BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja.tenaga kerja sebagai pelaksana. dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, hal tersebut tertuang dalam Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang begitu besar, maka permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas buruh, dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGERTIAN, DASAR HUKUM PENANAMAN MODAL ASING DAN KESEJAHTERAAN TENAGA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata bekerja sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

NASKAH AKADEMIK PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROPINSI PADA PERUSAHAAN PENAMBANGAN PASIR NANDO GEMILANG DI CANGKRINGAN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Tahun 2000). Sekitar satu dasa warsa lalu, jumlah. laju pertumbuhan penduduk selama 10 tahun terakhir,

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

BAB III PENUTUP. Yogyakarta terdapat beberapa penyimpangan yang telah dilakukan owner

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

PEMBERLAKUAN UMK (UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA) TERHADAP KESEJAHTERAAN PEKERJA/BURUH

BAB I PENDAHULUAN. (pekerja dan pengusaha). Dalam Pasal 1 angka 30 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003, upah

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

3988/XII/Tahun 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia karena mencakup dimensi sosial dan ekonomi. Salah satu tujuan penting

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di era modernisasi ini banyak terjadi perubahan dalam bidang ilmu sosial, ilmu

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III PENUTUP. Upaya hukum yang dilakukan pekerja outsourcing dalam. negosiasi terhadap atasan atau pengusaha PT. Vidya Rejeki Tama.

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan orang lain karena keterbatasan modal bahkan sebaliknya

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

BAB III PENUTUP. Swalayan 24 Jam tidak sesuai dengan ketentuan undang-undang, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman dewasa ini, Indonesia mengalami berbagai

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pasar tenaga kerja maka Indonesia merupakan salah satu

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2017 TENTANG UPAH MINIMUM PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2018

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 561.4/51/2007 TENTANG UPAH MINIMUM PADA 35 (TIGA PULUH LIMA) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. yang mengharuskan untuk bekerja. Bekerja dilakukan untuk memenuhi. langsung atau uang untuk membeli kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemikiran selanjutnya adalah apakah besarnya upah yang diterima

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

-2- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan keadaan. Oleh karena itu, Peratu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2003 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. unjuk rasa. Penanganan pengupahan ini tidak hanya menyangkut aspek teknis dan

BAB I PENDAHULUAN. hukum dari rakyat. Hukum dan kekuasaan itu menjadi nyata jika dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatannya dengan pembangunan di segala bidang kehidupan masyarakat, itu adalah demi mencapai sebuah cita-cita yaitu

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETENAGAKERJAAN KABUPATEN BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Boediono (2000) Inflasi dapat diartikan sebagai kecenderungan kenaikan

8. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri KEP.564/MEN/92 " 115 Tahun 1992 Ketenagakerjaan Daerah;

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 113 TAHUN 2011 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA NOMOR 67 TAHUN 2009 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM PROVINSI DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BERITA NEGARA. No.707, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Komponen. Tahapan. Hidup Layak.

BAB I PENDAHULUAN. dasar pembangunan yang harus didayagunakan semaksimal mungkin.

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya. Sedangkan. ikatan yang dapat mempengaruhi hak dan kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang selama ini dikesampingkan oleh perusahaan. Wadah itu adalah

PELAKSANAAN PENGUPAHAN PEKERJA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya.

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

PEMBAYARAN UPAH PASAL 88 UUK : BAHWA TIAP PEKERJA/BURUH BERHAK MEMPEROLEH PENGHASILAN YANG MEMENUHI PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 27 ayat (2) yang berbunyi: Tiap tiap warga Negara berhak atas. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Bagi buruh/pekerja yang terpenting adalah upah riil (banyaknya barang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat Indonesia. Berdasarkan bunyi Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB III TINJAUAN TEORITIS. nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja/buruh

MEKANISME PENGUSULAN DAN PENETAPAN UPAH MINIMUM KOTA. Diana Fajarwati ABSTRACT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Konstitusi bangsa Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB III PENUTUP. formal maupun non formal diantaranya: a. Faktor dalam diri penyandang cacat. b. Keterbatasan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (rechtstaat), tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

Created by : Ratih dheviana puru hitaningtyas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa pembangunan sekarang ini, faktor tenaga kerja merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu sektor kegiatan usaha.tenaga kerja merupakan modal utama serta pelaksanaan daripada pembangunan masyarakat Pancasila.Tujuan terpenting dari pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat, termasuk tenaga kerja.tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus dijamin haknya, diatur kewajibannya dan dikembangkan dayagunanya. 1 Hal tersebut dapat kita lihat dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat 2, yang menyebutkan bahwa Tiap-tiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Bahwa pada pasal tersebut menjelaskan, setiap orang berhak mendapatkan pekerjaan dan penghasilan/pengupahan yang layak yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan keluarganya. Manusia dalam hidupnya selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhannya.kebutuhan hidup sangatlah bervariasi, sedikit atau banyaknya adalah relatif tergantung pada kemampuan atau daya beli seseorang. Daya beli 1 Sendjun H. Manulang, 1990, Pokok-Pokok Ketenagakerjaan, Rineka Cipta, Jakarta, Hal. 7. 1

2 seseorang tentulah sangat dipengaruhi oleh penghasilan yang ia peroleh dalam kurun waktu tertentu setelah ia bekerja. 2 Problematika ketenagakerjaan/perburuhan sepanjang masa tidak pernah selesai, dari masalah perlindungan, pengupahan kesejahteraan, perselisihan hubungan industrial, pembinaan, dan pengawasan ketenagakerjaan. Hal ini lebih diakibatkan kelemahan pemerintah secara sistematik dalam mengimplimentasikan undang-undang ketenagakerjaan, bahkan cenderung ada penyimpangan, hal lain masalah koordinasi dan kinerja antar lembaga pemerintah belum optimal dan masih sangat memprihatikan. 3 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, pada Pasal 88 Ayat 1, menyebutkan bahwa Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pasal tersebut diatas telah menjelaskan bahwa pekerja/buruh memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari untuk pekerja dan keluarganya yang meliputi sandang, pangan, pakan, pendidikan, rekreasi, maupun jaminan hari tua. Kenyataannya sekarang ini, masih jauh dari yang diharapkan oleh para pekerja/buruh terhadap penghasilannya selama ini yang mereka terima.contohnya saja saat ini harga kebutuhan pokok mulai naik, disusul lagi dengan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang semakin hari memberatkan bagi si 2 Asri Wijayanti SH, MH., 2009, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika, Jakarta, Hal 102. 3 Adrian Sutedi, SH, MH., 2009, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, Hal 142.

3 pekerja/buruh.hal tersebut sering kali tidak pernah diimbangi dengan penghasilan yang diterima pekerja/buruh tiap bulannya. Semua itu tentu berdampak berantai.secara langsung maupun tidak langsung, pastinya mengatrol pengeluaran masyarakat, terutama yang memang berpenghasilan pas-pasan, dalam menutup harga-harga kebutuhan yang kian hari makin melonjak. Berbagai kebijakan pemerintah yang disorientasi itu, tidak heran jika kemudian hal itu menimbulkan keberatan dari masyarakat beban hidup mereka memang semakin berat.apalagi berbagai kebijakan pemerintah itu susulmenyusul. 4 Kebijakan penetapan upah minimum dalam kerangka perlindungan upah dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat belum terwujudnya satu keseragaman upah, baik secara regional/wilayah provinsi atau kabupaten/ kota, dan sektor wilayah provinsi atau kabupaten/kota, maupun secara nasional. 5 Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Upah Minimum Provinsi (UMP) Tahun 2010 No. 217/KEP/2009, menyebutkan bahwa bagian Kesatu Menetapkan UMP Provinsi DIY Tahun 2010 sebesar Rp. 745.694." Upah minimum tersebut ditetapkan oleh gubernur untuk wilayah provinsi, dan oleh bupati/walikota untuk wilayah kabupaten/kota, dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi atau bupati/walikota.dalam hal ini 4 Kompas, Tajuk Rencana, Selasa 13 Juli,Hal. 6. 5 Adrian Sutedi, SH, MH., 2009, Hukum Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta, Hal 142.

4 pengusaha dilarang membayar upah pekerja/buruh lebih rendah dari upah minimum yang telah ditetapkan untuk masing-masing wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota.bagi pengusaha yang karena sesuatu hal tidak atau belum mampu membayar upah minimum yang telah ditetapkan dapat dilakukan penangguhan selama batas jangka waktu tertentu. 6 Pada dasarnya pemberian upah merupakan salah satu aspek penting dalam perlindungan kerja, dan besar kecilnya upah tersebut tidak boleh dibawah standar upah minimum.pemberian upah didasarkan pada perjanjian kerja atau kesepakatan kerja antara kedua belah pihak, yaitu antara pengusaha dan pekerja yang didasarkan pada ketentuan sistem pengupahan disetiap daerah. Dalam prakteknya isi perjanjian itu seringkali ditentukan oleh salah satu pihak saja, yaitu pengusaha tanpa melibatkan pekerja.hal ini disebabkan karena pengusaha memiliki posisi yang kuat salah satunya kewenangan untuk memerintah, misalnya menentukan besar kecilnya upah untuk pekerjanya tanpa memperhatikan peraturan yang berlaku.agar dapat dipandang adil dan manusiawi, maka besar kecilnya upah harus memenuhi standar UMP yang telah ditentukan oleh pemerintah, yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para pekerja. 6 Adrian Sutedi, SH, MH.Ibid, Hal 143.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut diatas maka permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dalam hal Upah Minimum bagi Pekerja di Prambanan Garden Resto Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang dianalisis dalam upaya untuk menjawab apakah Pelaksanaan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dalam hal Upah Minimum bagi Pekerja di Prambanan Garden Resto Yogyakarta sudah dilaksanakan? D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat dalam perkembangan ilmu pada umumnya dan perkembangan pada ilmu hukum dan ketenagakerjaan dan perusahaan pada khususnya, terutama dibidang upah minimum propinsi bagi pekerja. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada pemerintah khususnya daerah Yogyakarta, perusahaan dan pekerja supaya dalam penetapan upah minimum dapat menunjang keuntungan bagi semua pihak. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi

6 penetapan upah minimum, agar dapat bermanfaat secara maksimal bagi pekerja. E. Keaslian Penelitian Menurut sepengetahuan dan sejauh pengamatan penulis, judul dan rumusan masalah mengenai pelaksanaan upah minimum di kota Yogyakarta, khususnya pada Prambanan Garden Resto baru pertama kali diteliti oleh si penulis. Apabila penulisan ini pernah diteliti oleh peneliti lain, maka penulisan hukum ini merupakan pelengkap dari hasil penelitian sebelumnya. F. Batasan Konsep 1. Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 2. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/ buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. 3. Pekerja adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

7 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian hukum yang akan dilakukan adalah penelitian hukum empiris yang merupakan penelitian yang berfokus pada perilaku masyarakat hukum (Law in Action). Sebagai sumber utama adalah narasumber dan responden melalui wawancara. Disamping itu untuk menunjang data yang diperlukan didalam penulisan hukum ini dipergunakan kepustakaan yaitu dengan cara mempelajari, menghimpun, serta mencari buku yang mendukung penelitian ini. 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer yaitu data yang dikumpulkan langsung dari sumbernya. Meneliti lapangan yaitu suatu penelitian dengan cara terjun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan dan berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. b. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan. Data sekunder dari penulisan hukum atau skripsi ini terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut: 1) Bahan hukum primer yaitu dari Undang-Undang Dasar 1945, Undang- Undang No. 13 Tahun 2003.

8 2) Bahan hukum sekunder yaitu dari buku literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 3. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penulisan hukkum atau skripsi ini, meliputi : a. Wawancara Wawancara yang digunakan adalah dengan wawancara guiding, yaitu wawancara dengan susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebaik-baiknya sehingga dapat diperoleh data yang diinginkan. Hasil dari wawancara dengan Ibu Christine selaku Manager Prambanan Garden Restaurant. b. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu studi tentang bahan bacaan atau kumpulan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 4. Lokasi Penelitian Dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Prambanan Garden Resto, Jln. Raya Yogya-Solo Prambanan, Km 16, Yogyakarta. 5. Responden Dalam melakukan interview disini, penulis menggunakan system kuesioner terbuka, dengan cara membagikan kuesioner kepada pekerja sesuai struktur jabatannya. Hasil interview dengan responden pekerja di Prambanan

9 Garden Restaurant, yaitu Mbak Titi bekerja di bagian produksi, Mas Roy dan Mas Bambang bekerja di bagian pelayanan dan Mas Rachmat bekerja di bagian kebersihan. 6. Metode Analisis Metode analisis yang akan dipergunakan dalam penulisan hukum atau skripsi ini yaitu menggunakan ukuran kualitatif dalam menganalisis data yang didapat dari penelitian. Metode kualitatif yaitu semua data yang diperoleh akan dianalisis secara utuh sehingga terlihat gambaran yang analisis dan faktual. Setelah data tersebut dianalisis selanjutnya akan ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode berpikir induktif. H. Sistematika Penulisan Penulisan hukum ini disusun secara sistematis dengan bagian bab per bab yang saling berkesinambungan dengan tujuan agar terwujud suatu penulisan hukum yang menghasilkan keterangan yang jelas dan sistematis. Adapun kerangka bab-bab tersebut sebagai berikut : Bab I : Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian, tinjauan pustaka, batasan konsep, metode penelitian dan analisis hukum, sistematika penulisan/kerangka penulisan.

10 Bab II : Membahas tentang tinjauan umum tentang perjanjian, tinjauan umum tentang upah kerja. Bab III : Menguraikan mengenai penutup yang berupa kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan.