Measurement Test of Exchangable Al Methods with KCl and LaCl 3 Extractant in Determining Lime Requirements in Ultisol

dokumen-dokumen yang mirip
UJI METODE PENGUKURAN Al dd EKSTRAKTAN KCl DAN LaCl 3 DALAM MENETAPKAN KEBUTUHAN KAPUR DI TANAH ULTISOL MASAM SKRIPSI OLEH :

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam, Pupuk Hijau, dan Kapur CaCO3 Pada Tanah Ultisol Terhadap Pertumbuhan Tanaman Jagung

PEMBERIAN KAPUR CaCO 3 DAN PUPUK KCl DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SERTA SERAPAN K DAN Ca TANAMAN KEDELAI SKRIPSI OLEH:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemberian Bahan Organik Kompos Jerami Padi dan Abu Sekam Padi dalam Memperbaiki Sifat Kimian Tanah Ultisol Serta Pertumbuhan Tanaman Jagung

SKRIPSI OLEH: KARTIKA SRY NINGSIH AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

PEMBERIAN FERMENTASI URIN MANUSIA SEBAGAI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG DI TANAH INSEPTISOL KWALA BEKALA SKRIPSI

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Laboratorium Analitik Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Penelitian ini

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL SKRIPSI OLEH

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Lampiran 3. Analisis AwalLimbah Padat Kertas Rokok PT. Pusaka Prima Mandiri Parameter Satuan Hasil Uji Metode Uji. 14,84 IK.01.P.

Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Pada Tanaman Kedelai Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Serapan Hara Di Tanah Ultisol

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara (USU), Medan pada ketinggian tempat sekitar 25 m dpl. Analisis

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Campuran Tulang Sapi Dengan Asam Organik Untuk Meningkatkan P- Tersedia dan Pertumbuhan Tanaman Jagung di Inceptisol

DAMPAK DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG TERHADAP PERUBAHAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL SKRIPSI. Oleh REGINA RUNIKE ANDREITA/ ILMU TANAH

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kasa, Laboratorium Kesuburan dan

Dynamics of N NH 4 and N NO 3 Effect of Urea and Lime CaCO 3 Application in Inceptisols Taken from Kwala Bekala and Relation To Growth of Maize

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Online Agroekoteaknologi. ISSN No Vol.3, No.3 : , Juni 2015

Aplikasi limbah panen padi dan pupuk kalium untuk meningkatkan hara kalium dan pertumbuhan serta produksi kedelai (Glycine max (L.) Merrill.

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK UREA TERHADAP KETERSEDIAAN N TOTAL PADAPERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

KAJIAN P-TERSEDIA PADA TANAH SAWAH SULFAT MASAM POTENSIAL. Study on P-Available at The Paddy Soil Potential of Acid Sulfate

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Pembuatan biochar dilakukan di Kebun Percobaan Taman Bogo Lampung Timur.

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

Jurnal Online Agroekoteknologi. ISSN No Vol.3, No.2: , Maret 2015

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

EFEK INTERAKSI PEMBERIAN SILIKAT DAN MIKORIZA PADA ANDISOL TERHADAP P-TERSEDIA DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanah-tanah bereaksi masam (ph rendah) dan miskin unsur hara, seperti

570. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.3, Juli 2017 (81):

EFISIENSI PEMUPUKAN P TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) PADA TANAH ANDISOL DAN ULTISOL ABSTRACT

KEMASAMAN TANAH. Wilayah tropika basah. Sebagian besar tanah bereaksi masam. Kemasaman tanah menjadi masalah utama

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

PENGARUH PEMBERIAN AIR LAUT DAN BEBERAPA BAHAN ORGANIK TERHADAP SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mayz. L) SKRIPSI.

PERBAIKAN SIFAT KIMIA TANAH ULTISOL DAN PERTUMBUHAN CALOPOGONIUM DENGAN PENGAPURAN DAN PEMUPUKAN N, P DAN K

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGUJIAN PUPUK TULANG AYAM SEBAGAI BAHAN AMELIORASI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SORGHUM DAN SIFAT- SIFAT KIMIA TANAH PODZOLIK MERAH KUNING PEKANBARU

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

CIRI KIMIA TANAH DAN BOBOT KERING BEBERAPA JENIS TANAMAN PUPUK HIJAU DENGAN PEMBERIAN KAPUR PADA TANAH MASAM

A. PENDAHULUAN. Jurnal Geografi Vol. 1 No.1 Agustus

Alumnus Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,USU, Medan Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian,USU, Medan 20155

OLEH : REZEKI AYU CITRA UTAMA ILMU TANAH

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

SKRIPSI OLEH : DESI SIMANJUNTAK

Evaluasi Sifat Kimia Tanah pada Lahan Kopi di Kabupaten Mandailing Natal

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP KADAR N, P, DAN K TANAH, SERAPAN N, P, DAN K SERTA PERTUMBUHAN PADI DENGAN SISTEM SRI

Jurnal Agroekoteknologi FP USU E-ISSN No Vol.5.No.1, Januari 2017 (22):

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Terak Baja terhadap Sifat Kimia Tanah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN KETERSEDIAAN P DI ULTISOL AKIBAT PEMBERIAN BAHAN ORGANIK SKRIPSI OLEH : TAUFIK SATRIA LUBIS AGROEKOTEKNOLOGI

PEMBERIAN PUPUK P DAN Zn UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN P DAN Zn DI TANAH SAWAH SKRIPSI OLEH : KIKI DAMAYANTI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sifat Umum Tanah Masam

IV. HASIL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN UNSUR HARA MIKRO TERHADAP PERTUMBUHAN JAGUNG PADA ULTISOL YANG DIKAPUR

Pemanfaatan Limbah Lumpur Padat (Sludge) Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit Sebagai Alternatif Penyediaan Unsur Hara Di Tanah Ultisol

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perubahan Sifat Kimia Inceptisol Melalui Aplikasi Bahan Humat Ekstrak Gambut Dengan Inkubasi Dua Minggu

PENGARUH DOSIS UREA-HUMAT TERHADAP KETERSEDIAAN N PADA ENTISOL DAN SERAPAN N OLEH TANAMAN JAGUNG

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (570) :

SERAPAN P DAN PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) AKIBAT PEMBERIAN KOMBINASI BAHAN ORGANIK DAN SP 36 PADA TANAH ULTISOL LABUHAN BATU SELATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH RUMPUT LAUT (Sargassum polycystum) SEBAGAI BAHAN PUPUK CAIR UNTUK SAWI ( Brassica juncea L. ) ORGANIK PADA TANAH ULTISOL

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode

METODE PENELITIAN. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo provinsi DIY. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

Perbaikan Sifat Tanah dengan Dosis Abu Vulkanik Pada Tanah Oxisols

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK UREA DAN DOLOMIT TERHADAP PERUBAHAN ph TANAH, SERAPAN N DAN P SERTA PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.

SKRIPSI OLEH : SAMUEL T Z PURBA AGROEKOTEKNOLOGI ILMU TANAH

DASAR-DASAR ILMU TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BEBERAPA JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN BAWANG MERAH(Allium ascalonicum L.

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Kapur Berdasarkan Al dd : 1 me Aldd/100 g tanah : 1.57 me CaCO 3 /100 g tanah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN SAWAH DI PROVINSI BENGKULU

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN SP 18 TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN PADA ANDOSOL

Tanggap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Pada Dosis Pupuk Kalium dan Frekwensi Pembumbunan

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

Relationship between WCa Ratios in the Soil Solution with the Dynamic of K in UZtisol and Vertisol of Upland Area ABSTRACT

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Electric Furnace Slag, Silica Gel dan Unsur Mikro terhadap Sifat Kimia Tanah

PENGARUH KADAR GARAM NaCl TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) GENERASI KEDUA (M 2 ) HASIL RADIASI SINAR GAMMA

Transkripsi:

Uji Metode Pengukuran Al dd Ekstraktan KCl dan LaCl 3 dalam Menetapkan Kebutuhan Kapur di Tanah Ultisol Measurement Test of Exchangable Al Methods with KCl and LaCl 3 Extractant in Determining Lime Requirements in Ultisol Fitria Permata Sari*, Mukhlis, Fauzi Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, USU, Medan 20155 *Corresponding author : fitriauchah@gmail.com ABSTRACT This research compared two of exchangable Al methods extraction using KCl and LaCl 3 to determine lime treatment in Ultisol. The result applied in green house using non factorial blocky randomized design, 7 dosages CaCO 3 0; 1xAl exc -KCl; 1.5xAl exc -KCl; 2xAl exc -KCl; 1xAl exc -LaCl 3 ; 1.5xAl exc -LaCl 3 ; 2xAl exc -LaCl 3 with 4 replication. Lime incubated for 14 days in field capacity. Soybean as indicator planted until vegetative growth phase. Parameter measured were soil ph H 2 O and ph KCl after lime incubation, plant height, root volume, shoot dry weight, root dry weight and N, P, K absorption of the plant. The result of research showed that liming to Ultisol just increase soil ph H 2 O and ph KCl. Lime requirement of Ultisol determined using Al exc KCl 1 N extract. Keywords : exchangable Al, KCl, LaCl 3, lime, Ultisols ABSTRAK Penelitian yang menguji dua metode pengukuran Al dd, yaitu dengan ekstraktan KCl dan LaCl 3 untuk menetapkan kebutuhan kapur di tanah Ultisol. Hasil pengukuran diterapkan pada tanah di rumah kasa menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial, 7 perlakuan dosis kapur CaCO 3 yaitu 0.0 xal dd ; 1.0xAl dd -KCl; 1.5xAl dd -KCl; 2.0xAl dd -KCl; 1.0xAl dd -LaCl 3 ; 1.5xAl dd -LaCl 3 ; 2.0xAl dd -LaCl 3 dengan 4 ulangan. Kapur diinkubasi selama 14 hari dalam keadaan kapasitas lapang. Tanaman indikator kedelai ditanam hingga fase pertumbuhan vegetatif. Parameter yang diamati adalah ph H 2 O, ph KCl, tinggi tanaman, volume akar, berat kering tajuk, berat kering akar, dan serapan N, P, K tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan dosis kapur hanya meningkatkan ph H 2 O dan ph KCl tanah. Kebutuhan kapur tanah Ultisol lebih tepat ditentukan menggunakan Al dd ekstrak KCl 1 N. Kata Kunci : Al dd, KCl, LaCl 3, kapur, Ultisol 2077

PENDAHULUAN Tanah Ultisol merupakan salah satu jenis tanah dengan sebaran yang cukup luas di Indonesia. Luasnya sekitar 45.794.000 ha atau 24,3 % wilayah daratan Indonesia. Penyebarannya paling luas di Kalimantan, disusul Sumatera, Irian Jaya, dan Sulawesi. Provinsi yang memiliki penyebaran Ultisol terluas adalah Kalimantan Timur 10.040.000 ha, Kalimantan Barat 5.710.000 ha, Kalimantan Tengah 4.810.000 ha dan Riau 2.270.000 ha, sedangkan di Sumatera Utara seluas 1.549.000 ha (Subagyo, et. al, 2000). Tanah Ultisol umumnya bereaksi masam. ph tanah rendah <5,5 (Munir, 1996). Sumber kemasaman tanah disebabkan oleh ion H + dan Al 3+. Keberadaan H + di dalam tanah bersumber dari bahan mineral liat dan mineral oksida akibat dissosiasi H + dari patahan pinggiran mineral Al dan Fe oksida, sedangkan Al 3+ bersumber dari hasil dekomposisi mineral alumunium silikat (Havlin, et. al, 1999). Salah satu cara untuk mengatasi tanah masam adalah dengan pengapuran. Kamprath (1967) merekomendasi cara penetapan kebutuhan kapur untuk tanah tropik berdasarkan Al dipertukarkan (Al dd ) dengan menggunakan ekstraktan garam netral berupa KCl 1 N, namun Garcia- Rodeja, et. al. (2004) menyatakan bahwa kadar Al dd dengan ekstraktan KCl 1 N masih dipertanyakan untuk tanah bermuatan variabel, tanah yang kaya bahan organik dan tanah di mana kompleks Al humus berlimpah. Selanjutnya, dilakukan pengukuran Al tukar dengan ekstraksi K, La dan Cu klorida pada beberapa tanah. Hasilnya menunjukkan bahwa Al yang diekstraksi dengan LaCl 3 berkorelasi baik dengan keasaman titrasi dan dengan kebutuhan kapur. Hal tersebut terjadi karena upaya ekstraktan LaCl 3 lebih mampu mengusir Al yang terasosiasi dengan kompleks bahan organik tanah dibandingkan ekstraktan KCl. Atas dasar uraian tersebut, maka perlu dilakukan pengujian metode pengukuran Al dd ekstraktan KCl dan LaCl 3 dalam menetapkan kebutuhan kapur di tanah Ultisol. BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di Rumah Kasa, Laboratorium Kimia Kesuburan Tanah, dan Laboratorium Riset dan Teknologi, Fakultas Pertanian, Sumatera Utara, Medan pada bulan April 2015 sampai dengan Desember 2015. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan tanah Ultisol Tambunan A, benih kedelai varietas Anjasmoro sebagai tanaman indikator, kapur CaCO 3, pupuk Urea, pupuk SP-36 dan pupuk KCl sebagai pupuk dasar, larutan KCl 1 N dan LaCl 3 0.33 M dan bahan-bahan kimia lainnya untuk keperluan analisis laboratorium. Alat yang digunakan adalah ph meter, spectrofotometer, destilasi N, Atomic Absorption Spectrometry (AAS), cangkul, pot, timbangan analitik, ayakan, serta alat-alat yang digunakan untuk analisis laboratorium. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan 7 perlakuan, yaitu 0.0 x Al dd (C) 0.00 g CaCO 3 /pot, 1.0 x Al dd -KCl (K 1 ) 2.50 g CaCO 3 /pot, 1.5 x Al dd -KCl (K 2 ) 3.75 g CaCO 3 /pot, 2.0 x Al dd -KCl (K 3 ) 5.00 g CaCO 3 /pot, 1.0 x Al dd -LaCl 3 (L 1 ) 4.00 g CaCO 3 /pot, 1.5 x Al dd -LaCl 3 (L 2 ) 6.00 g CaCO 3 /pot 2.0 x Al dd -LaCl 3 (L 3 ) 8.00 g CaCO 3 /pot. Terdiri dari 4 ulangan sehingga didapat 28 unit percobaan. Data-data yang diperoleh akan diuji secara statistik berdasarkan analisis ragam pada taraf 10% dan 5%, selanjutnya dilakukan uji beda rataan polinomial orthogonal (kontras) pada taraf 10% dan 5%. 2078

Parameter yang diamati adalah ph ekstrak H 2 O dan KCl (Elektrometri), serta P-Bray II setelah inkubasi 2 minggu. Tinggi tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar, volume akar dan serapan NPK tanaman pada akhir masa vegetatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan dosis kapur CaCO 3 mampu meningkatkan ph H 2 O dan ph KCl tanah Ultisol secara nyata, namun tidak terjadi pengaruh yang nyata terhadap kadar P-tersedia tanah sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Peningkatan dosis kapur CaCO 3 mengakibatkan perbedaan ph H 2 O dan ph KCl tanah secara nyata. Dosis kapur yang diberikan melalui metode Al dd -KCl meningkatkan ph H 2 O sebesar 1.51 dan ph KCl sebesar 1.18, sedangkan berdasarkan metode Al dd -LaCl 3 meningkatkan ph H 2 O sebesar 2.44 dan ph KCl sebesar 2.49. Hal ini disebabkan oleh adanya pemberian kapur CaCO 3 yang semakin tinggi dosisnya, maka aktivitas ion Ca 2+ semakin meningkat pula pada permukaan koloid tanah dalam menukarkan ion H + dan Al 3+. Kemudian ion H + dan Al 3+ yang bebas dinetralkan oleh ion OH - sehingga menyebabkan naiknya ph tanah. Peningkatan dosis kapur berdasarkan Al dd -LaCl 3 dan Al dd -KCl mampu meningkatkan berat kering tajuk tanaman secara nyata, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, volume akar, berat kering akar dan serapan NPK tanaman sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Berat kering tajuk semula adalah 0.69 g (0.0 x Al dd ), kemudian mengalami peningkatan hingga dosis 1.5 x Al dd yang menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kontrol dan penambahan kapur. Hal ini disebabkan oleh upaya penambahan kapur yang mampu menurunkan konsentrasi Al 3+ pada tanah, sehingga kemampuan akar dalam upaya memasok hara dan air ke bagian atas tanaman (tajuk) lebih produktif. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa jumlah Al dd -LaCl 3 lebih besar dibandingkan Al dd -KCl. Jumlah Al dd yang diekstrak oleh LaCl 3 sebesar 1.6 me/100g, sedangkan jumlah Al dd yang diekstrak KCl adalah 1.0 me/100g. Perbedaan jumlah Al dd tersebut akan mempengaruhi dosis kapur yang akan diberikan ke tanah, yaitu sebanyak 1.6 ton kapur CaCO 3 /ha berdasarkan Al dd -LaCl 3 dan 1 ton kapur CaCO 3 /ha berdasarkan Al dd -KCl. Perbedaan jumlah Al dd tersebut disebabkan oleh kekuatan adsorpsi kation La 3+ pada larutan LaCl 3 yang lebih kuat menggantikan dan mempertukarkan Al 3+ dibandingkan kation K + pada KCl di dalam koloid tanah. Peningkatan dosis kapur, baik berdasarkan Al dd -LaCl 3 dan Al dd -KCl walaupun secara statistik tidak berpengaruh nyata ternyata dapat meningkatkan berat kering akar hingga dosis 2.0 x Al dd. Hal ini disebabkan semakin tinggi dosis kapur yang diberikan maka semakin meningkatkan ion Ca 2+ di dalam koloid tanah, sehingga akumulasi Al 3+ telah dinetralkan dan fungsi metabolisme akar berjalan baik tanpa adanya cekaman Al di dalam larutan tanah. Hal ini sesuai dengan literatur Sopandie (2014) yang menyatakan bahwa dengan semakin tingginya konsentrasi Al 3+ dalam larutan hara akan semakin menurunkan berat kering akar kedelai. 2079

Tabel 1. Analisis Tanah Setelah Inkubasi Kapur dan Analisis Tanaman Akibat Pemberian Kapur Perlakuan ph P-Bray Tinggi Volume Berat Kering Serapan H2O KCl II Tanaman Akar Tajuk Akar N P K --ppm-- ----cm---- ---ml--- ----------g---------- ------------mg/tan------------ C 4.71 4.11 3.15 75.78 1.50 0.69 0.29 27.72 0.82 0.97 K 1 5.87 4.91 3.34 87.28 2.25 0.86 0.39 38.85 2.59 0.98 K 2 5.84 4.94 3.41 89.98 2.50 0.92 0.55 32.76 2.60 1.02 K 3 6.22 5.29 3.29 81.38 2.38 0.85 0.58 36.86 1.83 0.94 L 1 6.48 5.79 3.27 88.90 3.00 0.98 0.41 34.76 1.30 1.03 L 2 6.80 5.95 3.53 92.15 3.00 1.07 0.52 52.50 4.68 1.35 L 3 7.15 6.60 3.17 82.78 2.25 0.78 0.56 42.88 1.95 0.94 Uji Kontras C vs K 1,K 2,K 3,L 1,L 2,L 3 ** ** tn tn tn * tn tn tn tn K 1,K 2,K 3 vs L 1,L 2,L 3 ** ** tn tn tn tn tn tn tn tn K 1 vs K 2,K 3 tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn K 2 vs K 3 tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn L 1 vs L 2,L 3 tn tn tn tn tn tn tn tn tn tn L 2 vs L 3 tn tn tn tn tn * tn * tn tn Ket: **=nyata pada taraf 5%, *=nyata pada taraf 10%, tn=tidak nyata 2080

Upaya pemberian kapur baik berdasarkan Al dd -LaCl 3 maupun Al dd -KCl menunjukkan peningkatan secara kuantitatif terhadap kadar P-tersedia tanah, tinggi tanaman, volume akar, berat kering tajuk dan serapan N, P, K tanaman. Akan tetapi, peningkatan nilai tersebut terjadi hingga dosis 1.5 x Al dd dan kemudian terjadi penurunan pada dosis 2.0 x Al dd. Hal ini disebabkan oleh pemberian kapur yang berlebih (over liming) dapat menurunkan produksi tanaman. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Havlin, et. al, (1999) yang menyatakan pemberian kapur untuk mencapai ph netral di daerah tropik sering menurunkan produksi karena terjadi kelebihan kapur (over liming). Oleh karena itu, pengapuran sebaiknya ditujukan untuk meniadakan pengaruh meracun ion Al 3+. Oleh karena peningkatan dosis kapur dengan metode Al dd -LaCl 3 tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dengan Al dd -KCl, maka disarankan penetapan kapur untuk tanah Ultisol Tambunan A menggunakan Al dd -KCl. SIMPULAN Ekstraktan LaCl 3 mampu mengekstrak Al dd lebih besar dibandingkan dengan ekstraktan KCl. Oleh sebab itu, kapur yang diberikan berdasarkan kadar Al dd -LaCl 3 lebih banyak dibandingkan dengan Al dd -KCl. Pemberian kapur berdasarkan Al dd -LaCl 3 lebih tinggi meningkatkan ph H 2 O dan ph KCl tanah dibandingkan pemberian kapur berdasarkan Al dd -KCl. Pemberian kapur berdasarkan Al dd -LaCl 3 dan Al dd -KCl memiliki pengaruh yang sama terhadap kadar P-tersedia tanah, tinggi tanaman, volume akar, berat kering tajuk, berat kering akar dan serapan N, P, K tanaman. DAFTAR PUSTAKA Garcia-Rodeja, E., J. C. Novoa., X. Pontevedra., A. Martinez-Cortizas, and P. Buurman. 2004. Alumunium Fractionation of European Volcanic Soils by Selective Dissolution Techniques. Catena 56 (2004): 155-183. Havlin, J. L., J. D. Beaton, S. L. Tisdale, and W. L. Nelson. 1999. Soil Fertility and Fertilizers: An Introduction to Nutrient Management Sixth Edition. Prentice Hall, Inc. New Jersey. Kamprath, E. J. 1967. Soil Acidity and Response to Liming. International Soil Testing Series. Tech. Bull. 4. North Carolina State. Univ. Agric. Exp. Stn. Munir, M. 1996. Tanah-Tanah Utama Indonesia: Karakteristik, Klasifikasi, dan Pemanfaatannya. Dunia Pustaka Jaya. Jakarta. Sopandie, D. 2014. Fisiologi Adaptasi Tanaman Terhadap Cekaman Abiotik pada Agroekosistem Tropika. IPB Press. Bogor. Subagyo, H., N. Suharta, dan A. B. Siswanto. 2000. Tanah-Tanah Pertanian di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor. 2081