BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PROYEK

masjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan

ISLAMIC CENTER DI TUBAN PENDEKATAN ARSITEKTUR SIMBOLISM YANG BERFILOSOFI ISLAM LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1 P e n d a h u l u a n

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan Sentral Wisata Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II STUDI PUSTAKA DAN STUDI BANDING. Dalam desain Gedung Kantor LKPP terdapat 13 point target

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah


bangunan saung dengan struktur kayu berfokus pada pengolahan layout dan furniture yang sesuai dengan karakteristik saung tersebut.

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

HASIL PERANCANGAN ... BAB IV. 4.1 Deskripsi Umum Projek

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Tahap terminasi: penghentian pelayanan dan rehabilitasi setelah residen di pandang mampu mandiri secara sosial ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pusat Perawatan Hewan Peliharaan

BAB III: TAHAP FINALISASI METODE PENELITIAN

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MILIK UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. SPECIAL THANKS... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR BAGAN...xiv. ABSTRAK...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB III METODE PERANCANGAN. memudahkan seorang perancang dalam mengembangkan ide rancangannya.

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara. Gambar 1.2 Area parkir yang kurang memadai, akibatnya lobby menjadi area parkir. Sumber: (peneliti 2013)

BAB III METODE PERANCANGAN

mereka dalam masyarakat. Anak-anak juga dapat mendorong orang tua dan orang dewasa lainnya untuk memanfaatkannya.nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn

ISLAMIC CENTRE BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

PERANCANGAN GEREJA GPdI JEMAAT HOSANA JL. CIBANGKONG NO.6, BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

PERANCANGAN INTERIOR PERPUSTAKAAN TAMAN KANAK - KANAK SEKOLAH INTERNASIONAL BINA NUSANTARA SERPONG KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

INPUT PROSES OUTPUT PERENCANAAN ARSITEKTUR FENOMENA. Originalitas: Kawasan Perkampungan Budaya Betawi, terletak di srengseng

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN INTERIOR ART SHOP YANA ART GALLERY DI GIANYAR, BALI

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERANCANGAN INTERIOR TK BUDI MULIA DUA SETURAN YOGYAKARTA PENCIPTAAN/PERANCANGAN. Diah Septiana Angreini NIM

1.4 Metodologi Penelitian

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Kebutuhan akan merancang memerlukan beberapa aspek data dan metode

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fasilitas umum yang menunjang bagi umat islam meliputi pembagian area masjid pada umumnya masjid merupakan sarana ibadah umat muslim yang dapat menampung jamaah dalam jumlah lebih banyak.rancangan bangunan masjid harus bersifat terbuka sehingga masyarakat umum dari luar kampus terundang untuk masuk dan senang berada di lingkungan masjid ini untuk beribadah didalamnya (Soeparno Satria,2012). Sementara itu sebagai masjid yang berada dikampus maka ada kegiatan dan sifat yang berbeda dengan Masjid Jami pada umumnya. Masjid dalam kehidupan kampus merupakan tempat belajar dan berinteraksi baik dalam bidang akademis maupun keagamaan (Lubis,2012) di tinjau dari fungsi Masjid kampus diperuntukan bagi umat muslim baik mahasiswa/i kampus maupun masyrakat sekitar untuk beribadah kepada Allah Ta alla namun seiring kebutuhan umat muslim dalam bentuk kemanusian serta pengembangan potensi umat muslim maka dibutuhkan fasilitas pendukung kegiatan islam pada area sekitar masjid kampus fungsi tersebut meliputi kegiatan Kajian rutin, Pembinaan Generasi berakhlak dengan beberapa fasilitas Asrama Pria dan Wanita, Ruang kelas pembelajaran keagamaan, kantin dan Rumah amal Yayasan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan pengembangan masjid dalam rangka membangun peradaban yang Islam yang lebih baik. begitu pula Masjid Salaman dengan Fasilitas pendukung Yayasan Pembina Salman ITB yang berlokasi di Jl.Ganesa No.7. Bandung dan penggunaa kebutuhan Yayasan Pembina Salman ITB tentunya didukung karena Masjid Salman ITB merupakan masjid kampus pertama diindonesia. Fasilitas kegiatan islam Masjid Salman menjadi komponen penting mengingat visi dari Masjid Salman ingin menjadikan masjid kampus mandiri sebagai wadah pembinaan insan, pengembangan masyarakat, dan pembangunan peradaban yang islami. Seiring perkembangan fasilitas Yayasan Pembina Salman di kawasan Masjid Salman ITB tidak dikembangkan langsung bersamaan dengan Masjid Salman ITB yang di rancang khusus oleh

Arsitek Ir. Achmad Noe man sehingga berbeda dengan perancangan dari segi desain Masjid Salman ITB, selain itu beberapa ruang tidak difungsikan dengan baik sehingga muncul kekosongan fungsi ruang dan penumpukan fungsi ruang pada beberapa area fasilitas pendukung kegiatan Yayasan Pembina Salman ITB yang tidak didesain sesuai kebutuhuan pengguna. Selain itu pada umumnya Sebuah bangunan memerlukan re-desain dalam jangka waktu beberapa tahun mengingat kebutuhan dan fungsi akan terus berkembangan seiring perkembangan zaman, namun pada Yayasan Pembina Salam ITB Tersebut belum dilakukan Re-Desain pasca pembuatan bangunan yang sudah mulai di gunakan pada tahun 18 maret 1981 maka di butuhkan re-desain pada Yayasan Pembina Salman ITB agar memaksimalkan fungsi ruang kembali yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dan memunculkan ide desain baru yang sesuai dengan karakter dan visi pada Yayasan Salman ITB melalui penerapan yang mencakup desain interior yang memperhatikan aspek fungsi ruang, Layout dan kenyamanan. 1.2 Identifikasi Masalah Penerapan Redesain Yayasan Pembina Salman ITB memiliki permasalahan yang dapat di identifikasikan sebagai berikut : a. Yayasan Pembina Salman ini memiliki beberapa ruang sebagai penunjang kegiatan Masjid salman meliputi asrama putra dan putri, ruang kelas, ruang multimedia, kantor sewa, rumah amal hingga kantin namun dalam pembangunan fasilitas kurang memperhatikan aspek interior pada pengguna dan tidak adanya desain yang memiliki karakter yang sesuai dengan visi Yayasan dan juga Masjid Salman sebagai wadah pembinaan insan, pengembangan masyarakat, dan pembangunan peradaban yang islami. b. Sebuah bangunan memerlukan Re-Desain dimuat dalam UUD pasal 41 tahun 2002 ayat 2 dalam penyelenggaraan pembangunan gedung, pemilik dan pengguna bangunan gedung mempunyai kewajiban: Memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya; Memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara berkala; Melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung; 2

Melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaaikan fungsi bangunan gedung. Dengan hal tersebut maka dibutuhkan Re-Desain Yayasan Salman karena Yayasan Salman yang dibangun pada 18 Maret 1981 ini tidak pernah melakukan Re-desain pada bagian Asrama Putra dan Putri, Ruang kelas, Kantor sewa,ruang Mutimedia, Kantin dan Rumah Amal Salman ITB c. Pada area Ruang Asrama Putra dan Putri masih kurang di manfaatkan fungsi ruang dengan baik sehingga fungsi tidak sesuai dengan aktivitas, begitupun sebaliknya ruang labirin asrama dijadikan tempat untuk beraktivitas sehingga sirkulasi menjadi terganggu dan tidak maksimal d. Pada bagian Ruang kelas, Ruang multimedia, dan kantin suasana nyaman sekaligus penecerminan karakter Yayasan dan masjid Salman belum terlihat sehingga hanya seperti kelas pada umumnya. Kenyamanan pembangunan juga di muat didalam UUD Pasal 16 ayat 1 meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran, tingkat kebisingan dan kenyamanan yang diperoleh dari temperatur kelembaban di dalam ruang untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung. e. Sebagai fasilitas pendukung masjid harus memenuhi standar menurut Susanta(2007) secara garis besar kelengkapan suatu bangunan masjid dapat diuraikansebagai berikut a) Ruang inti, merupakan ruang-ruang utama pada sebuah masjid yang terdiri dari ruang sholat, ruang untukbersuci (khususnya untuk berwudhu),dan teras atau serambi. b) Ruang penunjang, biasanya disesuaikan dengan kategori dan daya tampung masjid, antara lain: Ruang pertemuan Ruang audio Ruang perpustakaan Toko atau kantor sewa Ruang kantor pengelola Kelas Ruang kegiatan remaja masjid Gudang Parkir Pos keamanan Menara Ruang terbuka atau lapangan Kantin Olahraga Taman 3

1.3 Rumusan Masalah a. Bagaimana perencanaan dan perancangan Re-Desain Yayasan Pembina Salman ITB meliputi Asrama Pria dan Asrama Wanita, Kesekertariatan Yayasan Pembina Masjid Salma, Ruang Kelas, Ruang Multimedia dan Kantin pada komplek Masjid Salman ITB? b. Bagaimana memberikan karakter desain Masjid Salman ITB dengan Yayasan Pembina Salman ITB sehingga desain saling berkaitan? 1.4 Batasan Perancangan 1.4.1 Batasan Lokasi Pencapaian Keluasan Lokasi yang akan di redesain yaitu Yayasan Pembina Salam ITB yang berada di Jln. Ganesa. No.7 Bandung, Pencapaian Keluasan 3568 m 2 termasuk eksisting tangga dan lift Jawa Barat bangunan tersebut memiliki empat lantai dan bangunan paling dasar terdapat basement, namun pada redesain kali ini hanya meliputi empat lantai yang terdiri dari beberapa ruang diantaranya yaitu : Asrama Putri terdapat dilantai empat meliputi, Ruang Tamu, Ruang Service, Lorong, Kamar Wisma Pengunjung, Ruang Pembina asrama, toilet, Musholah,dan Laundry dengan total keluasan 480 m2 Asrama Putra terdapat di lantai tiga meliputi, Ruang Tamu, Ruang Service, Lorong, Kamar Wisma Pengunjung, Ruang Pembina Asrama,toilet Ruang Rapat, dan Laundry dengan total keluasan 480 m 2 Ruang Kelas Pembelajaran Agama untuk pengguna asrama tedapat di lantai empat dan tiga meliputi, Ruang kelas dan foto copy, toilet umum dengan total keluasan 199 m 2 Ruang Kantor kesekertariatan Yayasan Pembina Salman ITB terdapat di lantai satu dengan total keluasan 56 m 2 Ruang Kelas Pembelajaran Agama untuk pengguna umum terdapat di lantai dua meliputi 5 kelas dua kelas diantaranya berbeda luasan yang menampung jumlah pengguna dari jumlah 45 kursi dan 30 kursi dengan total keluasan 480 m 2 Rumah Amal Yayasan Salman terdapat di lantai satu meliputi front office, ruang tamu, ruang kerja dengan total keluasan 95 m 2 4

Ruang Kantin dengan area saji, dapur dan gudang makanan dengan total keluasan 84,2 m 2 Area Perpustakaan dan ruang belajar bersama terdapat di lantai satu meliputi front office, ruang tamu, ruang kerja dengan total keluasan 187.5 m 2 1.5 Tujuan dan Sasaran Perancangan 1.5.1 Tujuan Perancangan Dengan Re-Desain perancangan Yayasan Salman ITB sebagai berikut : a. Mengoptimalisasi fungsi ruang sesuai dengan kebutuhan pengguna Yayasan Pembina Salman ITB serta meningkatkan kenyamanan bagi mahasiswa/civitas akademika dan masyarakat umum dalam melaksanakan kegiatan keislaman yang menjadi bagian pendukung visi Masjid Salman sebagai wadah pembinaan insan, pengembangan masyarakat, dan pembangunan peradaban yang islam dengan sasaran sebagai berikut : Tata layout ruang sehingga dapat difungsikan dengan baik sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan pengguna. Pola sirkulasi yang sesuai dengan bentuk ruang pada Yayasan sehingga tidak menganggu aktivitas pengguna. b. Re-Desain fasilitas kegiatan islam Yayasan Pembina Salman ITB diharapakan dapat memberikan desain yang sesuai dengan karakter Salman ITB selain itu menjadi penghubung interaksi antara civitas akademika kampus dengan masyarakat sekitar kampus sehingga dapat membuat peradaban islam berkembang bukan hanya dikampus namun juga daerah sekitar kampus Dengan sasaran sebagai berikut:. Memberikan suasana yang nyaman lagi kondosif di tinjau dari pencahayaan baik alami dan buatan yang baik untuk proses pembelajaran pada pengguna, selain itu faktor ergonomis pada furniture serta elemen pendukung yang lainnya untuk memberikan karakter desain Yayasan Salman dengan Masjid Salman ITB Pada area Ruang Multimedia Film dapat menjadi lebih maksimal dengan tata layout dan sirkulasi yang baik, pengguna furniture yang ergonomis 5

dan penggunaan system akustik yang baik sehingga tidak menggangu aktivitas diluar ruang multimedia film Yayasan Salman ITB Kantor Sekertarian Salman yang meliputi bangunan Yayasan Salman ITB dapat mengoptimalisasikan ruang kantor sewa tata layout dan pemilihan material, yang memberikan karakter Yayasan Salman ITB dengan warna coklat dan putih sehigga masih mempunyai desain satu kesatuan dengan fungsi ruang yang lainnya. Kantin pada Yayasan Pembina Salman ITB dengan re-desain lebih nyaman digunakan furniture yang memberikan karakter desain Yayasan selain itu faktor ergonomi dan warna pada kantin juga mendukung kenyaman pengunjung saat berada didalam kantin. 1.6 Metode Perancangan Dalam menyusun laporan di butuhkan data data serta informasi yang lengkap, relevan dan jelas, maka dari dalam pengumpulan bahan serta data diperlukan penelitian yang terdiri dari 1.6.1 Pengumupulan Data a. Data Primer Penelitian dengan melakukan peninjaun langsung untuk mendapatkan data yang berhubungan langsung dengan objek redesain Yayasan Pembina Masjid Salman ITB, Meliputi : Pengumpulan data-data yang dibutuhkan untuk perancangan Yayasan Pembina Salman ITB ini dilakukan dengan cara sebagai berikut : Observasi, data fisik didapatkan melalui observasi secara langsung dengan melakukan pengamatan, pengukuran, pencatatan dan dokumentasi terkait dengan permasalahan pada objek perancangan Re- Desain Yayasan Pembina Salman ITB yang berada di Jl Ganesa No.7 Bandung, Jawa Barat Wawancara, Melakukan interview langsung dengan pihak Pembina.Yayasan Salman ITB untuk mendapatkan gambaran mengenai, sejarah, aktifitas dan fasilitas yang diperlukan Yayasan Pembina Salman ITB 6

b. Data sekunder Data sekunder digunakan untuk menambah pengetahuan meggenai objek redesain, meliputi : Studi Kepustakaan, Melalui studi literatur, buku-buku dan sebagainya yang berhubungan dengan perancangan digunakan sebagai data komparatif yang didapat dari berbagai sumber kepustakaan untuk menunjang penguat data. Beberapa literatur yang digunakan yaitu: - Menurut UU No.28 Tahun 2004 pasal 1 tentang Yayasan - Buku Estetika Islam Menafsirkan Seni dan Keindahan oleh Oliver Leaman (2004). - Buku Arsitektur Masjid Oleh Fanani Achmad (2009). - Buku Islamic Art oleh Robert Irwin (1977) - Buku Pokok-pokok Bahan Kuliah Sejarah Seni Rupa Indonesia Islam Oleh Wiyoso Yudoseputro (1996) Studi Aktivitas, Mengetahui berapa banyak pengguna ruang serta aktvitas didalam ruang meliputi aktivitas mingguan atau sehari hari kemudian dianalisis sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga fasilitas dapat berjalan dengan maksimal. Studi Banding, Melakukan studi banding pada obyek yang sejenis sebagai dasar perbandingan dalam menyusun konsep perancangan yang meliputi: a. Aktifitas dan fasilitas yang tersedia maupun yang belum tersedia di dalam fasilitas pendukung keagamaan. b. Sistem sirkulasi aktifitas ruang, kebutuhan ruang, pola prilaku sekitar 3.Penggolongan jenis Yayasan di area masjid kampus 1.6.2 Analisa Analisis yang berkaitan dengan standar standar dalam perancangan interior dengan penggumpulan data secara primer dan sekunder untuk menunjang perancangan Redesain Interior Yayasan Pembina Salman ITB melalui analisa sirkulasi, aktfitas, luasan dan kondisi ruang, tata layout, system akustik, furniture 7

pengguna material dan pemilihan warna yang sesuai dengan standar interior dan mencerminkan karakteristik lingkungan Masjid Salman ITB dengan Yayasan Pembina Salman ITB. 1.6.3 Tema dan Konsep Konsep yang digunakan pada perancangan Redesain kali ini adalah memadukan pengayaan masjid salman yang mempunyai konsep islamic dan memiliki dominasi bentuk geometri yang modern pada arsitektural. Sedangkan Tema yang digunakan yaitu Islamic intellectual in Salman. Tema dan konsep ini akan diterapkan pada Layout, Furniture, Penghawaan, Pencahayaan, Warna, Material dan elemen interior lainnya. 1.6.4 Outiput Perancangan Hasil yang ingin di dapatkan pada perancangan Redesain Yayasan Pembina Masjid Salman diataranya yaitu terciptanya suasana desain yang sesuai dengan karakter Salman ITB dapat menigkatkan kenyamanan pengguna dan juga memaksimalkan potensi dengan kebutuhan ruang yang sesuai dengan kebutuhan Yayasan Pembina Masjid Salman ITB. 8

Modern Comfort Hitech konsep Islamic mosque Tema & Konsep Islamic intellectual in Salman Pengguna masjid salman Jl Ganesa no 7 Lokasi Masjid Salman ITB Fasilitas pendukung masjid Yayasan Masjid salman Kantor Rumah amal Kantin Asrama Kelas umum Kantor YPM Kelas utk asrama Wastafel Mahasiswa dapur storage Civitas akademika Umum Penyaji makan Gambar 1.1 Mind Map Sumber : Analisis pribadi Runutan Pemikiran penulis berdasrkan analisis dan permasalahan yang tejadi didalam Yayasan Pembina Masjid Salman ITB dilihat dari beberapa aspek dari Masjid, Tema Konsep dan pengguna Fasilitas 9

1.8 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penyelesaian penulisan ini, maka penulis akan menjelaskan sistematika penulisan dengan maksud mempermudah dan memperjelas tujuan dari bab yang akan dibahas, yaitu : BAB I : PENDAHULUAN Berisi uraian-uraian mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah dan rumusan masalah, ruang lingkup dan batasan masalah, tujuan dan manfaat, teknik pengumpulan data, kerangka berpikir, sistematika penulisan. BAB II : KAJIAN LITERATUR DAN DATA PERANCANGAN Berisi uraian-uraian mengenai kajian literatur, data analisa proyek (deskripsi proyek, tinjauan lokasi, aktivitas dan kebutuhan ruang, problem statement, analisa konsep perancangan interior) BAB III : KONSEP PERANCANGAN DESAIN INTERIOR Berisi uraian-uraian mengenai konsep perancangan (tema umum, suasana yang diharapkan), organisasi ruang dan layout furniture, konsep visual (konsep bentuk, material dan warna), persyaratan umum ruang BAB IV : KONSEP PERANCANGAN VISUAL DENAH KHUSUS Berisi uraian-uraian mengenai pemilihan denah khusus, konsep tata ruang, persyaratan teknis ruang (system penghawaan, pencahayaan, pengkondisian udara, dan pengamanan), penyelesaian elemen interior BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bagian akhir dari penulisan laporan tugas akhir ini yang berisikan tentang kesimpulan dan saran pada waktu sidang DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN 10