- 3 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal I Angka 1 Pasal 1 Cukup jelas.

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.16/11/DKSP Jakarta, 22 Juli 2014 S U R A T E D A R A N. Perihal : Penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money)

No. 16/12/DPAU Jakarta, 22 Juli 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/11/DKSP TANGGAL 22 JULI 2014 PERIHAL PENYELENGGARAAN UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY)

No.18/ 41 /DKSP Jakarta, 30 Desember 2016 S U R A T E D A R A N. Penyelenggaraan Pemrosesan Transaksi Pembayaran

Sistem Pembayaran Non Tunai

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TAHUN 2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 20/6/PBI/2018 TENTANG UANG ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 11/11/DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N. Perihal : Uang Elektronik (Electronic Money)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 11/ 11 /PBI/2009 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU

FREQUENTLY ASK QUESTIONS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 23 /PBI/2012 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 18/22/DKSP Jakarta, 27 September 2016 S U R A T E D A R A N. Perihal: Penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital

2 d. bahwa melalui layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) tersedia produk-produk keuangan yang dapat dijangkau, sederhana, mudah dipahami,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/52/PBI/2005 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/40/PBI/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PEMROSESAN TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/9/PBI/2016 TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH

No.18/21/DKSP Jakarta, 27 September 2016 S U R A T E D A R A N

Sosialisasi PBI Perlindungan Konsumen Sistem Pembayaran Bank Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Mandiri e-cash merupakan salah satu alternatif alat pembayaran secara

2017, No payment gateway) merupakan pemenuhan atas kebutuhan masyarakat dalam bertransaksi secara nontunai dengan menggunakan instrumen pembaya

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/14/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/10/PBI/2009 TENTANG UNIT USAHA SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/13/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/3/PBI/2009 TENTANG BANK UMUM SYARIAH

2 1. Perluasan akses kepesertaan yang tidak terbatas pada Bank Umum Saat ini kepesertaan SKNBI terbatas pada Bank Umum sehingga transfer dana melalui

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/8/PBI/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/28/PBI/2006 TENTANG KEGIATAN USAHA PENGIRIMAN UANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

LAMPIRAN SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 18/22/DKSP TANGGAL 27 SEPTEMBER 2016 PERIHAL PENYELENGGARAAN LAYANAN KEUANGAN DIGITAL

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/10/PADG/2017 TENTANG GERBANG PEMBAYARAN NASIONAL (NATIONAL PAYMENT GATEWAY)

ekonomi Kelas X SISTEM PEMBAYARAN DAN ALAT PEMBAYARAN K-13 A. Pengertian Sistem Pembayaran Tujuan Pembelajaran

No. 11/10 /DASP Jakarta, 13 April 2009 S U R A T E D A R A N

BAB I PENGANTAR. sependapat dalam buku Bunga Rampai Hukum Ekonomi Dan Hukum

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.17/52/DKSP Jakarta, 30 Desember 2015 S U R A T E D A R A N

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19/POJK.03/2014 TENTANG LAYANAN KEUANGAN TANPA KANTOR DALAM RANGKA KEUANGAN INKLUSIF

No. 18/33/DKSP Jakarta, 2 Desember 2016 S U R A T E D A R A N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No Bank Indonesia sebagai otoritas yang diberi mandat oleh Undang- Undang untuk mengatur, menyelenggarakan perizinan, dan melakukan pengawasan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/12/PBI/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI FINANSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN ALAT PEMBAYARAN DENGAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK)


S U R A T E D A R A N

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAYANAN KEUANGAN TANPA KANTOR DALAM RANGKA KEUANGAN INKLUSIF.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2017 TENTANG PENYALURAN BANTUAN SOSIAL SECARA NON TUNAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No. 14/ 17 /DASP Jakarta, 7 Juni 2012 S U R A T E D A R A N

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

No.18/27/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/SEOJK.02/2014 TENTANG MEKANISME PEMBAYARAN PUNGUTAN OTORITAS JASA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 10/7/DASP Jakarta, 21 Februari 2008 S U R A T E D A R A N

No.15/13/DASP Jakarta, 12 April 2013 S U R A T E D A R A N

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

FREQUENTLY ASKED QUESTION (FAQ) Pedoman Uji Coba Aktivitas Jasa Sistem Pembayaran dan Perbankan Terbatas Melalui Unit Perantara Layanan Keuangan

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Layanan Branchless Banking

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

A. Registrasi dan/atau Pembukaan Rekening Penerima Bantuan Sosial

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20/POJK.03/2014 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/1/PBI/2004 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

No Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan SLIK diperlukan pengaturan mengenai pelaporan dan permintaan informasi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEPUTAR INFORMASI MENGENAI

- 3 - PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas.

PENJELASAN UMUM 1.1. A. Tujuan Pelaporan

Rancangan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam Rangka Keuangan Inklusif (LAKU PANDAI)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.18/26/DSta Jakarta, 22 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 16/25/DKSP Jakarta, 31 Desember 2014 S U R A T E D A R A N

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

- 1 - UMUM. Mengingat

mandiri e-cash dan Layanan Keuangan Digital (LKD) Bank Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dapat dilakukan oleh pelaku dengan wilayah yang berdekatan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2007 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM RESI GUDANG

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 8 /PBI/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/12/PBI/2009 TENTANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) I. UMUM Seiring perkembangan penyelenggaraan Uang Elektronik (Electronic Money) terdapat peningkatan kebutuhan layanan transfer dana melalui Uang Elektronik. Terkait dengan layanan transfer dana tersebut, ketentuan mengenai penyelenggaraan Uang Elektronik perlu diselaraskan dengan ketentuan transfer dana. Penyelarasan dilakukan terhadap penggunaan pihak lain dalam rangka penyediaan fasilitas Tarik Tunai. Dalam ketentuan transfer dana, pihak lain tersebut dikenal sebagai tempat penguangan tunai dan tidak dipersyaratkan memperoleh izin sebagai penyelenggara transfer dana terlebih dahulu. Pengaturan tempat penguangan tunai tersebut dapat diterapkan terhadap pengaturan pihak lain yang bekerjasama dengan Penerbit Uang Elektronik dalam rangka penyediaan fasilitas Tarik Tunai. Dalam upaya meningkatkan penggunaan Uang Elektronik yang aman dan efisien, serta memberikan kejelasan terhadap penyelenggaraan Uang Elektronik diperlukan penguatan dan penegasan pengaturan terhadap unsur-unsur Uang Elektronik, peningkatan keamanan teknologi, pengenaan biaya dalam penggunaan Uang Elektronik, fasilitas transfer dana melalui Uang Elektronik, penguangan sebagian atau seluruh nilai Uang Elektronik, dan larangan melakukan kerja sama yang bersifat eksklusif antara Penerbit Uang Elektronik dengan pihak penyedia layanan umum. Melalui penguatan dan penegasan pengaturan tersebut diharapkan dapat mendukung dan mencapai pertumbuhan industri Uang Elektronik yang sehat dan lebih kompetitif. Selain

- 2 - Selain itu Bank Indonesia memandang perlu adanya kebijakan untuk memperluas jangkauan layanan Uang Elektronik hingga ke daerah terpencil untuk mendukung Strategi Nasional Keuangan Inklusif. Kebijakan dimaksud diwujudkan melalui penggunaan sarana teknologi dan unit ekonomi setempat untuk membantu penyelenggara Uang Elektronik melebarkan jangkauan layanannya melalui Layanan Keuangan Digital (LKD), yang pada praktek di berbagai negara selain menggunakan tabungan murah (basic saving account) juga menggunakan Uang Elektronik. Atas dasar itu dalam Peraturan Bank Indonesia ini diatur mengenai LKD khususnya yang dilakukan melalui Agen LKD individu yang meliputi: a. persyaratan penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD individu; b. layanan yang dapat dilakukan oleh Agen LKD individu; dan c. kewajiban serta tanggung jawab dalam penyelenggaraan LKD melalui Agen LKD individu. Pemanfaatan Uang Elektronik dalam LKD mendukung peningkatan keuangan inklusif (financial inclusion) yang berdampak positif pada perkembangan ekonomi nasional karena meningkatkan kesejahteraan individu atau rumah tangga, mengurangi tingkat kemiskinan, pemerataan pendapatan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi mulai dari tingkat lokal. Pada gilirannya, hal ini juga berdampak positif pada stabilitas sistem pembayaran dan stabilitas sistem keuangan. Terkait dengan proses perizinan penyelenggaraan Uang Elektronik, perlu diatur tentang pembatasan pemberian izin oleh Bank Indonesia dari sisi masa berlaku izin maupun kewenangan Bank Indonesia untuk tidak memberikan izin pada pemohon antara lain atas dasar pertimbangan efisiensi nasional, menjaga kepentingan publik, menjaga pertumbuhan, serta kesehatan industri. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Electronic Money) perlu dilakukan perubahan sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Bank Indonesia ini. II. PASAL

- 3 - II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 1 Angka 2 Pasal 1A Data identitas Pemegang terdaftar dan tercatat pada Penerbit agar identitas Pemegang dapat ditatausahakan dalam media penyimpanan data Penerbit dan format data transaksi sehingga Penerbit dapat memantau profil dan aktivitas transaksi Pemegang. Fasilitas registrasi Pemegang merupakan fasilitas yang dapat digunakan Penerbit dan Pemegang untuk melakukan pencatatan data identitas calon Pemegang Uang Elektronik registered dalam rangka pemenuhan aspek know your customers sebelum menggunakan Uang Elektronik. Huruf c Pembayaran transaksi merupakan fasilitas dalam Uang Elektronik yang dapat digunakan oleh Pemegang untuk melakukan pembayaran atas transaksi pembelian barang dan/atau jasa dari Pedagang (merchant). Huruf d

- 4 - Huruf d Pembayaran tagihan merupakan fasilitas dalam Uang Elektronik yang dapat digunakan oleh Pemegang untuk melakukan pembayaran atas tagihan-tagihan yang bersifat rutin atau berkala, seperti tagihan listrik, tagihan air, tagihan telepon, dan/atau tagihan lainnya. Huruf e Fasilitas transfer dana pada Uang Elektronik registered terdiri atas: 1. Person to Person Transfer yang meliputi: a. Uang Elektronik registered ke Uang Elektronik unregistered yang diperlakukan sebagai Pengisian Ulang (top up); dan/atau b. antar Uang Elektronik registered. 2. Account to Person Transfer (top up) Transfer dari rekening ke Uang Elektronik yang diperlakukan sebagai Pengisian Ulang (top up). 3. Person to Account Transfer Transfer dari Uang Elektronik ke rekening simpanan. Huruf f Fasilitas Tarik Tunai dilakukan terhadap sebagian atau seluruh Nilai Uang Elektronik. Huruf g Penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat seperti bantuan sosial kepada masyarakat sangat miskin, bantuan pembiayaan pendidikan, dan bantuan pembiayaan kesehatan. Huruf h

- 5 - Huruf h Fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia merupakan fasilitas yang dapat diberikan oleh Penerbit setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Huruf c Huruf d Fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia merupakan fasilitas yang dapat diberikan oleh Penerbit setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia. Angka 3 Pasal 5 Yang dimaksud dengan Dana Float yang direncanakan akan mencapai nilai tertentu adalah apabila Lembaga Selain Bank merencanakan akan mengelola atau meningkatkan nilai Dana Float hingga mencapai nilai tertentu walaupun pada saat mengajukan permohonan izin nilai Dana Float

- 6 - Float belum mencapai nilai tertentu tersebut. Ayat (4) Ayat (5) Angka 4 Pasal 9A Pasal 9B Penetapan pembatasan antara lain meliputi pembatasan terhadap permohonan izin baru sebagai Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelenggara Kliring, dan/atau Penyelenggara Penyelesaian Akhir, atau pembatasan wilayah operasional tertentu. Pertimbangan menjaga efisiensi nasional dimaksudkan agar tercipta efisiensi di tingkat industri Uang Elektronik yang pada gilirannya akan menurunkan biaya penggunaan Uang Elektronik oleh masyarakat. Mendukung kebijakan nasional dimaksudkan agar pertumbuhan industri Uang Elektronik tidak menjadi penghambat bagi kebijakan nasional yang ditetapkan oleh pemerintah, Bank Indonesia, dan/atau otoritas terkait. Menjaga kepentingan publik dimaksudkan agar industri Uang Elektronik senantiasa memenuhi kebutuhan masyarakat secara luas dengan akses dan

- 7 - dan kualitas yang sama, serta biaya yang terjangkau. Menjaga pertumbuhan industri dimaksudkan agar industri dapat tumbuh secara optimal melalui peningkatan nilai dan volume transaksi Uang Elektronik yang telah ada di masyarakat. Menjaga persaingan usaha yang sehat dimaksudkan agar penyelenggaraan Uang Elektronik dapat dilakukan secara jujur, tidak melawan hukum, atau tidak menghambat persaingan usaha. Angka 5 Pasal 11 Yang dimaksud dengan pihak lain adalah pihakpihak yang mendukung penyelenggaraan kegiatan Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelenggara Kliring, dan/atau Penyelenggara Penyelesaian Akhir. Yang dimaksud dengan penyediaan layanan umum adalah penyediaan layanan yang diperuntukkan kepada masyarakat seperti transportasi, listrik, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain. Suatu kerja sama bersifat eksklusif apabila kerja sama tersebut memenuhi unsur-unsur antara lain hanya dilakukan antara penyedia layanan umum dengan satu atau beberapa Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelenggara Kliring, dan/atau Penyelenggara Penyelesaian Akhir sehingga menghambat masuknya Prinsipal, Penerbit, Acquirer

- 8 - Acquirer, Penyelenggara Kliring, dan/atau Penyelenggara Penyelesaian Akhir yang lain, dan aktivitas pembayaran layanan umum oleh masyarakat tergantung pada produk Uang Elektronik tertentu. Angka 6 Pasal 11A Angka 1 Kegiatan sebagai fasilitator registrasi Pemegang Uang Elektronik meliputi kegiatan pemasaran produk Uang Elektronik dan pencatatan data identitas calon Pemegang Uang Elektronik registered. Angka 2 Angka 3 Pembayaran tagihan merupakan fasilitas dalam Uang Elektronik yang dapat digunakan oleh Pemegang untuk melakukan pembayaran atas tagihantagihan yang bersifat rutin atau berkala, seperti tagihan listrik, tagihan air, tagihan telepon, dan/atau tagihan lainnya. Angka 4 Fasilitas Tarik Tunai dilakukan terhadap sebagian atau seluruh Nilai Uang Elektronik. Angka 5 Penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat seperti bantuan

- 9 - bantuan sosial kepada masyarakat sangat miskin, bantuan pembiayaan pendidikan, dan bantuan pembiayaan kesehatan. Angka 6 Fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia merupakan fasilitas yang dapat diberikan oleh Penerbit setelah memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia. Ayat (4) Dalam menjalankan kegiatan usahanya selalu mematuhi ketentuan yang berlaku dan tidak pernah melakukan pelanggaran hukum. Dalam menjalankan kegiatan usahanya senantiasa mengalami pertumbuhan usaha yang positif yang antara lain dibuktikan dengan laporan keuangan selama 2 (dua) tahun terakhir. Huruf c Huruf d Ayat (5) Ayat (6)

- 10 - Ayat (6) Ayat (7) Pasal 11B Angka 7 Pasal 12A Biaya penggantian media Uang Elektronik merupakan biaya penggantian untuk Uang Elektronik berbasis chip. Biaya Pengisian Ulang (top up) melalui delivery channel merupakan biaya Pengisian Ulang (top up) yang dilakukan menggunakan ATM dan/atau EDC yang bersifat not on us. Huruf c Biaya Tarik Tunai melalui delivery channel merupakan biaya Tarik Tunai yang dilakukan menggunakan ATM dan/atau EDC yang bersifat not on us. Huruf d Biaya administrasi untuk Uang Elektronik yang tidak digunakan dalam jangka waktu tertentu merupakan penggantian biaya penatausahaan saldo Nilai Uang Elektronik dan

- 11 - dan pemeliharaan sistem pada Uang Elektronik. Ayat (4) Mekanisme pengenaan biaya layanan dan maksimum biaya layanan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia menjadi acuan bagi Penerbit dalam mengenakan biaya kepada Pemegang. Angka 8 Pasal 13 Termasuk dalam pengertian nilai uang yang disetorkan untuk menerbitkan Uang Elektronik pertama kali adalah nilai uang setelah dikurangi biaya-biaya apabila ada, misalnya biaya penggantian media untuk penggunaan pertama kali. Nilai yang setara dengan nilai uang antara lain nilai pulsa, bonus, point reward yang dikelola oleh Penerbit. Angka 9 Pasal 13A

- 12 - Angka 1 Larangan bagi Penerbit menetapkan minimum Nilai Uang Elektronik sebagai persyaratan penggunaan Uang Elektronik, misalnya untuk menggunakan Uang Elektronik, Penerbit mewajibkan Pemegang untuk melakukan penyetoran dana pertama kali atau melakukan Pengisian Ulang (top up) sebesar nilai tertentu. Jika penyetoran dana pertama kali atau Pengisian Ulang (top up) tidak mencapai nilai tertentu, Pemegang tidak dapat menggunakan Uang Elektronik tersebut. Angka 2 Larangan bagi Penerbit menetapkan minimum Nilai Uang Elektronik sebagai persyaratan pengakhiran penggunaan Uang Elektronik (redeem), misalnya Penerbit mewajibkan Pemegang untuk menyisakan saldo tertentu dari Nilai Uang Elektronik jika akan melakukan pengakhiran penggunaan Uang Elektronik. Menahan atau memblokir Nilai Uang Elektronik, misalnya suatu Uang Elektronik tidak dapat dipergunakan pada saat saldonya telah mencapai nilai tertentu yang ditetapkan oleh Penerbit sebagai batas minimal penggunaan Uang Elektronik. Huruf c

- 13 - Huruf c Angka 10 Pasal 16 Penyediaan fasilitas transfer dana melalui Uang Elektronik registered dimaksudkan agar data identitas Pemegang terdaftar dan tercatat untuk memenuhi prinsip anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme, serta memudahkan pelaksanaan kegiatan transfer dana. Data identitas yang wajib dicatat paling kurang mencakup nama, alamat, tanggal lahir, dan data lainnya sebagaimana tercantum pada bukti identitas Pemegang. Yang dimaksud dengan diproses secara online adalah proses transaksi yang terkoneksi secara langsung dengan sentral sistem komputer untuk melakukan otorisasi dan validasi sebelum dimulainya proses transaksi. Ayat (4) Peraturan perundang-undangan terkait yang berlaku antara lain ketentuan yang mengatur mengenai transfer dana, anti pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme, serta perlindungan konsumen. Angka 11

- 14 - Angka 11 Pasal 24 Keamanan teknologi Uang Elektronik meliputi keamanan dalam proses penerbitan Uang Elektronik, pengelolaan data, keamanan pada Uang Elektronik, dan keamanan pada seluruh sistem yang digunakan untuk memproses transaksi Uang Elektronik. Yang dimaksud dengan aman adalah sistem Uang Elektronik yang digunakan terlindungi secara fisik dan non fisik. Yang dimaksud dengan andal adalah sistem Uang Elektronik yang digunakan memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan penggunaannya. Penggantian infrastruktur serta sistem Uang Elektronik dilakukan sebagai upaya dalam rangka meningkatkan atau mengamankan sistem dan/atau teknologi dalam hal terjadi penurunan kualitas antara lain: a. sistem dan/atau teknologinya dapat ditembus oleh fraudster; b. menurut penilaian Bank Indonesia dan/atau otoritas lain yang terkait, terdapat penurunan keamanan atau kelemahan sistem dan/atau teknologi Uang Elektronik; dan/atau c. terdapat hasil kajian dari Prinsipal, Penerbit, Acquirer, Penyelenggara Kliring, Penyelenggara Penyelesaian Akhir, dan/atau pihak lain mengenai kelemahan sistem dan/atau teknologi Uang Elektronik.

- 15 - Pelaksanaan audit untuk teknologi informasi dapat dilakukan oleh auditor independen. Angka 12 Pasal 24A Penyelenggaraan Uang Elektronik yang belum memperoleh izin Bank Indonesia yaitu penyelenggaraan Uang Elektronik yang Dana Float-nya belum mencapai dan/atau tidak direncanakan mencapai nilai tertentu. Yang dimaksud dengan alat pembayaran non tunai yang berupa stored value yaitu alat pembayaran non tunai yang dananya tersimpan dalam satu media namun tidak memenuhi sebagian atau seluruh unsurunsur Uang Elektronik sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank Indonesia ini termasuk stored value yang hanya digunakan di Penerbit. Ketentuan yang akan diatur lebih lanjut dalam Surat Edaran Bank Indonesia antara lain mengenai jenis data dan informasi yang disampaikan serta tata cara penyampaian laporan. Angka 13 Pasal 24B

- 16 - Pasal 24C Penyelenggara transfer dana adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai transfer dana. Badan usaha berbadan hukum Indonesia antara lain retailer, koperasi, pegadaian, kantor pos, dan Bank Perkreditan Rakyat. Individu dapat berupa perseorangan dan/atau badan usaha tidak berbadan hukum yang memiliki usaha antara lain toko kelontong, pedagang eceran, dan penjual pulsa. Pasal 24D Kategori Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU) 4 adalah sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti bank. Huruf c Huruf d

- 17 - Penyampaian laporan rencana penyelenggaraan kegiatan LKD melalui Agen LKD individu oleh Penerbit dilakukan pada awal penyelenggaraan kegiatan LKD. Ayat (4) Ayat (5) Ayat (6) Pasal 24E Yang dimaksud dengan diproses secara online adalah proses transaksi yang terkoneksi secara langsung dengan sentral sistem komputer untuk melakukan otorisasi dan validasi sebelum dimulainya proses transaksi. Proses online dilakukan agar penyelesaian transaksi LKD dapat dilakukan secara real time dan tersedia notifikasi status transaksi segera setelah terjadi transaksi keuangan. Kegiatan sebagai fasilitator registrasi Pemegang Uang Elektronik meliputi kegiatan pemasaran produk Uang Elektronik dan pencatatan data identitas calon Pemegang Uang Elektronik registered. Huruf c

- 18 - Huruf c Pembayaran tagihan merupakan fasilitas dalam Uang Elektronik yang dapat digunakan oleh Pemegang untuk melakukan pembayaran atas tagihan-tagihan yang bersifat rutin atau berkala, seperti tagihan listrik, tagihan air, tagihan telepon, dan/atau tagihan lainnya. Huruf d Huruf e Penyaluran program bantuan pemerintah kepada masyarakat seperti bantuan sosial kepada masyarakat sangat miskin, bantuan pembiayaan pendidikan, dan bantuan pembiayaan kesehatan. Huruf f Fasilitas lain berdasarkan persetujuan Bank Indonesia merupakan fasilitas yang dapat diberikan oleh Agen LKD individu setelah memperoleh persetujuan Bank Indonesia, antara lain fasilitator pengumpulan data financial identity number dan fasilitator edukasi kepada masyarakat terkait program keuangan inklusif. Ayat (4) Pasal 24F Penyampaian laporan rencana penyelenggaraan kegiatan LKD melalui Agen LKD oleh Penerbit dilakukan pada awal penyelenggaraan kegiatan LKD.

Angka 14 Angka 15 Angka 16 Angka 17 Pasal 24G - 19 - Pasal 25A Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Huruf c Yang dimaksud dengan penghentian sementara sebagian atau seluruh kegiatan Uang Elektronik termasuk didalamnya penghentian sebagian atau seluruh kegiatan penyelenggaraan LKD, perintah penghentian kerja sama dengan Agen LKD individu yang tidak memenuhi syarat, melanggar ketentuan, dan lainnya. Huruf d Cukup

- 20 - Angka 18 Pasal 36 Angka 19 Pasal 37 Angka 20 Pasal 38 Angka 21 Pasal 40 Angka 22 Pasal 41 Angka 23 Pasal 42 Angka 24 Pasal 43 Angka 25 Pasal 44 Angka 26 Pasal 45 Angka 27 Pasal 46 Angka 28

- 21 - Angka 28 Pasal 47 Pasal II TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5524