PENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL

dokumen-dokumen yang mirip
KONSUMSI LISTRIK LEMARI PENDINGIN SATU PINTU, 170 LITER, HASIL PENGUJIAN TERKONDISIKAN BERDASARKAN SNI

PENGUJIAN KONSUMSI ENERGI LISTRIK LEMARI PENDINGIN BERDASARKAN SNI

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN CHEST FREEZER DOMO

BAB IV ANALISA DAN KOMBINASI SOLAR HOME SYSTEM DENGAN LISTRIK PLN

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.

BAB III METODE PENELITIAN

Langkah mudah memilih AC yang Hemat Energi & Cara merawat AC

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

INTERPRETASI PERDIRJEN NO 30 th 2013 dan SNI IEC dan SNI IEC Piranti listrik rumah tangga dan sejenis Keselamatan

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

PROPOSAL TUGAS AKHIR ANALISIS PENGATURAN SUHU AC (AIR CONDITIONING) TERHADAP KONSUMSI DAYA LISTRIK

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A TAMPILAN PERANGKAT LUNAK

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Instruksi Kerja Penggunaan Inkubator Memmert INE500

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISA

ANALISIS PEMAKAIAN ENERGI PADA SETRIKA LISTRIK TANPA UAP DALAM MENUNJANG PENETAPAN STANDAR KINERJA ENERGI MINIMUM

Bab V Pengujian Sistem dan Evaluasi Unjuk Kerja

KAJIAN PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK DENGAN PEMASANGAN INVERTER PADA MOTOR FAN MENARA PENDINGIN RSG - GAS

BAB I PENDAHULUAN. pengelola energi listrik di Indonesia telah melakukan salah satu kegiatan

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLatihan Soal 2.7

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai adalah tegangan dan arus bolak-balik ( AC). Sedangkan tegangan dan arus

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 5 No. 3, September 2016 (1-6)

Rancang Bangun Sistem Penyejuk Udara Menggunakan Termoelektrik dan Humidifier

BAB II LANDASAN TEORI

PERHITUNGAN KESEIMBANGAN CATU DAYA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PELUMAT (BLENDER) DOMO

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS HASIL

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

PENGUJIAN BANTALAN BETON UNTUK TRACK JALAN KERETA API SEPUR 1435 MM MENGGUNAKAN STANDAR UJI AREMA

BAB IV EVALUASI PROTOTYPE DAN PENGUJIAN PROTOTYPE

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

ANALISIS AUDIT ENERGI DI BENGKEL LAS POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

KARAKTERISTIK MCB SEBAGAI PEMUTUS dan PENGHUBUNG MERESPONS TERJADINYA GANGGUAN CATU DAYA INSTALASI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

STUDI PEMILIHAN SUMBER ENERGI LISTRIK DI PABRIK GULA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA (PTPN) XI SITUBONDO

BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

Dari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.

BAB I PENDAHULUAN. yang menonjol adalah dalam bidang teknologi elektronika. Sebelum adanya listrik

PERBANDINGAN KONSUMSI DAYA LISTRIK PENGGUNAAN REFRIGERANT HYDROCARBON (HC) DENGAN FREON (CFC) PADA SISTEM PENDINGIN

KAJIAN MODA OPERASI TWO OF THREE PADA ARUS BEBAN SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

Heat Energy Harvesting untuk Sumber Listrik DC Skala Kecil

PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP INTENSITAS CAHAYA PADA LAMPU PENDAR ELEKTRONIK

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

KONTROL MANUAL DAN OTOMATIS PADA GENERATOR SET DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER MELALUI SMARTPHONE ANDROID

PENGARUH PERUBAHAN PENGATURAN SUHU PENGKONDISI UDARA JENIS TERPISAH (AC SPLIT) TERHADAP RASIO EFISIENSI ENERGI

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB V PENUTUP. Dari hasil penyelesaian tugas akhir dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

Dengan mengetahui bahwa massa jenis es balok pada temperatur 0 C adalah 916,2 kg/m 3, maka massa es balok:

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. 2.1 AC Split

SISTEM INFORMASI REAL TIME PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

UNIVERSITAS GADJAH MADA LABORATORIUM FISIKA MATERIAL DAN INSTRUMENTASI No. Dokumen : IKO/FM.003/VCF PETUNJUK OPERASIONAL VACUM CHAMBER FURNACE JK-1200

BAB I PENDAHULUAN. suatu panel listrik selalu dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan cara

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

RANCANG BANGUN MODUL POWER FACTOR CONTROL UNIT

EVALUASI PENGHEMATAN ENERGI DI INSTALASI RADIOMETA- LURGI PUSAT TEKNOLOGI BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGOPERASIAN SISTEM VAC & OFF GAS (SISTEM TATA UDARA) Gatot Sumartono, Ade Suherman Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

RUMUS DAYA 3 PHASE MANUALS DOWNLOAD

PERHITUNGAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR SETELAH MODIFIKASI PERIODA TEST RUN DISEL BRV 10/20/30 RSG-GAS

Optimasi Energi pada Motor Induksi 3 Fasa dalam Memproduksi Kebutuhan Air (Studi Kasus di PDAM Karang Pilang Surabaya)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

Peningkatan Efisiensi Penggunaan Energi Listrik untuk Pencahayaan di Ruang Laboratorium Listrik dengan LHE

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah yang menaikkan tarif dasar listrik dan tarif dasar

BAB III PERANCANGAN GREEN MEDICAL BOX PORTABLE

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

PENGUJIAN KAPASITAS TANGKI PENYIMPANAN KALOR DAN EFISIENSI KOLEKTOR PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA

EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

ABSTRAK. Kata kunci : Kondisi tanpa Harmonisa, Kondisi dengan Harmonisa, Harmonic Analysis Load Flow, Rugi Daya, Sistem Tegangan Rendah.

PENGARUH SOFTSTARTER PADA ARUS MOTOR POMPA PENDINGIN PRIMER RSG-GAS

PEMETAAN EFIKASI LAMPU SWABALAST UNTUK MENDUKUNG PENERAPAN SNI PADA LAMPU HEMAT ENERGI

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 PENGUJIAN KONSUMSI LISTRIK DAN SUHU DALAM LEMARI PENDINGIN SKALA RUMAH TANGGA PADA KONDISI RIIL Rohi A. Wenyi Balai Besar Teknologi Energi BPPT, PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang 15314, Indonesia. ABSTRAK Tulisan in melaporkan hasil pengujian terhadap suatu sampel lemari pendingin yang ditempatkan pada sebuah rumah tangga untuk meneliti suhu di dalam lemari pendingin dan konsumsi energinya. Rumah tangga yang dijadikan lokasi pengujian berpenghuni 4 orang dengan pendapatan total berkisar Rp. 3 5 Juta/bulan. Lemari es yang diuji ini merupakan lemari es kedua yang ada di rumah tersebut. Selama pengujian seluruh anggota keluarga dibebaskan untuk menggunakan lemari pendingin sebagaimana layaknya sesuai buku petunjuk pabrikan. Pengujian ini amat menarik mengingat pengujian lemari pendingin selama ini selalu dikondisikan, baik tegangan listrik, suhu ambien, kelembaban udara maupun cara pengoperasiannya. Hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan konsumsi energi yang besar dibandingkan dengan hasil pengujian terkondisikan pada sampel yang sama. Demikian juga dengan unjuk kerjanya yang dipresentasikan oleh suhu ratarata pada masingmasing kompartemen dalam lemari pendingin. Terdapat selisih suhu sebesar + 5 o C antara kedua sistem pengujian ini. Kata kunci: lemari pendingin, rumah tangga, pengujian riil, pengujian terkondisikan. ABSTRACT The paper reports the test of refrigerator that was arranged in the real household condition in order to record the temperature profile inside the refrigerator and its electricity consumption. The family lived in the selected house for this test has 4 members and total income of 3 to 5 million rupiah per month. This family has their own refrigerator so that the tested refrigerator is the second facility in the house. During testing all member could open the refrigerator as usual to get their need and operated it following the guidance in the leaflet from the factory. This test is interesting since the previous test of refrigerator usually was done in a certain condition where a certain voltage was set, a certain RH, a certain ambient temperature and a certain operation procedure. The test result shows significant different between these two test procedures on the same sample. The performance is shown by temperature profile in each compartment inside the refrigerator. Temperature different between these two different tests reach + 5 o C. 1. PENDAHULUAN Penawaranpenawaran menarik dari produsen peralatan rumah tangga saat ini sangatlah beragam, khususnya peralatan rumah tangga pengkonsumsi energi. Coba perhatikan secara seksama iklaniklan yang ada saat ini, baik lewat media tulis maupun elektronika. Ada penawaran peralatan yang dapat dioperasikan pada tegangan rendah hingga mencapai 140 Volt dari tegangan normal 220 Volt yang disediakan PLN, sampai dengan tawaran yang menyatakan peralatan tersebut sangat hemat konsumsi energinya. 1

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 Tawarantawaran ini sering menarik perhatian masyarakat untuk memilih dan membelinya sebagai perlengkapan rumah tangga mereka. Hampir setiap peralatan elektronika/listrik rumah tangga yang dijual di pasaran oleh produsen dilengkapi dengan data spesifikasi teknik (name plate) pada bagian tertentu alat tersebut. Data tersebut merupakan hasil uji yang dilakukan produsen dan merupakan hasil uji dengan kondisi ideal, yaitu suatu pengujian yang beberapa parameternya dikondisikan, baik lingkungan pengujian maupun perlakuan pengoperasian terhadap alat yang diuji. Guna mendapatkan data/informasi pembanding terhadap hasil uji terkondisi, berikut ini akan disajikan hasil uji lemari pendingin yang tidak dikondisikan atau diuji secara riil di suatu rumah tangga. 2. ACUAN/DASAR PENGUJIAN DAN DESKRIPSI SAMPEL UJI Prosedur pengujian ini tidak dapat mengacu kepada suatu standar, disebabkan hingga saat pengujian ini dilakukan masih belum tersedia standar pengujian konsumsi energi lemari pendingin dengan moda pengoperasian riil. Sebagai pelengkap bahan pustaka selain digunakan beberapa SNI yang berkaitan dengan pengujian lemari pendingin, hasil pengujian lemari pendingin yang sama namun dilakukan dengan cara terkondisi juga digunakan. Lemari pendingin yang diuji adalah salah satu lemari pendingin yang juga digunakan sebagai sampel uji pada pengujian terkondisi yang pernah dilakukan sebelumnya. Lemari pendingin ini merupakan produksi dalam negeri yang telah dijual di pasaran. Spesifikasi teknis yang tercantum pada lemari pendingin yang dijadikan sample uji adalah sebagai berikut. Model/Tipe : Satu Pintu / Direct Cooling /Semi Auto Defrosting Tegangan & Frekuensi : 220 Volt / 50 Hz Daya : 74 Watt Arus : 0,6 A Dimensi luar (mm) : 570 x 1261 x 585 Volume kotor : 182 Liter Berat kotor total : 42 kg Nomor seri : Q 120240501213 3. DESKRIPSI PENGUJIAN Pengujian terhadap lemari pendingin ini berdasarkan keadaan dan operasi riil yang dilakukan pada sebuah rumah tangga yang terdiri dari 4 orang anggota keluarga dengan pendapatan ratarata perbulan antara Rp. 3 Juta s.d. Rp. 5 Juta. Keadaan riil dimaksud adalah kondisi dimana ruang tempat pengujian tidak dikondisikan atau suhu sekitar dan kelembaban udara dibiarkan sesuai dengan kondisi lingkungan. Demikian juga suplai tegangan dibiarkan sesuai tegangan jalajala di rumah tersebut. Hal yang sama diberlakukan untuk pola pembebanan dan pengoperasian lemari pendingin, dimana lemari pendingin digunakan sesuai kebutuhan seharihari penghuni rumah tersebut dan dioperasikan berdasarkan buku petunjuk dari pabrikan. Selama pengukuran lemari pendingin ditempatkan pada sebuah ruangan di rumah tersebut, yaitu ruang berdekatan dengan dapur dari keluarga pemakai dengan posisi peletakan sesuai yang 2

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 dianjurkan pada buku petunjuk pemakaian. Termostat lemari pendingin diset pada posisi medium. Hal ini dilakukan agar dapat dilakukan pembandingan terhadap data pengujian terkondisi yang juga menggunakan setting medium saat pengujian. Pengukuran dan pengambilan data dilakukan selama sebulan penuh, sedangkan data yang digunakan untuk evaluasi adalah data 24 jam selama 15 hari yang diperoleh dari validasi data hasil pengukuran. 3.1. Pengukuran Suhu. Pengukuran suhu pada lemari pendingin dilakukan masingmasing pada Kompartemen Pembeku (t f ), Kompartemen Makanan Segar (t m ), dan Kompartemen Bawah/cellar (t c ). Titiktitik ukur ini sama dengan yang dilakukan pada pengujian terkondisi, dengan maksud agar dapat membandingkan karakteristik suhu kompartemen pada masingmasing jenis pengujian. Selain pengukuran suhu pada kompartemen lemari pendingin juga dilakukan pengukuran suhu udara sekitar / ambient (t a ), yang dimaksudkan untuk mengetahui perubahan dan pengaruhnya terhadap suhu pada masingmasing kompartemen selama 24 jam secara terusmenerus. 3.2. Pengukuran Frekuensi dan Lama Bukaan Pintu. Pengukuran ini untuk mengetahui pengaruh frekuensi bukatutup pintu dan lama bukaan pintu terhadap suhu kompartemen dan konsumsi energi lemari pendingin sesuai pola pemakaian rumah tangga selama 24 jam secara terusmenerus. Pada pintu lemari pendingin dipasang sebuah detektor sebagai indikasi bukatutup pintu sekaligus untuk mengetahui frekuensi dan lama bukaan pintu. 3.3. Pengukuran Konsumsi Energi. Pengukuran dilakukan untuk mengetahui karakteristik konsumsi energi lemari pendingin sesuai pola pemakaian seharihari pada suatu rumah tangga. Parameter pengukurannya adalah arus (A), tegangan (V), dan daya listrik (P). 3.4. Konfigurasi Alat Ukur. t a Door Detector A V t f t m Data Logger PC P t cm Refrigerator Gambar 1. Konfigurasi perekaman data dan parameter yang diukur. 3

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 4. HASIL PENGUJIAN. Hasil evaluasi dan analisa pengujian lemari pendingin ini disajikan dalam bentuk tabel di bagian bawah penjelasan hasil pengujian ini. Data pengukuran selama pengujian disajikan dalam bentuk grafikgrafik yang diletakkan pada bagian lampiran. Hasil pengukuran suhu pada pengujian riil ini menunjukkan bahwa suhu sekitar sangat berpengaruh terhadap konsumsi energi dan suhu masingmasing kompartemen pada lemari pendingin, dimana pola perubahan suhu di kompartemen lemari pendingin memiliki pola yang sama seiring perubahan suhu sekitar (lihat Gambar 2). Suhu ratarata tiap kompartemen hasil uji riil diketahui lebih tinggi sebesar ± 5 o C, jika dibandingkan dengan hasil pengujian terkondisi (lihat Tabel 1). Selama pengujian, didapati hanya satu kali keadaan defrosting dan berlangsung dari jam 08:05 hingga 18:35 (lihat Gambar 3). Pada saat defrosting, suhu maksimum yang dicapai sebesar 18,9 o C dan mengalami pembukaan pintu selama 7 menit 17 detik. Sedangkan ketika masa defrosting selesai dan kompresor on kembali secara otomatis, daya maksimum yang dicapai pada saat starting adalah sebesar 97,7 watt (lihat Gambar 2 dan Gambar3). Dari pengukuran kelistrikan, diketahui konsumsi arus lemari pendingin dari kedua jenis pengujian tidak terdapat perbedaan yang cukup besar, hanya sebesar 0,02 Ampere, sedangkan konsumsi daya ratarata pengujian riil lebih rendah 5 Watt dari pengujian terkondisi. Pengujian riil ini menunjukkan konsumsi energi ratarata pada setting termostat medium adalah sebesar 1,55 kwh/hari (lihat Tabel 1). Konsumsi energi per hari yang dibutuhkan oleh lemari pendingin selama periode pengujian riil ini, hampir mencapai dua kali lipat lebih besar dari konsumsi energi per hari yang dibutuhkan oleh lemari pendingin sewaktu pengujian terkondisi. Hal ini karena selama pengujian dengan kondisi riil, dilakukan pembukaan pintu dan pemberian beban/diisi bahan makanan pada lemari pendingin, sedangkan pada uji terkondisi hal tersebut tidak dilakukan. Ini terindikasi juga dari data ratio operasi kompresor selama 24 jam, yang ternyata didapati 100% on, ini berarti selama pengujian kompresor tidak pernah off selain sewaktu dilakukan defrosting. Oleh karena itu konsumsi energi per hari yang hampir mencapai 2 kali lebih besar dari konsumsi energi per hari yang dibutuhkan oleh lemari pendingin sewaktu pengujian terkondisi cukup beralasan, mengingat ratio operasi kompresor selama 24 jam yang didapati saat uji terkondisi adalah + 50% on dan 50% off (lihat Tabel 1). Dari pengamatan data hasil pengukuran, didapati bahwa frekuensi lama waktu bukaan pintu oleh pemakai dengan jumlah anggota keluarga 4 orang ini, didominasi dengan lama bukaan antara 1 detik hingga 10 detik, yaitu mencapai + 62% (lihat Gambar 6). Adapun bukatutup pintu yang terjadi selama pengujian, terekam ratarata per hari adalah sebanyak 22 kali dengan ratarata lama bukaan 12 detik (lihat Tabel 1). Dari pengujian ini didapatkan grafik korelasi lama bukaan pintu vs konsumsi energi (lihat Gambar 5), dimana setiap satu detik lama bukaan pintu mengkonsumsi energi sebesar 0,0023 kwh. 4

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 5. KESIMPULAN Dari pengamatan selama pengujian 15 hari ini, set point termostat lemari pendingin tidak pernah tercapai, hal ini diindikasikan tidak ditemukannya kompresor dalam keadaan off, kecuali sewaktu defrosting. Konsumsi energi lemari pendingin setiap satu detik lama bukaan pintu adalah sebesar 0,0023 kwh. Pengujian riil ini menunjukkan ratarata konsumsi energi adalah sebesar 1,55 kwh/hari. Konsumsi Energi yang diukur pada uji riil, lebih besar dua kali lipat dari uji yang terkondisi Suhu sekitar diketahui sangat berpengaruh terhadap suhu kompartemen lemari pendingin, hal ini berakibat peningkatan konsumsi energi. Frekuensi lama waktu bukaan pintu didominasi oleh lama bukaan antara 1 hingga 10 detik, yaitu mencapai + 62%. Ucapan Terima Kasih. Atas terselesaikannya makalah yang kami dedikasikan kepada tim Laboratorium Pengujian Peralatan Rumah Tangga Pengkonsumsi Energi, Balai Besar Teknologi Energi, BPPT, kami mengucapkan terima kasih kepada Enny R. Purba dan Sudirman Palaloi atas kerjasamanya. Juga kami sampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada pada Nur Rachman Iskandar, Rina Azhari, Evi Suhaevi dan Edi Hilmawan. DAFTAR PUSTAKA. UPT LSDE (2004), Laporan Hasil Pengujian Konsumsi Energi Listrik Lemari Pendingin, UPT LSDE, Serpong, Tangerang 15314, Indonesia, Juni 2004. Balai Besar Teknologi Energi (2004), Laporan Hasil Pengujian Konsumsi Energi Lemari Pendingin Moda Operasi Riil, Desember 2004. Enny R. Purba (2005), Konsumsi Listrik Lemari Pendingin Satu Pintu, 170 Liter, Hasil Pengujian Terkondisikan Berdasarkan SNI, Balai Besar Teknologi Energi, BPPT, Agustus 2005,. SNI 046710 2002 : Peralatan Pendingin untuk rumah tangga Lemari Pendingin dengan atau tanpa kompartemen suhu rendah karakteristik dan metode pengujian. SNI 04 6711 2002 : Peralatan pendingin pembeku karakteristik dan metode pengujian. SNI 05 3088 1992 : Metode pengujian lemari pendingin rumah tangga untuk informasi kepada konsumen. Pabrik Lemari Pendingin (2005), Buku Petunjuk Pengoperasian Lemari Pendingin 2005. 5

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 No Tabel 1. Perbandingan Hasil Pengukuran Lemari Pendingin antara Uji Terkondisi dengan Uji Riil. HASIL PENGUKURAN UJI TERKONDISI *) UJI RIIL 1 Setting Termostat Medium Medium 2 Suhu Ambien (t a, o C) Ratarata 25,4 29,3 3 Suhu Freezer (t f, o C) Ratarata 4 Suhu Ruang Makanan Segar (t m, o C) Ratarata 5 Suhu Ruang Cellar (t cm, o C) Ratarata 10,7 13,2 8,2 0,1 0,4 0,4 3,6 3,4 4,1 5,8 9,0 18,9 4,8 0,2 16,7 9,1 5,1 18,2 6 Tegangan (Volt), Ratarata 221 222 7 Arus ( Ampere), Ratarata 0,37 0,35 8 Daya (watt), Ratarata 69 64 9 Konsumsi Energi Listrik kwh/24 jam kwh/15 hari kwh/bulan 10 Kondisi Ratio Operasi 24 Jam On (jam) Off (jam) 11 Kondisi Jumlah BukaTutup Pintu selama 24 Jam (kali) Ratarata 12 Kondisi Lama BukaTutup Pintu selama 24 Jam (detik) Ratarata 13 Distribusi Frekuensi Lama BukaTutup Pintu (%) 1 10 detik 11 20 detik 21 30 detik 31 40 detik 41 50 detik 0,86 12,9 25,74 12,4 11,6 51 60 detik *) Sumber: Enny R. Purba dkk. (2005), Pengujian Konsumsi Energi Listrik Lemari Pendingin 170 Liter Satu Pintu Secara Terkondisi Berdasarkan SNI. B2TE, BPPT, Mei 2005. 1,55 23,20 46,40 24 0 22 0 45 12 1 60 61,14 23,80 8,13 3,31 1,51 2,11 6

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 Gambar 2. Grafik suhu kompartemen lemari pendingin dan suhu sekitar. Gambar 3. Grafik suhu kompartemen pembeku, daya listrik, dan lama bukaan pintu lemari pendingin saat terjadi defrosting. 7

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 Gambar 4. Grafik konsumsi daya listrik dan lama bukaan pintu lemari pendingin selama pengujian. 8

Jurnal Ilmiah Teknologi Energi, Vol.1, No.1, Agustus 2005 ISSN 1858 3466 Gambar 5. Grafik linear konsumsi energi terhadap lama bukaan pintu. 2130 8.1% 3140 3.3% 4150 1.5% 5160 2.1% 110 61.1% 1120 23.8% Gambar 6. Grafik distribusi frekuensi lama bukaan pintu lemari pendingin. 9