Rika herawati : Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu

dokumen-dokumen yang mirip
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Menurut Word Health Organisation (WHO) Expert Commite

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MKJP PADA PUS DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

PENGARUH PENGETAHUAN TERHADAP KEPUTUSAN IBU DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DI PUSKESMAS KASSI-KASSI MAKASSAR. Arisna Kadir

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH ANAK DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB (Di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Surabaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN DI PUSKESMAS KRATON YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI RUMAH BERSALIN RACHMI PALEMBANG TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI IMPLAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS MLATI II KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

Andria : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Pemakaian KB Implan Didesa Margamulya Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Samo I

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Correlation Between Mother s Knowledge and Education On Use Of Contraceptive In Yukum Jaya Village Central Lampung In 2013

: LULUK ERDIKA GRESTASARI J

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR USE OF CONTRACEPTION BY COUPLES OF CHILDBEARING AGE

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

Oleh : Eti Wati ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR (WUS) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI HORMONAL DI DESA BATURSARI KECAMATAN MRANGGEN KABUPATEN DEMAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

GAMBARAN KENAIKAN BERAT BADAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK PROGESTIN Aibah 1, Tyasning Yuni Astuti Anggraini 1

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI BPM DEWI ANGGRIANI PALEMBANG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

KENAIKAN BERAT BADAN DENGAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEMBANTU SUNGAI MENGKUANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

SYAFNELI* NURCAHAYA HSB** *Dosen Prodi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian ** Mahasiswa Prodi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KOTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PAGENTAN 2 TAHUN 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS PAAL X KOTA

Description Of Factors Influence the lowering utilization IUD Contraception in Desa Rambah Samo Barat Rokan Hulu NANA ALDRIANA*

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WANITA USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI BPM SRI MAYA TRESIA, SST

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

KAJIAN RESIKO PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DAN PIL TERHADAP TEKANAN DARAH WANITA DI PUSKESMAS KABUPATEN NGAWI NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANYARAN SEMARANG

SURVEY PENAMBAHAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS MAYONG I KECAMATAN MAYONG KABUPATEN JEPARA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAN IMPLANT (Studi pada akseptor KB Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNA KB IUD DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI FAUZIA HATTA PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan

STUDI KOMPARASI KENAIKAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DAN 3 BULAN DI KLINIK GRIYA HUSADA KARANGANYAR

HUBUNGAN USIA PARITAS DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DUSUN GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR PIL KB KOMBINASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

HUBUNGAN LAMANYA PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PERUBAHAN SIKLUS MENSTRUASI DI BPS NY. S DESA SAMBIREJO, SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI KB

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

Selfi Elisabeth Kansil Rina Kundre Yolanda Bataha

STUDI KOMPARASI LAMA PEMAKAIAN KONTRASESPI SUNTIK CYCLOPROVERA DAN DMPA DENGAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap bayi premature (lahir muda) makin dapat diselamatkan dari kematian,

PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI DI DESA KAMPUNG NANGKA GABUNGAN KECAMATAN LAWE BULAN ACEH TENGGARA

HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN UPAYA PENANGANANNYA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA PRODUKTIF TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DEPOMEDROKSI PROGESTERON ASETAT (DMPA) DENGAN TEKANAN DARAH PADA IBU DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN KB IMPLAN DI DESA PAGERSARI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

INTISARI. Kata Kunci : Kontrasepsi Suntik, Produksi ASI, 1,2 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin, 3 Puskesmas Perawatan Kelua Kabupaten Tabalong

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Lutfia Kherani Nurhayatun J

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

Transkripsi:

Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Relationships Weight Loss Mother With Hormonal birth control usage Pekan Tebih In the village Rika Herawati* *Dosen Prodi DIII Kebidanan Universitas Pasir Pengaraian ABSTRAK Keluarga berencana menurut WHO (world health organisation) expert commite 1970 adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang sangat di inginkan, mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2012). Tujuan penelitian Untuk mengetahui Hubungan Berat Badan Ibu dengan Pemakaian KB Hormonal di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja. Metode Penelitian yang digunakan adalah Survei Analitik dan jenis penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu yang memakai KB Hormonal yaitu sebanyak 129 orang dan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh yaitu sebanyak 129 orang. Hasil penelitian tentang hubungan berat badan ibu dengan pemakaian KB Hormonal hanya mendapatkan 69 orang responden yang bersedia di teliti, sedangkan selebihnya tidak bersedia diteliti karena berbagai alasan yang dikemukakan oleh responden tersebut. Berdasarkan data yang diolah menggunakan komputerisasi didapatkan ibu yang memakai KB pil yaitu ada 18 orang responden ( 23,1 % ) dan yang memakai KB suntik sebanyak 51 orang ( 73,9 % ). Kesimpulan Ada Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakian KB Hormonal di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan hulu. Saran Diharapkan bagi peneliti lain dapat melanjutkan penelitian mengenai Berat Badan Ibu dengan Pemakaian KB Hormonal dan dijadikan sebagai bahan referensi/ bacaan terutama hal-hal yang berkaitan tentang KB Hormonal. Kata Kunci : BB ibu, Pemakaian KB Hormonal

ABSTRACT Family planning, according to WHO (world health organization) expert commite 1970 is action that helps couples to avoid unwanted pregnancies, getting birth highly desired, set the interval between pregnancies and determine the number of children in the family (Sulistyawati, 2012). Objective To determine the relationship research Mom Weight Loss with use of hormonal birth control in the village Pekan Tebih Puskesmas Rokan Hulu. The research method used is Analytical Survey and the type of cross-sectional study. The population in the study were all women taking hormonal birth control as many as 129 people and the sample is saturated sample as many as 129 people. Results of research on the relationship of maternal weight with the use of hormonal birth control only get 69 respondents who are willing to be investigated, while the rest are not willing to study for a variety of reasons given by the respondents. Based on the data obtained is processed using computerized women taking birth control pills that there were 18 respondents (23.1%) and taking injections were 51 people (73.9%). Conclusion There is a relationship Weight Mom With Hormonal birth Pemakian Pekan Tebih Village. Expected advice for other researchers can continue research on the use of mother Weight Loss Hormonal birth control and be used as a reference / reading especially things related about hormonal birth..control. Keywords: Mother body weight, Usage Hormonal birth control PENDAHULUAN Keluarga berencana menurut WHO (world health organisation) expert commite 1970 adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang sangat diinginkan,mengatur interval diantara kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Sulistyawati, 2012). Metode keluarga berencana yang dianjurkan yaitu kontap (kontrasepsi mantap), Suntikan KB, susuk KB, AKBK (alat kontrasepsi bawah kulit) dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) (Aldriana, 2013). Secara nasional pada bulan Mei 2013 sebanyak 734.769 orang

peserta KB. Apabila dilihat permix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut : 62.432 orang peserta IUD (8,50%), 11.642 orang peserta MOW (1,58%), 71.838 orang peserta implant (9,78% ), 352.625 orang peserta suntikan (47,99%), 188.163 orang peserta pil (25,61%), 1.973 orang peserta MOP (0,27%) dan 46.096 orang peserta kondom (6,27%). (BKKBN Indonesia, 2013). Secara provinsi Riau pada bulan Desember 2013 sebanyak 17.995 orang peserta KB. Apabila dilihat permix kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut : 482 orang peserta IUD (2,68%), 199 orang peserta MOW (1,11%), 1.509 orang peserta Implant (8,39%), 9.171 orang peserta Suntik (50,96%), 5.531 orang peserta Pil (30,74%), 44 orang peserta MOP (0,24%), dan 1.059 orang peserta Kondom (5,88%). Mayoritas peserta KB baru bulan Desember 2013, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 87,59% dari seluruh peserta KB baru. Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan metode jangka panjang seperti IUD, MOW, MOP, dan Implant hanya sebesar 10,36%.(BKKBN Provinsi Riau, 2013). Pencapaian peserta KB aktif semua metode kontrasepsi pada tahun 2013 di Kabupaten Rokan Hulu sebanyak 62.698 orang, yang terdiri atas peserta suntikan 31. 514 orang, peserta pil 18.939 orang, peserta AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) sebanyak 1.882, peserta MOP (Medis Operasi Pria) dan MOW (Medis Operasi Wanita) sebanyak 574 orang, peserta implant 4.932 orang, Pencapaian tertinggi pada suntikan dan pencapaian terendah pada MOP dan MOW. (BKKBN ROHUL, 2013). Berdasarkan jurnal penelitian Sriwahyuni, dengan uji statistik chi-square menggunakan tabel 2 2 diperoleh nilai p = 0,016 sehingga terdapat hubungan antara lama pemakaian alat kontrasepsi hormonal dengan peningkatan berat badan responden. Berdasarkan jurnal penelitian winarsih menunjukkan bahwa lama pemakaian Depo Medroksi progesteron Asetat beresiko terhadap peningkatan berat badan yang semakin banyak. Hal ini menjadi temuan penting bahwa setiap penggunaan kontrasepsi Depo Medroksi Progesteron Asetat sebaiknya selalu dievaluasi perkembangan berat badan dan pencegahan peningkatan berat badan yang berlebihan. Peningkatan berat badan yang

berlebihan dapat berhubungan dengan berbagai masala kesehatan seperti obesitas, hipertensi, Diabetes Melitus dan penyakit jantung. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Berat Badan Ibu dengan Pemakaian KB Hormonal Di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja. METODOLOGI PENELITIAN Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Survei Analitik, sedangkan desain penelitian menggunakan cross sectional. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Saepudin, 2011) Populasi penelitian adalah Semua Ibu yang memakai KB Hormonal di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Adalah 129 orang. Sampel Sampelnya adalah semua Ibu yang memakai KB Hormonal adalah sebanyak 129 orang. Teknik Sampling Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan sampling Jenuh, yaitu seluruh Ibu yang memakai KB Hormonal di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan Hulu. Populasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Univariat Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur Ibu di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Tahun 2014 Variabel Mean SD SE Umur Responden Minimum- Maximum 28,59 5.057 0.609 20 45 69 Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi menurut umur ibu rata-rata yang memakai KB Hormonal adalah 28.59 tahun sedangkan standar deviasinya N

yaitu 5.057 dengan umur minimum 20 tahun dan 45 tahun umur maximum ibu yang memakai KB Hormonal. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Menurut Jenis KB Hormonal Jenis KB Jumlah persentase Pil 18 26.1 Suntik 51 Total 69 73.9 100.0 Berdasarkan tabel 4.2 distribusi frekuensi menurut jenis KB Hormonal menunjukkan ada sebanyak 69 orang responden ( 52 % ), 18 orang ( 26.1 % ) adalah responden yang memakai KB pil sedangkan 51 orang ( 73.9 % ) adalah responden yang memakai KB suntik. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Menurut Lama Pemakaian KB Hormonal variabel Mean SD SE Minimum-Maximum Lama Pemakaian KB Hormonal 13.45 5.988 0.721 6 26 N 69 Berdasarkan tabel 4.3 rata-rata lama pemakaian KB Hormonal adalah 13.45 bulan dengan standar deviasi 5.988. Minimum pemakaiannya yaitu 6 bulan dan maximum pemakaiannya yaitu adalah 26 bulan. Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berat Badan Ibu Sebelum Ber-KB Variabel Mean SD SE Minimum-Maximum N BB Sebelum Ber-KB 48.43 5.508 0.663 35 63 Berdasarkan tabel 4.4 distribusi frekuensi berat badan ibu sebelum ber-kb rata-rata adalah 48.43 kg dengan standar deviasinya 5.508 kg dan berat badan minimum dan maximum adalah 35 63 kg. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berat badan Ibu Setelah Ber-KB 69

Variabel Mean SD SE BB Setelah Ber- KB Minimummaximum 59.19 7.169 0.863 45 76 N 69 Berdasarkan tabel 4.5 rata-rata berat badan ibu setelah ber-kb yaitu adalah 59.19 dengan standar deviasinya 7.169 kg sedangkan berat badan minimu dan maximumnya adalah 45 76 kg. 2.Bivariat Tabel 4.6 Distribusi Rata-rata Berat Badan Ibu Sebelum Dan Setelah Ber-KB Variabel Mean SD SE P value BB Sebelum Ber- KB 48.43 5.508 0.663 0.000 BB Setelah Ber-KB 59.19 7.169 0.863 N 69 Berdasarkan tabel 4.6 rata-rata berat badan sebelum ber-kb adalah 48.43 kg dengan standar deviasinya adalah 5.508 kg. Sedangkan rata-rata berat badan setelah ber-kb adalah 59.19 kg dengan standar deviasinya adalah 7.169 kg. Terlihat nilai mean perbedaan antara berat badan ibu sebelum ber-kb dan setelah ber-kb adalah -10.76 kg dengan standar deviasi 6.742 kg. Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0.000 maka dapat disimpulkan p value-nya lebih kecil dari 0.005 jadi Ha gagal ditolak. 3. Hubungan Antara Berat Badan Ibu Dengan Pemakaian KB Hormonal Hasil uji statistik menjelaskan bahwa ada hubungan signifikan antara berat badan ibu dengan pemakian KB Hormonal terdapat p value 0,000 < 0,05. Hal ini sama dengan hasil penelitian yati di Kecamatan Teweh Propinsi Kalimantan Tahun 2002 yang terdapat adanya hubungan berat badan ibu dengan pemakaian KB Hormonal yaitu P value < 0,05 dan mengatakan bahwa yang mempengaruhinya adalah hormon yang terkandung didalam KB Hormonal. Dalam hal ini responden yang memakai alat kontrasepsi hormonal jumlanya 69 orang. Umur 20-35 yang memakai KB Hormonal ada sebanyak 64 responden ( 94% ), sedangkan umur 36-45 sebanyak 5 responden (6%). Berat badan ibu meningkat disebabkan oleh kadar hormon

yang terdapat didalam KB Hormonal ( Sulistyawati, 2012 ). Kenaikan berat badan yang dialami akseptor KB Hormonal dipengaruhi oleh kadar Hormon Estrogen dan Progesteron yang terkandung didalam komponen KB Hormonal. Komponen Estrogen dapat meningkatkan retensi elektrolit, air, nitrogen dan elemen pembentuk protoplasma lain yang menimbulkan odema. Sedangkan Hormon Progesteron merangsang pusat pengendali nafsu makan di Hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya, peningkatan nafsu makan yang diikuti dengan jumlah makan yang banyak merupakan efek androgenik dari progestin. Dari hasil penelitian ini peneliti berasumsi bahwa ada kemungkinan hubungan lain yang mempengaruhi berat badan ibu di Desa Pekan Tebih misalnya pengetahuan atau pendidikan ibu mengenai KB Hormonal. Adanya hubungan yang signifikan antara berat badan ibu dengan pemakaian KB Hormonal yang dipengaruhi hormon yang terdapat di dalam KB Hormonal. Dan dari hasil penelitian ini peneliti mengambil kesimpulan bahwa hormon yang terdapat didalam KB Hormonal mempengaruhi peningkatan berat badan. 1. Kesimpulan Ada Hubungan Berat Badan Ibu Dengan Pemakian KB Hormonal di Desa Pekan Tebih Wilayah Kerja Puskesmas Kepenuhan hulu. 2. Saran Diharapkan bagi peneliti lain dapat melanjutkan penelitian mengenai Berat Badan Ibu dengan Pemakaian KB Hormonal dan dijadikan sebagai bahan referensi/ bacaan terutama hal-hal yang berkaitan tentang KB Hormonal. DAFTAR PUSTAKA Anggraeni, Y, Martini. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana, Sewon, Bantul, Yogyakarta: Rohima Pres. Anonim, (2013). Pelayanan Kontrasepsi dan Pengendalian Lapangan, BKKBN Provinsi Riau ( http://prov.bkkbn.go.id/riau ) Anonim, (2013). BKKBN Nasional.(www.bkkbn.go.id) Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Ekawati. D. (2010).Pengaruh KB Suntik DMPA Terhadap Peningkatan Berat Badan,(online).(Old.fk.ub.id/artikel /id/filedownload/kebidanan/maja lahariksetiawati.pdf.) Hartanto. H. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi, jakarta: pustaka sinar harapan. KESIMPULAN DAN SARAN

Aldriana. N. dkk (2013). Maternity and neonatal. Diterbitkan oleh prodi D-III Kebidanan. Notoatmojo. S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Mulyani. S. N. dan Rinawati, M.(2013). Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi, Yogyakarta: Nuha Medika. Saepudin M. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan Masyarakat, Jakarta: CV. Trans Info Media. Sarwono. (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan kontrasepsi, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiraharjo. Sarwono. P. (2009). Ilmu Kandungan, Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Saryono. A. S. (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, SI, DAN S2, Yogyakarta: Nuha Medika. Sulistyawati, A. (2012). Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta: salemba medika.