II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. Pakchoy (Brasicca chinensis L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Kacang Tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman sawi dalam Sharma (2007) adalah sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Sawi Manis(Brassica sintensis L.) Brassica sintensis L. berasal dari wilayah tengah Asia, dekat kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. petsai (Brassica chinensis). Petsai adalah tanaman dataran tinggi sementara sawi juga

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Sawi Hijau Dalam ilmu tumbuhan, tanaman sawi diklasifikasikan sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

TINJAUAN PUSTAKA. spermatophyta, termasuk kedalam kelas dicotyledoneae, ordo rhoeadales familinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. memperlancar pencernaan. Hampir setiap orang gemar akan sawi karena rasanya

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

4. Jenis pupuk. Out line. 1. Definisi pupuk 2. Nutrien pada tanaman dan implikasinya 3. Proses penyerapan unsur hara pada tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan tanaman sayuran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan tentang cara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), klasifikasi tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi. Sawi termasuk ke dalam famili Crucifera (Brassicaceae) dengan nama

TINJAUAN PUSTAKA Rumput Afrika (Pennisetum purpureum Schumach cv Afrika) Rumput yang sudah sangat popular di Indonesia saat ini mempunyai berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Karakteristik Tanah Podsolik

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

PUPUK DAN PEMUPUKAN PADA BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi:

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi Sawi (Brassica juncea L.) merupakan tanaman semusim dan tergolong marga Brassica. Tanaman sawi yang dimanfaatkan adalah daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Klasifikasi dari tanaman sawi yaitu sebagai berikut: Divisi: Spermatophyta; Subdivisi: Angiospermae; Kelas: Dicotyledonae; Ordo: Rhoeadales (Brassicales); Famili: Cruciferae (Brassicaceae); Genus: Brassica; Spesies: Brassica juncea L. (Astawan, 2008). Tanaman sawi hijau berakar serabut yang tumbuh dan berkembang secara menyebar kesemua arah di sekitar permukaan tanah, perakarannya sangat dangkal pada kedalaman sekitar 5 cm. Tanaman sawi hijau tidak memiliki akar tunggang. Perakaran tanaman sawi hijau dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, tanah mudah menyerap air, dan kedalaman tanah cukup dalam (Cahyono, 2003). Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas, sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2007). Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunya berserak hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004). Tanaman sawi umumnya mudah berbunga secara alami, baik di daratan tinggi maupun dataran rendah. Struktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (Inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari, dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2007). Penyerbukan bunga sawi dapat berlangsung dengan bantuan serangga lebah maupun tangan manusia, hasil penyerbukan ini berbentuk buah yang berisi biji, buah sawi termasuk tipe polong yakni bentuknya panjang dan berongga, tiap polong berisi 2-8 butir biji. Biji-biji sawi berbentuk bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman (Supriati & Herliana, 2010). 4

Sunarjono (2004) mengatakan bahwa tanaman sawi dikembangkan dengan bijinya (generatif) yang mana diawali dengan penyemaian dan sawi dapat digolongkan menjadi 3 jenis yaitu: 1). Sawi hijau berbatang pendek, tegap, daunnya bertangkai pipih, lebar dan berwarna hijau keputih-putihan. 2). Sawi putih berbatang pendek dan tegap, daun lebar, halus, berwarna hijau tua, bertangkai panjang dan bersayap melengkung ke bawah. 3). Sawi huma berbatang agak kecil panjang, daun tidak lebar berwarna hijau keputih-putihan bertangkai dan bersayap. Tanaman sawi merupakan salah satu tanaman yang toleran terhadap kondisi kelembaban tanah, baik yang berada dibawah kapasitas lapang maupun sedikit melebihi kapasitas lapang. Penentuan tingkat kebutuhan air yang tepat, akan sangat membantu meningkatkan efisiensi air sehingga produksi sawi dapat meningkat. Sawi menginginkan tanah yang gembur dan kaya bahan organik, banyak mengandung humus, dan subur. 2.2. Syarat Tumbuh 2.2.1. Iklim Daerah yang cocok untuk pertumbuhan sawi tanaman sawi adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai 1,200 meter dpl. Namun biasanya tanaman ini di budidayakan di daerah yang berketinggian 100-500 meter dpl. Sebagian besar daerah-daerah Indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut (Ha ryanto et al, 1995). Tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlikan tanaman untuk proses fotosintesis. Energi kinetik matahari yang optimal yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350-400 cal/cm 2 setiaphari. Sawi memerlukan cahaya matahari tinggi (Cahyono, 2003). Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanamam sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6 0 C dan siang harinya 21,1 0 C serta penyinaran matahari antara 10-13 jam per hari. Meskipun demikian, beberapa varietas sawi yang tahan terhadap suhu panas, dapat tumbuh dan beproduksi dengan baik di daerah yang suhunya diantara 27 0 C-32 0 C (Rukmana, 2007). 5

Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi yang optimal berkisar antara 80%-90%. Tanaman sawi tergolong tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga penanaman pada musim hujan masih bisa memberikan hasil yang cukup baik. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi adalah 1,000-1,500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah hujan sekitar 1,000-1,500 mm/tahun dapat dijumpai di dataran tinggi. Akan tetapi tanaman sawi tidak tahan terhadap air yang menggenang (Cahyono, 2003). 2.2.2. Tanah Tanah yang cocok untuk ditanamisawi adalah tanh yang gembur, banyak mengandung humus, subur serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (ph) tanah yang optimum untuk pertumbuhanya adalah antara ph 6-7 (Haryanto, et al., 1995). Sawi dapat di tanam pada berbagai jenis tanah, namun paling baik adalah jenis tanah lempung berpasir seperti andosol. Pada tanah-tanah yang mengandung liat perlu pengolahan secara sempurna, antara lain pengolahan tanah yang cukup dalam, penambahan pasir dan pupuk organik dalam jumlah (dosis) tinggi (Rukmana, 2007) Sifat biologis tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah tanah yang banyak mengandung bahan organik (humus) dan bermacam -macam unsur hara yang berguna untuk pertumbuhan tanaman, serta pada tanah terdapat jasad renik tanah atau organisme tanah pengurai bahan organik sehingga dengan demikian sifat biologis tanah yang baik akan meningkatkan pertumbuhan tanaman (Cahyono, 2003). 2.3. Pupuk Nitrogen (N) Pemupukan yaitu pemberian zat hara tanaman ke dalam tanah atau ketanamannya langsung melalui daun yang bertujuan untuk memacu perkembangan tanaman. Unsur yang diberikan bisa mengandung unsur makro, sedang (sekunder), dan unsur mikro. Unsur makro adalah unsur yang dibutuhkan pada tanaman dalam jumlah banyak seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) selanjutnya, unsur hara sedang (sekunder) adalah unsur yang di butuhkn dalam jumlah kecil seperti kaslium (Ca), dan magnesium (Mg). Berikutnya yang terakhir unsur hara mikro adalah unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah 6

sedikit seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Ze), khlor (Cl), boron (B), m angan (Mn), dan molibdenum (Mo) (Lingga & Marsono, 2003). Dalam pemupukan ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan diantaranya adalah jenis tanaman yang akan dipupuk, jenis pupuk yang digunakan, dan pemberian pupuk yang tepat. Jika ketiga hal tersebut terpenuhi, maka efisiensi dan efektifitas pemupukan akan tercapai. Pupuk yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis dan kondisi tanaman. Sayuran daun seperti sawi lebih banyak memerlukan unsur hara nitrogen untuk menghasilkan daun yang rimbun dan berkualitas baik (Sutedjo, 2010). Nitrogen berasal dari organik (sisa -sisa tanaman/sampah tanaman) yang melapuk sehingga dapat menyuburkan tanah dan membantu untuk pertumbuhan tanaman dan memberikan hasil yang baik. Sumber N sekitar 78% berasal dari udara. Nitrogen berasal dari pupuk buatan misalnya: Urea dan ZA. Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH 4 (amonia) dengan CO 2 bahan dasarnya biasanya berupa gas alam dan merupakan hasil tambang minyak bumi.kandungan N total berkisar antara 45-46 %. Urea mempunyai sifat higroskopis atau mudah menyerap air dari udara. Pada kelembapan udara 73%, urea akan berubah menjadi air karena uap air di udara ditarik ke dalam pupuk. Keuntungan menggunakan pupuk urea adalah mudah diserap oleh tanaman (Lingga dan Marsono, 2003). Fungsi dari pupuk N itu sendiri adalah memperbaiki pertumbuhan vegetatif tanaman dan pembentukan protein. Gejala kekurangan N ditandai dengan tanaman kerdil, pertumbuhan akar terbatas, dan daun-daun kuning sekaligus gugur selanjutnya, tanda kelebihan N adalah memperlambat kematangan tanaman, batang-batang lemah mudah roboh, dan mengurangi daya tahan tanaman terhadap penyakit. Sebab hilangnya N dari tanah adalah - digunakannya oleh tanaman atau mikroorganisme, dan N dalam bentuk NO 3 (nitrat) mudah dicuci oleh air hujan (leaching). N dalam bentuk NH + 4 dapat diikat oleh mineral liat jenis illit sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman (Hardjowigeno, 2003). 7

2.4. Pengapuran Tanah yang ph nya lebih rendah dari ph optimum dapat diatasi dengan cara pengapuran pada tanah. Tingginya konsentrasi ion hydrogen yang terdapat dalam larutan tanah akan menimbulkan reaksi tanah yang bersifat masam, dengan pengapuran konsentrasi ion hidrogen yang tinggi dapat diturunkan, Sehingga setelah pengapuran ph nya dapat meningkat dan dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman. Pada umumnya tanaman menghendaki ph tanah yang bersifat agak netral demi pertumbuhan dan hasilnya yang baik, akan tetapi ada diantaranya yang dapat tumbuh dan memberikan hasil yang baik pada tanah yang bersifat masam. Pengapuran pada tanah masam dapat menyebabkan perubahan reaksi kimia, keadaan fisik dan kegiatan mikroba tanah yang lebih menguntungkan lagi bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lingga dan Marsono, 2003). Kapur banyak mengandung unsur Ca tetapi pemberian kapur ke dalam tanah pada umumnya bukan karena tanah kekurangan unsur Ca tetapi karena tanah terlalu masam. Oleh karena itu, ph tanah perlu dinaikkan agar unsur-unsur hara P mudah diserap tanaman dan keracunan Al dapat dihindarkan. Faktor yang menentukan banyaknya kapur yang digunakan adalah ph tanah, tekstur tanah, kadar bahan organik tanah, mutu kapur, dan jenis tanaman. Pengapuran biasanya dilakukan dua minggu sebelum tanam. Kapur ditaburkan di atas tanah yang telah diolah kemudian dicampur dengan tanah. Dalam dua minggu tersebut diharapkan kapur telah beraksi dengan tanah yang akan dipercepat kalau ada hujan. Jika tidak ada hujan maka dilakukan penyiraman (Hardjowigeno, 2003). Fungsi pengapuran selain untuk menaikkan ph, juga menambah unsur P dan Mo menjadi lebih tersedia (mudah diserap tanaman), mengurangi resiko keracunan Fe, Mn, Al dan Cu, sekaligus memperbaiki kehidupan organisme dan memperbaiki pembentukan bintil-bintil akar dalam tanah serta menghambat perkembangan pathogen penyebab penyakit. Tanah asam kurang menguntungkan, maka tanah perlu dibuat netral dengan jalan pengapuran. Pengapuran penting dilakukan bila petani akan bercocok tanam sayuran dilahan gambut. Sayuran dapat hidup pada ph tanah yang mendekati normal (Hardjowigeno, 2003). Soepardi (19 83) menyatakan bahwa pengapuran menetralkan senyawa beracun dan menekan penyakit tanaman. Aminiasi, amonifikasi, dan oksidasi 8

belerang nyata dipercepat oleh meningkatnya ph yang diakibatkan oleh pengapuran. Dengan meningkatnya ph tanah, maka menjadikan tersedianya unsur N, P, dan S serta unsur mikro bagi tanaman. Kapur yang banyak digunakan di Indonesia dalam bentuk kalsit (CaCO 3 ) dan dolomit (CaMg(CO 3 ) 2 ). Kapur yang digunakan haruslah kapur pertanian, ada tiga jenis kapur pertanian yaitu, kapur tohor, kapur tembok, dan kapur karbonat. Dari ketiga kapur tersebut yang sering digunakan yaitu kapur karbonat atau dolomite. Pada umumnya untuk tanah kering yang biasa ditanami dibutuhkan 4 ton/ha dolomite. Jika akan menanam tanaman semusim kebutuhan kapurnya dapat lebih dari 4 ton/ha. Ketika tanah semakin masam maka kebutuhan kapur semakin meningkat (Lingga & Marsono, 2003). Penelitian dari Ridwan (2007), menunjukan pemberian kapur dengan dosis 8 ton/ha berpengaruh baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. 9