THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES

dokumen-dokumen yang mirip
FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

THE EFFECT OF INCREASING CONCENTRATION OF SWEET POTATO STARCH AS A BINDER ON PHYSICAL PROPERTIES OF WET GRANULATION LOZENGES OF GINGER EXTRACT

Uji Mutu Fisik Tablet Ekstrak Daun Jambu Monyet (Anacardium occidentale L.) dengan Bahan Pengikat PVP (Polivinilpirolidon) secara Granulasi Basah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

THE EFFECT OF SUCROSE, DEKSTROSE, SORBITOL AND XYLITOL AS SWEETENER ON PHYSICAL PROPERTIES OF EXTRACT RED GINGER LOZENGES WET GRANULATION

FORMULASI TABLET DISPERSIBEL EKSTRAK KERING DAUN SUKUN DENGAN CROSCARMELLOSE SODIUM SEBAGAI PENGHANCUR SECARA METODE GRANULASI KERING

PENGARUH PENAMBAHAN AVICEL PH 101 TERHADAP SIFAT FISIS TABLET EKSTRAK BAWANG PUTIH (Allium sativum. L) SECARA GRANULASI BASAH

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM JAGUNG PREGELATINASI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET VITAMIN E

PENGARUH VARIASI KADAR AMILUM BIJI DURIAN (Durio zibethinus, Murr) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

OPTIMASI KOMBINASI SUKROSA-MANITOL SEBAGAI PENGISI DALAM SEDIAAN TABLET HISAP EKSTRAK KENTAL BIJI PINANG (Areca catechu L.) SECARA GRANULASI BASAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

10); Pengayak granul ukuran 12 dan 14 mesh; Almari pengenng; Stopwatch;

FORMULASI SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN PATI BUAH SUKUN (Artocarpus communis) SEBAGAI PENGISI

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET PERCOBAAN 2 EVALUASI GRANUL

FORMULASI TABLET PARASETAMOL MENGGUNAKAN TEPUNG BONGGOL PISANG KEPOK (Musa paradisiaca cv. Kepok) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

NASKAH PUBLIKASI FORMULASI TABLET KUNYAH ATTAPULGIT DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGIKAT GELATIN MENGGUNAKAN METODE GRANULASI BASAH

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK DAUN GEDI HIJAU (Abelmoschus manihot) DENGAN METODE GRANULASI BASAH

ABSTRAK. Kata kunci : daun sirih hijau, tablet hisap, granulasi basah, gelatin ABSTRACT

Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Asam Sitrat Terhadap Sifat Fisik Granul Effervescent Sari Buah Naga (Hylocereus undatus)

Nety Saptaning Purwantie, Naniek Setiadi Radjab, Ari Widayanti Fakultas Farmasi dan Sains Universitas Muhammadiyah Prof. Dr.

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tepung daging lidah

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI MANITOL SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

PENGARUH KONSENTRASI PATI BIJI DURIAN SEBAGAI PENGIKAT TERHADAP MUTU FISIK GRANUL EFFERVESCENT

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

FORMULASI TABLET PARACETAMOL SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KONSENTRASI AMILUM UBI JALAR (Ipomea batatas Lamk.) SEBAGAI PENGHANCUR

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

FORMULASI TABLET PARASETAMOL KEMPA LANGSUNG MENGGUNAKAN EKSIPIEN CO-PROCESSING DARI AMILUM SINGKONG PARTIALLY PREGELATINIZED DAN GOM AKASIA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

FORMULASI DAN EVALUASI SIRUP EKSTRAK DAUN SIDAGURI (Sida rhombifolia L.)

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

PENGARUH KANDUNGAN PATI SINGKONG TERPREGELATINASI TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK TABLET LEPAS TERKONTROL TEOFILIN

UJI AMILUM BUAH PISANG BARANGAN SEBAGAI BAHAN PENGISI TABLET CTM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

FORMULASI TABLET KUNYAH DARI EKSTRAK ETANOL CABAI RAWIT

FORMULASI KOMBINASI PEMANIS SUKROSA DAN ASPARTAM TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantina L.

PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN PENGHANCUR SECARA INTRAGRANULAR, EKSTRAGRANULAR, DAN KOMBINASINYA

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

PENGARUH PENGEMPAAN ULANG PADA STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGISI-PENGIKAT TABLET KEMPA LANGSUNG

Octalya Mutiara, Ari Widayanti, Pramulani Mulya Lestari Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi dan Sains UHAMKA Jakarta ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia L) DENGAN PEMANIS SUKROSA- LAKTOSA-ASPARTAM

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

PENGARUH PENINGKATAN KONSENTRASI PATI BIJI ALPUKAT

UJI STABILITAS FISIK DAN ANTISEPTIK TERHADAP TABLET HISAP EKSTRAK KERING DAUN SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata Pers.)

BAB III METODE PENELITIAN. dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

OPTIMASI SUHU DAN WAKTU PENGERINGAN GRANUL TABLET KUNYAH BEE POLLEN

PEMANFAATAN MALTODEKSTRIN DARI PATI SINGKONG SEBAGAI BAHAN PENYALUT LAPIS TIPIS TABLET

Inding Gusmayadi, Nella Azwar *)

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

FORMULASI TABLET KUNYAH SERBUK JAHE MERAH (Zingiber officinale Rosc) Yetti O.K, Sri Handayani, Surban

BAB III METODE PENELITIAN

UJI SIFAT FISIK FORMULASI TABLET ANTI DIABETES EKSTRAK PARE

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI FARMASI

EFFECT OF TRAGACANTH AS BINDING AGENTS TO GINGER (Zingiber officinale Roxb.) lozenges

TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi. Oleh : HENDRIKUS RIZKI PRATAMA M

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

Rika Widyapranata, Siti Aisiyah,Yunita Ayuningtyas Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi Jl. Let. Jen. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta ABSTRAK

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pragel pati singkong yang dibuat menghasilkan serbuk agak kasar

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penetapan Kadar Sari

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT Puspita Septie Dianita 1, Tiara Mega Kusuma 2.

Keywords: Dewa Leaves, Lozenges, Simplex Lattice Design

FORMULASI TABLET EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Val) DENGAN VARIASI BAHAN PENGIKAT

Keywords: Sodium Lauryl Sulphate, PEG 6000, Sodium Benzoate, Effervescent Tablet.

Lampiran 1. Gambar Berbagai Jenis Kentang. Kentang Putih. Kentang Kuning. Kentang Merah. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembuatan Tablet Asetosal dengan Metode Granulasi Kering

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA TABLET PARASETAMOL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil uji formula pendahuluan (Lampiran 9), maka dipilih

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di

Lampiran 1. Hasil determinasi tumbuhan

Sapri, Dedi Setiawan, Rizki Khairunnisa Akademi Farmasi Samarinda ABSTRACT

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).

FORMULASI TABLET EKSTRAK BUAH PARE DENGAN VARIASI KONSENTRASI AVICEL SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENINGKATAN LAJU DISOLUSI TABLET PIROKSIKAM MENGGUNAKAN POLISORBAT 80

PENGARUH JENIS PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIKA SEDIAAN SERBUK MASKER WAJAH KULIT BUAH SEMANGKA (CITRULLUS VULGARIS SCHRAD)

BAB II. STUDI PUSTAKA...4

PENGARUH PENGGUNAAN AMILUM BIJI DURIAN

FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN ASPARTAM DAN SUKROSA SEBAGAI BAHAN PEMANIS DAN PATI BIJI DURIAN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL 95% DAUN SIRIH (Piper Betle L.) THE EFFECT OF ASPARTAME AND SUCROSE AS SWEETENER AND DURIAN SEED S STARCH AS A BINDING AGENT IN ETHANOL EXTRACT 95% BETLE LEAF LOZENGES Nurul Anggraeni, Ari Widayanti, Rahmah Elfiyani Jurusan Farmasi Fakultas Farmasi Dan Sains UHAMKA Jakarta Abstrak Tablet hisap dengan penambahan aspartam dan sukrosa sebagai bahan pemanis untuk menutupi rasa yang kurang enak dari ekstrak daun sirih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan aspartam dan sukrosa sebagai bahan pemanis terhadap sifat fisik pada tablet hisap ekstrak daun sirih dan respon rasa yang baik. Tablet hisap ekstrak etanol 95% daun sirih dibuat dalam 5 formula yaitu 20% sukrosa (F1), 5% aspartam:15% sukrosa (F2), dan 10% aspartam:10% sukrosa (F3), 15% aspartam: 5% sukrosa (F4) dan 20% aspartam (F5). Evaluasi tablet meliputi uji organoleptik, keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, keseragaman ukuran, dan waktu hancur. Analisis secara statistik dilakukan dengan metode ANOVA satu arah pada taraf kepercayaan 95% dan uji Chi Square pada data hedonis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan aspartam 5% dan sukrosa 15% mempengaruhi sifat fisik tablet dan kesukaan respon rasa. Kata kunci: Daun Sirih, Sukrosa, Aspartam, Pati Biji Durian, Tablet Hisap Abstract Aspartame and sucrose as a sweetener to cover up unpleasant taste of betel leafs extract in the lozenges. The aim of this research was to find out effects of aspartame and sucrose as a sweetener on physical tablet and taste response of betel leafs extract lozenges. The lozenges were made into 5 formulas that is 20% sucrose (F1), combination 5% aspartame and 15% sucrose (F2), combination 10% aspartame and 10% sucrose (F 3), combination 15% aspartame and 5% sucrose (F4) and 20% aspartame (F5). The tablets were tested for organoleptic, weight uniformity, hardness, friability, size uniformity and disintegration time. Data was analyzed by one way ANOVA on 95% significancy level and Chi Square for hedonic data. The result showed that the combination 5% aspartame and 15% sucrose affected the physical characteristic of tablet and the taste of choice tablet. Keywords : Betel Leafs, Sucrose, Aspartame, Durian Seed s Starch, Lozenges 1

PENDAHULUAN Salah satu tanaman yang sejak dulu sudah digunakan untuk pengobatan tradisional adalah sirih (Piper betle L.), bagian dari tanaman yang biasa digunakan adalah daunnya. Senyawa yang terkandung dalam daun sirih cukup banyak, diantaranya adalah asam amino, saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri penggunaan yang lebih praktis, daun sirih dibuat dalam bentuk sediaan tablet hisap yang diharapkan dapat memperbaiki rasa dan bau, sehingga dapat diterima baik oleh konsumen. Bahan pemanis lazim digunakan untuk meningkatkan rasa pada tablet yang ditujukan untuk larut di dalam mulut. Pemanis ditambahkan pada (Syamsuhidayat, 1991). Daun sirih tablet jika menggunakan pembawa memiliki banyak khasiat, salah satunya sebagai pereda batuk. Dalam penggunaannya sebagai obat batuk digunakan 2 gram daun sirih kering, direbus dalam 120 ml air selama 15 menit, kemudian disaring ke dalam gelas, diminum 2 kali sehari (Depkes RI, 1980). Hal tersebut kurang praktis cara penggunaannya, selain itu daun sirih memiliki rasa yang pedas dan bau khas yang sulit untuk dihilangkan. Oleh karena itu untuk menjadikan seperti manitol, laktosa, dan sukrosa yang belum mampu menutupi rasa komponen formulasi (Agoes, 2012). Sukrosa merupakan bahan tambahan yang bisa berfungsi sebagai pengisi, pengikat dan pemanis. Sebagai pemanis sukrosa dirasa belum mampu menutupi rasa ekstrak daun sirih yang khas dan pedas, salah satu bahan yang bisa digunakan adalah aspartam yang memiliki tingkat kemanisan 180-200 kali dari sukrosa (Rowe et al, 2006). 2

Pada penelitian ini akan dibuat suatu model sediaan tablet hisap ekstrak etanol 95% daun sirih ( Piper betle L.) dengan menggunakan bahan pemanis aspartam dan sukrosa menggunakan metode granulasi basah. Dengan melihat pengaruh penambahan aspartam dan sukrosa terhadap kekerasan dan kerapuhan. Hal ini dikarenakan jika kekerasan baik maka tablet tidak rapuh. Selain itu juga, respon rasa dari penambahan aspartam dan sukrosa yang dapat menutupi rasa tidak enak dari ekstrak daun sirih. METODOLOGI Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan adalah ekstrak kental daun sirih diperoleh dari BALITRO-Bogor, biji durian diperoleh dari Bekasi, manitol, sukrosa, nipagin, aerosil, magnesium stearat, dan aquades diperoleh dari laboratorium Teknologi Farmasi FFS UHAMKA, aspartam diperoleh dari PT Kimia Farma. Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan adalah mesin pencetak tablet single punch, friability tester, hardness tester, disintegration tester, granul flow tester, ayakan bertingkat, botol timbang, tanur, timbangan analitik, oven, jangka sorong, stopwatch, dan alat-alat gelas lainnya. Prosedur Penelitian Pembuatan Pati Biji Durian Biji durian segar yang telah dikumpulkan dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dikeringkan pada suhu kamar kurang lebih 2-3 minggu hingga mengering. Setelah itu biji durian dibersihkan dari kulit ari dengan jalan perebusan kurang lebih 5 menit, lalu dikeringkan lagi selama 24 jam. Saat kering kemudian dicampur dengan aquades dengan perbandingan 3

3:1 lalu diblender hingga menjadi bubur. Hasil pencampuran disaring dengan kain flannel dan diperas hingga airnya habis. Ampasnya dicampur kembali dengan aquades kurang lebih ¼ bagian dari ampas. Cairan yang diperoleh dari hasil perasan diendapkan kurang lebih 12 jam, lalu disaring dengan kertas saring sampai airnya habis, maka akan diperoleh pati basah. Pati dikeringkan dalam oven dengan suhu 60 o C selama 48 jam. Pati kering kemudian diayak dengan pengayak nomor 60 hingga diperoleh Uji Susut Pengeringan Dimasukkan lebih kurang 2,0 g sampel dalam botol timbang bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu penetapan selama 30 menit dan telah ditara. Kemudian dikeringkan pada suhu 105 C selama 5 jam, dan ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan ditimbang pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25% (Depkes RI, 1995). Uji Sisa Pemijaran Dua gram sampel dimasukkan ke serbuk pati kering (Pratama, 2012). dalam krus (cawan pengabuan) yang Pengujian Karakteristik Pati Biji Durian Uji Organoleptik Pati biji durian yang telah diperoleh, diperiksa secara organoleptik menggunakan panca indera, meliputi bentuk, warna, bau dan rasa. telah dipijar dan ditara. Kemudian dipijarkan dalam tanur pengabuan sampai didapat abu. Proses pengabuan dilakukan pada suhu 800 C dalam waktu 30 menit kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang. Perlakuan diulangi hingga diperoleh bobot konstan (Depkes RI, 1980). 4

Pembuatan Tablet Hisap 1. Bahan-bahan yang akan digunakan, ditimbang untuk membuat granul. 2. Dibuat mucilago pati biji durian. 3. Setelah itu, ekstrak kental sirih dimasukkan ke dalam wadah, ditambahkan manitol, aduk hingga ektsrak menjadi kering dan homogen, terlebih dahulu sukrosa dan aspartam dicampur, aduk hingga homogen, masukkan ke dalam wadah lalu aduk hingga homogen, tambakan nipagin, aduk hingga homogen. 4. Mucilago pati biji durian 5. Massa tersebut diayak dengan ayakan no 12, hasil pengayakan dikumpulkan kemudian ditimbang. 6. Masukkan ke dalam oven dengan suhu ± 50 C selama ± 24 jam. Granul tersebut ditimbang kembali, diayak dengan ayakan no 18. 7. Kemudian tambahkan magnesium stearat dan aerosil pada granul kering, dicampur sampai homogen. Lakukan evaluasi granul. 8. Setelah dilakukan evaluasi granul dicetak menjadi tablet hisap dengan menggunakan mesin cetak single punch. 9. Lakukan evaluasi tablet. ditambahkan sedikit demi sedikit, aduk hingga terbentuk massa yang bisa dikepal (banana breaking). 5

Tabel 4. Formula Tablet Hisap Bahan Formula (mg) 1 2 3 4 5 Ekstrak Daun Sirih 117,3 117,3 117,3 117,3 117,3 Aspartam 0 37,5 75 112,5 150 Sukrosa 150 112,5 75 37,5 0 Mg. Stearat 22,5 22,5 22,5 22,5 22,5 Pati Biji Durian 15 15 15 15 15 Nipagin 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 Aerosil 1,875 1,875 1,875 1,875 1,875 Manitol ad 750 750 750 750 750 buat grafik distribusinya (Lachman Evaluasi Granul Distribusi ukuran granul dkk., 1990). Uji Waktu Alir Distribusi ukuran granul diuji Waktu alir granul diuji dengan menggunakan ayakan mesh No 18, 20, 24, 30 dan 40. Sebanyak 100,0 gram granul dimasukkan ke dalam ayakan paling atas pada ayakan bertingkat yang telah disusun (ayakan dengan no mesh paling kecil terletak di atas). Mesin dinyalakan dengan frekuensi 30 Hz selama 25 menit. Bobot granul yang terdapat pada masing-masing ayakan ditimbang. Hitung % granul yang tertinggal dan menggunakan granul flow tester. Sebanyak 50,0 gram granul dimasukkan ke dalam corong alumunium yang telah ditutup lubangnya. Tutupnya dibuka, catat waktu alirnya (Siregar, 2010). Uji Sudut Diam Disiapkan alat granul flow tester. Sebanyak 50,0 gram granul dimasukkan ke dalam corong alumunium yang telah ditutup lubangnya. Tutup corongnya dibuka, 6

biarkan granul mengalir. Granul ditampung dengan kertas milimeterblock, lalu ditandai milimeterblock-nya sebagai diameter dan ukur tinggi granulnya (Siregar, 2010). Uji Kompresibilitas Disiapkan mesin pengentap dan gelas ukur 100 ml. Dimasukkan granul ke dalam gelas ukur sampai tanda batas 100 ml, kemudian granul tersebut ditimbang. lakukan pengetapan sebanyak 500 kali ketukan, volume dicatat. Lakukan sebanyak 3 perlakuan. Granul dari gelas ukur tersebut ditimbang, bobotnya dicatat. dioven selama ±30 menit, kemudian ditara. Selanjutnya dimasukkan kedalam oven pada suhu 105 C selama 1 jam. Kemudian didinginkan dalam eksikator dan ditimbang, lalu dipanaskan kembali dalam oven selama 30 menit, dinginkan dalam eksikator dan ditimbang kembali. Perlakuan diulangi sampai didapat bobot konstan (Depkes RI, 1979). Evaluasi Tablet Uji Penampilan Meliputi pengukuran sejumlah perlengkapan seperti bentuk, warna, bau, rasa, dan cacat fisik (Lachman dkk., 1994). Hitung kerapatan bulk (sebelum dan Uji Keseragaman Bobot sesudah pengentapan). Hitung % kompresibilitasnya (Siregar, 2010). Uji Susut Pengeringan Disiapkan 1,0 gram granul ditimbang didalam botol timbang yang sebelumnya telah dikeringkan Disiapkan 20 tablet, ditimbang lalu dihitung bobot rata-rata setiap tablet. Kemudian tablet ditimbang satu persatu. Hitung penyimpangan masing-masing bobot terhadap bobot rata-rata tablet (Depkes RI, 1979). 7

Uji Kekerasan Disiapkan 10 tablet. Uji kekerasan tablet dengan alat hardness tester. Uji Kerapuhan Disiapkan 20 tablet yang telah dibebasdebukan ditimbang lalu dimasukkan ke dalam alat penguji keregasan, lalu dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan putaran 25 putaran per menit. Tablet yang masih utuh dibebasdebukan kemudian ditimbang. Hitung kehilangan bobotnya (Voigt, 1995). Uji Keseragaman Ukuran Pengukuran diameter dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Persyaratan diameter tablet untuk Waktu Hancur Tablet Enam tablet dimasukkan ke dalam masing-masing tabung pada disintegration tester. Untuk menguji waktu hancur, tiap tabung diisi oleh satu tablet, kemudian keranjang diletakkan di dalam beaker berisi 1 liter air, cairan lambung buatan, atau cairan usus buatan pada 37 C ± 2 C. Uji Tanggapan Responden Uji kesukaan merupakan pengujian yang panelisnya mengemukakan responnya berupa senang atau tidaknya terhadap sifat bahan yang diuji. Panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara spontan tanpa membandingkan dengan sampel tablet hisap adalah lebih dari 12,5 mm. standard atau sampel yang diuji Dua puluh tablet diukur ketebalannya sebelumnya (Soekarto, 1985). dengan menggunakan jangka sorong (Depkes RI, 1995; Bargava, 1994). HASIL PENILITIAN DAN PEMBAHASAN 8

Tabel 5. Karakteristik Pati Singkong dan Pati Biji Durian No Pemeriksaan Hasil Pati Singkong (Depkes RI, 1979) 1. Organoleptis : a. Bentuk a. Serbuk halus b. Aroma b. Tidak berbau c. Rasa c. Tidak berasa d. Warna d. Putih 2. Kadar Air Tidak lebih dari 15,0% 3. Kadar Abu Tidak lebih dari 0,6% 0,90% Hasil Pati Biji Durian a. Serbuk halus b. Tidak berbau c. Tidak berasa d. Putih 13,51% Tabel 6. Hasil Evaluasi Massa Granul Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5 *Waktu alir (detik) 08.8 08.77 08.67 08.57 08.77 *Sudut diam (º) 25,81±1,06 28,51±1,28 26,88±0,55 26,49±1,77 28,51±1,28 *Kompresibilitas (%) 6,47±0,56 9,21±0,55 6,36±0,55 7,28±0,57 8,81±0,54 *Susut pengeringan (%) 1,2389 1,7075 1,8028 2,1137 2,4293 Keterangan (*): n = 3 Granul dapat dikatakan dapat mengalir dengan baik bila sudut diam lebih kecil Uji kompresibilitas bertujuan untuk menentukan apakah sifat bahan dapat atau sama dengan 30 sedangkan membentuk masa yang stabil dan waktu alir dapat dikatakan baik jika granul dapat mengalir kurang dari 10 detik (Voigt 1994; Lachman dkk., 1994) dari kelima formula menghasilkan sudut diam dan waktu alir yang masih memenuhi persyaratan. kompak bila diberikan tekanan dan dari hasil penelitian didapat nilai kompresibilitas masuk dalam kategori baik sekali karena berada diantara 5-15% dari persyaratan kompresibilitas (Lachman dkk., 1994), dari kelima formula menghasilkan kompresibilitas yang baik sekali karena masih berada 9

diantara 5-15%. Selanjutnya hasil pencetakan karena granul yang lembab susut pengeringan granul dalam penelitian ini relatif kecil yaitu kurang dari 2,5% (Siregar, 2010), jika granul mempunyai susut pengeringan diatas 2,5% maka dikhawatirkan akan terjadi penempelan dan pengelupasan pada proses pencetakan. Uji susut pengeringan bertujuan untuk mengetahui kandungan air dalam granul, hal ini berguna untuk proses menyebabkan penempelan bagian tablet oleh punch. Uji distribusi ukuran granul bertujuan untuk mengetahui penyebaran ukuran granul yang diperoleh, dalam penelitian ini granul F2, F3, F4 dan F5 lebih banyak menyebar pada nomor ayakan 18, sedangkan granul pada F1 banyak menyebar pada nomor ayakan 24. Tabel 7. Hasil Evaluasi Tablet Evaluasi F1 F2 F3 F4 F5 Organoleptis: a. Bentuk b. Aroma c. Warna d. Rasa *Keseragaman bobot (mg) *Kekerasan (kg/cm 2 ) *Diameter (mm) *Ketebalan (mm) *Keregasan (%) *Waktu hancur (menit) Oval Khas Hijau muda Manis Oval Khas Hijau muda Manis Oval Khas Hijau muda Manis Oval Khas Hijau muda Manis Oval Khas Hijau muda Manis Manis 749,80±12,68 756,38±8,37 744,03±8,27 774,49±15,85 750,09±22,00 12,37±0,57 13,14±0,44 13,13±0,64 13,58±0,02 13,56±0,003 16,11±0,02 16,12±0,03 16,11±0,02 16,10±0,01 16,10±0,01 5,58±0,08 5,68±0,14 5,75±0,24 6,38±0,05 5,69±0,25 0,61±0,09 0,55±0,06 0,73±0,04 0,62±0,04 0,69±0,04 14,17±3,74 11,27±1,44 13,18±1,41 21,38±0,12 30±0,009 Keterangan (*): n = 3 10

Hasil uji keseragaman bobot tablet pada setiap formula memenuhi persyaratan pengujian Farmakope Indonesia edisi III. Uji kekerasan tablet merupakan dapat mempengaruhi kekerasan tablet yang dihasilkan menjadi lebih rendah (Shotton dkk., 1976). Oleh sebab itu, pengaruh penambahan aspartam dan sukrosa mempengaruhi kekerasan salah satu parameter untuk menguji tablet. Kekerasan yang baik untuk ketahanan fisik tablet yang dihasilkan. Faktor yang berpengaruh terhadap kekerasan adalah sifat deformasi yang dimiliki oleh sukrosa dan aspartam. Sifat deformasi plastis menyebabkan perubahan bentuk partikel ketika suatu bahan diberi tekanan namun tidak kembali ke bentuk semula jika tekanan dihilangkan. Ikatan kuat yang terbentuk pada bentuk partikel baru menyebabkan kekerasan tablet meningkat. Jika suatu bahan mempunyai deformasi elastis, maka akan terjadi perubahan bentuk partikel ketika diberi tekanan, namun akan kembali ke bentuk partikel semula ketika tekanan dihilangkan. Hal ini tablet hisap adalah 30-50 kg inci 2, pada kelima formula memenuhi persyaratan kekerasan. Hasil pengujian keregasan tablet pada lima formula memenuhi syarat karena tidak lebih dari 1%. Ikatan yang kuat antar partikel pada permukaan tablet menyebabkan tablet tidak rapuh. Pengukuran waktu hancur tablet memenuhi syarat, yaitu kurang dari 30 menit. Hanya 4 formula yang memenuhi persyaratan waktu hancur yaitu F1, F2, F3 dan F4, sedangkan F5 tidak memenuhi syarat karena waktu hancurnya 30 menit. Hal ini dikarenakan konsentrasi aspartam 11

yang tinggi yang dapat menyebabkan tablet hancur lebih lama. Selain itu juga, aspartam sedikit larut dalam air. Data hasil evaluasi evaluasi kekerasan dan keregasan dianalisa menggunakan ANOVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk melihat perbedaan yang lebih nyata. Terdapat perbedaan diantara 5 formula. Setelah itu, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD dan hasilnya menunjukkan adanya perbedaan yang nyata antara formula 2 dan formula 3. Hasil Uji Kemanisan Tablet Hasil Uji Kesukaan Tablet Berdasarkan uji Chi Square pada uji kemanisan diperoleh bahwa perbedaan konsentrasi aspartam dan sukrosa menyebabkan perbedaan kemanisan pada tablet hisap. Dan uji Chi Square pada uji kesukaan diperoleh bahwa perbedaan konsentrasi sukrosa dan aspartam sebagai pemanis menyebabkan perbedaan kesukaan pada tablet hisap. Simpulan Peningkatan jumlah aspartam dan sukrosa dalam kombinasi aspartam dan sukrosa sebagai pemanis serta pati biji durian sebagai pengikat mempengaruhi sifat fisik tablet. Hasil uji kekerasan dan kerapuhan pada kelima formula memenuhi persyaratan Berdasarkan hasil statistik kekerasan bahwa ada perbedaan yang nyata antara kelima formula. Penambahan aspartam 5% dan sukrosa 15% mempengaruhi sifat fisik tablet dan kesukaan respon rasa. 12

DAFTAR PUSTAKA Agoes, G. 2012. Sediaan Farmasi Padat (SFI -6). Penerbit ITB, Bandung. Hlm. 291. Bargava, HN, Mendes RW. 1994. Lozenges in Swarbrick J., and Boyland J.C. 1994. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Vol 9. Marcel Dekker, New York. Hlm. 76-80, 80-81. Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hlm. 6, 7, 9, 354, 807. Departemen Kesehatan RI. 1980. Materia Medika Indonesia IV. Cetakan kelima. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Hlm. 92-98 153-154, 157-158. Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan. Hlm. 12, 519, 762, 1036, 1039-1040, 1043. Lachman, L., Lieberman, H.A dan Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri Jilid 1. Edisi Ketiga, Terjemah Suyatmi. UI Press, Jakarta. Hlm. 140, 147, 399, 400. Terhadap Sifat Fisik Tablet Hisap Ekstrak Daging Buah Pala (Myristica fragrans Houtt). Skripsi. FFS UHAMKA Jakarta. Rowe. R. C., Sheskey, J. P. 2006. Handbook of Pharmaceutical Exipient Fifth Edition. The Pharmaceutical Press, London. Hlm. 188, 430, 449-450, 744. Shotton, E., Hersey, J. A., and Wray, P.E. 1976. Compaction and Compression, In: Lachman, L., Lieberman, H.A., Kanig, J.L., (Eds). The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 2nd Ed. Philadelpia,Lea and Febiger. Hlm. 296-318. Siregar, C. 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-Dasar Praktis. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Hlm. 32, 34-36, 193-196, 505-523. Soekarto, S. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara Karya Aksara, Jakarta. Hlm. 45 55. Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Edisi V. Penerjemah Soendani Noerono. UGM Press, Yogyakarta. Hlm. 160-162, 223, 263-266, 607-609. Pratama, J.A. 2012. Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Pati Biji Durian ( Durio Zibethinus Murr) Sebagai Pengikat 13