2. SEJARAH INVESTASI. Page9 POKOK POKOK HUKUM INVESTASI INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
4. SEJARAH PENANAMAN MODAL DAN PENYUSUNAN UU INVESTASI DI INDONESIA.

Kuliah 4: A. Penanaman Langsung Modal Luar Negeri (Foreign Direct Investment)

pokok-pokok pemahaman penanaman modal langsung serta lingkup hukum investasi di Indonesia

Revolusi Industri: Latar Belakang, Proses Revolusi, & Dampaknya

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

FOREIGN DIRECT DIRECT INVESTMENT

Universitas Sumatera Utara

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

ANDRI HELMI M, SE., MM. SISTEM EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan penderitaan bagi masyarakat Korea. Jepang melakukan eksploitasi

BAB II GAMBARAN UMUM

3. Sisi Pandang Kegiatan Investasi Antara Negara Maju Sebagai Investor, dan Negara Berkembang Sebagai Host Country

MASALAH INTERNASIONAL DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

KISI-KISI SEJARAH KELAS XI IPS

SEJARAH PERDAGANGAN INTERNASIONAL. A. Sejarah perdagangan internasional

Bagian Pertama: PENDEKATAN EKONOMI POLITIK INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kebangkitan kembali sektor manufaktur, seperti terlihat dari kinerja ekspor maupun

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

Bab V. Kesimpulan. dalam mengelola industri gula di Mangkunegaran khususnya, dan di Jawa

BAB V KESIMPULAN. masyarakat internasional yaitu isu ekonomi perdagangan. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 20 lalu terjadi perubahan besar-besaran dalam bidang sosial, politik, dan

Hubungan Buruh, Modal, dan Negara By: Dini Aprilia, Eko Galih, Istiarni

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh yang cukup besar. Di dalam aspek ekonomi, ada banyak

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup, baik pada komunitas negara berkembang terlebih lagi pada

BAB V KESIMPULAN. para pemimpin yang mampu membawa China hingga masa dimana sektor

BAB VI PENUTUP. pembuatan kebijakan serta pengaplikasiannya dari awal hingga akhir masa

Pendekatan Historis Struktural

Pengaruh Globalisasi Ekonomi Terhadap Perkembangan Ekonomi Indonesia

PERDAGANGAN INTERNASIONAL DAN INVESTASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING

BAB V PENUTUP. Strategi adalah suatu cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan

Perekonomian Indonesia

BAB V KESIMPULAN. A. Kesimpulan. jasa, finansial dan faktor produksi di seluruh dunia. Globalisasi ekonomi dipandang

Membuka Tabir Rahasia Kolonialisme dan Imperialisme: Mengenang Lagi Bung Hatta

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali diujicobakan di kedua daerah tersebut adalah species Ficus elastica atau

PEMETAAN STANDAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terbentang luas, terdiri dari pulau-pulau yang besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. membuat perubahan dalam segala hal, khususnya dalam hal perdagangan. Era

1 BAB V: PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

KETERGANTUNGAN DAN KETERBELAKANGAN. Slamet Widodo

BAB I PENDAHULUAN. boleh dikatakan stabil selama lebih kurang tiga puluh tahun tiba-tiba harus. langsung berdampak pada perekonomian dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAHAN KULIAH 10 SOSIOLOGI PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Karena pada dasarnya, investasi merupakan satu pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2020 mendatang, di mana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan persyaratan yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN. wilayahnya yang sebelumnya berbasis agraris menjadi Industri. Masuknya Industri

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan sumber daya lainnya. Berdasarkan Pasal 1 angka 3 Peraturan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1994 TENTANG PEMILIKAN SAHAM DALAM PERUSAHAAN YANG DIDIRIKAN DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING

Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

JURUS-JURUS KAPITALISME MENGUASAI DUNIA

SISTEM EKONOMI INDONESIA

2015 ANALISIS TATA LETAK DI STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UNTUK UMUM PERTAMINA CABANG

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

Tanggapan Anda dengan pernyataan Rektor UGM yang menyebut persen aset

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran, kesehatan, keamanan termasuk juga kecelakaan kerja. Untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. (pembelian barang-barang modal) meliputi penambahan stok modal atau barang

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

NEGARA MAJU DAN NEGARA BERKEMBANG

Bab 5 Bisnis Global 10/2/2017 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Hindia

E-BISNIS INTERIM MANAGEMENT REPORT ( SAP ) Disusun oleh : Bil Muammar ( ) JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sebuah Pendekatan dalam Mempelajari Pembangunan di Negara Berkembang. By Dewi Triwahyuni

I. PENDAHULUAN. zaman penjajahan) yang sebenarnya merupakan sistem perkebunan Eropa.

Tugas Kajian Keislaman dan Keindonesiaan OPINI TERHADAP SISTEM EKONOMI PASAR Diena Qonita

Bab 5 Bisnis Global P E R T E M U A N 5

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH KELAS XI IPS 2011

Daya Saing Global Indonesia versi World Economic Forum (WEF) 1. Tulus Tambunan Kadin Indonesia

SISTEM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN. Awal penyebaran agama Kristen yang dilakukan oleh Xavier di Jepang tidak

BAB I PENDAHULUAN. II, di era 1950-an ialah Perdana Menteri Yoshida Shigeru. Ia dikenal karena

KEDUDUKAN BILATERAL INVESTMENT TREATIES (BITs) DALAM PERKEMBANGAN HUKUM INVESTASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas dunia merupakan dua hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem kekuasaan yang diterapkan di Indonesia sebelum adanya pengaruh

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW

BAB 5 KESIMPULAN. Dampak krisis..., Adjie Aditya Purwaka, FISIP UI, Universitas Indonesia

Copyright Rani Rumita

MUSLIKAH SUCIATI B

Nama:bayu prasetyo pambudi Nim: Analisis negara maju negara berkembang

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BARANG KONSUMSI

BAB II DESKRIPSI (OBYEK PENELITIAN) Pada sekitar tahun 1920-an industri modern di Indonesia hampir

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

Transkripsi:

Page9 2. SEJARAH INVESTASI Dengan uraian berikut ini diharapkan akan dipahami sejarah terjadinya investasi di berbagai negara, serta motivasi dilakukannya investasi baik oleh negara maupun swasta. Kemudian kegiatan investasi terbutkti dapat membangkitkan perekonomian suatu negara, serta dilain para investor yang sukses kemudian menembangkan diri menjadi perusahaan multi nasional, yang di sisi lain dapat membantu negara berkembang untuk memejaukan perekonomiannya, dilain pihak dapart menjadi ancaman berupa ketergantungan negara tersebut kepada investor. Kegiatan investasi bermula dari tuntutan perkembangan perekonomian atas terjadinya revolusi industri di Eropa pada periode th.1970, investasi tersebut dilakukan oleh modal swasta, yang seiring dengan kemajuan tehnologi serta kebutuhan bahan mentah yang meningkat, mereka berlomba mencari daerah koloni / jajahan di seputar Asia dan Afrika yang di ikuti oleh kegiatan investasi ke daerah daerah tersebut pula. Kegiatan tersebut terhenti, dan perekonomian Eropa hampir ambruk ketika meletus perang dunia II, karena negara negara di Eropa menderita kerusakan bangunan bangunan industri dan pabrik, serta fasilitas umum dan fasilitas usaha yang cukup parah, sehingga diperlukan investor asing untuk memulihkan kondisi tersebut. Amerika adalah negara investor asing yang mampu membangkitkan perekonomian Eropa. Jepang kalah perang setelah bom atoom di Hirosima & Nagasaki melumpuhkan Jepang ; kemudian investor Amerika juga masuk ke Jepang, dan perekonomian Jepang pulih kembali. Setelah kebangkitan kembali perekonomian Eropa, dan Jepang tersebut maka bukan saja Amerika akan tetapi Eropa dan Jepang mulai memiliki investor-investor swasta yang besar, dan kegiatan para investor tersebut menumbuhkan perusahaan transnasional atau Multi National Corporation. Selanjutnya perkembangan perdagangan internasional menuju ke prinsip pasar bebas; mulai saat itu investasi yang dilakukan oleh negara negara maju ke negara-berkembang terus meningkat dengan diperkenalkannya Agreement on Trade Related Investment Measures (TRIMS) dalam GATT Gouvernment Asocciassion on Trade and Tariff Uruguay 1994.

Page10 2.1. Investasi Sebelum Perang Dunia ke II Pada periode th.1760 di Eropa dikenal adanya istilah Revolusi Industri, karena pada saat itu merupakan periode maraknya penemuan dan berkembang tehnologi pembuatan mesin-mesin penggerak, yang sekaligus dapat diterapkan dalam pembuatan pabrik maupun angkutan umum. Revolusi Industri tersebut bermula dari Inggris, kemudian menyebar ke daratan Eropa, sampai kemudian pada tahun 1860 merambah sampai ke Amerika. 2.1.1 Investasi oleh Pemerintah dan Tuan tanah di Eropa sebelum Revolusi Industri. Pada masa sebelum tahun 1760 perekonomian berjalan sangat lamban, hal tersebut disebabkan karena : - Perokomian negara diatur sepenuhnya dan secara amat ketat oleh pemerintah. - Pekerja / buruh, baik dibidang pertanian maupun industri dikuasai sepenuhnya oleh para tuan tanah / Land Lord yang memiliki kekayaan serta sarana usaha, para buruh hanya diberi upah / berpenghasilan kecil yang menyebabkan keadaan sosialnya sangat memprihatinkan. - Tehnologi industri belum memadai. 2.1.2. Investasi Swasta di Eropa sebagai akibat dari Revolusi Industri Dengan adanya penemuan penemuan baru di bidang industri pada peiode 1760 tersebut, semakin banyak diperlukan dana masyarakat, dengan demikian pihak swasta diperkenankan oleh pemerintah untuk ikut serta dalam kegiatan perekonomian negara, dan pada saat itulah penanaman modal atau investasi oleh pihak swasta di bidang Industri mulai dilaksanakan. Mereka menanam modalnya kepada penemuan / tehnologi baru tersebut misalnya mesin-mesin tenun / textile, mesin mesin penggerak untuk angkutan ( kereta api, mobil ) mesin pembuat makanan kaleng, sepatu dan berbagai jenis keperluan lainnya yang mampu menghasilkan barang barang yang diperlukan oleh masyarkat ; yang semula dikerjakan dengan tangan sekarang

Page11 dapat diproduksi secara cepat serta akurat dan dalam jumlah banyak. Kondisi tersebut berlanjut, dan kemudian melahirkan industri- industri raksasa. Sebagai akibat dari kemajuan sektor industri yang sedemikian pesat mengakibatkan hal-hal sebagai berikut : Meningkatnya kebutuhan tenaga kerja sampai kepada pergerakan buruh/ sosial - Sebagai konsekwensi dari kemampuan mesin pabrik yang dapat memprosuksi barang secara terus menerus, dan apabila berhenti akan mengurangi produktivitasnya (berarti kerugian bagi pengusaha pabrik), maka diperlukan buruh, dengan waktu kerja yang panjang. - Dalam prakteknya keperluan tenaga buruh bukan saja dipenuhi dari para pekerja dewasa yang dipekerjakan dalam jam kerja yang panjang, juga wanita dan anak-anak terpaksa dipekerjakan, sehingga pendidikan mereka terabaikan. - Hal tersebut kemudian menimbulkan pergerakan buruh untuk memperbaiki kehidupan sosialnya. Keperluan bahan mentah yang menimbulkan lahirnya negara negara jajahan Kekurangan bahan mentah / bahan baku produksi, sehingga negara negara maju tersebut berlomba untuk menguasai sebanyak-banyaknya daerah atau wilayah yang menghasilkan bahan mentah dan sekaligus juga sebagai lahan untuk menjual produk-produk industrinya, sehingga lahirlah dearahdaerah jajahan, serta sekaligus merupakan cikal bakal dari lahirnya perusahaan perusahaan perdagangan maupun industri yang berskala besar melewati batas-batas negara tersebut.

Page12 2.1.3. Investasi Swasta Eropa di Negara Jajahan Periode Kolonialisme Sekitar abad 17 dan abad ke 18, beberapa negara Eropa Inggris, Spanyol, Belanda, mempunyai jajahan di berbagai negara Asia. Dalam kurun waktu tersebut pula para pengusahanya melakukan perdagangan dan kemudian secara paksa melakukan eksploitasi atas hak atas kekayaan alam milik penduduk negara yang dijajahnya tersebut, kemudian mendirikan dan mengusahkan perkebunan serta pertambangan. Sebagai contoh VOC di Indonesia. Periode Imperialisme-Baru Terjadi pada akhir abad ke 19. Pengaruh serta akibat dari zaman kolonialisme, penjajahan di negera negara di Afrika dan Asia menyisakan bentuk investasi yang dilakukan oleh negara negara Eropa sebagai penjajah. Khususnya Inggris kemudian menggalang apa yang disebut sebagai negara-negara kesemakmuran commonwealth of nations. Peninggalan investasi tersebut berupa fasilitas-fasilitas jalan-jalan, pelabuhan, pusatpusat kota yang selain dipergunakan untuk berkegiatan bagi kepentingan kenegaraan penjajah, juga untuk pusat perdagangan. 2.2. Setelah Perang Dunia ke II 2.2.1. Investasi Modal Asing oleh Amerika di Eropa dan di Jepang Sebagai akibat dari Perang Dunia II sarana dan prasarana industri / pabrik di Eropa mengalami kehancuran, demikian juga kondisi perekonomiannya, sehingga mereka tidak mempunyai cukup mempunyai modal dari dalam negerinya untuk membangkitkan negaranya sendiri. Dalam situasi yang demikian tersebut, disisi lainnya Amerika yang telah berhasil mengembangkan tehnologi industrinya dan menjadi negara besar yang mapan, dan pada waktu itu tidak terjamah oleh kerusakan akibat peperangan tersebut, maka untuk membantu memperbaiki perekonomian Eropa, Amerika membuat rencana yang dikenal dengan Marshall Plan,

Page13 melalui program restrukturisasi melalui investasi langsung modal swasta Amerika yang besar. ( 6) Demikian juga yang dilakukan oleh Amerika terhadap Jepang yang semula merupakan negara maju dan kuat perekonomiannya menjadi hancur berantakan akibat bom atoom Hirosima dan Nagasaki. Investasi langsung dengan nilai yang besar dilakukan oleh modal swasta Amerika di Jepang yang dilandasi oleh kesepakatan bahwa Jepang tidak akan melakukan ekspansi militernya Tindakan negara negara Eropa dan Jepang yang bersedia menerima investasi modal asing ( swasta Amerika ) tersebut dengan dilandasi kebijakan perekonomian dalam negerinya, yang tentu saja didukung dengan ketentuan perundang undangan investasi yang diberlakukan dalam negerinya, ternyata berhasil membangkitkan roda perekonomian negara negara tersebut, dan sampai saat ini mereka menjadi negara yang kuat perekonomiannya, terlebih Jepang yang sekaligus merubah kebijakan perekonomiannya dari negara agraris menjadi negara industri dengan tehnologi modern, juga menjadi negara yang berkapasitas negara donor / investor. 2.2.2. Investasi oleh Multi Nasional Corporation - MNC Investasi PMA diberbagai negara, terutama dalam bentuk pabrik, usaha jasa, kegiatan tehnologi yang dikendalikan oleh perusahaan perusahaan dari negara investor akhirnya menumbuhkan perusahaan transnasional atau Multi National Corporation. Robert Gilpin, dalam Reymon Vernon Economic Sovereignity at Bay,1968-110-114 menyebutkan ada 3 konsepsi politik ekonomi yang mempengaruhi peran MNC :

Page14 Liberalisme Menekankan kepada hubungan ekonomi ( economic relationship ) yang serasi dan seimbang Adam Smith ( Raymond Vernon 112 ), perlu adanya keserasian, keseimbangan kepentingan ekonomi nasional dan internasional / kosmopolitan/ dunia dalam pasar bebas. Sehingga apabila diselenggrakan peretukaran bebas ( free trade ), negara tidak selayaknya melakukan campur tangan, sehingga arus penanaman modal dan pembagian kerja secara internasional akan memperoleh manfaat / keuntungan dalam jangka panjang, karena setiap sumber daya ayang ada akan dimanfaatkan secara efisien. Markantilisme Pemikiran dilandasi bahwa hubungan ekonomi pada intinya adalah bertentangan, karena pada dasarnya keuntungan satu pihak berarti kerugian pihak lain. Dengan demikian peningkatan kepentingan nasional yang sebesar besarnya berdasarkan politik pemerintahan yang menentukan perekonomian. Bukan sebaliknya. Marxisme Pada dasarnya sama dengan konsep markantilisme, namun kepentingan kelaslah yang berupaya untuk memperoleh keuntungan ekonomi yang sebesar besarnya. (14) Selanjutnya Robert Gilpin menjelaskan : MNC melakukan investasi langsung ( bukan potrtofolio ) di negara-negara yang berbeda dengan mendirikan anak perusahaan atau membeli / mengambil alih perusahaan yang telah ada. Adapun sasarannya adalah pengendalian dan pengawasan manajemen langsung dalam perusahaan di berbagai negara tersebut dilakukan sepenuhnya oleh induknya / investor; dengan strategi manajemen antara lain berciri sebagai berikut :

Page15 Induk Perusahaan berada di negara investor yang punya anak prusahaan / cabang- cabang usaha di berbagai negara dengan penampungan bersama dalam sumber manajemen, keuangan, dan tehnologi. Perusahaan induk menjalankan startegi usaha global yang terkoordinasi ( sentralisasi pengambilan keputusan), mulai dari pembelian bahan baku, produksi, pemasaran, riset dan pengembangan (R&D), dengan sasaran pertumbuhan jangka panjang, mengekalkan kedudukan monopoli, modal siap pakai, pemasaran yang terkoordinasi. ( 12-13 ) Dr. Aminuddin Ilmar, SH.,M.Hum berpendapat bahwa Meskipun, salah satu tujuan MNC adalah keinginan untuk membantu negara penerima modal ( host country), namun terdapat kekawatiran utamanya bagi negara berkembang bahwa kehadiran modal asing dapat berdampak negatif, misalnya : Mempengaruhi kebijakan politik negara penerima modal Karena ketergantungan permodalan, sehingga MNC melakukan corak kegiatan yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh host country Dengan demikian selalu diadakan upaya-upaya agar kegiatan MNC dapat dikendalikan dan diserasikan dengan haluan pembangunan politik dan ekonomi negara yang bersangkutan, dan MNC diwajibkan untuk tunduk kepada peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh host county. Bagaimanapun kuatnya negosiasi serta aturan aturan yang ditetapkan oleh negara-negara penerima modal namun dari hasil survey dan penelitian yang dilakukan oleh para pakar ekonomi politik, diperoleh hasil yang menunjukkan perusahaan trans nasioal / MNC yang pada umumnya beroperasi di negara negara berkembang dapat mengelak sebagian besar kewajibannya antara lain lewat parktek transfer pricing yang dilakukan dengan mengalihkan sebagian keuntungan yang didapatkan dari hasil operasinya di suatu wilayah atau negara tanpa melanggar peraturan, misalnya dengan cara membayar harga

Page16 tinggi bagi pelaksanaan import barang modal dari perusahannya di luar negeri ( 18) 2.3. Investasi dalam Periode trade barriers - subsidi import. Periode ini terjadi pada tahun 1960-an, waktu negara-negara berkembang mulai menganut faham menuju kearah perdagangan bebas, dengan berangsur meniadakan halangan import, membuat fasilitas-fasilitas pajak serta peraturan lain yang memungkinkan negara negara maju bersedia bahkan tertarik untuk melakukan investasi dengan mendirikan perusahaan-perusahaan di negara berkembang tersebut. Kegiatan ini mempercepat proses negara berkembang menuju industrialisasi yang diinginkan. Investasi yang dilakukan oleh negara negara maju ke negara-berkembang terus meningkat dengan diperkenalkannya Agreement on Trade Related Investment Measures (TRIMS) dalam GATT Gouvernment Asocciassion on Trade and Tariff Uruguay 1994. Agreemen tersebut memungkinkan terselenggaranya pasar bebas yang diikuti dengan terjadinya arus investasi yang besar mengingat pada dasarnya dalam suatu negara tidak akan membedakan perlakuan antara investasi yang berasal dari modal dalam negeri dan modal asing. Evaluasi : - Mulai kapan dikenal adanya kegiatan investasi? - Apakah motivasi negara Eropa untuk mencari koloni / jajahan di Asia/Afrika, dan apakah peran dari investor swastanya? Bagaimana dengan Hindia Belanda? - Bagi negara yang perekonomiannya parah seperti Eropa dan Jepang ( akibat Perang Dunia II ), ternyata dapat dipulihkan oleh kedatangan investor asing. Bagaimana dengan Indonesia? - Bagaimana tahapan perkembangan investasi sampai saat ini?

Page17 - Sebaiknya bagaimana suatu negara menyikapi kedatangan investor (asing) menurut pandangan Robert Gilpin? Dan bagaimana pendapat Aminuddin Ilmar