2010, prevalensi anak balita pendek (stunting) 35,6 % atau turun 1,2 % dibandingkan 2007 (36,8 %); 2) kesadaran tentang pentingnya keamanan pangan. Status gizi baik

Endang Wahyuningsih 49 tergantung pada ketersediaan dan keamanan pangan (Dr. Minarto, 2012). Survey Depkes terhadap 600 ribu anak SD di 27 propinsi di Indonesia menunjukkan bahwa anak sekolah yang mengalami gangguan masalah kurang gizi berkisar antara 13,6%- 43,7%. Masalah kekurangan gizi pada usia SD terlihat dengan prevalensi kekurangan energi protein di indosesia pada siswa SD/MI sebesar 30,1%. Besarnya prevalensi gangguan pertumbuhan pada siswa SD/MI di indonesia sebesar 32% di pedesaan dan 18% di wilayah perkotaan (Soekirman, 2000) Salah satu indikator dari status gizi adalah keanekaragaman penting bagi anak sekolah karena energi diperlukan anak untuk menahan rasa lapar saat berada di sekolah, anak membutuhkan untuk aktifitas di sekolah seperti belajar, berolahraga, bermain, waktu ist irahat dan sebagainya (Mochji,2011). Kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk berada pada massa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam kondisi anak harus mendapatkan masukan gizi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup. Status gizi anak sebagai cerminan kecukupan gizi,merupakan salah satu tolok ukur yang penting untuk menilai keadaan pertumbuhan dan status kesehatannnya. Usia antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk dibangku SD. Pada masa ini anak mulai masuk ke dalam dunia baru, anak mulai banyak berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (Mochji, 2011). Pada umur ini anak lebih banyak aktivitasnya, baik di sekolah maupun diluar sekolah,sehingga perlu energi lebih banyak.pertumbuha anak lambat tapi pasti, sesuai dengan banyaknya makanan yang dikomsumsi anak.sebaiknya anak diberikan makanan pagi sebelum ke sekolah, agar anak dapat berkonsentrasi pada pelajaran dengan baik dan berprestasi (Soetjiningsih, 2012). Gizi buruk di usia muda membawa dampak anak mudah menderita salah mental, sukar berkonsentrasi, rendah diri, dan prestasi belajar menjadi rendah. Dari berbagai penelitian terbukti penderita gizi buruk terjadi

50 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59 hambatan terhadap pertumbuhan otak dan tingkat kecerdasan (Mochji, 2011) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13 Desember 2012 di SDN 1 kelas VI Kadilanggon Wedi Klaten yang dilakukan pada 10 anak dengan cara menimbang berat badan anak dan mengukur tinggi badan anak. Hasil disesuaikan dengan hasil rapot. Diperoleh hasil pada 5 anak laki-laki didapatkan hasil 2 anak laki-laki dengan status gizi baik dan berprestasi belajar baik, 1 anak laki-laki status gizi kurang dan prestasi belajar cukup, 2 anak laki-laki status gizi buruk dan prestasi belajar kurang. Sedangkan pada 5 anak perempuan didapatkan hasil 1 anak perempuan status gizi baik dan prestasi belajar baik, 1 anak perempuan status gizi baik dan prestasi belajar cukup, 3 anak perempuan status gizi buruk prestasi belajar kurang. Berdasarkan hasil data diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang Hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode ini dilakukan secara observasional Yaitu Penelitian yang sudah ada, tanpa perlakuan sengaja untuk membangkitkan suatu gejala atau keadaaan, pada penelitian ini hal yang sudah ada yaitu Status gizi Anak SD dengan Prestasi belajar anak SD (Arikunto,2002). Metode pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu metode pengambilan data yang dilakukan waktu bersamaan dengan subyek yang ada. Metode ini bertujuan agar diperoleh data yang lengkap dalam waktu yang relative cepat (Arikunto,2002). B. Definisi Operasional Definisi operasional adalah mendefinisikan variable secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomenal.(hidayat, 2007).

Endang Wahyuningsih 51 No Variabel Definisi operasional 1. Status Gizi keadaan tubuh sebagai hasil penggunaan zat gizi dari makanan yang dikonsumsi yang diketahui melalui pengukurann antoprometri meliputi BB/TB. Parameter dan kategori Lebih : >P97 Baik : P3-P97 Kurang : <P3 Keterangan Ku r ve: P = Persentil P50 = Persentil 50 = Median (Sumber : KMS- AS.2006) Baik sekali : 86-100 Baik : 71-85 Alat ukur Alat Ukur tinggi badan (microtoise) Alat penimbang berat badan (Timbangan KMS-AS Skala penguk uran Ordinal 2. Prestasi belajar Nilai yang dimilliki subyek sebagi wujud keberhasilan belajarnya yang diberikan oleh guru dalam bentuk nilai hasil mid semester. C. Populasi, Sampel peneliti dan Teknik Sampling 1. Populasi Penelitian Populasi adalah keseluruhan subyek yang dijadikan obyek atau sasaran penelitian ( Arikunto, 2006). Populasi pada penelitian ini adalah semua anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten.Jumlah populasi dalam Cukup : 56-70 Kurang : 41-55 Sangat kurang : <40 Sumber : Buku Laporan Pendidikan 2008 Buku rapot Ordinal penelitian ini adalah sebanyak 30 responden. 2. Sampel Sampel adalah sebagian populasi yang dijadikan objek atau sasaran penelitian yang dianggap mewakili populasi (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini sampel yang diambil yaitu semua

52 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59 siswa kelas V SDN 1 kadilanggon Wedi Klaten, sebanyak 30 responden. 3. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara Total Sampling yaitu dengan mengambil seluruh jumlah populasi yang ada (Sugiyono, 2010). D. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu penelitian akan dilakukan pada tanggal 25 sampai 30 April 2013. 2. Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di SDN 01 Kadilanggon Wedi Klaten E. Instrumen dan Metode Pengumpulan Data 1. Instrumen Instrumen peneletian yaitu alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2008). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah a. Alat pengukur tinggi badan (microtoise) Alat pengukur tinggi badan yang sudah dapat berdiri dan mempunyai ketelitian 0,1 cm dan taraf kebenaran 99,9 cm. b. Alat penimbang berat badan (timbangan) Timbangan injak badan hitungannya menggunakan Kg dan mempunyai ketelitian 0,5 Kg. dimana dapat ditarik kesimpulan bahwa taraf kesalahan dalam penimbangan adalah 0,5 Kg dan taraf kebenaran 99,9 Kg. 2. Metode Pengumpulan Data a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono,2008). Pada penelitian ini data primer diperoleh dari : 1) Pengukuran tinggi badan 2) Pengukuran berat badan b. Data sekunder Data sekunder merupakaan data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh dari subyek penelitinya. Data tersebut berupa data dokumentasi atau data laporan yang diperoleh dari hasil nilai mid semester. 1. Analisis Data Analisis Data yang digunakan pada penelitian ini adalah :

Endang Wahyuningsih 53 a. Analisa univariat yaitu untuk Mengetahui distribusi Frekuensi responden. Dengan menggunakan Rumus : P = F/N X 100% Keterangan : P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah Responden b. Analisa Bivariat yaitu untuk mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Analisa Bivariat menggunakan perhitungan Korelasi Kendall Tau, Dengan taraf kesalahan 1% di bagi 2 sehingga menjadi 0,5 %. Korelasi Kendall Tau adalah bekerja dengan data ordinal (Sugiyono,20007). Rumus Kendall Tau : µ : A- B N(N-1) 2 Keterangan : µ : Koefisien Korelasi Kendall Tau A : Jumlah Rangking di Atas B : Jumlah Rangking Bawah N : Jumlah anggota Sampel Dalam penelitian ini menggunakan α 5 % kepercayaan 95%. Apabila nilai P hitung <0,05 maka H 0 ditolak dan HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Univariat a. Status gizi Tabel 4.1 Status Gizi pada Anak SD Kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten No. Status Frekuensi % 1 2 3 gizi Lebih Baik Kurang 0 17 13 0 56,7 43,3 Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.1 di atas diketahui bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 17 responden (56,7%). b. Prestasi belajar Tabel 4.2 Prestasi Belajar Anak SD Kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten No. Kategori Frekuensi % 1 2 3 Baik sekali Baik Cukup 3 20 7 10,0 66,7 23,3 Jumlah 30 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013 H a diterima. Sebaliknya apabila P hitung >0,05 maka H 0 diterima dan H a ditolak.

54 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59 Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 di atas diketahui bahwa sebagian besar prestasi belajar anak adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%). 2. Analisis bivariat Tabel 4.3 Hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten No Status Prestasi belajar Total gizi Baik sekali Baik Cukup p f % f % f % f % 1. Lebih 0 0 0 0 0 0 0 0 0,367 0,037 2. Baik 3. Kurang 3 0 10 0 12 8 40 26,7 2 5 6,7 16,7 17 13 56,7 43,3 Jumlah 3 10,0 20 66,7 7 23,3 30 100 Sumber : Data Primer Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.3 di atas sebagian besar responden memiliki terlihat bahwa sebagian besar status gizi baik sebanyak 17 responden responden memiliki status gizi baik sebanyak 17 responden (56,7%) dan (56,7%). Hal ini dikarenakan adanya faktor yang mempengaruhi status gizi cenderung memiliki prestasi belajar yaitu makanan yang dikonsumsi. baik sebanyak 12 responden (40%). Hasil analisis bivariat diketahui bahwa nilai p = 0,037 berarti p < 0,05 Menurut Soekirman (2000), gangguan gizi disebabkan tidak sesuainya jumlah zat gizi yang diperoleh dari zat sehingga ada hubungan antara status makanan untuk kebutuhan tubuh. gizi dengan prestasi belajar anak SD Masalah gizi buruk akan menyebabkan kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi mudah terjadinya infeksi karena Klaten. Keeratan hubungan penelitian ini adalah sedang yang ditandai dengan adanya daya tahan yang menurun, sebaliknya penyakit infeksi juga sering hasil analisis Kendall Tau sebesar menyebabkan meningkatnya 0,367. B. Bahasan Hasil penelitian mengenai status kebutuhan akan zat gizi. Sedangkan nafsu makan biasanya menurun jika terjadi penyakit infeksi dan dapat gizi responden ditemukan bahwa

Endang Wahyuningsih 55 menyebabkan anak yang gizinya baik akan menderita gangguan gizi. Status gizi sedang pada anak juga dimungkinkan karena pendapatan orangtua. Pada keluarga dengan pendapatan rendah proporsi belanja pangan lebih besar dibandingkan dengan pendapatan tinggi. Asupan gizi sehari-hari dipengaruhi oleh ketersedian bahan pangan dalam keluarga yang cukup. Ketersediaan bahan makanan dalam rumah tangga tergantung dari kemampuan untuk membeli ketersediaan bahan makanan di pasaran dan produksi (Tabor, 2000). Menurut Ikpor (2008), gizi bisa diperoleh dari makanan yang sehat dan seimbang, misalnya susu yang mengandung DHA, AA, Protein, kalsium dan zat besi. Salah satu indikator dari status gizi adalah keanekaragaman penting bagi anak sekolah karena energi diperlukan anak untuk menahan rasa lapar saat berada di sekolah, anak membutuhkan untuk aktifitas di sekolah seperti belajar, berolahraga, bermain, waktu istirahat dan sebagainya (Mochji, 2011). Perolehan hasil penelitian prestasi belajar anak SD kelas V menunjukkan bahwa sebagian besar prestasi belajar anak adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%). Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Menurut sudjana dalam Rivai (2001), prestasi hasil belajar adalah proses penentuan tingkat kecakapan penguasaan belajar seseorang dengan cara membandingkan dengan nilai yang dicapai. Prestasi belajar pada seorang anak dipengaruhi oleh kondisi kesehatan fisik, tingkat kecerdasan dasar seseorang, kemauan, bakat, daya ingat serta lingkungan. Sehingga dengan adanya kondisi kesehatan fisik yang sehat dan segar (FIT), tingginya tingkat kecerdasan dasar, adanya kemauan dan kepemilikan bakat, daya ingat yang baik dan lingkungan yang mendukung sangat mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang Tu u (2004). Prestasi belajar yang baik juga ditunjang oleh adanya status gizi yang baik pada setiap anak. Hasil penelitian ini diperoleh responden dengan status gizi baik memiliki prestasi belajar baik sekali sebanyak 3 responden (10%) sedangkan responden dengan status gizi kurang tidak ada satupun yang

56 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59 memiliki prestasi belajar baik sekali. Didukung dengan hasil analisis bivariat status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan nilai p = 0,037 berarti p < α (0,05). Jadi dalam hal ini hipotesis kerja diterima, yang berarti bahwa semakin baik status gizi maka semakin baik prestasi belajar seorang anak. Hasil ini didukung oleh penelitian Wilma Huwae (2005), dimana dalam penelitiannya diperoleh hasil bahwa ada hubungan antara status gizi dan prestasi belajar pada murid SD yang tinggal di daerah Endemis Malaria Kabupaten Nabire dengan P = 0,029. Penelitian pendukung lain yaitu Budiarti (2007), dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan status GAKY dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar yang tinggal di daerah endemik. Hasil ini menunjukkan bahwa status gizi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi prestasi belajar pada seorang anak. Menurut Ikpor (2008), asupan gizi seimbang dan cukup sangat mempengarui kecerdasan seseorang dalam masa balita. Dignity (2007), juga menjelaskan bahwa seorang anak yang gizinya baik pada masa pertumbuhan 0-5 tahun pada khususnya akan lebih cerdas dibandingkan dengan orrang lain. Kelompok usia sekolah termasuk golongan penduduk berada pada massa pertumbuhan yang cepat dan aktif. Dalam kondisi anak harus mendapatkan masukan gizi dalam kuantitas dan kualitas yang cukup. Status gizi anak sebagai cerminan kecukupan gizi, merupakan salah satu tolok ukur yang penting untuk menilai keadaan pertumbuhan dan status kesehatannnya. Usia antara 6 sampai 12 tahun adalah usia anak yang duduk dibangku SD. Pada masa ini anak mulai masuk ke dalam dunia baru, anak mulai banyak berhubungan dengan orang-orang di luar keluarganya dan berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam kehidupannya (Mochji, 2011). Berdasarkan hasil penelitian dan didukung oleh penelitian lain serta teori yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar anak

Endang Wahyuningsih 57 SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten. Keeratan hubungan penelitian ini adalah sedang yang ditandai dengan hasil analisis Kendall Tau sebesar 0,367. Hal ini dimungkinkan adanya faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar ya it u lingkungan, konsentrasi, keturunan serta orangtua. Pemberian kasih sayang dan perhatian orangtua sangat berpengaruh terhadap perkembangan anaknya, orang pintar selalu menghasilkan keturunan yang pintar-pintar, tergantung dari perubahan dan komposisi genetika dalam kandungan ibu dan janin (Ikpor, 2008). Konsentrasi terhadap bahan yang dipelajari dapat menjamin hasil belajar yang baik. Lingkungan yang baik juga sangat menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak yang mempengaruhi prestasi belajar anak tersebut (Soetjiningsih, 2012). PENUTUP A. Simpulan Penelitian dengan judul Hubungan status gizi dengan prestasi belajar pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Status gizi pada anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten adalah baik sebanyak 17 responden (56,7%). 2. Prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten adalah baik sebanyak 20 responden (66,7%). 3. Ada hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak SD kelas V di SDN 1 Kadilanggon Wedi Klaten yang ditunjukkan dengan nilai p = 0,037 (p < 0,05). B. Saran 1. Bagi SD N 01 Kadilanggon Wedi Klaten Pihak Sekolah Dasar agar memberikan materi pendidikan tentang gizi kepada siswa sehingga siswa l e b i h memperhatikan gizinya misalnya dengan membiasakan diri untuk sarapan pagi. 2. Bagi orangtua Lebih memperhatikan status gizi anak dan pendidikan anak dengan meningkatkan status gizi anaknya dengan cara memberi makanan yang bergizi seperti buah, sayur, lauk, susu serta tambahan multivitamin khusus anak.

58 Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 4, No. 8, Juni 2014, 47-59 3. Bagi peneliti selanjutnya Peneliti selanjutnya agar mengembangkan penelitian dengan meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa sekolah dasar sehingga diperoleh hasil yang bervariatif. DAFTAR PUSTAKA Adrian, M.P.2004. Masalah dan Kesulitan Belajar, Ujung pandang IKIP Almatsier, Sunita. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utara,. 2012. Prinsip Dasar Ilmu Gizi PT Gramedia Pustaka Utara, Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI Rineka Cipta Azwar, S. 2003. Tes Prestasi Belajar, Pustaka Belajar,. 2004. Tes Prestasi Belajar, Pustaka Belajar, Budiarti. 2007. Hubungan Antara Status Gaky Dan Status Anemia dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar yang Tinggal Di Daerah Endemik Gaky, Yogyakarta, Skripsi, Fk-UGM, Yogyakarta Depkes RI. 2012. Pedoman Umum Gizi Seimbang. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat,. 2012. Kecenderungan Masalah Gizi dan Tantangan di Masa Datang. Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Selemba Medika Hidayat A.A.A. 2009. Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Selemba Medika Huawe. Wilma. 2005. Hubungan Status Gizi dan Kadar Hb dengan Prestasi Belajar Murid SD di Daerah Endemis Malaria Kabupaten Nabire FK-UGM Yogyakarta Moehdji, S. 2011. Ilmu Gizi. Papan Sinai, Notoatmodjo, S.2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta,, S.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan Rineka Cipta, Petrus. 2003, Status Gizi. Papan Sinai. Royston, DKK. 2007. Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran.

Endang Wahyuningsih 59 Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Mitra Cendekia. Yogyakarta Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. EGC Suhardjo. 2003. Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi Aksara Suryabrata. 2004. Psikologi Pendidikan. Penerbit Raja. Grafindo Persada.. Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.. Triyani. 2005. Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak SD Kelas V di Sekolah Dasar Negri Citarum 01 02 03 04 Semarang Tahun 2005. Semarang, Skripsi, Semarang. Tu u Tulus, 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. PT Gramedia Widiasarana Indonesia..