NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : OSELAGURI

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Disusun Oleh: Wiwiningsih

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG KERUGIAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI BPS MEI MUHARTATI YOGYAKARTA TAHUN 2009

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

PERBEDAAN PENGETAHUAN MANAJEMEN LAKTASI ANTARA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA DI PUSKESMAS MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU PRIMIGRAVIDA DENGAN PEMBERIAN ASI PADA BAYI UMUR 6-12 BULAN DI BPM KUSNI SRI MAWARTI DESA TERONG II KEC.

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA DI KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN DOT DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSLUSIF PADA IBU MENYUSUI DI POSYANDU WILAYAH PUSKESMASDANUREJAN I YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

KONTRIBUSI PERSEPSI DAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH PEDESAAN. Lilik Hidayanti 1, Nur Lina

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Kartika Dewi Ayusti

Nurul Auliya Kamila 2, Evi Nurhidayati 3

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di mana salah satu indikator tingkat kesehatan tersebut

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI DI DESA LOLONG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ARTIKEL

HUBUNGAN PEKERJAAN IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL YOGYAKARATA

JURNAL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Pendidikan Program D IV Kebidanan U Budiyah Banda Aceh

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Abstrak

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU BUTEKI PADA KALANGAN PEKERJA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PERUSAHAAN X, SEMARANG TAHUN 2007

HUBUNGAN PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DENGAN KEBERHASILAN MENYUSUI DI RB GRIYA HUSADA NGARAN, POLANHARJO, KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sudah tercantum dalam Firman Allah SWT Al-Qur an, QS. Al- penyusuan dan apabila keduanya ingin menyapih (sebelum 2 tahun)

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

Darmayanti Wulandatika. Program Studi D3 Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

HUBUNGAN PENDIDIKAN, PENGETAHUAN, USIA DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD DI DESA TANGGAN GESI SRAGEN NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAKSANAAN IMD PADA PASIEN PASCA PERSALINAN DI BPM RATNA WILIS PALEMBANG TAHUN 2016

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : SRI REJEKI J

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON II KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : OSELAGURI 201110104275 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2012 1

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SEWON II KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2012 1 Oselaguri 2, Indriani 3 Oselaguri311089@gmail.com ABSTRACT Infants who are not breastfed exclusively had 17 times more likely to have diarrhea, and three to four times greater risk of respiratory infection. According to Indonesia Health Profile 2010 coverage of exclusive breastfeeding 61.3%, 63.4% DIY, Bantul lowest position for breastfeeding coverage that is equal to 29.2%. Regional centers Sewon II has the lowest coverage of exclusive breastfeeding in Bantul.With descriptive analytic method, cross-sectional approach. The number of respondents was 85 respondents, the sampling purposive sampling techniques, data analysis using Chi squared. There was a significant relationship between the knowledge of exclusive breastfeeding (p = 0.018). There is no significant relationship between age (p = 0.697), education (p = 0.355) occupation (p = 0.167), income (p = 0.958), get the source of information (p = 0.132), family support (p = 0.127) with exclusive breastfeeding. needs to be done periodically counseling on exclusive breastfeeding by health professionals, in order to increase the coverage of exclusive breastfeeding. Keywords: Exclusive Breastfeeding ABSTRAK Bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif mempunyai 17 kali lebih besar mengalami diare, dan tiga sampai empat kali lebih besar terkena ISPA. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 cakupan ASI ekslusif 61,3%, DIY 63,4%, Kabupaten Bantul menduduki posisi terendah untuk cakupan ASI ekslusif yaitu sebesar 29,2%. Wilayah puskesmas Sewon II mempunyai cakupan ASI ekslusif terendah di Kabupaten Bantul. Penelitian bersifat deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden adalah 85 responden, dengan teknik pengambilan sampel purpossive sampling, analisa data menggunakan Chi kuadrat. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif (p=0,018). Tidak ada hubungan yang signifikan antara umur (p=0,697), pendidikan (p=0,355) pekerjaan (p=0,167), penghasilan (p=0,958), mendapatkan sumber informasi (p=0,132), dukungan keluarga (p=0,127) dengan pemberian ASI ekslusif. Perlu dilakukan penyuluhan secara berkala tentang ASI esklusif oleh tenaga kesehatan, agar cakupan ASI ekslusif dapat meningkat. Kata kunci : ASI 1. Mahasiswi Prodi DIV Bidan Pendidik STIKES Aisyiyah Yogyakarta 2. Dosen STIKES Aisyiyah Yogyakarta

A. PENDAHULUAN PP No. 33 Tahun 2012 menyatakan bayi yang berhak mendapatkan ASI secara ekslusif, tetapi ASI ekslusif di Indonesia masih rendah, SDKI 2007 menunjukkan penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif hingga 7,2%. Pada saat yang sama, jumlah bayi di bawah enam bulan yang diberi susu formula meningkat dari 16,7% pada 2002 menjadi 27,9%. PP No 33 Tahun 2012 menyatakan bahwa kendala dalam pemberian ASI ekslusif diantaranya adalah ibu tidak percaya diri bahwa ibu mamapu menysusui dengan baik, kuranganya pengetahuan tentang ASI ekslusif, kurangnya dukungan keluarga, rendahnya kesadaran masyarakat tentang manfaat pemberian ASI ekslusif, kurangnya dukungan tenaga kesehatan, kuranganya dukungan fasilitas kesehatan, dan kurangnya dukungan dari produsen makanan bayi untuk keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya. Selain itu, mitos tentang menyusui masih banyak terdengar di masyarakat ibu beranggapan menyusui dapat mempengaruhi berat badan, ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi, ukuran payudara kecil tidak menghasilkan ASI yang banyak, beranggapan bahwa menyusui akan membuat bentuk payudara menjadi tidak bagus lagi, dan mengangap menyusui merepotkan karena bayi akan selalu bersama dengan ibunya (Suradi, dkk, 2009). ASI ekslusif mempunyai banyak manfaat seperti yang terdapat dalam PP No 33 Tahun 2012 menyatakan menyusui dapat menurunkan resiko infeksi akut seperi diare, pnemonia, infeksi telinga, haemophilus influenza, menginitis, dan infeksi saluran kemih. Menyusui juga melindungi bayi dari penyakit kronis masa depan seperti diabetes tipe I, obesitas pada masa remaja dan dewasa. Menyusi dapat menunda kesuburan wanita dan mengurangi resiko perdarahan pasca melahirkan, kanker payudara, pramenopause, dan kanker ovarium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kabupaten Bantul tahun 2012. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6 bulan sampai 2 tahun, yang berada di wilayah kerja puskesmas Sewon II dengan jumlah 85 orang, dengan teknik pengambilan sampel purpossive sampling. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner dan analisa data menggunakan Chi kuadrat. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil a. Gambaran umum lokasi penelitian Jumlah posyandu di wilayah kerja puskesmas Sewon II ada 41 posyandu yang terdiri dari 20 posyandu purnama dan 21 posyandu mandiri, dengan jumlah kader 225 orang. Puskesmas Sewon II sudah membentuk kelompok pendukung ibu (KP-Ibu) yang telah dirancang

oleh dinas kesehatan Kabupaten Bantul, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan ASI ekslusif, namun KP-Ibu belum dilakukan disemua posyandu, ada 4 posyandu lama yang belum membentuk KP- Ibu dan semua posyandu baru belum membentuk KP-Ibu yang berjumlah 8 posyandu b. Hasil analisis 1) Analisis univariat Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Valid Cumulative Frequency Umur < 20 tahun 4 4.7 4.7 4.7 20-30 tahun 41 48.2 48.2 52.9 > 30 tahun 40 47.1 47.1 100.0 Total 85 100.0 100.0 Pendidikan Rendah (Tidak Sekolah, SD) 5 5.9 5.9 5.9 Sedang (SMP,SMA) 64 75.3 75.3 81.2 Tinggi (PT) 16 18.8 18.8 100.0 Total 85 100 100 Pekerjaan Tidak bekerja 20 23.5 23.5 23.5 Bekerja 65 76.5 76.5 100.0 Total 85 100 100 Penghasilan Rendah (< Rp. 808.000) 28 32.9 32.9 32.9 Sedang 32 37.6 37.6 70.6 (Rp. 808.00-Rp. 1.000.000) Tinggi (> Rp. 1.000.000) 25 29.4 29.4 100.0 Total 85 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 1 ibu pada kelompok umur 20 30 tahun lebih banyak, dengan jumlah 41 orang (48,2%). Sebagian besar ibu mempunyai tingkat pendidikan pada kategori sedang (SMP-SMA) berjumlah 64 orang (75,3%). Sebagian besar ibu dalam kategori bekerja yaitu berjumlah 65 orang (76,5%) dan ibu yang mempunyai penghasilan dalam kategori sedang lebih banyak yaitu 32 orang (37,6%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Responden Frequency Valid Cumulative Kurang 1 1.2 1.2 1.2 Cukup 19 22.4 22.4 23.5 Baik 65 76.5 76.5 100.0 Total 85 100.0 100.0

Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI ekslusif dalam kategori baik sebanyak 65 orang (76,5%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sumber Informasi Responden Frequency Valid Cumulative Tenaga kesehatan 54 63.5 63.5 63.5 Keluarga 12 14.1 14.1 77.6 Televisi 6 7.1 7.1 84.7 Majalah 7 8.2 8.2 92.9 Teman 6 7.1 7.1 100.0 Total 85 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa ibu bayak mendapatkan informasi tentang ASI ekslusif dari tenaga kesehatan yaitu 54 orang (63, 5%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Frequency Valid Cumulative Kurang 5 5.9 5.9 5.9 Cukup 18 21.2 21.2 27.1 Baik 62 72.9 72.9 100.0 Total 85 100.0 100.0 Berdasarkan tabel 4 diketahui paling banyak ibu mendapatkan dukungan keluarga dalam kategori baik yaitu 62 orang. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Frequency Valid Cumulative Tidak ASI eksklusif 65 76.5 76.5 76.5 ASI eksklusif 20 23.5 23.5 100.0 Total 85 100.0 100.0 Dari tabel 10 dapat diketahui bahwa ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif mempunyai presentasi yang tinggi yaitu 65 orang (76,5%). 2) Bivariat a) Hubungan karakteristik umur dengan pemberian ASI ekslusif Tabel 6. Hasil Analisa Statistik Hubungan Karakteristik Umur Dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta Tahun 2012

Karakteristik Umur Pemberian ASI Total ASI Tidak ASI f % f % f % < 20 tahun 1 25.0 3 75.0 4 100 20-30 tahun 8 19.5 33 80.5 41 100 >30 tahun 11 27.5 29 72.5 40 100 Total 20 23.5 65 76.5 85 100 Tabel 6 menunjukan sebagian besar ibu yang memberikan ASI ekslusif berada pada kategori umur >30 tahun yaitu sebanyak 11 orang (27,5%), dan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif paling banyak pada kelompok umur 20 30 tahun yaitu 33 orang (80,5%). Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi square di peroleh p- value sebesar 0,697 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik umur ibu dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012. b) Hubungan karakteristik pendidikan denagan pemberian ASI ekslusif Tabel 7. Hasil Analisa Statistik Hubungan Karakteristik Pendidikan Dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012 Karakteristik Pendidikan Pemberian ASI Total ASI Tidak ASI f % F % f % Rendah 0 0 5 100 5 100 Sedang 15 23.4 49 76.6 64 100 Tinggi 5 31.3 11 68.8 16 100 20 23.5 65 76.5 85 100 Tabel 7 menunjukan ibu yang memberikan ASI ekslusif sebagian besar berpendidikan sedang (SMP,SMU) yaitu 15 orang (23,4%), dan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif juga berada pada kelompok yang berpendidikan sedang (SMP,SMU) yaitu 49 orang (76,5%). Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi square di peroleh p- value sebesar 0,355 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik pendidikan ibu dengan pemberian ASI ekslusif di

wilayah kerja puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012. c) Hubungan karakteristik pekerjaan denagan pemberian ASI ekslusif Tabel 8. Hasil Analisa Statistik Hubungan Karakteristik Pekerjaan Dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012 Karakteristik Pekerjaan Pemberian ASI Total ASI Tidak ASI f % F % f % 7 35.0 13 65.0 20 100 Tidak bekerja Bekerja 13 20.0 52 80.0 65 100 Total 20 23.5 65 76.5 85 100 Tabel 8 menunjukan ibu yang memberikan ASI ekslusif sebagian besar adalah ibu yang berada pada kategori bekerja yaitu 13 orang (20,0%) dan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebagian besar juga ibu yang berada pada kategori bekerja yaitu 52 orang (80,0%). Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi square di peroleh p- value sebesar 0,167 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik pekerjaan dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012. d) Hubungan karakteristik penghasilan denagan pemberian ASI ekslusif Tabel 9. Hasil Analisa Statistik Hubungan Karakteristik Penghasilan Dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012 Karakteristik Penghasilan Pemberian ASI Total ASI Tidak ASI f % F % f % Rendah 7 25.0 21 75.0 28 100 Sedang 7 21.9 25 78.1 32 100 Tinggi 6 24.0 19 76.6 25 100 20 23.5 65 76.5 85 100 Tabel 9 menunjukan bahwa ibu yang memberikan ASI ekslusif berada pada kelompok penghasilan rendah yaitu 7 orang (25.0%) dan ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif

sebagian besar berada pada kelompok yang mempunyai pengasilan sedang yaitu 25 orang (78,1%). Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Chi square di peroleh p- value sebesar 0,958 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik penghasilan dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012. e) Hubungan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif Tabel 10. Hasil Analisa Statistik Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012 Tingkat Pengetahuan Pemberian ASI Total ASI Tidak ASI f % f % f % Kurang 0 0 1 100 1 100 Cukup 0 0 19 100 19 100 Baik 20 30.8 45 69.2 65 100 20 23.5 65 76.5 85 100 Tabel 10 menunjukan ibu yang memberikan ASI ekslusif berada pada kelompok ibu yang mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu 20 orang (30,8%) dan pada kelompok tingkat pengetahuan rendah dan sedang semua ibu tidak ada yang memberikan ASI ekslusif. Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi square di peroleh p- value sebesar 0,018 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sewon II. Dari hasil analisa diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,294, maka dapat disimpulkan tingkat pengetahuan berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif, dengan keeratan hubungan dalam kategori rendah. f) Hubungan sumber informasi dengan pemberian ASI ekslusif Tabel 11. Hasil Analisa Statistik Hubungan Sumber Informasi Dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012

Sumber Informasi Pemberian ASI Total ASI Tidak ASI f % F % F % 16 29.6 38 70.4 54 100 Tenaga kesehatan Keluarga 0 0 12 100 12 100 Televisi 0 0 6 100 6 100 Majalah 2 28.6 5 71.4 7 100 Teman 2 33.3 4 66.7 6 100 20 23.5 65 76.5 85 100 Tabel 11 menunjukan ibu yang memberikan ASI ekslusif sebagian besar mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan yaitu 16 orang (29,6%), sedangkan ibu yang tidak memeberikan ASI ekslusif sebagian besar mendapatkan informasi dari keluarga yaitu 12 orang (100%). Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi square di peroleh p- value sebesar 0,132 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan sumber informasi dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sewon II. g) Hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif Tabel 12. Hasil Analisa Statistik Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Pemberian ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2012 Dukungan Keluarga Pemberian ASI Total ASI Tidak ASI f % F % f % Kurang 0 0 5 100 5 100 Cukup 2 11.1 16 88.9 18 100 Baik 18 29.0 44 71.0 62 100 20 33.5 65 76.5 85 100 Tabel 12 menunjukan ibu yang memberikan ASI ekslusif sebagian besar berada pada kategori dukungan keluarga baik yaitu 18 orang (29,0%) dan ibu yang tidak memeberikan ASI ekslusif juga berada pada kategori dukungan keluarga baik yaitu 44 orang (71,0%). Hasil analisa statistik menggunakan uji Chi square di peroleh p- value sebesar 0,127 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sewon II.

2. Pembahasan a. Hubungan karakteristik umur dengan pemberian ASI ekslusif Pengkategorian kelompok umur didasarkan pada umur reproduksi wanita menurut anjuran kesehatan. Usia reproduksi adalah 20-30 tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan faktor umur dengan pemberian ASI ekslusif (p>0,05). Hal ini dapat disebabkan oleh pengalaman menyusui sebelumnya, ibu tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayinya dan bayi tetap sehat sehingga meyebabkan ibu juga tidak memberikan ASI ekslusif kepada anak berikutnya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ekiawati (2002) hasil peneltian tersebut menunjukan bahwa umur ibu tidak berhubungan dengan perilaku pemberian ASI (p<0,05), hal ini dapat disebabkan karena ibu pada umur tersebut ikut mencari nafkah bagi keluarga. b. Hubungan karakteristik pendidikan dengan pemberian ASI ekslusif Konsep pendidikan adalah proses belajar, di dalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu kelompok atau masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan hal-hal baru tersebut (Notoatmodjo, 2003). Pada penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan pemberian ASI ekslusif (p>0,05). Hal ini dapat disebabkan oleh faktor budaya dan kebiasaan masyarakat yang beranggapan ASI tidak akan mencukupi kebutuhan bayi, sehingga perlu diberikan tambahan makanan seperti memberikan nasi pisang, memberikan madu, air gula kepada bayi. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Cita dan Ismiati (2008), yang menyatakan ibu dengan pendidikan SLTA dan PT dalam memberikan ASI kepada bayinya mengalami peningkatan hal ini disesbabkan karena pada kelompok tersebut ibu lebih mengetahui pentingnya memberikan ASI ekslusif. c. Hubungan karakteristik pekerjaan dengan pemberian ASI ekslusif Pekerjaan dapat mempengaruhi perilaku seseorang karena pekerjaan juga memiliki hubungan dengan penghasilan sehingga mempengaruhi sosial ekonomi. Contoh nya yaitu kematian bayi meningkat pada satus sosial ekonomi yang rendah (Noor, 2008). Dari hasil uji statistik dengan uji square diketahui pekerjaan tidak mempunyai hubungan dengan pemberian ASI ekslusif (p>0,005). Ibu yang tidak bekerja belum tentu memberikan ASI ekslusif kepada bayinya, meskipun mempunyai waktu yang relatif lebih lama bersama bayi. Hal ini dapat disebabkan oleh masyahrakat yang masih beranggapan jika menyusui dapat menyebabkan bentuk payudara menjadi tidak bagus lagi, dan dapat mempengaruhi berat badan. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Ekiawati (2002) berdasarkan

hasil uji spearman rank tidak menunjukan hubungan yang nyata antara status bekerja dengan pemberian ASI ekslusif. d. Hubungan karakteristik penghasilan dengan pemberian ASI ekslusif Penghasilan berkaitan dengan sosial ekonomi, sosial ekonomi adalah tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi akan menambah tingkat pengetahuan seseorang (Soekanto, 2006). Analisa statistik didapatkan hasil nilai (p>0,05), penghasilan tidak berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif, hal ini dapat dikarenakan banyak faktor lain yang mempengaruhi pelaksanaan ASI ekslusif seperti anatomi payudara dan kesehatan bayi yang tidak memungkinkan untuk menyusui, sehingga diberikan susu formula meskipun mempunyai penghasilan yang rendah. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Abdullah (2002), yang menyatakan penghasilan tidak berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif, dalam penelitiannya ibu yang berpenghasilan rendah mapun tinggi rata-rata mempunyai cakupan ASI ekslusif yang baik. e. Hubungan tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI ekslusif Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Semakin baik tingkat pengetahuan seseorang semakin baik prilaku seseorang (Notoatmodjo, 2010). Analisa statistik diketahui pengetahuan berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif (p<0,005). Hal ini dapat disebabkan karena lokasi penelitian dekat dengan perkotaan dimana informasi tentang ASI ekslusif mudah didapatkan, semakin bayak informasi yang didapatkan semakin banyak pengetahuan, semakin baik tingkat pengetahuan ibu semakin baik perilaku pemberian ASI ekslusif nya. Berbeda dengan penelitian Kusumaninggrum (2010) bahwa pengetahuan tidak berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif karena pengetahuan saja tampa adanya kesadaran tentang ASI ekslusif dapat menjadikan ibu tidak memberikan ASI esklusif kepada bayi nya. f. Hubungan sumber informasi dengan pemberian ASI ekslusif Informasi dapat menambah pengetahuan seseorang tentang suatu hal sehingga dapat mengubah prilaku. Informasi bisa diperoleh dari tenaga kesehatan dan bukan tenaga kesehatan seperti media massa (Notoadmodjo, 2010). Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan luas. Pengetahuan yang dapat diperoleh melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar sendiri, serta melalui alat-alat komunikasi misalnya dengan membaca surat kabar, mendengar radio, melihat televisi dan lain-lain (Soekanto, 2006). Hasil analisa statistik diketahui bahwa sumber informasi tidak berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif (p>0,05). Lokasi penelitian yang dekat dengan perkotaan memudahkan ibu untuk mendapatkan informasi tentang ASI ekslusif maupun tentang susu

formula dari manapun, dan sebagian besar ibu juga bekerja sehingga ibu bisa mendapatkan informsi dari luar. Ibu yang bekerja diluar rumah mempunyai akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi (Roesli, 2005). Meskipun informasi yang didapatkan banyak tetapi jika tidak ada kesadaran untuk memberikan ASI ekslusif kepada bayi, maka ASI ekslusif tidak akan terlaksana. Selain itu, cakupan pemberian ASI ekslusif juga dapat dipengauhi oleh terbatasnya tenaga konselor tentang ASI, belum maksimalnya edukasi, sosialiasasi, advokasi, dan kampanye terkait ASI maupum MP- ASI yang dilakukan oleh tenaga kesehatan (Profil Kesehatan Indonesia 2010). g. Hubungan dukungan keluarga dengan pemberian ASI ekslusif Keluarga berperan penting dalam pemberian ASI ekslusif. Peran suami dalam proses tersebut akan memberi motivasi ibu untuk menyusui. Dukungan keluarga memberikan rangsangan psikologis yang positif bagi produksi ASI (Rosita, 2008). Berdasarkan analisa statistik ketahui bahwa dukungan keluarga tidak berhubungan dengan pemberian ASI esklusif (p>0,05). meskipun dukungan keluraga baik namun jika ibu tidak mempunyai kesadaran sendiri dan motivasi untuk menyusui secara ekslusif dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Kusumaninggrum (2010), yang mengatakan bahwa dukungan keluarga berpengaruh dengan pemberian ASI ekslusif karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat dimana ibu banyak menghabiskan waktu untuk merawat bayinya. D. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan tidak ada hubungan karakteristik umur responden (p value = 0,697), pendidikan responden (p value = 0,355 pekerjaan responden (p value = 0,167), penghasilan responden (p value = 0,958), sumber informasi (p value = 0,132), dukungan keluarga (p value = 0,127) dengan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta Tahun 2012. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan dengan pemberian ASI ekslusif (p value = 0,018), di wilayah kerja puskesmas Sewon II Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Yogyakarta Tahun 2012. Berdasarkan kesimpulan yang ada disarankan agar ibu menyusui mencari informasi tentang ASI ekslusif, terutama manfaat ASI ekslusif, salah satunya dengan menghadiri kegiatan penyuluhan, yang diadakan di posyandu oleh tenaga kesehatan.tenaga kesehatan agar dapat membentuk Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu), pada posyandu yang belum membentuk KP-Ibu, agar cakupan ASI ekslusif dapat meningkat. Selain itu juga melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan posyandu apakah sudah berjalan sesuai dengan program yang telah direncanakan atau belum.

Tenaga kesehatan agar dapat melakukan penyuluhan secara berkala dan KIE, sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu untuk mencapai pemanfaatan pemberian ASI ekslusif secara optimal, tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas kesehatan wajib memberikan informasi dan edukasi ASI ekslusif kepada ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi yang bersangkutan, sejak pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI ekslusif selesai. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif, dengan metode penelitian kualitatif agar diketahui fenomena tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian ASI ekslusif secara holistik. DAFTAR RUJUKAN Abdullah. S(2002). Pengambilan Keputusan Pemberian ASI Kepada Bayi di Kota Bogor. Skripsi ITB Fakultas Pertanian. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/14776/a02ari. pdf?sequence=2. Diakses taggal 31 Januari 2012 Pukul : 08.34 WIB. Cita. Ismiati. (2008). Karakteristik Ibu yang Memberikan Susu Formula Kepada Bayi di RB Setia Rumanda Jakarta Timur. Journal Keperawatan Soedirman Vol. 3. No. Purwokerto : Universitas Jenderal Soedirman. Depkes RI. (2012). Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian ASI. Dinkes DIY. (2008). Profil Kesehatan Provinsi DIY Tahun 2008. http://www.depkes.go.id/downloads/profil/prov%20diy%202008.pdf Diakses taggal 31 Januari 2012 Pukul : 11.45 WIB. Ekiawati, E (2002). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pemberian ASI Pda ibu Tidak Bekerja. Skripsi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/16452/a02eek.pdf?sequence=2. Diakses tanggal 31 Januari 2012 Pukul 08.35 WIB Kusumaniggrum, T. Lestari. Sulistyono. (2010). Journal Analisis Faktor Tinggkat Keberhasilan Pemberian ASI Eksusif Pada Ibu Menyusui. Journal Ners Vol. 5 No. 1. Surabaya : Program Studi Ilmu Keperawatan Unair Bekerjasama Dengan PPNI Provinsi Jawa Timur. Noor, N. (2008). Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta Roesli, U. (2005). Mengenal ASI. Trubus Agriwijaya, Jakarta. Rosita, S. (2008). ASI untuk Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Ayyana Suekanto, S. (2006). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Suradi, dkk. (2009). Bahan Bacaan Manajemen Laktasi Cetakan Ke 4 Menuju Persalinan Aman dan Bayi Baru Lahir Sehat. Jakarta : Perkumpulan Perinatologi Indonesia.