POWER MAPPING. Sukri Tamma, Fisip Universitas Hasanudin

dokumen-dokumen yang mirip
Pengantar Power Mapping. Priyatno Harsasto, Fisip Universitas Diponegoro

BAB 5 KESIMPULAN. kebutuhan untuk menghasilkan rekomendasi yang lebih spesifik bagi para aktor

Silabus Analisis Kebijakan Kesehatan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana

Lampiran 4 Panduan scoring untuk mengetahui tingkat kepentingan

Problem Pelaksanaan dan Penanganan

BAB V. Kesimpulan. Identitas ini menentukan kepentingan dan dasar dari perilaku antar aktor. Aktor tidak

BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK

BAB II LANDASAN TEORI. Good governance dalam sistem administrasi Indonesia diterapkan seperti dalam

BAB VI PENUTUP. terkait dengan judul penelitian serta rumusan masalah penelitian. yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

Pada dasarnya, Lembaga Non Struktural menjalankan fungsi yang spesifik. Oleh karenanya apabila kewenangan yang diberikan didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

2016 ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SEKOLAH MENENGAH NEGERI DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. diubah dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD dan

Lokakarya Penyusunan Renstra SKPD Bener Meriah. 6 7 Mei 2013

Penguatan Sektor Komunitas

PEMBINAAN ORGANISASI MITRA PEMERINTAH

KELOMPOK KEPENTINGAN (INTEREST GROUP)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini sangatlah pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi telah membawa perubahan terhadap sistem politik, sosial,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Peran Strategis Aisyiyah Di Tengah Dinamika Kehidupan Kontemporer Untuk Memperkuat Masyarakat Sipil

Mitra. Menyemai Gagasan Untuk Indonesia Yang Lebih Baik. Secara ringkas, partner Perkumpulan Prakarsa dapat dikelompokkan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia menunjukkan nilai rata-rata 33,37 1 pada skala 1 sampai dengan 100.

GBPP PELATIHAN TINGKAT KOTA/KABUPATEN

mereka bekerja di proyek pertambangan migas tersebut.

AGENDA. Workshop Bridging Research and Policy through Evidence-based Policy Advocacy

Menuju Pemilu Demokratis yang Partisipatif, Adil, dan Setara. Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia Jakarta, 16 Desember 2015

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Kebijakan dan Manajemen Kesehatan. Deskripsi

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB V Kesimpulan dan Saran

Perspektif Good Governance dan RPP Pengendalian Perubahan Iklim

ANGGOTA DPRD. Pembekalan Anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar MEP-UGM, 5 September Dr. Wahyudi Kumorotomo, MPP

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADVOKASI KESEHATAN Waktu : 45 Menit Jumlah soal : 30 buah

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB 14 PERWUJUDAN LEMBAGA DEMOKRASI YANG MAKIN KUKUH

Kekuasaan & Proses Pembuatan Kebijakan

X. ANALISIS KEBIJAKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian proses pembuatan dan pelaksanaan suatu kebijakan publik. Para ahli

Konsep Akuntansi Sektor Publik dan Lingkungan Akuntansi Sektor Publik

Gambar 1 : Continuous Quality Improvement pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan

Grafik 1. Area Bencana

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. paradigma Good Governance, dimana keterlibatan pihak-pihak selain pemerintah

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

X. KESIMPULAN DAN SARAN. identifikasi kemiskinan dan program strategi pemberdayaan masyarakat miskin

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kelola yang baik (good corporate governance) tidak hanya berlaku bagi. pertanggungjawaban kinerja organisasi.

SOLIDARITAS INTERNASIONAL

(Tempo.co, 4 Juni 2012) mengatakan perusahaan perusahaan milik negara (BUMN) menjadi berantakan setelah dicampuri orang orang dari partai politik.

Penguatan Partisipasi dan Perbaikan Keterwakilan Politik Melalui Pembentukan Blok Politik Demokratik

Pengantar. responsibility (CSR).

1. Lobi politik (political lobiying)

BAB II KAJIAN KONSEP CIVIL SOCIETY

DARI AGENDA MEDIA HINGGA AGENDA KEBIJAKAN (Catatan atas Kemampuan Media) Oleh Yoseph Andreas Gual

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang yang sedang membangun, membutuhkan dana yang cukup besar untuk membiayai pembangunan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

untuk memastikan agar liberalisasi tetap menjamin kesejahteraan sektor swasta. Hasil dari interaksi tersebut adalah rekomendasi sektor swasta yang

BAB V FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN

Bab 3 METODE KAJIAN. 3.1 Metode Pengambilan Data

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB IV KESIMPULAN. dapat menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan-tantangan yang dapat mengancam

menjadi katalisator berbagai agenda ekonomi Cina dengan negara kawasan Indocina yang semuanya masuk dalam agenda kerja sama Cina-ASEAN.

MENINGKATKAN INVESTASI DAN DAYA SAING PRODUK UNGGULAN

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhinya pertanggungjawaban sosial perusahaan (Corporate Social

International IDEA, Strömsborg, Stockholm, Sweden Phone , Fax: Web:

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

Resensi Buku. Mas Wigrantoro Roes Setiyadi. Mahasiswa S3 Manajemen Strategi di Universitas Indonesia.

Australia Awards Indonesia. Paket Aplikasi Studi Singkat

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

Model van Horn & van Metter dan Marlee S. Grindle

Departemen Ilmu Adminstrasi FISIP Universitas Indonesia. di Indonesia

Australia Awards Indonesia

BAB IV KESIMPULAN. A. Kesimpulan Dalam kaitannya dengan dimensi content dan context, maka implementasi

Good Governance: Mengelola Pemerintahan dengan Baik

Pemberdayaan KEKUASAAN (POWER)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Mencermati hasil analisis data dan pembahasan mengenai profesionalisme wartawan / jurnalis pada stasiun televisi lokal

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

SEKILAS BUKU PUTIH BEBERAPA PERTANYAAN YANG SERING MUNCUL

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2

Reformulasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dengan Model GBHN (Konsistensi Antara Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Nasional)

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

BAB I PENDAHULUAN. Studi ini dilakukan untuk mendeskripsikan strategi yang dipakai oleh LSM

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian

BAB 5 KESIMPULAN. Faktor-faktor kemenangan..., Nilam Nirmala Anggraini, FISIP UI, Universitas 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya tujuan utama investor meletakkan kekayaannya pada suatu

Analisis Stakeholder dan Evaluasi Kelembagaan Pengelolaan SDAL

Transkripsi:

POWER MAPPING Sukri Tamma, Fisip Universitas Hasanudin

TUJUAN POWER MAPPING 1) Sebagai metode untuk memetakan stakeholder yang terkait dengan suatu kebijakan atau program 2) Untuk memberikan gambaran atas faktorfaktor yang terkait dengan suatu program atau kebijakan. 3) Membantu untuk dapat memfokuskan kegiatan advokasi sesuai dengan stakeholder yang dituju. 4) Menunjukkan kelebihan dan kekurangan masing-masing stakeholder terkait dengan kebijakan atau program tertentu.

Mengkaitkan Riset dengan Kebijakan

Kerangka Kerja RAPID Sebagai kerangka kerja konseptual untuk memahami peranan penelitian berbasis bukti dalam mempengaruhi kebijakan. Memberikan informasi mengenai celah kebijakan, aktor kunci kebijakan dan jaringan, kesenjangan berdasarkan bukti yang ada.

lanjutan Memberikan metode komunikasi alternatif dan kecenderungan serta perubahanperubahan yang ada pada lingkungan eksternal. Terdiri atas sejumlah pertanyaan kunci untuk memahami konteks, bukti, keterkaitan dan lingungan eksternal.

Memahami Stakeholder Analysis Stakeholder : adalah perorangan atau kelompok yang memiliki keterkaitan terhadap hasil dari suatu proses perencanaan atau kebijakan/kegiatan tertentu. Analisa stakeholder digunakan untuk mengetahui mereka yang terlibat atau berpengaruh dalam suatu proses kebijakan.

Tujuan : memaksimalkan efek atau dampak yang diinginkan. Mengetahui stakeholder yang setuju dan yang menentang adanya perubahan. Dapat diidentifikasi, sekaligus diketahui kekuatan, pengaruh dan kepentingan masing-masing

Pertanyaan untuk memahami Konteks 1. Siapa aktor kebijakan kunci (termasuk pembuat kebijakan)? 2. Apakah ada kebutuhan terhadap penelitian dan gagasan baru diantara pembuat kebijakan? 3. Apa sumber penolakan terhadap kebijakan yang berbasis bukti? 4. Bagaimana lingkungan kebijakan yang ada? a. Bagaimana struktur pembuatan kebijakan? b. Bagaimana proses pembuatan kebijakan? c. Bagaimana relevansi hukum/kerangka kerja kebijakan? d. Adakah kesempatan dan waktu untuk memberikan masukan dalam proses formal?

5. Bagaimana politik di tingkat global, nasional dan pada tingkat masyarakat, struktur kepentingan sosial dan ekonomi mempengaruhi ruang untuk melakukan manuver para pembuat kebijakan? 6. Siapa yang membentuk tujuan dan output kebijakan? 7. Bagaimana asumsi dan wacana yang ada dan mempengaruhi pembuatan kebijakan; sejauh mana rutinitas keputusan meningkat, fundamental atau muncul, dan siapa yang mendukung atau menolak adanya perubahan?

Sejumlah Pertanyaan Menunjukkan Bukti/Kondisi Obyektif 1. Teori atau wacana apa yang saat ini ada? 2. Apakah ada cukup bukti (berbasis penelitian, pengalaman dan statistic)? perbedaan bukti2 yang ada? 3. Jenis bukti apa yang ada? a. Bukti2 jenis apa yang dapat meyakinkan pembuat kebijakan? b. Bagaimana bukti2 tersebut disampaikan kepada pembuat kebijakan?

4. Apakah bukti-bukti tsb relevan? Apakah akurat, dapat dilihat dan dapat diaplikasikan? 5. Apakah bukti-bukti tsb dan sumber2 bukti dapat dipercaya dan dipercayai oleh aktor kebijakan? Mengapa bukti2 tsb dikemukakan? 6. Apakah ada informasi atau penelitian yang terabaikan, mengapa?

Sejumlah Pertanyaan Untuk Menunjukkan Keterkaitan antar Stakeholder 1. Siapa saja pemangku kepentingannya? 2. Siapa yang paling ahli? 3. Links dan network apa yang ada diantara kedua pihak itu?

1. Apa peran masing2? Apakah ada pihak perantara antara penelitian dan kebijakan? 2. Individu atau institusi mana yang mempunyai kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan? 3. Apakah aktor kebijakan dan network tersebut legal? Apakah mereka mempunyai konstituen diantara masyarakat miskin?

Sejumlah Pertanyaan untuk Mencermati Lingkungan Eksternal 1. Siapa aktor internasional utama dalam proses kebijakan 2. Apa pengaruh mereka? Siapa yang mempengaruhi mereka? 3. Apa prioritas bantuan dan agenda kebijakan mereka?

4. Apa prioritas penelitian dan mekanisme mereka? 5. Bagaimana struktur sosial dapat mempengaruhi proses kebijakan? 6. Apakah ada proses dan kecenderungan ekonomi, politik dan sosial yang lebih luas? 7. Apakah ada goncangan dan kecenderungan dari luar yang mempengaruhi proses kebijakan?

Lingkungan Eksternal The Rapid Framework

Langkah-langkah The Rapid Framework Jawablah masing-masing pertanyaan yang terbagi dalam 4 kategori besar. Buatlah diagram yang menunjukkan keterkaitan antara 4 kategori tadi. Buatlah analisa awal terkait dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang telah ada untuk memetakan keempat aspek besar tadi. Buatlah skala prioritas, pada bagian mana dari keempat aspek besar tadi yang paling dapat dipengaruhi melalui suatu kegiatan advokasi. Tentukan model advokasi yang dapat dilakukan.

Force Field Analysis Force Field Analysis dikembangkan oleh Lewin (1951) Menginformasikan pembuatan keputusan, terutama terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan serta manajemen perubahan.

Memperoleh gambaran lengkap berbagai kekuatan yang ada sekaligus memperkirakan sumber dan tingkat kekuatan2 tersebut. Merupakan kelanjutan alamiah Problem Tree Analysis, untuk mengidentifikasi tujuan suatu perubahan kebijakan. Langkah berikut setelah FFA adalah Stakeholder Analysis

Langkah-Langkah dalam FFA Menyepakati bidang perubahan yang akan dibahas. (Bidang perubahan ini dapat ditulis sebagai sasaran kebijakan yang diinginkan atau tujuan). Kekuatan yang mendukung adanya perubahan berada pada kolom di sebelah kiri. Semua kekuatan penentang dalam kolom di sebelah kanan

Kekuatan pendorong dan penghambat dipilah-pilah menurut tema yang sama. Diberi skor sesuai dengan magnitude masing-masing. mulai dari skor satu (lemah) hingga skor lima (kuat). Menetapkan apa yang dapat dilakukan atas dua kutub kekuatan yang ada. Membantu untuk mengidentifikasi tujuan suatu perubahan kebijakan

Kekuatan yang mendukung Model Bagan FFA Kekuatan yang menghambat 4 5 Meningkatkan PAD (pemda) Rencana: Dampak lingkungan 3 5 4 2 Perbaikan infratsrukturdaerah sekitar (pemda dan Masy.) Pembukaan wilayah dan ijin pertambangan terbuka di kawasan KARST Merusak bentangan alam 3 2 Menciptakan kesenjangan sosial 2 3 3 3 Membuka Lapangan kerja 2 Perluasan wilayah Merusak infrastrktur jalan pemerintah daerah 1 1 4

Proses Melakukan Analisa Stakeholder 1) Pastikan riset atau kebijakan apa yang akan didiskusikan/dilakukan. 2) Membuat pengelompokan stakeholder berdasarkan kategori : a Stakeholder sektor swasta, b. Stakeholder sektor publik dan, c. Stakeholder dari sektor civil society.

Contoh Pengelompokan Stakeholder Stakeholder sektor privat Stakeholder sektor publik Stakeholder civil society Korporasi dan bisnis Asosiasi bisnis Pelaku Profesional Pemimpin Bisnis perorangan Institusi keuangan Menteri dan penasehat (eksekutif) Pegawai negeri dan departemen (birokrat) Anggota parlemen terpilih Pengadilan (judicial Partai politik Pemerintah daerah/dewan Militer Komisi terkait Badan Internasional (Bank Dunia, UN) Media Gereja/agama Sekolah dan universitas Kerakan social dan kelompok advokasi Serikat buruh LSM nasional LSM internasional

Stakeholder Analysis Grid High Keep Satisfied (3) Engage Clossely and Influnece Actively (4) POWER Monitor (minimum effort) (1) Keep Informed (2) Low Low INTEREST High

Langkah-langkah dalam FFA Tentukan tema/kebijakan yang akan dicermati. Buatlah faktor yang mendukung (sisi kiri) dan yang tidak mendukung (sisi kanan) Berikanlah nilai mulai dari terendah 1 dan tertinggi 5 untuk faktor yang paling mendukung dan paling tidak mendukung. Berikanlah penilaian pada bagian yang paling mungkin untuk diintervensi (dipengaruhi) oleh advokater (nilai 1 5). Buatlah model advokasi yang paling tepat untuk dilakukan berdasarkan hasil analisa FFA.

Langkah-langkah Stakeholder Analysis Grid Buatlah diagram berdasarkan contoh yang sudah ada dengan membagi dalam 4 kotak. Diagram dibuat untuk menunjukkan masing-masing posisi stakeholder dikaitkan dengan kualitas kepentingan dan power yang dimiliki. Tempatkan masing-masing stakeholder berdasarkan keterangan tiap kotak dalam diagram. Buatlah analisa kemungkinan hubungan antar stakeholder yang ada. Buatlah model advokasi yang dapat dilakukan berdasarkan gambaran dari diagram sesuai dengan tujuan awal yang diinginkan.