BAB IV HUKUM DAN SISTEM PE WARISAN ADAT

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PERADIGMA. Digunakannya istilah hukum waris adat dalam skripsi ini adalah untuk

BAB V PARA AHLI WARIS

BAB I PENDAHULUAN. dan kerukunan dalam keluarga tetap terjaga. Pewarisan merupakan salah satu

BAB IV ANALISIS HUKUM WARIS ISLAM TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARIS DI KEJAWAN LOR KEL. KENJERAN KEC. BULAK SURABAYA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamakan kematian. Peristiwa hukum tersebut menimbulkan akibat

TUGAS MATA KULIAH HUKUM WARIS ADAT PERBEDAAN IMPLEMENTASI HUKUM WARIS ADAT DI BERBAGAI SUKU SUKU ADAT DI INDONESIA. Disusun oleh :

Lex et Societatis, Vol. V/No. 1/Jan-Feb/2017. PEMBATALAN ATAS PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA 1 Oleh : Erni Bangun 2

PERBANDINGAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ADAT DAN MENURUT BW DI INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Hukum Waris Adat Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Adat

BAB III KEBIASAAN PEMBAGIAN WARIS ADAT MASYARAKAT KEJAWAN LOR. A. Pengertian Anak Perempuan Sulung oleh Masyarakat Kejawan Lor

BAB I PENDAHULUAN. Sistem hukum waris Adat diperuntukan bagi warga Indonesia asli yang pembagiannya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia didalam perjalanannya di dunia mengalami tiga peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. (machstaat). Dengan demikian, berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 negara

b. Hutang-hutang yang timbul selama perkawinan berlangsung kecuali yang merupakan harta pribadi masing-masing suami isteri; dan

BAB I PENDAHULUAN. Barat, sistem Hukum Adat dan sistem Hukum Islam. 1 Sebagai sistem hukum,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Dengan demikian setiap orang tidak mungkin hidup sendiri tanpa

BAB V PENUTUP. pertolongan sehingga berjaya menyelesaikan disertasi ini. Disertasi ini akan ditutup

BAB I PENDAHULUAN. antaranya, waris menurut hukum BW (Burgerlijk Wetboek), hukum Islam, dan. Ika ini tidak mati, melainkan selalu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat senantiasa mengalami perubahan dan yang menjadi pembeda

Diskusi Mata Kuliah Perkumpulan Gemar Belajar Pengertian Hukum Adat, Waris dan Kedewasaan dalam Hukum Adat

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, industri, pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. lainnya dalam satu kesatuan yang utuh (Abdulsyani, 1994:123).

BAB I PENDAHULUAN. pusaka peninggalan mayit kepada ahli warisnya. 1

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. peraturan perundang-undangan. Manusia harus meninggalkan dunia fana. kekayaannya beralih pada orang lain yang ditinggalkannya.

HUKUM WARIS PERDATA BARAT

TINJAUAN YURIDIS TENTANG KEDUDUKAN ANAK LUAR KAWIN DALAM PEMBAGIAN WARISAN I WAYAN ADIARTA / D

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam fase kehidupan manusia terdapat tiga peristiwa penting yaitu, kelahiran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Hukum adat merupakan salah satu sumber penting untuk memperoleh bahan-bahan bagi

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP TIDAK ADANYA HAK WARIS ANAK PEREMPUAN PADA MASYARAKAT KARO DI DESA RUMAH BERASTAGI KECAMATAN BERASTAGI KABUPATEN KARO

TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA

BAB IV PRAKTEK PEWARISAN HARTA PUSAKA TINGGI TIDAK BERGERAK DALAM MASYARAKAT ADAT MINANGKABAU DI NAGARI PARIANGAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tanah, dan Kepemilikan Harta Benda lainnya

BAB II PENGATURAN HUKUM PENGALIHAN TANAH YANG DIPEROLEH KARENA PEWARISAN BAGI AHLI WARIS YANG BERSTATUS DI BAWAH UMUR

PARENTAL SISTEM WARIS ADAT PARENTAL. Perhitungan sistem Parental 06/10/2016

Psl. 119 BW jo. Psl. 124 BW

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya hukum waris yang terdapat di Indonesia ini masih bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV PANDANGAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KEWARISAN TUNGGU TUBANG ADAT SEMENDE DI DESA MUTAR ALAM, SUKANANTI DAN SUKARAJA

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS. (BW). Ketiganya mempunyai ciri dan peraturan yang berbeda-beda, berikut

Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

dalam pembagian harta warisan apabila ada anak kandung menurut hukum waris adat

BAB I PENDAHULUAN. setiap manusia akan mengalami peristiwa hukum yang dinamakan kematian.

I. PENDAHULUAN. sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAI KELUARGA IE. belakangi oleh nilai-nilai yang memperhitungkan untung dan rugi, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dasar, antara lain bersifat mengatur dan tidak ada unsur paksaan. Namun untuk

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

MARGA PUGUNG TAMPAK: STUDI KONFLIK KELUARGA DALAM SISTEM PEWARISAN PADA MASYARAKAT PESISIR UTARA LAMPUNG. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB II STATUS HUKUM HARTA WARIS YANG DIPEROLEH BERDASAR PADA WASIAT / TESTAMEN. hubungan pewarisan antara pewaris dan ahli waris.

BAB I PENDAHULUAN. Belanda, meskipun saat ini penggolongan penduduk telah dihapus semenjak adanya

PEMBAGIAN HARTA WARISAN PADA MASYARAKAT LAMPUNG SAIBATIN YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK LAKI-LAKI

TINJAUAN YURIDIS ATAS AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM WARIS

BAB I PENDAHULUAN. mutlak diperlukan dan sebagai syarat terbentuknya suatu keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menjaga kelestarian kemajemukan adat istiadat ini diperlukan hukum

BAB I PENDAHULUAN. pula harta warisan beralih kepada ahli waris/para ahli waris menjadi. Peristiwa pewarisan ini dapat terjadi ketika :

BAB II PENGERTIAN HAK WARIS SERTA PEMBAGIAN HAK WARIS ANAK MURTAD MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM ISLAM

Waris Menurut BW Bab I Pendahuluan

Diskusi Mata Kuliah Gemar Belajar Perjanjian dan Waris

BAB I PENDAHULUAN. Antara laki-laki dengan perempuan mempunyai rasa ketertarikan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

MENYELESAIKAN SENGKETA PEMBAGIAN HARTA WARISAN MELALUI PERAN KEPALA DESA. Ibrahim Ahmad

HUKUM WARIS. Hukum Keluarga dan Waris ISTILAH

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suku bangsa atau kelompok etnik yang ada. Akan tetapi ahli hukum adat

BAB I PENDAHULUAN. bahu-membahu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam hidupnya.

Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat)

I. PENDAHULUAN. satu suku di Indonesia yang bertempat tinggal di ujung selatan Pulau Sumatera.

PERBANDINGANN ANTARA HUKUM WARIS BARAT DENGAN HUKUM WARIS ISLAM

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

PENERAPAN LEGITIME FORTIE (BAGIAN MUTLAK) DALAM PEMBAGIAN WARISAN MENURUT KUH PERDATA. SULIH RUDITO / D

KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KEWARISAN

BAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu

BAB III PELAKSANAAN PENGANGAKATAN ANAK TERHADAP BAPAK KASUN YANG TERJADI DI DESA BLURI KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sejalan dengan kebudayaan masyarakat masing-masing. 1 Banyak faktor yang

BAB I TENJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS

BAB II SUBJEK DAN OBJEK HUKUM PERDATA

ÉÄx{M. Joeni Arianto Kurniawan, S. H.

Seorang pria yang telah 18 tahun dan wanita yang telah 15 tahun boleh

I. PENDAHULUAN. adalah satu yaitu ke Indonesiaannya. Oleh karena itu maka adat bangsa

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial dan merupakan kelompok masyarakat terkecil yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan dambaan setiap orang, yang kehadirannya sangat dinanti-natikan

MASALAH HAK WARIS ATAS HARTA BERSAMA DALAM PERKAWINAN KEDUA MENURUT HUKUM ISLAM

Universitas Airlangga Fakultas Hukum Departemen Dasar Ilmu Hukum

PERGESERAN HUKUM PEWARISAN MASYARAKAT TIONGHOA DI KOTA PEKALONGAN

PERKAWINAN ADAT SUMBAWA DAN PERMASALAHAN HAK WARIS BILA DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN Soemali, SH., M.Hum. 1

BAB I PENDAHULUAN. Tiap-tiap hukum merupakan suatu sistem yaitu peraturan-peraturannya

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG SERTIFIKAT TANAH, WARIS, DAN JUAL BELI. pendaftaran tanah menyebutkan: untuk menjamin kepastian hukum oleh

Transkripsi:

BAB IV HUKUM DAN SISTEM PE WARISAN ADAT Hukum waris adat ialah aturan-aturan hukum yang, mengenai cara bagaimana dari abad-kebad penerasan dan peralihan dari haita kekayaan yang berwujud dan tidak berwujud dari generasi-kegenerasi. Sifat-sifat hukum waris adat a. Hukum waris adat tidak dapat digadaikan atau diperalihkan ke lain orang supaya tidak melanggar hak ketetanggan (Naasting Recht) dalam kerakunan kekerabatan b. Hukum waris adat tidak mengenal azas-azas "Legitime Portie" atau bagian mutlak c. Hukum waris adat tidak mengenal adanya hak bagi waris untuk sewaktu-waktu menuntut agar harta warisan dibagi, dibagi boleh asalkan ada masyarakat dari keluarga dulu Beberapa Istitah Hukum Adat Waris : 1. Warisan ialah menunjukkan harta kekayaan dari pewaris yang telah wafat, baik harta itu telah dibagi yang belum dibagi 1 2. Peninggalan ialah harta warisan yang belum bisa dibagi atau tidak terbagi-bagi dikarenakan salah seorang pewaris masih hidup 1

3. Pusaka : - Harta pusaka tinggi - Harta pusaka rendah Harta Pusaka Tinggi ialah harta peninggalan dari zaman leluhur yang sifatnya tidak dapat dibagi dan tidak pantas dibagi-bagi. Harta Pusaka Rendah ialah harta peninggalan demi beberapa generasi di atas ajalnya. Misal harta kakek, nenek 4. Harta perkawinan ialah harta yang diperoleh selama seseorang menjalani perkawinan 5. Harta pemberian ialah harta yang diberi seseorang ke suami-istri yang melangsungkan perkawinan 6. Pewaris ialah orang yang mewariskan 7. Waris ialah orang yang menerima hak waris 8. Pewarisan ialah tehnik penerusan harta warisan ke ahli warisnya Azas-Azas Hukum Waris Adat Pada prinsipnya, azas hukum waris adat adalah azas kerukunan dan azas kesamaan hukum dalam pewarisan, tetapi juga terdapat azas-azas yang bersifat umum sebagai berikut : a. Azas Ketuhanan dan pengendalian diri b. Azas Kesamaan hak dan kebersamaan hak 2

c. Azas Kerukunan dan Kekeluargaan d. Azas Musyawarah dan Mufakat e. Azas Keadilan dan Parimirma Secara Teoritis Sistem Keturunan Dibedakan Menjadi Tiga (3) Yaitu : 1. Sistem Patrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimana kedudukan pria lebih menonjol 2. Sistem Matrilinial ialah suatu keturunan yang ditarik menurut garis ibu, dimana kedudukan perempuan lebih menonjol 3. Sistem Parental suatu keturunan yang ditarik dari kedua-duanya Sistem Pewarisan 1. Sistem pewarisan individual ialah sistem pewarisan dimana setiap ahli waris mendapatkan pembagian untuk dapat menguasai/menjual sesuai dengan porsinya sendiri Faktor-faktor yang menyebabkan sistem pewarisan individual Faktor Kebaikannya : a. Tidak ada lagi yang berhasrat memimpin penguasaan atau pemilikan dari harta bersama b. Dengan cara kepemilikan secara pribadi, maka waris dapat bebas menguasai dan menjual baginya 3

Faktor kelemahan: a. Dengan pecahnya harta warisan dapat merenggangkan tali kekerabatan yang dapat berakibat timbulnya hasrat ingin memiliki kebendaan secara pribadi b. Sistem individual dalam pewarisan dapat menjurus kearah nafsu yang bersifat individual 2. Sistem Pewarisan Kolektif Dimana harta peninggalan diteruskan dan dialihkan pemiliknya dari penulis kepada ahli waris sebagai kesatuan yang tidak terbagi-bagi (jadi merupakan satu kesatuan), harta tersebut digunakan bersama-sama Kebaikan Sistem Kolektif Dapat memfungsikan harta kekayaan itu diperuntukkan buat kelangsungan hidup keluarga bersama Kelemahan sistem kolektif Menumbuhkan cara berpikir yang selalu sempit, kurang memikirkan dengan orang luar. 3. Sistem Pewarisan Mayoret Merupakan sistem pewarisan kolektif, hanya penerusan harta yang tidak terbagibagi itu ke anak yang "tertua" 4

Kelemahan dan kebaikan pewarisan Mayoret, itu terletak pada "Kepemimpinan anaktertua" 4. Sistem Pewarisan Islam Dimana sistem pewarisan dari pewaris ke ahli waris di lakukan setelah pewaris wafat, dan harta warisan harus netto 5. Sistem Pewarisan Barat - Sebagaimana diatur di B.W pada prinsipnya setelah pewaris meninggal dunia selekas mungkin harta warisan itu dibagi - Sendi-sendi hukum waris barat menurut Wirjino Projodikoro terdapat pada pasal 1066 KUHPdt yang menyatakan sebagai berikut: 1. Pembagian harta benda selalu dapat tuntut meskipun ada suatu perjanjian yang bertentangan dengan itu 2. Dapat diperjanjikan, bahwa pembagian harta benda dapat ditangguhkan selama waktu tertentu 3. Perjanjian ini hanya dapat berlaku selama 5 tahun Mengenai hutang si pewaris, menurut hukum barat ahli waris dapat menentukan/memilih 3 sikap sebagai berikut yaitu : 1. Sikap menerima secara keseluruhan, berarti waris dapat menerima warisan termasuk hutang pewaris 5

2. Sikap menerima dengan syarat earis menerima harta warisan dan hutang-hutang pewaris akan dibayar berdasarkan barang-barang warisan yang diterima 3. Sikap menolak waris menolak harta warisan Dengan sikap-sikap tersebut diatas berarti hukum waris berat bersifat "individual murni" dimana hubungan antara pewaris dan ahli waris tidak didasarkan pada "azas kekeluargaan" 6