BAB I PENDAHULUAN. wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ortodontik berasal dari bahasa Yunani orthos yang berarti normal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan prevalensi nasional untuk masalah gigi dan mulut di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bagi remaja, salah satu hal yang paling penting adalah penampilan fisik.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2012). Perawatan ortodontik mempunyai riwayat yang panjang, anjuran tertulis

BAB 1 PENDAHULUAN. Penampilan fisik mempunyai peranan yang besar dalam interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sosial emosional. Masa remaja dimulai dari kira-kira usia 10 sampai 13 tahun dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penampilan fisik yang baik terutama penampilan gigi-geligi adalah salah

BAB III METODE PENELITIAN. cekat dan cetakan saat pemakaian retainer. 2. Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan Rumus Federer sesuai dengan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA SISWA KELAS II DI SMP NEGERI 2 BITUNG

BAB I PENDAHULUAN. ini sangatlah tinggi. Gaya hidup dan tren mempengaruhi seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan normal (Graber dan Swain, 1985). Edward Angle (sit. Bhalajhi 2004)

ABSTRAK. Kata kunci : IOTN, Dental Health Component, Aesthetic Component, Tingkat Kebutuhan Perawatan Ortodontik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. alat ortodontik cekat telah dilakukan di Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. oklusi sentrik, relasi sentrik dan selama berfungsi (Rahardjo, 2009).

FREKUENSI KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTIK BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED DI SMP NEGERI 1 SALATIGA

TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DAN KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN INDEX OF COMPLEXITY, OUTCOME, AND NEED (ICON) PADA MURID SMA NEGERI 18 MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menumbuhkan kepercayaan diri seseorang. Gigi dengan susunan yang rapi dan

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimulai sejak 1000 tahun sebelum masehi yaitu dengan perawatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan perawatan ortodonsi berdasarkan index of orthodontic treatment need pada siswa usia tahun di SMP Negeri 1 Wori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KEPARAHAN MALOKLUSI DAN KEBERHASILAN PERAWATAN ORTODONTI CEKAT MENGGUNAKAN INDEX OF COMPLEXITY, OUTCOME AND NEED

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi. syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh: Nama : Vanny Anandita Gayatri Aulia

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu jenis maloklusi yang sering dikeluhkan oleh pasien-pasien

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. permukaan oklusal gigi geligi rahang bawah pada saat rahang atas dan rahang

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED DI SMP KATOLIK THEODORUS KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. Oklusi secara sederhana didefinisikan sebagai hubungan gigi-geligi maksila

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA USIA REMAJA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik merupakan suatu kontributor yang sangat berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari berbagai macam penyebab dan salah satunya karena hasil dari suatu. pertumbuhan dan perkembangan yang abnormal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ortodonsia menurut American Association of Orthodontists adalah bagian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PREVALENCE OF RELAPSE AFTER TREATMENT WITH A FIXED ORTHODONTIC APPLIANCE (Evaluation Using the Index of Orthodontic Treatment Need / IOTN)

BAB 2 PROTRUSI DAN OPEN BITE ANTERIOR. 2.1 Definisi Protrusi dan Open Bite Anterior

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maloklusi adalah ketidakteraturan letak gigi geligi sehingga menyimpang dari

BAB 2 MALOKLUSI KLAS III. hubungan lengkung rahang dari model studi. Menurut Angle, oklusi Klas I terjadi

I. PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Ilmu Ortodonti menurut American Association of Orthodontics adalah

PENGARUH PENAMPILAN GIGI ANTERIOR BERDASARKAN AESTHETIC COMPONENT DARI IOTN TERHADAP PSIKOSOSIAL REMAJA PADA SISWA SMAN 10 PADANG

III. RENCANA PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk maloklusi primer yang timbul pada gigi-geligi yang sedang

PERANAN DOKTER GIGI UMUM DI BIDANG ORTODONTI

CROSSBITE ANTERIOR DAN CROSSBITE POSTERIOR

CROSSBITE ANTERIOR. gigi anterior rahang atas yang lebih ke lingual daripada gigi anterior rahang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung maupun tidak langsung pada pasien. 1. indeks kepala dan indeks wajah. Indeks kepala mengklasifikasian bentuk kepala

TINGKAT KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN DENTAL HEALTH COMPONENT PADA SMA N 8 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rasa. Istilah aesthetic berasal dari bahasa Yunani yaitu aisthetike dan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi. Oleh: QUAH PERNG TATT NIM:

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang ideal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan baik secara estetik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik berperan dalam menimbulkan kepercayaan diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai perawatan selesai (Rahardjo, 2009). Hasil perawatan ortodontik

TINGKAT KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTI BERDASARKAN DENTAL HEALTH COMPONENT PADA SISWA SMAN 8 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asupan makanan pada bayi setelah lahir adalah ASI (Roesli, 2005). WHO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perawatan ortodonti merupakan perawatan yang bertujuan untuk

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sampel yang di peroleh sebanyak 24 sampel dari cetakan pada saat lepas bracket. 0 Ideal 2 8,33 2 8,33

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan estetik wajah yang kurang baik (Wong, dkk., 2008). Prevalensi

DETEKSI DINI KETIDAKSEIMBANGAN OTOT OROFASIAL PADA ANAK. Risti Saptarini Primarti * Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak Fakultas Kedokteran Gigi Unpad

BAB 1 PENDAHULUAN. pencegahan, dan perbaikan dari keharmonisan dental dan wajah. 1 Perawatan

BAB I PENDAHULUAN. Terapi ortodontik belakangan ini menjadi populer. 1 Kebutuhan akan perawatan

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. American Association of Orthodontists menyatakan bahwa Ortodonsia

Gambar 1. Anatomi Palatum 12

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. humor. Apapun emosi yang terkandung didalamnya, senyum memiliki peran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi geligi dan struktur yang menyertainya dari suatu lengkung gigi rahang atas

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gigi, mulut, kesehatan umum, fungsi pengunyahan, dan estetik wajah.1 Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perawatan ortodonti Optimal * Hasil terbaik * Waktu singkat * Biaya murah * Biologis, psikologis Penting waktu perawatan

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar, Indonesia

BAB 3 METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK GAMBARAN MALOKLUSI PADA SISWA SISWI SDK 6 BPK PENABUR KELOMPOK USIA TAHUN BERDASARKAN KLASIFIKASI ANGLE DAN KLASIFIKASI PROFFIT-ACKERMAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. empat tipe, yaitu atrisi, abrasi, erosi, dan abfraksi. Keempat tipe tersebut memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN KEPUASAAN PENAMPILAN GIGI GELIGI ANTERIOR DENGAN KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONTIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HASANUDDIN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

J Ked Gigi, Vol. 5, No. 3, Juli 2014 ISSN

Gambaran tingkat keparahan maloklusi dan keberhasilan perawatan menggunakan Index of Complexity, Outcome and Need (ICON) di RSGM-P FKG Unair

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rongga mulut memiliki peran yang penting bagi fungsi

BAB I PENDAHULUAN. beberapa komponen penting, yaitu sendi temporomandibula, otot

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Estetika wajah adalah suatu konsep yang berhubungan dengan kecantikan atau wajah yang menarik dan telah menjadi salah satu hal penting di dalam kehidupan modern. Faktor-faktor estetika wajah sulit untuk dievaluasi dan pada umumnya ditentukan secara subjektif. Salah satu faktor penting yang menentukan estetika wajah adalah posisi gigi yang teratur. 1 Senyum yang estetik pun tergantung pada warna, ukuran, bentuk, dan posisi gigi, posisi bibir atas, visibilitas gigi dan jumlah tampilan gingiva. Semua komponen harus bertindak bersama-sama untuk menciptakan sebuah harmonis dan simetris yang akan menghasilkan efek estetik. 2 Tingkat kepuasan pada penampilan dapat membuat kualitas hidup dan kondisi psikososial lebih baik dengan perawatan gigi yang meningkatkan estetika pada gigi-gigi. 3 Ketidakpuasan terhadap penampilan gigi, warna, keselarasan, dan kondisi secara signifikan terkait dengan keinginan tinggi untuk melakukan perawatan yang dapat meningkatkan estetika gigi-gigi. Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa 56,6% responden melakukan perawatan ortodontik dengan tujuan untuk meningkatkan estetika gigi. 4 Penampilan gigi telah terbukti mempengaruhi penilaian orang lain dari daya tarik wajah seseorang serta karakteristik pribadi. 5 Karakteristik maloklusi pada gigi anterior, seperti overjet yang besar, gigi-gigi berjejal, dan gigi bercelah, dapat 1

2 mempengaruhi interaksi sosial, keadaan psikologis, rasa percaya diri, serta ketidakpuasan akan penampilan. 6,7 Tujuan perawatan ortodontik adalah memperbaiki letak gigi dan rahang yang tidak normal sehingga didapatkan fungsi dan estetika gigi yang baik maupun wajah yang menyenangkan dan dengan hasil ini akan meningkatkan kesehatan psikososial seseorang. 8 Tingkat kepercayaan diri sangat berpengaruh pada penampilan fisik. 9 Masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan dewasa yang pada umunya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun. 10 Penampilan fisik, terutama penampilan wajah merupakan hal yang paling penting bagi remaja. 11 Penampilan fisik, terutama dentofasial muncul sebagai pusat pencarian jati diri mereka. 12 Beberapa remaja lain menjadi rendah diri karena penampilan yang kurang menarik atau kurang sempurnanya fungsi bicara karena maloklusi. 13 Mayoritas permintaan kebutuhan perawatan ortodontik berkaitan dengan keinginan meningkatkan penampilan dan tingkat pergaulan mereka. 9 Beberapa indeks untuk menentukan kebutuhan perawatan ortodontik yang telah dikembangkan, salah satunya adalah Index of Orthodontics Treatment Need (IOTN), merupakan indeks yang cukup sederhana, obyektif dan praktis yang disusun oleh Brook dan Shaw pada tahun 1989. Indeks ini bertujuan untuk menggolongkan maloklusi berdasarkan adanya kelainan susunan gigi dan ketidaksempurnaan estetika secara perorangan. 14

3 Dari uraian di atas mengenai penampilan gigi-gigi anterior dan kebutuhan perawatan ortodontik, peneliti tertarik untuk mengetahui hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada kelompok remaja dengan rentan usia 15 sampai 18 tahun, maka penelitian dilakukan pada siswa Sekolah Menengah Atas X Bandung, dimana sebagian siswa mempunyai tingkat sosial ekonomi menengah ke atas dengan kebutuhan primer yang telah terpenuhi sehingga diharapkan hasil penelitian menjadi pertimbangan untuk memperbaiki keadaan gigi-gigi dan untuk memenuhi kebutuhan estetik yang merupakan kebutuhan sekunder. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka didapatkan identifikasi masalah sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Atas X Bandung? 1.3 Tujuan Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Atas X Bandung.

4 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis maupun ilmiah. 1.4.1 Manfaat Praktis 1. Memberikan gambaran kepuasan penampilan gigi-gigi anterior pada siswa Sekolah Menengah Atas X Bandung. 2. Memberi informasi pada klinisi mengenai kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa SMA X Bandung. 1.4.2 Manfaat Ilmiah 1. Sebagai data awal untuk penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang 2. Menunjang perkembangan ilmu kedokteran gigi khususnya dalam bidang ortodontik. 3. Menunjang dental health education tentang perawatan ortodontik di masyarakat. 4. Menunjang penyuluhan tentang perawatan ortodontik di masyarakat. 1.5 Kerangka Pemikiran Penampilan gigi merupakan faktor penting dalam meningkatkan daya tarik wajah seseorang dan memainkan peranan penting dalam interaksi sosial. Faktorfaktor signifikan yang mempengaruhi penampilan gigi secara keseluruhan adalah warna, bentuk, dan posisi gigi terutama pada gigi anterior. 2 Susunan gigi-gigi anterior yang tidak rapi dapat dengan jelas terlihat saat berinteraksi dengan lawan

5 bicara dan juga mudah disadari keberadaannya karena terdapat pada bagian depan mulut. 15 Kebanyakan seseorang yang mencari perawatan ortodontik mungkin karena lebih peduli terhadap gigi-gigi pada daerah anterior mereka daripada daerah posteriornya. 16 Keinginan untuk melakukan perawatan oleh individu yang tidak puas dengan penampilan gigi-gigi mereka menjadi dasar perawatan ortodontik yang mereka inginkan. Kesadaran pasien terhadap penampilan gigigigi mereka dan kepuasan mereka terhadap hasil perawatan merupakan hal yang penting dalam merencanakan perawatan ortodontik. 17 Maloklusi merupakan oklusi abnormal yang ditandai dengan tidak harmonisnya hubungan antar lengkung di setiap bidang spasial atau anomali abnormal dalam posisi gigi. 18 Penyebab maloklusi yang spesifik sulit dipastikan, karena sebagian besar merupakan interaksi faktor genetik dan lingkungan. Terdapat dua kemungkinan bagaimana peran faktor genetik dalam menyebabkan maloklusi. Pertama, adanya ketidakseimbangan antara ukuran gigi-gigi dan ukuran rahang yang dapat menghasilkan gigi berjejal dan gigi bercelah. Kedua, adanya ketidakseimbangan antara ukuran dan bentuk rahang atas dan bawah. 19 Menurut Bishara, faktor lingkungan yang berperan dalam menimbulkan maloklusi diantaranya kebiasaan buruk, penyakit obstruksi hidung kronik, makanan, fungsi yang terganggu, postur jaringan lunak, karies, penyakit periodontal, gangguan perkembangan, dan trauma. 11 Maloklusi dapat menyebabkan tiga macam masalah untuk pasien, yaitu : 19,12 1. Diskriminasi sosial karena masalah penampilan dan estetika wajah (dentofasial).

6 2. Masalah dengan fungsi oral, termasuk masalah dalam pergerakan rahang (inkoordinasi otot atau rasa nyeri), temporomandibular joint dysfunction (TMD), masalah mastikasi, penelanan, dan berbicara. 3. Risiko lebih tinggi terhadap trauma, penyakit periodontal, dan karies. Besarnya pemahaman masyarakat mengenai pengaruh maloklusi terhadap fisik, sosial, memberi kesadaran mengenai konsekuensi maloklusi terhadap kehidupan seseorang. Selain itu, sejak efek fisik, sosial, dan psikososial merupakan alasan utama mengapa seseorang ingin menjalani perawatan ortodontik. 20 Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa ini merupakan tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik karena pubertas, perubahan kognitif, dan sosial. 21 Body image bagi remaja merupakan suatu hal penting, karena pada masa remaja seseorang banyak mengalami perubahan, baik secara fisik maupun psikis. 22 Body image adalah derajat kepuasan individu terhadap dirinya secara fisik yang mencakup ukuran, bentuk dan penampilan umum. Faktor-faktor yang mempengaruhi body image adalah faktor sosial, faktor psikis dan faktor biologis. 23 Remaja masa kini sering dijumpai mengalami maloklusi tetapi tidak melakukan perawatan, mungkin mereka tidak merasa mangalami maloklusi atau tidak tahu bahwa dirinya membutuhkan perawatan ortodontik. 13 Terdapat beberapa jenis indeks oklusal untuk mengkategorikan maloklusi berdasarkan kebutuhan perawatan yaitu, Handicapping Labio-lingual Deviation

7 Index (HLD), Swedish Medical Board Index (SMBI), Dental Aesthetic Index (DAI), Index of Complexity Outcome and Need (ICON), dan Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). 24 Salah satu indeks yang sering dan mudah digunakan adalah Index of Orthodontic Treatment Need (IOTN). Indeks ini dirancang untuk memenuhi syarat suatu indeks yang ideal dan menentukan kebutuhan perawatan berdasarkan ciri-ciri maloklusi dan juga dari segi estetis. 25 Index of Orthodontic Treatment Need memiliki dua bagian yaitu Aesthetic Component (AC) dan Dental Health Component (DHC). Dental Health Component digunakan untuk menilai beberapa maloklusi dengan menggunakan alat ukur missing teeth, overjet, crossbite, displacement of the teeth, overbite. 26,27 Aesthetic Component dari IOTN dapat mewakili keadaan estetika dental seseorang sebelum dilakukan perawatan ortodontik. 19 Dalam kedokteran gigi, estetika bertujuan untuk menciptakan keindahan dan daya tarik guna untuk meningkatkan harga diri pasien, dan membuatnya merasa puas terhadap bagian penting dari tubuh mereka, sehingga merasa ekspresif serta dihargai secara sosial. 28 Daya pikat wajah dan senyum berhubungan erat satu sama lain. Dalam interaksi sosial perhatian akan dipusatkan pada mulut dan mata dari wajah pembicara, karena mulut merupakan pusat komunikasi pada wajah. Senyum memiliki peranan penting pada ekspresi dan penampilan wajah. Senyum yang estetis dan menyenangkan tergantung pada komponen diantaranya seperti posisi, ukuran, dan warna gigi yang sangat berperan pada daya pikat atau estetika wajah. 29 Penilaian pasien terhadap estetika gigi merupakan hal yang penting, dan

8 upaya harus dilakukan untuk menggambarkan dan memahami persepsi mereka. Pemahaman seperti itu akan memungkinkan pemenuhan kebutuhan perawatan yang lebih baik dari ekspektasi pengobatan. 30 Susunan Gigi-Gigi Anterior yang tidak rapi Maloklusi - Diskriminasi Sosial - Masalah Kesehatan Fungsi Oral - Risiko terhadap Trauma Penampilan dan Estetika Gigi-Gigi Anterior dan Wajah Ketidakpuasaan terhadap Penampilan Gigi-Gigi Anterior dan Wajah Kebutuhan Perawatan Ortodontik Aesthetic Component (IOTN) Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran 1.6 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian, terdapat hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa SMA X.

9 1.7 Metodologi Penelitian Jenis penelitian menggunakan metode observasional analitik untuk mengkaji hubungan kepuasan penampilan gigi-gigi anterior dengan kebutuhan perawatan ortodontik pada siswa Sekolah Menengah Atas X Bandung. Pengambilan data menggunakan kuisioner yang sudah sah dan terpercaya dan pengambilan foto intraoral dengan cheek retractor. 1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas X Bandung. Penelitian dilakukan selama bulan Maret sampai bulan April 2016.