PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT

dokumen-dokumen yang mirip
SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

Alasan 08/01/2015. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc. Undangundang. Keinginan karyawan. Keinginan perusahaan. Kontrak kerja berakhir

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PEMBERHENTIAN PEGAWAI

Pemutusan Hubungan Kerja

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PEMBERHENTIAN PEGAWAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINSTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

PSIKOLOGI SUMBER DAYA MANUSIA SESI: X HR SEPARATION. Pengertian Alasan Proses Undang-undang

BAB III UPAYA HUKUM YANG DAPAT DILAKUKAN PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR

PHK BOY BUCHORI ALKHOMENI HASIBUAN DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. Kata kunci: jamsostek, pemutusan hubungan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU Nomor :...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II PROSEDUR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. A. Alasan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA.

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1. 1) Setiap bentuk usaha milik swasta yang memperkerjakan pekerjaan dengan tujuan mencari keuntungan atau tidak.

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEDE PURWANDI ( ) KEVIN ALLEN (2B217842) LISNA APRILIANTI ( ) RIZKY AKBAR ( )

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Ketenagakerjaan. berbeda antara pendapat yang satu dengan pendapat lainnya. 1

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum tentang Hukum Ketenagakerjaan. Menurut Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang

Pasal 150 UUK KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

Tata Tertib setiap pekerja ISH yang berada di layanan mengacu kepada Standard Operationg Procedure (SOP) yang dibuat oleh Div. Operation & ER ISH.

MAKALAH MANAJEMEN TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (PEMBERHENTIAN TENAGA KERJA )

PENSION & EXIT SYSTEM. Prodi Administrasi Bisnis

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-02/MEN/ 1993 TAHUN 1993 TENTANG KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

c. bahwa unluk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP-150/MEN/2000 TENTANG

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS DAN KASUS POSISI. pekerja diikat oleh suatu perjanjian yang disebut perjanjian kerja.

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

PEMBERHENTIAN PEGAWAI. Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KETENTUAN HUKUM MENGENAI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA. tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Istilah majikan dapat disebut juga sebagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pengamatan dan analisis mengenai Sistem Pemutusan

(KepMen ini pada 25 Maret 2003 telah dinyatakan tidak berlaku per UU No. 13/2003. Pencantumn dalam pustronik ini untuk maksud studi)

Perjanjian Kerja PK 000/SDP DIR/III/2008

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan adalah salah satu masalah pokok yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

MAKALAH MANAJEMEN TENTANG MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (PEMBERHENTIAN TENAGA KERJA ) BAB I PENDAHULUAN

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

SURAT PERJANJIAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GIANYAR,

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) JENIS-JENIS PHK

perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia;

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA A. KASUS POSISI DAN PENANGANAN OLEH MEDIATOR. 1. Perselisihan PHK antara CV. Intan Karya Indah dengan pekerjanya

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

Bismillahirrohmaanirrohim

Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

GUBERNUR SUMATERA BARAT

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Employee Handbook Employee Relation Department

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

Hukum Ketenagakerjaan

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

PERATURAN PERUSAHAAN PT.

NIKODEMUS MARINGAN / D

UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

STIE DEWANTARA Aspek Ketenagakerjaan Dalam Bisnis

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Pada dasarnya, tujuan utama hukum ketenagakerjaan MAKNA PHK BAGI PEKERJA

Lex Privatum Vol. V/No. 6/Ags/2017

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr.Gatot Hari Priowirjanto

BUPATI MUSI BANYUASIN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR: 2>2> TAHUN 2008 TENTANG

Tata Cara Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja/PHK

BAB I PENDAHULUAN. menyambung hidupnya.untuk bisa mendapatkan biaya tersebut setiap orang

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

PROSEDUR MUTU SANKSI TINDAKAN INDISIPLINER

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) OLEH PERUSAHAAN KARENA KESALAHAN BERAT YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PT. HOKLOKSIU SANJOYO (AJBS GROUP) DENGAN PT. SUKSESINDO Nomer: 638 / I / HRD.DX /L SS / IX / 2009

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

III. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial Pancasila. Dasar Hukum Aturan lama. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

BAB II PENGATURAN PHK DENGAN ALASAN EFISIENSI DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. A. PHK dengan Alasan Efisiensi dalam Peraturan Perundang-undangan

Transkripsi:

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT

SIKLUS MSDM Planning Siklus pengelolaan SDM pada umumnya merupakan tahapan dari: Attaining Developing Maintaining You can take my factories, burn my building, but give me back my people, i ll build my business back (Henry Ford) Retaining

Retaining Gabungan antara mempertahankan atau mengeluarkan karyawan (rasionalisasi) HRD perlu menyiapkan strategi yang safe dalam hal melepaskan karyawan dari perusahaan baik yang berupa rasionalisasi, pemecatan ataupun karyawan pensiun. Persiapan program seperti Pre Pension Program serta Talent Management Dengan memahami siklus manajemen SDM, setidaknya perusahaan mengetahui mata rantai proses (value chain) yang berpengaruh dalam menentukan kualitas kinerja perusahaan yang ditopang oleh kualitas SDM. Serta memetakan di mata rantai yang manakah perusahaan perlu melakukan revitalisasi.

Orde Reformasi - Sekarang Menjelang Orde Baru Tumbang LSM, Anggota SPSI Pro perubahan dan anti militerisme Tuntutan Pencabutan UU no 25/1979 Demonstrasi Buruh Undang-undang lama Dimotori 12 LSM dalam KPHP (Komisi Pembaruan Hukum Perburuhan) UU no 13 tahun 2003

Produk Hukum Ketenagakerjaan Masa Orde Reformasi Perkembangan hukum perburuhan ditandai oleh lahirnya 4 undang-undang yaitu: 1. Undang-Undang Nomor 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh; 2. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 3. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial; 4. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Perlindungan dan Pembinaan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negri.

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) Menurut UU No 13 Tahun 2003

PENGERTIAN PEMBERHENTIAN PEMBERHENTIAN ADALAH PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SESEORANG KARYAWAN DENGAN SUATU ORGANISASI PERUSAHAAN PASAL 150/UU KETENAGAKERJAAN NO. 13/2003 Ketentuan mengenai pemutusan hubungan kerja dalam undang-undang meliputi pemutusan hubungan kerja yang terjadi di badan usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan, milik persekutuan atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara, maupun usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang lain dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain.

JENIS-JENIS PHK Pemutusan Hubungan Kerja Sementara Sementara Tidak Bekerja, para karyawan meninggalkan pekerjaan sementara, namun masih memiliki ikatan dengan perusahaan dan memiliki aturan masing-masing (cuti) Pemberhentian Sementara, karyawan sementara tidak bekerja karena alasan internal perusahaan Pemutusan Hubungan Kerja Permanen Atrisi, pemberhentian tetap seseorang dari perusahaan karena alasan pengunduran diri, pensiun, atau meninggal (diawali oleh pekerja individual) Terminasi, perpisahan permanen karyawan karena alasan tertentu (kinerja buruk, kedisiplinan, dll) Kematian

ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN UNDANG-UNDANG KEINGINAN PERUSAHAAN KEINGINAN KARYAWAN PENSIUN KONTRAK KERJA BERAKHIR KESEHATAN KARYAWAN MENINGGAL DUNIA PERUSAHAAN DILIKUIDASI

ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN ATAS DASAR UNDANG-UNDANG (UU No 13/2003) Undang-undang dapat menyebabkan seorang karyawan harus diberhentikan dari suatu perusahaan. Misalnya karyawan anak-anak, WNA, atau karyawan yang terlibat organisasi terlarang. KEINGINAN PERUSAHAAN Keinginan perusahaan dpt menyebabkan diberhentikannya seorang karyawan baik secara terhormat ataupun dipecat. Biasanya disebabkan hal-hal berikut : a. Karyawan tidak mampu menyelesaikan pekerjaannya. b. Perilaku dan disiplinnya kurang baik c. Melanggar peraturan-peraturan dan tata tertib perusahaan. d. Tidak dapat bekerja sama dan terjadi konflik dengan karyawan lain. e. Melakukan tindakan amoral dalam perusahaan

PASAL 158 UU PERBURUHAN NO 13/2003 Perusahaan dpt melakukan PHK bila karyawan/buruh melakukan kesalahan sbb: a. Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik perusahaan; b. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan; c. Mabuk, meminum minuman keras yang memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja; d. Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di lingkungan kerja; e. Menyerang, menganiaya, mengancam, atau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha di lingkungan kerja; f. Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan; g. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik perusahaan yang menimbulkan kerugian bagi perusahaan; h. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja; i. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan negara; atau j. Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

KEINGINAN KARYAWAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN a. Pindah ke tempat lain untuk mengurus orang tua b. Kesehatan yang kurang baik c. Untuk melanjutkan pendidikan d. Ingin berwiraswasta. Pasal 162 Ayat 1 : Pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, memperoleh uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4), antara lain : Cuti yang belum diambil atau belum gugur Biaya atau ongkos pulang karyawan atau keluarganya ke tempat di mana dia diterima bekerja. Penggantian perumahan dan pengobatan/perawatan minimal 15% dari pesangon

ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PENSIUN PENSIUN adalah pemberhentian karyawan atas keinginan perusahaan, UU, ataupun keinginan karyawan sendiri. Keinginan perusahaan mempensiunkan karyawan karena produktivitas kerjanya rendah sebagai akibat usia lanjut, cacat fisik, kecelakaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan sebagainya. UU mempensiunkan karyawan karena telah mencapai batas usia dan masa kerja tertentu Karyawan yang pensiun akan memperoleh uang pensiun. KONTRAK KERJA BERAKHIR Karyawan kontrak akan dilepas atau diberhentikan apabila kontrak kerjanya berakhir. Pemberhentian berdasarkan berakhirnya kontrak kerja tidak menimbulkan konsekuensi karena telah diatur terlebih dahulu dalam perjanjian saat mereka diterima.

ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN KESEHATAN KARYAWAN Inisiatif pemberhentian karena keseharan bisa berdasarkan keinginan perusahaan ataupun keinginan karyawan. MENINGGAL DUNIA Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis putus hubungan kerjanya dengan perusahaan. Perusahaan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi keluarganya sesuai peraturan yg ada. PERUSAHAAN DILIKUIDASI Karyawan akan dilepas bila perusahaan dilikuidasi atau ditutup karena bangkrut. Bangkrutnya perusahaan harus berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, sedangkan karyawan yang dilepas (PHK) harus mendapat pesangon sesuai ketentuan pemerintah.

Proses Pemberhentian Prosedurnya : a. Musyawarah karyawan dg pimpinan perusahaan b. Musyawarah pimpinan serikat buruh dg pimpinan perusahaan c. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4D d. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan perusahaan, dan P4P e. Pemutusan berdasarkan keputusan Pengadilan Negeri. P4D = panitia penyelesaian perselisihan perburuhan daerah

Pasal 156 ayat 1 Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak yang seharusnya diterima

Pasal 156 ayat 2 Perhitungan uang pesangon sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit sebagai berikut : a. Masa kerja (MK) < 1 tahun, 1 bulan upah b. 1 tahun < MK < 2 tahun, 2 bulan upah. c. 2 tahun < MK < 3 tahun, 3 bulan upah. d. 3 tahun < MK < 4 tahun, 4 bulan upah e. 4 tahun < MK < 5 tahun, 5 bulan upah f. 5 tahun < MK < 6 tahun, 6 bulan upah g. 6 tahun < MK < 7 tahun, 7 bulan upah h. 7 tahun < MK < 8 tahun, 8 bulan upah i. Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 bulan upah.

Pasal 156 ayat 3 Perhitungan uang penghargaan masa kerja sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 yaitu : a. 3 tahun < Masa kerja (MK) < 6 tahun, 2 bln upah. b. 6 tahun < MK < 9 tahun, 3 bln upah c. 9 tahun < MK < 12 tahun, 4 bln upah d. 12 tahun < MK < 15 tahun, 5 bln upah e. 15 tahun < MK < 18 tahun, 6 bln upah f. 18 tahun < MK < 21 tahun, 7 bln upah g. 21 tahun < MK < 24 tahun, 8 bln upah h. MK > 24 tahun, 10 bulan upah

Pasal 156 ayat 4 Uang penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi : a. Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; b. biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja; c. penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% (lima belas perseratus) dari uang pesangon dan/atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat; d. hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Pasal 159 Apabila pekerja/buruh tidak menerima PHK sebagaimana dimaksud dalam pasal 158 ayat 1, pekerja/buruh yang bersangkutan dapat mengajukan gugatan ke lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial

Pasal 162 Ayat 1 : Pekerja/buruh yg mengundurkan diri atas kemauan sendiri, memperoleh uang penggantian hak sesuai ketentuan pasal 156 ayat 4 Ayat 2: Bagi pekerja/buruh yang mengundurkan diri atas kemauan sendiri, yang tugas dan fungsinya tidak mewakili kepentingan pengusaha secara langsung, selain menerima uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 156 ayat (4) diberikan uang pisah yang besarnya dan pelaksanaannya diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama. Ayat 3 : Pekerja/buruh yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus memenuhi syarat : a. mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambatlambatnya 30 hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri. b. tidak terikat dalam ikatan dinas/kontrak c. tetap melaksanakan kewajibannya sampai tanggal mulai pengunduran diri. Ayat 4 : PHK dengan alasan pengunduran diri atas kemauan sendiri dilakukan tanpa penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial

DAMPAK P.H.K

DAMPAK BAGI PERUSAHAAN Memungkinkan mendapat karyawan lebih baik Mengurangi biaya pengeluaran gaji/efisiensi Terhentinya produksi sementara Harus mencari pengganti karyawan baru & memerlukan biaya rekrutmen lagi Melepas karyawan yang sudah berpengalaman & setia Menurunkan image perusahaan

PSIKO- LOGIS DAMPAK BAGI KARYAWAN SOSIAL Dampak PHK bagi Karyawan EKO- NOMI

Menurut Anda, PHK adalah MUSIBAH Atau BERKAH?

Cara Menghindari PHK Bekerja dengan baik Tingkatkan kinerja Hindari hal-hal beresiko Selalu beljar, jangan pernah merasa puas dengan hasil pekerjaan kita Kuasai keahlian lain Membuat prestasi kerja Mencintai pekerjaan yang kita lakukan dan hindari rasa cemas