FRAKSINASI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG Rhizophora mucronata DAN UJI DAYA HAMBATNYA TERHADAP BAKTERI Escherichia coli

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB 3 METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Persentase inhibisi = K ( S1 K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia

Noda tidak naik Minyak 35 - Noda tidak naik Minyak 39 - Noda tidak naik Minyak 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

Fraksinasi dan uji aktivitas ekstrak akar Piper sarmentosum Roxb. ex Hunter terhadap jamur Candida albicans

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium

Bab III Metodologi Penelitian

3 Percobaan dan Hasil

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

3 Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah bagian daun tumbuhan suren (Toona sinensis

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus April 2013, bertempat di

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah biji paria (Momordica charantia)

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Desember 2014, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kering, dengan hasil sebagai berikut: Table 2. Hasil Uji Pendahuluan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Penyiapan Bahan Hasil determinasi tumbuhan yang telah dilakukan di UPT Balai

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel dari penelitian ini adalah daun murbei (Morus australis Poir) yang

LEMBAR PENGESAHAN. Jurnal yang berjudul Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Daun Tembelekan. Oleh Darmawati M. Nurung NIM:

PEMISAHAN SALAH SATU ALKALOID DARI BUNGA TAPAK DARA MERAH (VINCA ROSEA LINN) Rosminik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO

HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA ANTRAQUINON PADA FRAKSI KLOROFORM AKAR KAYU MENGKUDU ( Morinda Citrifolia, L) ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

AKTIVITAS ANTIBAKTERI SENYAWA AKTIF DAUN SENGGANI (Melastoma candidum D.Don) TERHADAP Bacillus Licheniformis.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel Akar tumbuhan akar wangi sebanyak 3 kg yang dibeli dari pasar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan pada bulan Maret Juli 2014, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder pada Ekstrak Metanol Tumbuhan Suruhan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Tanaman Uji Serangga Uji Uji Proksimat

ISOLASI DAN KARAKTERISASI GOLONGAN SENYAWA FENOLIK DARI KULIT BATANG TAMPOI (Baccaurea macrocarpa) DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN

III. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL FITOKIMIA DAN UJI ANTIBAKTERI BIJI MANGGA ARUM MANIS (Mangifera indica. Linn)

III. BAHAN DAN METODA

PENDAHULUAN. terdiri atas penyakit bakterial dan mikotik. Contoh penyakit bakterial yaitu

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

HASIL. (%) Kulit Petai 6.36 n-heksana 0,33 ± 0,06 Etil Asetat 0,32 ± 0,03 Etanol 70% 12,13 ± 0,06

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DALAM FRAKSI NON-POLAR DARI TANAMAN PURWOCENG (Pimpinella pruatjan Molk)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebanyak 400 gram sampel halus daun jamblang (Syzygium cumini)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI-2051) PERCOBAAN 3 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK : Ekstraksi dan Isolasi Kafein Dari Daun Teh Serta Uji Alkaloid

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN TUMBUHAN SENGUGU (Clerodendron serratum Spreng)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian ini telah berhasil diisolasi senyawa flavonoid murni dari kayu akar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

I. PENDAHULUAN. lalapan karena memiliki cita rasa yang khas. Daun muda pohpohan memiliki

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KANDUNGAN KIMIA DALAM EKSTRAK n-heksan DARI BUAH TANAMAN KAYU ULES (Helicteres isora L.)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica

: Jamu Flu Tulang. Jamu. Jamu Metampiron. Metampiron ekstraksi. 1-bubuk. Jamu. 2-bubuk. Tabel 1 Hasil Reaksi Warna Dengan pereaksi FeCl3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA KIMIA DARI FRAKSI KAYU SANREGO (Lunasia amara Blanco) SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

BAB IV METODE PENELITIAN. glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dengan metode uji toleransi glukosa.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai September 2016.

PROFIL KROMATOGRAFI SENYAWA AKTIF ANTIOKSIDAN DAN ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN LIBO (Ficus variegata Blume.)

Molekul, Vol. 4. No. 2. November, 2009 : 54-61

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERCOBAAN 04 KROMATOGRAFI KOLOM DAN KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS : ISOLASI KURKUMIN DARI KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN PEMISAHAN ZAT (KI- 2051)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MINYAK ATSIRI DARI SIMPLISIA BASAH DAN SIMPLISIA KERING DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) Tiara Mega Kusuma, Nurul Uswatun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara penghasil tanaman obat yang potensial dengan keanekaragaman hayati yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

6 FRAKSINASI DAN ISOLASI PROTEIN WHEY SUSU KUDA SUMBA

Transkripsi:

Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 30-35 FRAKSINASI EKSTRAK METANOL KULIT BATANG Rhizophora mucronata DAN UJI DAYA HAMBATNYA TERHADAP BAKTERI Escherichia coli Dian Riana Ningsih, Warsinah, dan Suwandri Jurusan Kimia, Program Sarjana MIPA Unsoed Purwokerto ABSTRACT Rhizhophora mucronata is commonly found mangrove plant due to it s wide distribution. The bark of this plant used for traditional medicine as slimming, antidiarrhea, anticonstipation. The chemical compounds of R. mucronata are tannins, alcaloide, flavanoids and saponin. In order to find out the effect of chemical activity of this plant, a research entitled Fractionation Metanol Extracts Bark of R. Mucronata and Inhibiting Capacity Assay against Escherichia coli Bacteria has been carried out. The bark of R. mucronata was extracted by soxhlet with methanol solvent. Than methanol extract was fractionated with developing solvent kloroform : metanol (1:9) and producing five fractions that gave positive result on test for alcaloide compounds. The result of infrared spectroscopy that fraction 1-5 also contains of alcaloide. All fractions from coulomn chromatography tested on E. coli with dilution method which gave result that these fractions inhibit the growth of E. coli. Key words : R. mucronata, fraction, E. coli PENDAHULUAN Indonesia kaya akan sumber daya alam khususnya sumber daya hayati seperti hutan tropis yang meliputi berbagai jenis tumbuhan. Dari 40.000 jenis tumbuhan yang tumbuh di Indonesia, hampir 1.000 jenis diantaranya dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional. Salah satu jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan obat tradisional adalah tumbuhan mangrove. Tumbuhan mangrove merupakan sumber utama bahan kimia senyawa golongan tanin, saponin, terpenoid, steroid, dan alkaloid dengan berbagai aktivitas antara lain anti mikroba, anti fungi, anti virus, anti tumor dan anti leukimia (Soetarno, 1997). R. mucronata adalah tumbuhan mangrove yang kulit batangnya banyak digunakan untuk obat tradisional diantaranya sebagai obat pelangsing, anti diare dan anti muntah (Departemen Kehutanan, 1997). Penelitian yang dilakukan Warsinah et al., (2002), menyimpulkan bahwa ekstrak kasar metanol kulit batang R. mucronata mengandung senyawa golongan alkaloid yang terdeteksi dengan pereaksi Dragendrof. Ekstrak kasar metanol kulit batang ini diperkirakan mengandung golongan senyawa tertentu yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. E. coli merupakan bakteri koliform yang bersifat patogen. Kehadiran bakteri tersebut di dalam contoh air menunjukkan adanya pencemaran yang berasal dari kotoran manusia atau hewan. Infeksi E. coli dapat mengakibatkan terjadinya diare, sebab bakteri tersebut mempunyai kemampuan untuk menghasilkan eksotoksin. E. coli sebagai penyebab diare perlu dihambat pertumbuhannya. Langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menghambat pertumbuhan E. coli yaitu dengan menggunakan obat sintetik, misal sulfonamid, ampicillin, chloraphenicol, tetracyclin dan polymixin 30

Fraksinasi Ekstrak Metanol (Dian Riana Ningsih, dkk) (Karsinah, 1994). Penggunaan obat tersebut dapat menimbulkan sifat resistensi dari E. coli, sehingga untuk mengatasi masalah tersebut perlu dicari cara lain yang lebih aman. Cara lain yang dapat digunakan untuk menghambat pertumbuhan E. coli yaitu dengan menggunakan bahan alami. Hal ini karena lebih aman penggunaanya dibandingkan dengan obat-obatan sintetik. Salah satu bahan alami yang digunakan adalah R. mucronata. Menurut Soetarno (1997), R. mucronata mengandung senyawa-senyawa kimia yang mempunyai sifat anti bakteri. Fraksinasi dan isolasi lebih lanjut terhadap senyawa dalam ekstrak kasar metanol tersebut dilakukan untuk memperoleh senyawa polar yang lebih murni sehingga dapat memperjelas pengaruhnya pada uji bioessay yang dilakukan. Fraksinasi ekstrak kasar metanol kulit batang R. mucronata menggunakan kromatografi kolom, yang merupakan suatu metode pemisahan terbaik untuk memisahkan campuran dalam jumlah banyak (Sastrohamidjojo, 1985). METODE PENELITIAN Bahan Tanaman bakau (R mucronata), petroleum eter, etil asetat, metanol, khloroform, n-heksan, silika gel, alumina, kertas saring, pereaksi Dragendorf, glasswool, medium nutrien NA, HCl 0,1, NaOH, medium NB. Peralatan Alat-alat gelas, soxhlet, timbangan, alat kromatografi lapis tipis, chamber, tabung kolom, lampu UV panjang gelombang 254 nm dan 366 nm, evaporator, cawan petri, Drugalsky, lampu bunsen, autoklaf. Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan empat tahap : 1. Penyediaan sampel dan ekstraksi dengan metode soxhletasi 2. Penentuan eluen menggunakan Kromatografi Lapis Tipis 3. Fraksinasi menggunakan kromatografi kolom dan pengelompokan fraksi 4. Uji bioessay Kulit batang R. mucronata dikeringkan dan dibuat serbuk. Masingmasing diekstraksi dengan pelarut petroleum eter, etil asetat, dan metanol dengan alat soxhlet berturut-turut secara terpisah selama 7 jam. Penentuan eluen yang digunakan dalam kromatografi kolom dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis terhadap ekstrak metanol. Eluen yang memberikan pemisahan terbaik yang digunakan untuk fraksinasi dengan kromatografi kolom. Hasil pemisahan dengan kromatografi kolom diuji secara kualitatif dengan perekasi Dragendorf dan diidentifikasi dengan spektroskopi IR. Masing-masing fraksi diuji daya hambatnya terhadap bakteri E. coli dengan metode dilusi. HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi Kulit Batang R. mucronata Ekstraksi kulit batang R. mucronata dilakukan secara berurutan dengan menggunakan pelarut petroleum eter, etil asetat dan metanol. Ekstraksi dengan pelarut metanol menghasilkan ekstrak kasar sebanyak 4,981 gram dari 16,972 gram sampel. Berat ekstrak kasar metanol yang diperoleh dari ekstraksi hanya 29,35 % (b/b) dari berat sampel yang diekstraksi. Senyawa-senyawa yang terdapat dalam ekstrak metanol merupakan senyawa-senyawa polar karena metanol merupakan pelarut organik yang bersifat polar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Dharmawan, et al., (1999) bahwa senyawa akan mudah larut dalam pelarut yang sama polaritasnya. Penetuan Eluen dengan Metode KLT Penentuan eluen yang digunakan dalam kromatografi kolom dilakukan dengan cara kromatografi lapis tipis terhadap ekstrak metanol. Eluen dapat 31

Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 30-35 berupa pelarut murni dan campuran dari dua atau lebih pelarut murni dengan perbandingan yang bervariasi. Campuran yang paling sederhana maksimal terdiri dari tiga komponen pelarut (Stahl, 1985). Ekstrak metanol dicoba dengan eluen yang berbeda-beda. Hasil KLT dari berbagai eluen yang diperoleh seperti pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil kromatografi lapis tipis ekstrak metanol kulit batang R. mucronata Eluen Warna pada UV JumLa h noda 254 nm 366 nm Ket A - Gelap - Tidak terelusi B - Gelap - Tidak terelusi C D E Noda coklat Latar belakang kuning Noda coklat Latar belakang kuning Noda coklat Latar belakang kuning Gelap - Terelusi,tidak terpisah Gelap 1 Terelusi, terpisah Gelap - Terelusi, tidak terpisah Keterangan: A. kloroform : etanol (9 : 1) B. kloroform : metanol (1:9) C. n Heksan : kloroform ( 9: 1) D. kloroform : metanol (3:7) E. etil asetat : etanol (9 : 1) Dari Tabel 1 diketahui bahwa eluen kloroform : metanol (1 : 9) dapat memberikan pemisahan terbaik dengan satu spot. Sedangkan eluen yang lain tidak memberikan pemisahan yang baik. Hal ini mungkin disebabkan karena eluen-eluen tersebut memiliki polaritas yang lebih rendah dari ekstrak metanol atau mungkin juga karena perbandingan pelarut-pelarut penyusun eluen tersebut kurang tepat. Eluen yang memberikan pemisahan terbaik yaitu kloroform : metanol (1 : 9) ini, selanjutnya digunakan sebagai eluen dalam fraksinasi dengan kromatografi kolom. Fraksinasi dengan Kromatografi Kolom dan Uji Kualitatif dengan Pereaksi Dragendrof Eluen yang memberikan pemisahan terbaik yaitu kloroform : metanol (1 : 9) ini, selanjutnya digunakan sebagai eluen dalam fraksinasi dengan kromatografi kolom. Teknik kromatografi kolom menggunakan kolom kaca yang diisi dengan adsorben dan kepadatannya diseragamkan. Perbandingan sampel ekstrak dengan alumina yang dimasukkan dalam kolom adalah 1 : 30. Kolom dielusi dengan eluen kloroform : metanol (1 : 9). Fraksi yang diperoleh ditampung dalam vlakon, tiap-tiap vlakon berisi 2 ml eluat. Fraksi-fraksi dengan penampakan visual yang sama digabung menjadi satu sehingga diperoleh lima fraksi. Pengelompokan fraksi selanjutnya dilakukan dengan menggunakan pereaksi warna Dragendrof. Pereaksi tersebut digunakan untuk dasar pengelompokan fraksi secara uji kualitatif yang menunjukkan adanya golongan senyawa tertentu. Hasil pengelompokan fraksi hasil kromatografi kolom dan uji kualitatif ditampilkan dalam tabel berikut ini: Hasil uji pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kelima fraksi tersebut positif mengandung senyawa golongan alkaloid karena menghasilkan warna orange. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cannel (1998) bahwa hasil positif adanya alkaloid menggunakan pereaksi Dragendrof ditunjukkan dengan munculnya warna orange. Pereaksi Dragendrof mengandung K(BiI 4 ) yang umumnya dengan basa N pada alkaloid memunculkan warna orange. 32

Fraksinasi Ekstrak Metanol (Dian Riana Ningsih, dkk) Tabel 2. Hasil fraksinasi ekstrak metanol kulit batang R. mucronata serta uji kualitatif alkaloid dengan pereaksi Dragendrof Fraksi Rf x 100 Sinar UV (nm) 254 366 Dragendroff F1 70 Noda coklat Gelap Orange F2 75 Noda coklat Gelap Orange F3 78 Noda coklat Gelap Orange F4 81 Noda coklat Gelap Orange F5 84 Noda coklat Gelap Orange Identifikasi dengan Spektroskopi Infra Merah (IR) Fraksi-fraksi yang diperoleh kemudian diidentifikasi dengan spektroskopi IR untuk mengetahui gugusgugus apa yang terdapat pada fraksifraksi tersebut. Hasil analisis spektra IR fraksi 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan metode pelet KBr, menunjukkan adanya beberapa gugus. Lebih jelasnya hasil spektra IR dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Absorpsi infra merah gugus-gugus fungsi pada fraksi 1-5 Fraksi F1 F2 F3 Bilangan Gelombang (cm -1 ) Literatur (Silverstain et al., 1986) Intensitas Gugus 3441 3200-3500 lebar O-H (regangan) 2923-2848 3000-2800 tajam C-H (regangan) 1648-1560 1560-1640 tajam N-H (tekuk) 1407 1400-1500 sedang C-H (tekuk) 1119-1055 1020-1250 lemah C-N,C-O,C-C (regangan) 3417 3200-3500 lebar O-H (regangan) 2925-2848 3000-2800 tajam C-H (regangan) 1637-1560 1560-1640 sedang N-H (tekuk) 1401 1400-1500 sedang C-H (tekuk) 1108 1020-1250 sedang C-N,C-O,C-C (regangan) 3439 3200-3500 lebar O-H (regangan) 2919-2848 3000-2800 sedang C-H (regangan) 1637-1560 1560-1640 tajam N-H (tekuk) 1407 1400-1500 tajam C-H (tekuk) 1119-1043 1020-1250 lemah C-N,C-O,C-C (regangan) F4 3445 3200-3500 lebar O-H (regangan) 2922-2848 3000-2800 tajam C-H (regangan) 33

Molekul, Vol. 1. No. 1. Nopember, 2006 : 30-35 F5 1560 1560-1640 sedang N-H (tekuk) 1401 1400-1500 sedang C-H (tekuk) 1037 1020-1250 lemah C-N,C-O,C-C (regangan) 3426 3200-3500 lebar O-H (regangan) 2922-2848 3000-2800 tajam C-H (regangan) 1637-1560 1560-1640 sedang N-H (tekuk) 1401 1400-1500 tajam C-H (tekuk) 1043 1020-1250 sedang C-N,C-O,C-C (regangan) Dari Tabel 3 diketahui bahwa fraksi 1, 2, 3, 4 dan 5 mengandung gugus-gugus yang sama hanya berbeda bilangan gelombang dan intensitasnya, hal ini menunjukkan bahwa fraksi-fraksi tersebut merupakan senyawa yang berbeda tetapi memiliki gugus-gugus yang sama. Berdasarkan gugus-gugus yang ditunjukkan spektra IR bahwa fraksi 1-5 mengandung senyawa golongan alkaloid. Uji Daya Hambat Fraksi Ekstrak Metanol Kulit Batang R. mucronata terhadap Bakteri E. coli Masing-masing fraksi kemudian diujikan terhadap bakteri E. coli, adapun hasil penghambatan fraksi ekstrak metanol R. mucronata terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Uji daya hambat masing-masing fraksi Fraksi JumLah koloni ( 10-7 ) Rata-rata Ulangan 1 2 F1 29 18 23 F2 41 36 38 F3 101 71 86 F4 30 4 17 F5 48 75 61 Kontrol 256 211 233 Dari tabel di atas menunjukkan bahwa masing-masing fraksi memberikan penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri E. coli. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah koloni dari bakteri E. coli yang cenderung turun setelah diberi perlakuan fraksi ekstrak metanol kulit batang R. mucronata. Mekanisme penghambatan terhadap bakteri E. coli di duga disebabkan oleh aktivitas alkaloid. Efek anti bakteri senyawa golongan alkaloid dimungkinkan mempunyai kesamaan dengan senyawa obat sulfonamida yaitu menghambat sintesis asam folat. Hal ini didasarkan pada kesamaan kerangka dasar yang dimiliki oleh alkaloid dengan sulfonamida yaitu kerangka polisiklik termasuk cincin heterosiklik nitrogen (Achmad, 1986). Alkaloid maupun sulfonamida mempunyai analog struktural dengan PABA (asam p-aminobenzoat) sebagai zat yang digunakan untuk membentuk asam folat yang digunakan untuk sintesis purin dan asam asam nukleat. Mikroba patogen dalam sintesis asam folat memerlukan PABA yaitu suatu vitamin B untuk melengkapi pembentukan asam folat dan vitamin ini sangat penting untuk pertumbuhannya (Setiabudy & Gan, 1995). Ketika alkaloid masuk ke dalam sel bakteri maka akan berkompetisi dengan PABA dalam menempati sisi aktif enzim yang berperan dalam sintesis asam folat yaitu hidropteroat sintetase (Prescott et al., 1999). Kombinasi tersebut mencegah sintesis asam folat. 34

Fraksinasi Ekstrak Metanol (Dian Riana Ningsih, dkk) Hal ini sangat merugikan bakteri karena dapat menghambat sintesis purin dan asam-asam nukleat, akibatnya bakteri tidak dapat bereplikasi dan akhirnya mengarah pada kematian sel. KESIMPULAN Hasil Penelitian ini dapat disimpulkan : 1. Fraksinasi ekstrak kasar metanol kulit batang R. mucronata dihasilkan fraksi-fraksi yang mengandung senyawa golongan alkaloid. 2. Fraksi 1, 2, 3, 4 dan 5 mampu menghambat pertumbuhan bakteri E. coli. DAFTAR PUSTAKA Achmad, 1986, Kimia Organik Bahan Alam, Penerbit Karunka, Jakarta. Cannel, R. J. R., 1998, Natural Product Isolation, Human Press, New Jersey. Dharmawan, N., Purnama Darmaji, Eni Harmayani, 1999, Kemampuan Ekstrak Fraksi-Fraksi Buah Pace (Morinda citrifolia) sebagai Antibakteri, Prosiding Seminar Nasional Pangan, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi UGM, Yogyakarta. Sastrohamidjojo,H., 1985, Kromatografi, Liberty, Yogyakarta. Setiabudy. R. & V. H. S. Gan., 1995, Farmakologi dan Terapi Antimikroba, Basian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Soetarno, S., 1997, Potensi dan Manfaat Tumbuhan Mangrove sebagai Sumber Bahan Bioaktif, Acta Pharmaceutica Indonesia, Vol XXII. Stahl, E., 1985, Analisa Obat secara Kromatografi dan Mikroskopi, ITB, Bandung. Warsinah, S. N., Nurhandayani, S. S. Susilowati, 2002, Penjaringan dan Isolasi Alkaloid pada Tumbuhan Bakau R. mucronata sebagai Obat Anti Inflamasi dan anti Demam, Laporan Proyek Due Batch II UNSOED, Purwokerto. Departemen Kehutanan, 1997, Strategi Nasional Pengelolaan Mangrove di Indonesia, Jilid 1. Karsinah, 1994, Bakteri Gram Negatif. Dalam Dr. H. Sujudi (penyunting), Mikrobiologi Kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta. Prescott, L. M., Harley, J. P., Klein, D. A., 1999, Microbiology, 4 th Edition, McGraw Hill Company, Inc, USA. 35