PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 140 /PMK.010/2009 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/13 /PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Wajib Pajak. Penghasilan Saham. Pihak Lain. Perubahan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Perbankam. BI. Prinsip Syariah. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 94)

No. 3/31/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 14/ 35 /DPNP Jakarta, 10 Desember 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

No resort. Akses Bank untuk memperoleh pembiayaan likuiditas tersebut juga merupakan upaya Bank Indonesia untuk turut serta mencegah dan menan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/21/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40/POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/ 19 /PBI/2004 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/4/PBI/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No penyusunan dan pelaksanaan kebijakan perkreditan atau pembiayaan bank bagi bank umum; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana di

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/14/PBI/2012 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

137/PMK.03/2011 PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK KEGIATAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/POJK.03/2014 TENTANG PENILAIAN KUALITAS ASET BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.05/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PERUSAHAAN MODAL VENTURA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2015 TENTANG AKAD YANG DIGUNAKAN DALAM PENERBITAN EFEK SYARIAH DI PASAR MODAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA PEMBIAYAAN SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 3/21/PBI/2001 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39 /SEOJK.03/2017 TENTANG LAPORAN TAHUNAN DAN LAPORAN KEUANGAN PUBLIKASI BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

2016, No tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 2

Ketentuan Dasar dan Karakteristik. Pelaksanaan Kegiatan Usaha

LAMPIRAN III SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.03/2015 TENTANG PRODUK DAN AKTIVITAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN (POJK) TENTANG PENILAIAN KUALITAS ASET BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

2015, No.74 2 d. bahwa informasi yang diungkapkan kepada masyarakat perlu memperhatikan faktor keseragaman dan kompetisi antar Bank; e. bahwa berdasar

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

TENTANG RENCANA BISNIS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERBANKAN SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2016 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Juni-2017 Laporan Neraca

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2017 Laporan Neraca

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BUKU IV AKUNTANSI SYARI AH BAB I CAKUPAN AKUNTANSI SYARI AH. Pasal 735

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Kotabumi JL. JENDRAL SUDIRMAN NO.8 KOTABUMI LAMPUNG UTARA Periode: Maret-2016 Laporan Neraca

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

DRAFT PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/ /20 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK

Prinsip Sistem Keuangan Syariah

PERATURAN MENTERI KEUANGAN /PMK.010/ TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK PERIODE : Januari s/d September-2017 (dalam Jutaan Rupiah)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 11 /SEOJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK UMUM KONVENSIONAL

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan PT BPRS Amanah Rabbaniah JL.RAYA TIMUR NO.52 BANJARAN Periode: Juni-2017 Laporan Neraca

2017, No khusus terhadap kredit atau pembiayaan bank bagi daerah tertentu di Indonesia yang terkena bencana alam; e. bahwa berdasarkan pertimba

LAPORAN POSISI KEUANGAN / NERACA BULANAN BANK MEGA SYARIAH

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 Juni 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 September 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 30 November 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Januari 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2016 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Mei 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN) Per 31 Juli 2017 (Dalam Jutaan Rupiah)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

LAPORAN POSISI KEUANGAN NERACA (BULANAN)

Transkripsi:

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 40 /POJK.05/2015 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA I. UMUM Kinerja ekspor yang baik dapat memperbaiki neraca perdagangan yang selanjutnya akan berdampak positif terhadap cadangan devisa, nilai tukar, dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam upaya mendorong ekspor khususnya dalam hal pembiayaan ekspor, Pemerintah Indonesia telah mendirikan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009. LPEI resmi beroperasi pada tanggal 1 September 2009. Dengan adanya LPEI tersebut, maka Indonesia mempunyai Eximbank atau sering dikenal sebagai Export Credit Agency (ECA) sebagaimana yang dimiliki oleh banyak negara maju maupun berkembang seperti Thailand Exim Bank, Indian Exim Bank, Korean Exim Bank, dan Export Finance and Insurance Corporation (EFIC) di Australia. Dalam rangka mengoptimalkan peran LPEI, diperlukan adanya peraturan yang mampu mendukung secara optimal peran LPEI sebagai alat kebijakan pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor nasional. Sehubungan dengan itu diperlukan adanya penyempurnaan pada ketentuan yang mengatur mengenai pembinaan dan pengawasan LPEI. Dengan telah disahkannya Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan pada tanggal 22 November 2011, maka tugas pengawasan atas LPEI beralih kepada Otoritas Jasa

- 2 - Keuangan sejak tanggal 31 Desember 2012. Untuk itu diperlukan landasan hukum bagi Otoritas Jasa Keuangan dalam menjalankan fungsi dan kewenangan pembinaan dan pengawasan terhadap LPEI. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Otoritas Jasa Keuangan menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Ayat (3) Huruf a Yang dimaksud dengan akad mudharabah adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua ( amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh pihak pertama kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian. Yang dimaksud dengan akad musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.

- 3 - Huruf b Yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad Pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. Yang dimaksud dengan akad salam adalah akad Pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati. Yang dimaksud dengan akad istishna adalah akad Pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (mustashni ) dan penjual atau pembuat (shani ). Huruf c Yang dimaksud dengan akad qardh adalah akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati. Huruf d Yang dimaksud dengan akad ijarah adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Yang dimaksud dengan akad ijarah muntahiyah bit tamlik adalah akad penyediaan dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa dengan opsi pemindahan kepemilikan barang. Huruf e Yang dimaksud dengan akad hawalah adalah akad pengalihan hutang dari pihak yang berhutang kepada pihak lain yang wajib menanggung atau membayar. Yang dimaksud dengan akad wakalah adalah akad pemberian kuasa kepada penerima kuasa untuk melaksanakan suatu tugas atas nama pemberi kuasa.

- 4 - Huruf f Yang dimaksud dengan akad kafalah adalah akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak kepada pihak lain, di mana pemberi jaminan (kafil) bertanggung jawab atas pembayaran kembali hutang yang menjadi hak penerima jaminan (makful). Ayat (4) Pasal 3 Dalam menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik, penerapan manajemen risiko, dan prinsip mengenal nasabah, LPEI tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 4 Pasal 5 Yang dimaksud dengan akad mudharabah musytarakah adalah bentuk akad mudharabah dimana pengelola dana (mudharib) menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama usaha. Yang dimaksud dengan akad jualah adalah akad dimana pihak pertama menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan suatu tugas pengadaan dana yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak pertama. Pasal 6 Pasal 7

- 5 - Pasal 8 Dalam menghitung nilai risiko Transaksi Derivatif, LPEI dapat melakukan saling hapus (set-off) sepanjang memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. merupakan instrumen sejenis; b. memiliki transaksi yang mendasari (underlying transaction) yang sejenis; c. memiliki valuta yang sama; d. dilakukan dengan pihak lawan (counterparty) yang sama; e. mempunyai jangka waktu yang sama; dan f. diatur dalam perjanjian para pihak (netting agreement) berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 Salah satu kriteria bahwa kualitas Aktiva dinilai baik adalah terjaganya nilai pembiayaan bermasalah pada level yang terkendali. Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13

- 6 - Pasal 14 Pasal 15 Pemerintah negara donor dan lembaga keuangan multilateral harus termasuk dalam kategori yang layak untuk investasi (investment grade). Ayat (3) Kategori yang layak untuk investasi (investment grade) didasarkan pada peringkat surat berharga yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat dalam 1 (satu) tahun terakhir. Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23

- 7 - Pasal 24 Pasal 25 Yang dimaksud dengan usaha mikro, kecil, dan menengah adalah usaha mikro, kecil, dan menengah berdasarkan undang-undang mengenai usaha mikro, kecil, dan menengah. Ayat (3) Pasal 26 Pasal 27 Yang dimaksud dengan total aset yang digunakan untuk perhitungan rasio piutang Pembiayaan terhadap total aset adalah total aset produktif yang termasuk di dalam akun laporan posisi keuangan. Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32

- 8 - Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 Pasal 38 Pasal 39 Pasal 40 Pasal 41 Yang dimaksud dengan pengendali adalah LPEI, dewan direktur dan/atau direktur pelaksana, atau perusahaan/badan secara langsung atau tidak langsung: a. memiliki 10% (sepuluh persen) atau lebih saham perusahaan atau badan lain dan porsi kepemilikan tersebut merupakan porsi yang terbesar; b. memiliki secara sendiri atau bersama-sama 25% (dua puluh lima persen) atau lebih saham perusahaan/badan lain; c. memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang apabila digunakan akan menyebabkan pihak tersebut memiliki dan/atau mengendalikan saham perusahaan/badan lain sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf b;

- 9 - d. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan bersama dalam mengendalikan perusahaan/badan (acting in concert), dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain, sehingga secara bersama-sama memiliki dan/atau mengendalikan saham perusahaan lain sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf b; e. melakukan kerjasama atau tindakan yang sejalan untuk mencapai tujuan bersama dalam mengendalikan perusahaan/badan (acting in concert), dengan atau tanpa perjanjian tertulis dengan pihak lain tersebut, sehingga secara bersama-sama mempunyai hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham, yang apabila hak tersebut dilaksanakan menyebabkan pihak-pihak tersebut memiliki dan atau mengendalikan secara bersama-sama saham perusahaan/badan lain sebagaimana dimaksud pada huruf a atau huruf b; f. memiliki kewenangan dan/atau kemampuan untuk menyetujui, mengangkat dan/atau memberhentikan anggota komisaris dan/atau direksi perusahaan/badan lain; g. memiliki kemampuan untuk menentukan (controlling influence) kebijakan operasional atau kebijakan strategis perusahaan/badan lain. Pasal 42 Peminjam digolongkan sebagai kelompok peminjam jika: a. peminjam merupakan pengendali peminjam lain; b. 1 (satu) pihak yang sama merupakan pengendali dari beberapa peminjam (common ownership); c. peminjam memiliki ketergantungan keuangan (financial interdependence) dengan peminjam lain; d. peminjam menerbitkan jaminan (guarantee) untuk mengambil alih dan atau melunasi sebagian atau seluruh kewajiban peminjam lain dalam hal peminjam lain

- 10 - tersebut gagal memenuhi kewajibannya (wanprestasi) kepada LPEI; dan/atau e. direksi, komisaris, dan/atau pejabat eksekutif peminjam menjadi direksi dan/atau komisaris pada peminjam lain. Pasal 43 Pasal 44 Pasal 45 Pasal 46 Pasal 47 Pasal 48 Pasal 49 Pasal 50 Pasal 51 Pasal 52 Pasal 53

- 11 - Pasal 54 Pasal 55 Pasal 56 Pasal 57 Pasal 58 Pasal 59 Pasal 60 Pasal 61 Pasal 62 Huruf a Huruf b Huruf c Lawan transaksi (counterparty) dari pihak tertanggung, investor, atau terjamin digolongkan sebagai 1 (satu) kelompok pihak tidak terkait jika: a. merupakan pengendali lawan transaksi (counterparty) dari pihak tertanggung, investor, atau terjamin lain; b. 1 (satu) pihak yang sama merupakan pengendali beberapa lawan transaksi (counterparty) dari pihak

- 12 - tertanggung, investor, atau terjamin; c. memiliki ketergantungan keuangan (financial interdependence) dengan lawan transaksi (counterparty) dari pihak tertanggung, investor, atau terjamin lain; atau d. memiliki direksi, komisaris, dan/atau pejabat eksekutif yang menjadi direksi dan/atau komisaris pada lawan transaksi (counterparty) dari pihak tertanggung, investor, atau terjamin lain. Ayat (3) Ayat (4) Pasal 63 Pasal 64 Pasal 65 Pasal 66 Laporan tahunan paling kurang mencakup: a. informasi umum, yang meliputi antara lain: 1. organ LPEI; 2. perkembangan usaha LPEI; 3. strategi dan kebijakan Dewan Direktur; dan 4. laporan Dewan Direktur, b. laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik yang terdiri dari: 1. laporan posisi keuangan; 2. laporan laba rugi; 3. laporan perubahan ekuitas;

- 13-4. laporan arus kas; dan 5. catatan atas laporan keuangan, termasuk informasi tentang komitmen dan kontinjensi, c. opini dari kantor akuntan publik; d. seluruh aspek pengungkapan (disclosure) sebagaimana diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku; e. jenis risiko dan potensi kerugian (risk exposure) yang dihadapi LPEI serta praktek manajemen risiko yang diterapkan LPEI; dan f. informasi lain. Pasal 67 Ayat (3) Yang dimaksud dengan pemangku kepentingan, antara lain: a. Menteri Keuangan; b. menteri yang membidangi perdagangan; c. menteri yang membidangi perindustrian; d. menteri yang membidangi pertanian; dan e. Bank Indonesia. Pasal 68 Pasal 69 Yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah rangkaian kegiatan mengumpulkan, mencari, mengolah, dan mengevaluasi data dan informasi mengenai kegiatan LPEI, yang bertujuan untuk memperoleh keyakinan atas kebenaran

- 14 - laporan periodik, menilai kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku serta memastikan bahwa laporan periodik sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pasal 70 Pasal 71 Pasal 72 Pasal 73 Pasal 74 Pasal 75 Pasal 76 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5791