ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI. Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II LANDASAN TEORI

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

ANALISIS PENERAPAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA PADA LAPORAN KEUANGAN PTPN X PG WATOETOELIS SIDOARJO

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISA PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA UD. PANCA BAKTI MARTAPURA KALIMANTAN SELATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

AKUNTANSI AKTIVA TETAP GUNA MENDUKUNG KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA X PG. NGADIREDJO KEDIRI)

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS DEPRESIASI KENDARAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) TIRTA DHARMA DI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA CV. NEW WIJAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal usaha yaitu aktiva yang menpunyai umur ekonomis lebih da

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sri Wahyuni Mustafa¹ Hasriani Aripin²

AKTIVA TETAP BERWUJUD

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang tumbuh dan berkembang berdampak pada tingginya tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB X SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP DAN AMORTISASI ASET TIDAK BERWUJUD

PENERAPAN METODE DEPRESIASI AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PADA PT. PRIMA JAYA PERSADA NUSANTARA SURABAYA

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS PERSEDIAAN MATERIAL PADA PT. PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN (APJ) GRESIK RANGKUMAN TUGAS AKHIR

MAKALAH PENGATAR PAJAK. Diajukan Untuk Mmenuhi Tugas Pengantar Pajak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. CV. Rajawali Perkasa melakukan usaha dagang bahan-bahan bangunan.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengertian Aktiva Tetap

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN PSAK NOMOR 16 TENTANG KAPITALISASI BIAYA REPARASI AKTIVA TETAP (KENDARAAN JENIS FUSO DAN PS) PADA PT. STAR CARGO SAMARINDA SYAHMI AISYAH

ANALISIS EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus pada PT. BATAM HILLS GOLF RESORT)

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

SOAL PRAKTEK KOMPUTER AKUNTANSI dengan MYOB ACCOUNTING V.18 STUDI KASUS PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian dan Penggolongan Aktiva Tetap. menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagaimana menurut Grady (2000 : 12) transaksi atau kejadian dalam suatu cara tertentu dan dalam ukuran uang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB II LANDASAN TEORI

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PT. GEMA KARYA ABADI

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

2.1.2 Tujuan Akuntansi Biaya Menurut Mulyadi (2007:7) akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok yaitu:

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

1. KONSEP DAN PRISIP AKUNTANSI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

ANALISIS SEBELUM DAN DAN SESUDAH IMPLEMENTASI SAK ETAP ATAS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA PT.APMS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI PERPAJAKAN. Akuntansi Pajak atas Aktiva Berwujud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

Transkripsi:

ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA RUGI PADA PT. GENDARIN INDONESIA CABANG PALEMBANG Etika Mela Sari Jurusan Akuntansi POLITEK PalComTech Palembang Abstrak Metode penyusutan (depresiasi) merupakan suatu metode yang digunakan untuk menghitung beban penyusutan aktiva tetap pada setiap periode akuntansi. Metode penyusutan yang dianalisis pada penelitian ini adalah metode garis lurus (straight line method) dan saldo menurun ganda (double declining balance method). Laba operasi merupakan selisih lebih dari pendapatan atas biaya sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan. Besarnya laba operasi yang dipengarui oleh metode penyusutan garis lurus akan berbeda dengan dipengaruhi oleh metode penyusutan lainnya. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana perbandingannya bila menggunakan metode yang digunakan pada dengan metode lain dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan, digunakan rumus-rumus dari masingmasing metode tersebut. Berdasarkan hasil penelitan, diperoleh kesimpulan bahwa besarnya penyusutan aktiva tetap yang dihitung dengan meggunakan metode garis lurus (straight line method) besarnya akan berbeda dengan beban penyusutan yang dihitung dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method). Kenaikkan beban penyusutan pada suatu periode akuntansi disebabkan oleh adanya penambahan kuantitas aktiva tetap, adanya kegiatan perluasan atau peningkatan mutu aktiva tetap. Sebaliknya, penurunan besarnya beban penyusutan pada suatu periode akuntansi dikarenakan adanya penghentian penggunaan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Kata Kunci : Analisis,, Aktiva Tetap, Laba PENDAHULUAN Tujuan suatu perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan, salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva. Aktiva merupakan salah satu unsur dari laporan keuangan yang sangat berpengaruh karena mempunyai jumlah yang sangat material dibandingkan akun lainnya. Bersamaan dengan berlalunya waktu, nilai ekonomi suatu aktiva tetap tersebut harus dapat dibebankan secara tepat dan salah satu caranya adalah dengan menentukan metode penyusutan. Jadi perlu diketahui apakah metode penyusutan yang diterapkan perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai aktiva tetap yang menurun disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya manfaat yang diberikan aktiva tetap tersebut. Dua faktor penyebab terjadinya penyusutan pada aktiva tetap berwujud yaitu faktor fisik dan faktor fungsional. Faktor fisik merupakan faktor yang mengurangi aktiva tetap, karena mengalami keausan dari segi pemakaian, segi umur aktiva, serta terjadi kerusakan, sedangkan faktor fungsioanal merupakan faktor yang membatasi umur aktiva tetap karena ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi sehingga perlu diganti, atau karena adanya kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi untuk dipakai. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan nilai penyusutan antara lain harga perolehan. Penentuan harga perolehan tidak hanya bergantung pada harga beli aktiva itu semata. Besarnya harga perolehan dihitung dengan menambah harga beli dengan 1

semua biaya yang diperlukan dalam kegiatan aktiva tetap sampai dengan aktiva tersebut siap digunakan perusahaan. Biaya tersebut dapat berupa biaya biaya balik nama untuk pembelian gedung, biaya pengiriman dan pemasangan untuk aktiva lainnya. LANDASAN TEORI Aktiva Menurut Munawir (2002:30), Aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif. Sedangkan menurut Hanafi (2003:24), Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darinya manfaat ekonomi dimasa depan diharapkan akan diraih oleh perusahaan. Jenis Aktiva Menurut Yusuf (2003:23) aktiva dibagi menjadi dua yaitu: 1. Aktiva lancar : aktiva yang meliputi kas dan sumber-sumber ekonomik lainnya yang dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau habis dipakai dalam rentang waktu satu tahun. 2. Aktiva tetap : aktiva berwujud yang digunakan dalam operasi perusahan dan tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan Menurut Baridwan (2004:20) aktiva dibagi menjadi tiga yaitu: 1. Aktiva lancar : Uang kas dan aktiva-aktiva lain atau sumber-sumber yang diharapkan akan direalisasikan menjadi uang kas atau dijual atau dikonsumsi selama siklus usaha yang normal dalam waktu tertentu 2. Aktiva tetap : adalah aktiva-aktiva berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan normal. 3. Aktiva lain-lain. Aktiva Tetap Berwujud Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 7 (2005:2), Aset tetap atau aktiva adalah aktiva tetap berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:16.2) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Menurut Baridwan (2004:305), adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Menurut Soemarso (2005:24), (depreciation) adalah pengakuan adanya penurunan nilai aktiva tetap berwujud. Menurut Greuning (2005;175), penyusutan (depreciation) adalah metode pembebanan atas biaya pembelian awal suatu aktiva fisik selama masa manfaatnya. Depresiasi bukanlah cara untuk menyesuaikan nilai aktiva menjadi nilai. 2

Metode Perhitungan Menurut PSAK No. 16 (2009:124) dan Warren, dkk (2008:10), ada beberapa macam metode perhitungan penyusutan yang dapat digunakan yaitu: 1. Metode garis lurus 2. Metode saldo menurun 3. Metode Aktivitas (Unit Produksi) ANALISIS Analisis Masalah Periode-periode sebelumnya dalam menentukan nilai penyusutan aktiva tetap berwujudnya menggunakan metode garis lurus, yang untuk tiap tahun jumlah nilai penyusutannya sama yang menyebabkan nilai penyusutan aktiva tetap yang ada didalam laporan keuangan tidak mencirmankan keadaan yang sebenarnya, dan penentuan harga perolehan dari aktiva tetap berwujud yang kurang tepat. Periode perolehannya perusahaan tidak memasukkan biaya tambahan yang diperlukan aktiva sebagai harga perolehan. Hal ini mengakibatkan perhitungan penyusutan menjadi tidak tepat. Perhitungan Semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai ditempat dan siap digunakan harus dimasukkan sebagai bagian dari harga perolehan (cost) aktiva yang bersangkutan. Perhitungan harga perolehan dapat ditentukan dengan menambah harga beli suatu aktiva tetap dengan biaya pengiriman, asuransi, biaya pengangkut mesin yang dibayar pembeli, dan biaya pemsangan mesin adalah bagian dari harga perolehan mesin pabrik yang dibeli perusahaan. Berdasarkan data bersumber dari PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang ternyata perusahaan ini memperoleh aktiva tetap dengan cara pembelian tunai. Berdasarkan data yang ada mengenai perhitungan besarnya harga perolehan aktiva tetap, perusahaan ini belum menerapkan pencatatan sebagaimana mestinya. PT. Gendarin Indonesia menggunakan cara FOB Shipping point dalam kegiatan pembelian aktiva tetap pada perusahaannya. Perubahan harga perolehan dapat dilihat pada tabel berikut: 3

Tabel 1 Daftar Perubahan Aktiva Tetap Berwujud Jumlah Aktiva Tetap Berwujud 01/2007 Tanah Kantor 3,031,050,000 Sumber:, 2012 Umur Ekonomis 04/2007 1 Gedung 5,002,400,000 20 08/2007 3 Mitsubishi Fuso 946,500,000 8 03/2007 3 Truck Mitsubishi Ps 736,500,000 8 09/2007 2 Toyota Avanza 390,850,000 8 01/2008 19 Komputer Pentium IV 94,300,000 4 03/2008 6 Laptop Toshiba 54,930,000 4 03/2008 5 Scanner Canon DR 26,053,650 4 03/2008 9 printerhp Office Jet Pro 35,775,000 4 02/2008 15 lemari cabinet 12,375,000 5 02/2008 11 lemari biasa 3,916,000 5 04/2008 38 Kursi kantor 16,050,000 5 01/2008 7 Kursi Kantor Finest 22,295,000 5 05/2008 2 Kursi tamu 14,500,000 5 05/2008 19 Meja kantor 3,610,000 5 Total 10.391.104.650 Perhitungan Aktiva Tetap Berwujud Ada dua faktor yang mempengaruhi besarnya penyusutan perhitungan. Dua faktor tersebut adalah nilai aktiva tetap yang digunakan dalam perhitungan penyusutan dan manfaat suatu aktiva. Untuk menghitung perhitungan penyusutan gedung menggunakan metode garis lurus. Sedangkan untuk biaya lainnya seperti: komputer, lemari dan perlengkapan lainnya dapat digunakan saldo menurun. Berikut ini perhitungan penyusutan aktiva tetap berwujud : a. Gedung Bulan April 2007 membeli sebuah gedung baru seharga Rp. 5.001.000.000,- ditaksir dengan umur ekonomis selama 20 tahun biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.400.000,- sebagai biaya balik nama dan pembuatan sertifikat. Untuk aktiva tetap berupa gedung, perusahaan sebaiknya menggunakan metode garis lurus untuk menghitung penyusutannya. Data penyusutan gedung PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Perhitungan Gedung pada PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang Menggunakan Metode Garis Lurus Beban Akm. 5,002,400,000 2007 250,120,000 250,120,000 4,752,280,000 2008 250,120,000 500,240,000 4,502,160,000 2009 250,120,000 750,360,000 4,252,040,000 2010 250,120,000 1,000,480,000 4,001,920,000 4

2011 250,120,000 1,250,600,000 3,751,800,000 2012 250,120,000 1,500,720,000 3,501,680,000 2013 250,120,000 1,750,840,000 3,251,560,000 2014 250,120,000 2,000,960,000 3,001,440,000 2015 250,120,000 2,251,080,000 2,751,320,000 2016 250,120,000 2,501,200,000 2,501,200,000 2017 250,120,000 2,751,320,000 2,251,080,000 2018 250,120,000 3,001,440,000 2,000,960,000 2019 250,120,000 3,251,560,000 1,750,840,000 2020 250,120,000 3,501,680,000 1,500,720,000 2021 250,120,000 3,751,800,000 1,250,600,000 2022 250,120,000 4,001,920,000 1,000,480,000 2023 250,120,000 4,252,040,000 750,360,000 2024 250,120,000 4,502,160,000 500,240,000 2025 250,120,000 4,752,280,000 250,120,000 2026 250,120,000 5,002,400,000 - b. Kendaraan Bulan Agustus tahun 2007 membeli 3 buah Mitsubishi Fuso dengan harga perolehan sebesar Rp. 946.500.000,- ditaksir kendaraan memeliki usia ekonomis 8 tahun. Bulan September tahun 2007 membeli kendaraan Toyota Avanza sebanyak 2 buah yang digunakan untuk operasional perusahaan dengan harga perolehan sebesar Rp. 390.850.000,- dan ditaksir memeliki usia ekonomis 8 tahun. Bulan Maret 2007 membeli Truck Mitsubishi PS sebanyak 3 buah dengan harga perolehan Rp. 735.000.000,- dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.1.500.000,- sebagai biaya balik nama kendaraan yang ditaksir memeliki usia ekonomis 8 tahun. Perhitungan Tabel 3 Perhitungan Mitsubishi Fuso pada PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang an Akhir 2007 946,500,000.00 946,500,000.00 25% 236,625,000.00 709,875,000.00 2008 946,500,000.00 236,625,000.00 709,875,000.00 25% 177,468,750.00 532,406,250.00 2009 946,500,000.00 414,093,750.00 532,406,250.00 25% 133,101,562.50 399,304,687.50 2010 946,500,000.00 547,195,312.50 399,304,687.50 25% 99,826,171.88 299,478,515.63 2011 946,500,000.00 647,021,484.38 299,478,515.63 25% 74,869,628.91 224,608,886.72 2012 946,500,000.00 721,891,113.28 224,608,886.72 25% 56,152,221.68 168,456,665.04 2013 946,500,000.00 778,043,334.96 168,456,665.04 25% 42,114,166.26 126,342,498.78 2014 946,500,000.00 820,157,501.22 126,342,498.78 126,342,498.78-5

Tabel 4 Perhitungan Toyota Avanza pada PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang Thn an Akhir 2007 390,850,000.00 390,850,000.00 25.% 97,712,500.00 293,137,500.00 2008 390,850,000.00 97,712,500.00 293,137,500.00 25.% 73,284,375.00 219,853,125.00 2009 390,850,000.00 170,996,875.00 219,853,125.00 25.% 54,963,281.25 164,889,843.75 2010 390,850,000.00 225,960,156.25 164,889,843.75 25.% 41,222,460.94 123,667,382.81 2011 390,850,000.00 267,182,617.19 123,667,382.81 25.% 30,916,845.70 92,750,537.11 2012 390,850,000.00 298,099,462.89 92,750,537.11 25.% 23,187,634.28 69,562,902.83 2013 390,850,000.00 321,287,097.17 69,562,902.83 25.% 17,390,725.71 52,172,177.12 2014 390,850,000.00 338,677,822.88 52,172,177.12 52,172,177.12 - Tabel 5 Perhitungan Truck Mitsubishi PS pada PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang an 2007 736,500,000.00 736,500,000.00 25% 184,125,000.00 2008 736,500,000.00 184,125,000.00 552,375,000.00 25% 138,093,750.00 2009 736,500,000.00 322,218,750.00 414,281,250.00 25% 103,570,312.50 2010 736,500,000.00 425,789,062.50 310,710,937.50 25% 77,677,734.38 2011 736,500,000.00 503,466,796.88 233,033,203.13 25% 58,258,300.78 2012 736,500,000.00 561,725,097.66 174,774,902.34 25% 43,693,725.59 2013 736,500,000.00 605,418,823.24 131,081,176.76 25% 32,770,294.19 Akhir 552,375,000.00 414,281,250.00 310,710,937.50 233,033,203.13 174,774,902.34 131,081,176.76 98,310,882. 57 2014 736,500,000.00 638,189,117.43 98,310,882.57 98,310,882.57 - c. Peralatan Kantor Perhitungan penyusutan untuk aktiva tetap peralatan kantor seperti komputer, printer, scanner, dan lemari menggukan metode saldo menurun karena aktiva tersebut digunakan secara terus menerus dan aktiva tersebut akan mengalami penurunan dalam memberikan jasanya dikarenakan semakin tua umurnya maka semakin menurun jasa yang diberikan aktiva tersebut. Adapun pembelian peralatan kantor yang dicatat oleh perusahaan adalah sebagai berikut : 1. Januari 2008 PT. Gendarin Indonesia membeli Komputer Pentium IV sebanyak 19 buah dengan harga perolehan Rp. 94.050.000,- dan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp.250,000,- sebagai biaya pengiriman yang ditaksir memiliki usia ekonomis 4 tahun. 6

Tabel 6 Perhitungan Komputer pada an Akhir 2008 94,300,000.00 94,300,000.00 50% 47,150,000.00 47,150,000.00 2009 94,300,000.00 47,150,000.00 47,150,000.00 50% 23,575,000.00 23,575,000.00 2010 94,300,000.00 70,725,000.00 23,575,000.00 50% 11,787,500.00 11,787,500.00 2011 94,300,000.00 82,512,500.00 11,787,500.00 11,787,500.00-2. Maret 2008 membeli Laptop Toshiba 6 buah, Scanner Canon DR-2010C 5 buah dan printer HP Office Jet Pro sebanyak 9 buah dengan harga masing-masing sebesar Rp. 54.930.000,-, Rp. 26.053.650,- dan Rp.35.775.000,- yang ditaksir memiliki usia ekonomis 4 tahun. Tabel 7 Perhitungan Laptop Toshiba pada an Akhir 2008 54,930,000.00 54,930,000.00 50% 27,465,000.00 27,465,000.00 2009 54,930,000.00 27,465,000.00 27,465,000.00 50% 13,732,500.00 13,732,500.00 2010 54,930,000.00 41,197,500.00 13,732,500.00 50% 6,866,250.00 6,866,250.00 2011 54,930,000.00 48,063,750.00 6,866,250.00 6,866,250.00 - Tabel 8 Perhitungan Scanner Canon DR-2010C pada an Akhir 2008 26,053,650.00 26,053,650.00 50% 13,026,825.00 13,026,825.00 2009 26,053,650.00 13,026,825.00 13,026,825.00 50% 6,513,412.50 6,513,412.50 2010 26,053,650.00 19,540,237.50 6,513,412.50 50% 3,256,706.25 3,256,706.25 2011 26,053,650.00 22,796,943.75 3,256,706.25 3,256,706.25 - Tabel 9 Perhitungan printer HP Office Jet Pro pada an Akhir 2008 35,775,000.00 35,775,000.00 50 % 17,887,500.00 17,887,500.00 2009 35,775,000.00 17,887,500.00 17,887,500.00 50 % 8,943,750.00 8,943,750.00 7

2010 35,775,000.00 26,831,250.00 8,943,750.00 50% 4,471,875.00 4,471,875.00 2011 35,775,000.00 31,303,125.00 4,471,875.00 4,471,875.00-3. Februari 2008 membeli lemari kabinet 15 buah dan lemari biasa 11 buah dengan harga perolehan masing-masing sebesar Rp. 12.375.000,- dan Rp 3.916.000,- yang ditaksir memiliki usia ekonomis 5 tahun. Tabel 10 Perhitungan Lemari Kabinet pada an Akhir 2008 12,375,000.00 12,375,000.00 40% 4,950,000.00 7,425,000.00 2009 12,375,000.00 4,950,000.00 7,425,000.00 40% 2,970,000.00 4,455,000.00 2010 12,375,000.00 7,920,000.00 4,455,000.00 40% 1,782,000.00 2,673,000.00 2011 12,375,000.00 9,702,000.00 2,673,000.00 40% 1,069,200.00 1,603,800.00 2012 12,375,000.00 10,771,200.00 1,603,800.00 1,603,800.00 - Tabel 11 Perhitungan Lemari Biasa pada an Akhir 2008 3,916,000.00 3,916,000.00 40% 1,566,400.00 2,349,600.00 2009 3,916,000.00 1,566,400.00 2,349,600.00 40% 939,840.00 1,409,760.00 2010 3,916,000.00 2,506,240.00 1,409,760.00 40% 563,904.00 845,856.00 2011 3,916,000.00 3,070,144.00 845,856.00 40% 338,342.40 507,513.60 2012 3,916,000.00 3,408,486.40 507,513.60 507,513.60-4. April 2008 membeli Kursi kantor sebanyak 38 buah dengan harga perolehan Rp. 15.850.000,- dan beban yang dikeluarkan sebesar Rp.200,000,- sebagai beban pengiriman yang ditaksir memiliki usia ekonomis 5 tahun. Tabel 12 Perhitungan Kursi Kantor pada an Akhir 2007 15,780,000.00 15,780,000.00 40% 6,312,000.00 9,468,000.00 2008 15,780,000.00 6,312,000.00 9,468,000.00 40% 3,787,200.00 5,680,800.00 2009 15,780,000.00 10,099,200.00 5,680,800.00 40% 2,272,320.00 3,408,480.00 8

2010 15,780,000.00 12,371,520.00 3,408,480.00 40% 1,363,392.00 2,045,088.00 2011 15,780,000.00 13,734,912.00 2,045,088.00 2,045,088.00-5. Mei 2008 membeli Kursi tamu 2 buah dan meja kantor 19 buah dengan harga perolehan masing-masing sebesar Rp. 14.500.000,- dan Rp 3.610.000,- yang ditaksir memiliki usia ekonomis 5 tahun. Tabel 13 Perhitungan Kursi Tamu pada an Akhir 2008 14,500,000.00 14,500,000.00 40% 5,800,000.00 8,700,000.00 2009 14,500,000.00 5,800,000.00 8,700,000.00 40% 3,480,000.00 5,220,000.00 2010 14,500,000.00 9,280,000.00 5,220,000.00 40% 2,088,000.00 3,132,000.00 2011 14,500,000.00 11,368,000.00 3,132,000.00 40% 1,252,800.00 1,879,200.00 2012 14,500,000.00 12,620,800.00 1,879,200.00 1,879,200.00 - Tabel 14 Perhitungan Meja kantor pada Awal 2007 3,610,000.00 3,610,000.0 2008 3,610,000.00 1,444,000.00 2,166,000.0 0 2009 3,610,000.00 2,310,400.00 1,299,600.0 0 an Akhir 40% 1,444,000.00 2,166,000.00 40% 866,400.00 1,299,600.00 40% 519,840.00 779,760.00 2010 3,610,000.00 2,830,240.00 779,760.00 0 40% 311,904.00 467,856.00 2011 3,610,000.00 3,142,144.00 467,856.00 467,856.00-6. Januari 2008 membeli Kursi Kantor Donati Finest sebanyak 7 buah dengan harga perolehan sebesar Rp. 22.295.000,- yang ditaksir memiliki usia ekonomis 5 tahun Tabel 15 Perhitungan Kursi Kantor Donati Finest pada 2008 22,295,000. 00 22,295,000.0 0 an 40% 8,918,000.0 0 Akhir 13,377,000.0 0 9

2009 2010 22,295,000. 22,295,000. 8,918,000.00 14,268,800.0 13,377,000.0 8,026,200.00 0 40% 40% 5,350,800.0 3,210,480.0 0 2011 22,295,000. 17,479,280.0 0 4,815,720.00 40% 1,926,288.0 0 2012 22,295,000. 19,405,568.0 0 2,889,432.00 2,889,432.0 0 Sumber: Hasil 00 Pengolahan Data 0 0 8,026,200.00 4,815,720.00 2,889,432.00 - Perbandingan Beban Akibat adanya kesalahan dalam penentuan harga perolehan maka biaya penyusutan yang dibebankan pada setiap periode akuntansi akan menjadi lebih rendah dari penyusutan sebelumnya. Perbandingan biaya penyusutan menurut PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang dan menurut analisis dapat dilihat pada tabel dibawah ini : 10

Aktiva Tetap Berwujud Tabel 16 Perbandingan Beban Penyusustan 2009 menurut dan Hasil Analisis PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang Beban Hasil Analisis Beban Selisih Beban 04/2007 Gedung 5,001,000,000.00 250,050,000.00 5,002,400,000.00 250,120,000.00 70,000.00 08/2007 Mitsubishi Fuso 946,500,000.00 118,312,500.00 946,500,000.00 133,101,562.50 14,789,062.50 03/2007 Truck Mitsubishi Ps 735,000,000.00 91,875,000.00 736,500,000.00 103,570,312.50 11,695,312.50 09/2007 Toyota Avanza 390,850,000.00 48,856,250.00 390,850,000.00 54,963,281.25 6,107,031.25 01/2008 Komputer Pentium IV 94,050,000.00 23,512,500.00 94,300,000.00 23,575,000.00 62,500.00 03/2008 Laptop Toshiba 54,930,000.00 13,732,500.00 54,930,000.00 13,732,500.00-03/2008 Scanner Canon DR-2010C 26,053,650.00 6,513,412.50 26,053,650.00 6,513,412.50-03/2008 Printer HP Office Jet Pro 35,775,000.00 8,943,750.00 35,775,000.00 8,943,750.00-02/2008 lemari cabinet 12,375,000.00 2,475,000.00 12,375,000.00 2,970,000.00 495,000.00 02/2008 lemari biasa 3,916,000.00 783,200.00 3,916,000.00 939,840.00 156,640.00 04/2008 Kursi kantor 15,850,000.00 3,170,000.00 16,050,000.00 2,272,320.00 897,680.00 01/2008 Kursi Kantor Donati Finest 22,295,000.00 4,459,000.00 22,295,000.00 5,350,800.00 891,800.00 05/2008 Kursi tamu 14,500,000.00 2,900,000.00 14,500,000.00 3,480,000.00 580,000.00 05/2008 meja kantor 3,610,000.00 722,000.00 3,610,000.00 519,840.00 202,160.00 Total 7,356,704,650.00 576,305,112.50 7,360,054,650.00 610,052,618.75 33,747,506.25 Sumber: Hasil pengolahan data 10

Aktiva Tetap Berwujud Tabel 17 Perbandingan Biaya Penyusustan 2010 menurut dan Hasil Analisis PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang Beban Hasil Analisis Beban Selisih Beban 04/2007 Gedung 5,001,000,000.00 250,050,000.00 5,002,400,000.00 250,120,000.00 70,000.00 08/2007 Mitsubishi Fuso 946,500,000.00 118,312,500.00 946,500,000.00 99,826,171.88 18,486,328.12 03/2007 Truck Mitsubishi Ps 735,000,000.00 91,875,000.00 736,500,000.00 77,677,734.38 14,197,265.62 09/2007 Toyota Avanza 390,850,000.00 48,856,250.00 390,850,000.00 41,222,460.94 7,633,789.06 01/2008 Komputer Pentium IV 94,050,000.00 23,512,500.00 94,300,000.00 11,787,500.00 11,725,000.00 03/2008 Laptop Toshiba 54,930,000.00 13,732,500.00 54,930,000.00 6,866,250.00 6,866,250.00 03/2008 Scanner Canon DR-2010C 26,053,650.00 6,513,412.50 26,053,650.00 3,256,706.25 3,256,706.25 03/2008 Printer HP Office Jet Pro 35,775,000.00 8,943,750.00 35,775,000.00 4,471,875.00 4,471,875.00 02/2008 lemari cabinet 12,375,000.00 2,475,000.00 12,375,000.00 1,782,000.00 693,000.00 02/2008 lemari biasa 3,916,000.00 783,200.00 3,916,000.00 563,904.00 219,296.00 04/2008 Kursi kantor 15,850,000.00 3,170,000.00 16,050,000.00 1,363,392.00 1,806,608.00 01/2008 Kursi Kantor Donati Finest 22,295,000.00 4,459,000.00 22,295,000.00 3,210,480.00 1,248,520.00 05/2008 Kursi tamu 14,500,000.00 2,900,000.00 14,500,000.00 2,088,000.00 812,000.00 05/2008 meja kantor 3,610,000.00 722,000.00 3,610,000.00 311,904.00 410,096.00 Total 7,356,704,650.00 576,305,112.50 7,360,054,650.00 504,548,378.45 71,756,734.05 Sumber: Hasil pengolahan data 11

Aktiva Tetap Berwujud Tabel 18 Perbandingan Biaya Penyusustan 2011 menurut dan Hasil Analisis PT. Gendarin Indonesia Cabang Palembang Beban Hasil Analisis Beban Selisih Beban 04/2007 Gedung 5,001,000,000.00 250,050,000.00 5,002,400,000.00 250,120,000.00 70,000.00 08/2007 Mitsubishi Fuso 946,500,000.00 118,312,500.00 946,500,000.00 74,869,628.91 43,442,871.09 03/2007 Truck Mitsubishi Ps 735,000,000.00 91,875,000.00 736,500,000.00 58,258,300.78 33,616,699.22 09/2007 Toyota Avanza 390,850,000.00 48,856,250.00 390,850,000.00 30,916,845.70 17,939,404.30 01/2008 Komputer Pentium IV 94,050,000.00 23,512,500.00 94,300,000.00 11,787,500.00 11,725,000.00 03/2008 Laptop Toshiba 54,930,000.00 13,732,500.00 54,930,000.00 6,866,250.00 6,866,250.00 03/2008 Scanner Canon DR- 2010C 26,053,650.00 6,513,412.50 26,053,650.00 3,256,706.25 3,256,706.25 03/2008 Printer HP Office Jet Pro 35,775,000.00 8,943,750.00 35,775,000.00 4,471,875.00 4,471,875.00 02/2008 lemari cabinet 12,375,000.00 2,475,000.00 12,375,000.00 1,069,200.00 1,405,800.00 02/2008 lemari biasa 3,916,000.00 783,200.00 3,916,000.00 338,342.00 444,858.00 04/2008 Kursi kantor 15,850,000.00 3,170,000.00 16,050,000.00 2,045,088.00 1,124,912.00 01/2008 Kursi Kantor Donati Finest 22,295,000.00 4,459,000.00 22,295,000.00 1,926,288.00 2,532,712.00 05/2008 Kursi tamu 14,500,000.00 2,900,000.00 14,500,000.00 1,252,800.00 1,647,200.00 05/2008 meja kantor 3,610,000.00 722,000.00 3,610,000.00 467,856.00 254,144.00 Total 7,356,704,650.00 576,305,112.50 7,360,054,650.00 447,646,680.64 128,798,431.86 Sumber: Hasil pengolahan data 12

Akibat dari adanya selisih-selisih di atas, maka akan berpengaruh pada perhitungan laporan keuangan yaitu pada laporan laba rugi pada masing-masing tahun buku yang bersangkutan yaitu tahun 2009, 2010 dan 2011. Hal ini disebabkan karena seluruh aktiva tetap berwujud menggunakan metode garis lurus dan aktiva yang dibeli pada PT. Gendarin Indonesia harga perolehannya hanya dicatat sebesar harga beli sedangkan biaya lain yang dikeluarkan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tidak dikapasitasi kedalam harga perolehan tetapi langsung dimasukkan sebagai biaya pada periode yang bersangkutan. Sehubungan dengan ini penulis menyajikan analisis laporan laba rugi sebagai pembanding: TABEL 19 PT. GENDARIN INDONESIA LAPORAN LABA RUGI PERIODE 31 DESEMBER 2009 PENDAPATAN Penjualan Rp 38,897,890,000.00 Pendapatan Lain-lain Rp 20,765,689.00 Total Pendapatan Rp 38,918,655,689.00 HARGA POKOK PENJUALAN pokok penjualan Rp 19,679,865,000.00 Total Pokok Pejualan Rp 19,679,865,000.00 LABA KOTOR Rp 19,238,790,689.00 BIAYA OPERASIOANAL Biaya Gaji Rp 1,549,200,000.00 Fee Rp 263,000,000.00 Biaya Listrik Rp 41,234,410.00 Biaya Air Rp 17,659,971.00 Biaya Telepon Rp 49,659,921.00 Biaya jaringan teknologi Rp 16,389,120.00 Biaya perjamuan Rp 4,209,876,587.00 Biaya perjalanan dinas Rp 2,198,741,202.00 Biaya transportasi Rp 1,269,871,203.00 Biaya buku, majalah & surat kabar Rp 3,986,512.00 Biaya administrasi Rp 2,222,569,840.00 Biaya kurir Rp 100,458,982.00 Biaya bank Rp 240,349,890.00 Biaya lain-lain Rp 1,001,841,045.00 Biaya penjualan dan promosi Rp 2,363,410,543.00 Beban Rp 610,052,618.75 Total Biaya Operasional Rp 16,158,301,844.75 LABA BERSIH Rp 3,080,488,844.25 Sumber: Hasil pengolahan data 14

TABEL 20 PT. GENDARIN INDONESIA LAPORAN LABA RUGI PERIODE 31 DESEMBER 2010 PENDAPATAN Penjualan Rp 28,834,590,000.00 Pendapatan Lain-lain Rp 29,765,689.00 Total Pendapatan Rp 28,864,355,689.00 HARGA POKOK PENJUALAN pokok penjualan Rp 14,679,865,000.00 Total Pokok Pejualan Rp 14,679,865,000.00 LABA KOTOR Rp 14,184,490,689.00 BIAYA OPERASIOANAL Biaya Gaji Rp 1,457,200,000.00 Fee Rp 162,050,000.00 Biaya Listrik Rp 38,760,980.00 Biaya Air Rp 14,289,700.00 Biaya Telepon Rp 49,659,921.00 Biaya jaringan teknologi Rp 14,378,290.00 Biaya perjamuan Rp 2,105,948,473.00 Biaya perjalanan dinas Rp 903,486,769.00 Biaya transportasi Rp 1,169,871,203.00 Biaya buku, majalah & surat kabar Rp 2,486,512.00 Biaya administrasi Rp 1,300,459,876.00 Biaya kurir Rp 85,678,399.00 Biaya bank Rp 110,850,000.00 Biaya lain-lain Rp 900,560,989.00 Biaya penjualan dan promosi Rp 1,363,410,543.00 Beban Rp 504,548,378.45 Total Biaya Operasional Rp 10,183,640,033.45 LABA BERSIH Rp 4,000,850,655.55 Sumber: Hasil pengolahan data TABEL 21 PT. GENDARIN INDONESIA LAPORAN LABA RUGI PERIODE 31 DESEMBER 2011 PENDAPATAN Penjualan Rp 29,834,590,000.00 Pendapatan Lain-lain Rp 25,069,780.00 Total Pendapatan Rp 29,859,659,780.00 HARGA POKOK PENJUALAN 15

pokok penjualan Rp 15,679,565,000.00 Total Pokok Pejualan Rp 15,679,565,000.00 LABA KOTOR Rp 14,180,094,780.00 BIAYA OPERASIOANAL Biaya Gaji Rp 1,487,500,000.00 Fee Rp 174,500,000.00 Biaya Listrik Rp 402,340,697.00 Biaya Air Rp 16,987,500.00 Biaya Telepon Rp 30,857,855.00 Biaya jaringan teknologi Rp 14,378,290.00 Biaya perjamuan Rp 2,675,948,473.00 Biaya perjalanan dinas Rp 993,786,769.00 Biaya transportasi Rp 1,349,871,203.00 Biaya buku, majalah & surat kabar Rp 2,486,512.00 Biaya administrasi Rp 1,589,459,876.00 Biaya kurir Rp 75,678,399.00 Biaya bank Rp 97,850,000.00 Biaya lain-lain Rp 700,560,989.00 Biaya penjualan dan promosi Rp 963,410,543.00 Beban Rp 447,646,680.64 Total Biaya Operasional Rp 11,023,263,786.64 LABA BERSIH Rp 4,656,301,213.36 Sumber: Hasil pengolahan data Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa kurang tepatnya perusahaan dalam memperhitungkan beban penyusutan yang mengakibatkan laporan laba rugi tidak mencirmankan keadaan yang sebenarnya. Dari perhitungan-perhitungan diatas, dapat diketahui selisih laba rugi antara perusahaan dan hasil analisis pada tahun 2009, 2010 dan 2011. Tabel 22 Rekapitulasi Laporan Laba Rugi Menurut Perusahaan Menurut Hasil Analisis Selisih 2009 3,114,236,350.50 3,080,488,844.25 33,747,506.25 2010 3,929,093,921.50 4,000,850,655.55 71,756,734.05 2011 4,527,642,781.50 4,656,301,213.36 128,658,431.86 Total 11,570,973,053.50 11,737,640,713.16 234,162,672.16 Sumber: Hasil pengolahan data Analisis Perhitungan Aktiva Tetap Berwujud dan Pengaruhnya terhadap Laba Rugi Perusahaan Perhitungan pernyusutan aktiva tetap berwujud berpengaruh terhadap laba perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan penerapan metode perhitungan penyusutan aktiva tetap berwujud yang digunakan perusahaan dan analisis. Perusahaan menghitung seluruh penyusutan aktiva tetap berwujudnya menggunakan metode garis lurus yang menyebabkan pembebanan biaya penyusutan tetap pada jumlah tiap periode, sehingga menyebabkan pembebanan laba setiap periode tertentu. Sedangkan metode saldo menurun ganda akan menyebabkan laba yang semakin meningkat pada setiap akhir periode. Laba yang didapatkan perusahaan selain dari operasional juga didapat dari penjualan aktiva tetap 16

berwujud yang dalam perhitungan penyusutannya aktiva tetap tidak memiliki nilai sisa (residu) atau memiliki nilai nol (0), tetapi pada kondisi pasar masih memiliki nilai atau harga untuk dijual. Hal ini mengakibatkan laba bersih yang diterima persahaan menjadi lebih besar dari yang seharusnya. PENUTUP Perhitungan penyusutan aktiva tetap berwujud, berupa gedung menggunakan metode garis lurus (straight line method) karena gedung menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaatnya, sedangkan untuk aktiva tetap berwujud berupa peralatan kantor dan kendaraan menggunakan metode saldo menurun ganda (double declining balance method) dikarenakan menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaatnya. Perusahaan tidak mencatat biaya-biaya tambahan yang diperlukan dalam kegiatan pembelian aktiva sampai dengan aktiva tersebut siap digunakan. Biaya-biaya tambahan tersebut yaitu biaya penambahan biaya balik nama dan pembuatan sertifikat gedung, biaya balik nama kendaraan dan biaya pengiriman komputer dan kursi kantor. DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPE. Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Jakarta : Bumi Aksara. Yusuf, Haryono. 2003. Dasar-Dasar Akuntansi, Yogyakarta : STIE YKPN. Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia, PSAK No. 16. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat. Hanafi, Mamduh M. & Mamduh M. Hanafi. 2003. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Munawir, S. 2007. Analisis Laporan Keuangan (Edisi Keempat). Yogyakarta: Liberty. Warren, dkk. 2005. Pengantar Akuntansi. Edisi Dua Puluh Satu: Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. 17