LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 T E N T A N G

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BARITO UTARA

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 53 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS SOSIAL

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 24.5 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2005 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2005

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

BUPATI PESISIR SELATAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 12 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 18 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN SUMBAWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 57 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

NOMOR 53 TAHUN 2000 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

STRUKTUR ORGANISASI DAN TUPOKSI

TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1979 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 19 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BUPATI SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI SUKABUMI NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 40 TAHUN 2011

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 28 SERI D PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

WALIKOTA PAREPAREIKOTA PAREPARE

GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 16 TAHUN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 63 Tahun : 2016

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 41 TAHUN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. bahwa dengan memperhatikan beban kerja urusan wajib lingkungan hidup yang semakin kompleks dan dengan luasnya wilayah administrasi Kabupaten Lebak, diperlukan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup secara lebih berdaya guna dan berhasil guna; b. bahwa dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang merupakan urusan wajib Pemerintahan Daerah serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokokpokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan, antara Pemerintah dengan Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4733); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741); 8. Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 8 Tahun 2007 tentang Penetapan Urusan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2007 Nomor 8); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LEBAK dan BUPATI LEBAK MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal I Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Lebak. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Lebak. 3. Bupati adalah Bupati Lebak. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lebak. 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Lebak. 6. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk lain. 7. Badan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disebut BLH adalah perangkat daerah yang melaksanakan tugas dan fungsi dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 8. Kepala Badan adalah Kepala Badan. 9. Analisis mengenai dampak lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut Amdal, adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 10. Upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 11. Kajian lingkungan hidup strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. 12. Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan. 13. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain. 14. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. 15. Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT adalah unsur pelaksana tugas teknis pada BLH. 16. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagaian tugas pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. 17. Eselon adalah tingkatan jabatan struktural.

BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak. BAB III KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI Bagian Kesatu Kedudukan Pasal 3 (1) BLH merupakan unsur pendukung tugas Bupati di bidang Lingkungan Hidup. (2) BLH dipimpin oleh seorang kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Bagian Kedua Tugas Pokok Pasal 4 BLH mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi, membantu Bupati dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum. Bagian Ketiga Fungsi Pasal 5 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, BLH mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pengkajian dan penyusunan kebijakan teknis di bidang lingkungan, penataan, dan pengembangan sumber daya alam Daerah; c. pelaksanaan pengendalian dan pengawasan pencemaran sera kerusakan lingkungan; d. pelaksanaan upaya penegakan hukum lingkungan baik secara administrasi, perdata maupun pidana terhadap pelaku pencemaran dan

perusakan Lingkungan Hidup; e. pelaksanaan pelayanan urusan Lingkungan Hidup dengan berpedoman pada standar pelayanan minimal bidang Lingkungan Hidup; f. penyelenggaraan perijinan dibidang Lingkungan Hidup; g. pengkoordinasian dan fasilitasi kegiatan instansi terkait dalam hal pengendalian dampak lingkungan, peningkatan kapasitas kelembagaan, konservasi sumber daya alam, penataan ruang, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat, lembaga non pemerintah dan swasta dalam pengelolaan Lingkungan Hidup; dan h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. BAB IV ORGANISASI Bagian Kesatu Struktur Organisasi Pasal 6 (1) Susunan organisasi BLH terdiri dari : a. Kepala Badan; b. sekretariat yang membawahi : 1. sub bagian program, evaluasi dan pelaporan; 2. sub bagian keuangan; dan 3. sub bagian umum. c. bidang tata lingkungan yang membawahi : 1. sub bidang pengkajian dampak lingkungan; dan 2. sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah. d. bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan yang membawahi : 1. sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan; dan 2. sub bidang penaatan lingkungan. e. bidang komunikasi dan konservasi lingkungan yang membawahi : 1. sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat; dan 2. sub bidang konservasi lingkungan. f. Kelompok Jabatan Fungsional. g. UPT. (2) Bagan susunan organisasi BLH adalah sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. Bagian Kedua Kepala Badan

Pasal 7 (1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan mengendalikan urusan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup berdasarkan kebijakan Bupati dan Peraturan perundang-undangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup; b. pengkoordinasian perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakkan hukum dalam upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup; c. pelaksanaan dan evaluasi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakkan hukum dalam upaya perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup; d. penyelenggaraan perijinan di bidang Lingkungan Hidup; e. pengembangan sistem informasi Lingkungan Hidup; dan f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 8 (1) Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan serta mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan tugas kesekretariatan BLH. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekretariat mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program; b. penyelenggaraan pengelolaan administrasi perkantoran, administrasi keuangan, dan administrasi kepegawaian; c. pelaksanaan koordinasi, pembinaan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan unit kerja; dan d. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Sekretariat membawahi : a. sub bagian program, evaluasi dan pelaporan; b. sub bagian keuangan; dan c. sub bagian umum. (4) Sub bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada sekretaris.

Pasal 9 (1) Sub bagian program, evaluasi dan pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris dalam melaksanakan kegiatan penyusunan rencana program, evaluasi program kerja dan pelaksanaannya serta penyusunan laporan kinerja. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bagian program, evaluasi dan pelaporan mempunyai fungsi : a. pengkoordinasian penyusunan rencana program dan kegiatan BLH; b. pengkoordinasian penyusunan laporan kinerja BLH; c. pelaksanaan analisis, evaluasi serta pengendalian terhadap pelaksanaan program dan kegiatan BLH; d. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan BLH; dan e. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 10 (1) Sub bagian keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris dalam mengelola anggaran BLH, penggajian pegawai, penatausahaan keuangan dan verifikasi keuangan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bagian keuangan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan urusan perbendaharaan dan penatausahaan keuangan; b. pengkoordinasian pelaksanaan administrasi keuangan, verifikasi, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan; dan c. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 11 (1) Sub bagian umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretaris dalam melaksanakan kegiatan surat-menyurat, kearsipan, rumah tangga, perlengkapan serta administrasi kepegawaian di lingkungan BLH. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bagian umum mempunyai fungsi : a. pengkoordinasian perencanaan dan pelaksanaan urusan administrasi umum dan perlengkapan; b. pengkoordinasian perencanaan dan pelaksanaan urusan administrasi kepegawaian; dan a. pelaksanaan tugas lain yang diserahkan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bagian Keempat Bidang Tata Lingkungan Pasal 12 (1) Bidang tata lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Badan serta

mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan teknis di bidang pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimksud pada ayat (1), bidang tata lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan; b. penyusunan program bidang pengkajian dampak lingkungan yang meliputi RPPLH, KLHS, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, land application (LA), audit lingkungan, AMDAL, UKL-UPL, SPPL, instrumen ekonomi lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan hidup dan dokumen lingkungan lainnya; c. pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan, limbah usaha dan atau kegiatan serta limbah B3; d. penyelenggaraan ijin lingkungan; e. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan/atau instansi lainya terkait bidang tata lingkungan; dan f. pelaksanaan tugas tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai tugas dan fungsinya (3) Bidang tata lingkungan membawahi : a. sub bidang pengkajian dampak lingkungan; dan b. sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah. (4) Sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang tata lingkungan. Pasal 13 (1) Sub bidang pengkajian dampak lingkungan mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang pengkajian dampak lingkungan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kebijakan teknis pengkajian dampak lingkungan dan penataan lingkungan; b. penyusunan dan pelaksanaan program bidang pengkajian dampak lingkungan yang meliputi RPPLH, KLHS, tata ruang, baku mutu lingkungan hidup, kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, land application (LA), audit lingkungan, AMDAL, UKL-UPL, SPPL, instrumen ekonomi lingkungan hidup, analisis resiko lingkungan hidup dan dokumen lingkungan lainnya; c. penyelenggaraan ijin lingkungan; d. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan/atau instansi lainya terkait bidang pengkajian dampak lingkungan; dan e. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Pasal 14 (1) Sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), sub bidang analisis kualitas lingkungan dan limbah mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kebijakan teknis analisis kualitas lingkungan dan limbah; b. pelaksanaan pemantauan kualitas lingkungan, limbah usaha dan/atau kegiatan serta limbah B3; c. pelaksanaan koordinasi dan operasional dengan unit terkait dalam rangka analisis kualitas lingkungan dan limbah; dan d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Bagian Kelima Bidang Pengendalian Pencemaran dan Penaatan Lingkungan Pasal 15 (1) Bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan, serta mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimksud pada ayat (1), bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan; b. penyusunan rencana program bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan; c. pelaksanaan pemantauan impementasi dokumen lingkungan bagi usaha dan/atau kegiatan; d. pelaksanaan pembinaan bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak memiliki dokumen lingkungan; e. pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim; f. penyelenggaraan perijinan IPAL dan penyimpanan sementara limbah B3; g. pelaksanaan pengawasan terhadap ijin bidang lingkungan; h. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan usaha dan/atau kegiatan yang teridikasi melakukan pencemaran lingkungan; i. pelaksanaan pengawasan kinerja perusahaan terhadap pengelolaan Lingkungan Hidup; j. pelaksanaan penegakan hukum lingkungan dan penyelesaian sengketa lingkungan; k. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan; dan l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. (3) Bidang pengendalian pencemaran lingkungan membawahi : a. sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan; dan b. sub bidang penaatan lingkungan. (4) Sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang berada di bawah dan

bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang pengendalian pencemaran dan penaatan lingkungan. Pasal 16 (1) Sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan mempunyai tugas perumusan dan pelaksanaan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang pengendalian pencemaran lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang pengendalian pencemaran lingkungan mempunyai fungsi : a. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pengendalian pencemaran lingkungan; b. penyusunan dan pelaksanaan rencana program bidang pengendalian pencemaran lingkungan; c. pelaksanaan pemantauan impementasi dokumen lingkungan bagi usaha dan/atau kegiatan; d. pelaksanaan pembinaan bagi usaha dan/atau kegiatan yang tidak memiliki dokumen lingkungan; e. pelaksanaan pengendalian dampak perubahan iklim; f. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka pengendalian pencemaran lingkungan; dan g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pasal 17 (1) Sub bidang Penaatan lingkungan mempunyai tugas menyiapkan perumusan dan pelaksanaan kebijakaan teknis dan koordinasi di bidang penaatan lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang penaatan lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang penaatan lingkungan; b. penyusunan rencana program bidang penaatan lingkungan; c. penyelenggaraan perijinan IPAL dan penyimpanan sementara limbah B3; d. pelaksanaan pengawasan terhadap ijin bidang lingkungan; e. pelaksanaan pengawasan dan penyidikan usaha dan/atau kegiatan yang teridikasi melakukan pencemaran lingkungan; f. pelaksanaan pengawasan kinerja perusahaan terhadap pengelolaan Lingkungan Hidup; g. pelaksanaan penegakan hukum lingkungan dan penyelesaian sengketa lingkungan; h. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka penaatan lingkungan; dan i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Bagian Keenam Bidang Komunikasi dan Konservasi Lingkungan

Pasal 18 (1) Bidang komunikasi dan konservasi lingkungan dipimpin oleh seorang kepala bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Badan serta mempunyai tugas menyiapkan perumusan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang komunikasi dan konservasi lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bidang komunikasi dan konservasi lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang komunikasi dan konservasi lingkungan; b. penyusunan rencana program bidang komunikasi dan konservasi lingkungan; c. penyusunan rencana program adipura, adiwiyata dan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD); d. mengelola sistem informasi lingkungan hidup yang terkoordinasi dan dapat dipublikasikan kepada masyarakat; e. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait pemberdayaan masyarakat perkotaan; f. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait hukum adat dan kearifan lokal; g. melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup; h. pengembangan dan pelaksanaan kerja sama kemitraan; i. penyusunan rencana program Menuju Indonesia Hijau (MIH), Keanekaragaman hayati (kehati), Kalpataru, Langit Biru, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan bidang konservasi lainya; j. pelaksanaan pengembangan ekoregion; k. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka komunikasi dan konservasi lingkungan; dan l. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. (3) Bidang komunikasi dan konservasi lingkungan membawahi : a. sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat; dan b. sub bidang konservasi lingkungan. (4) Sub bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), masing-masing dipimpin oleh seorang kepala sub bidang yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada kepala bidang komunikasi dan konservasi lingkungan. Pasal 19 (1) Sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat mempunyai tugas mengelola Informasi, melaksanakan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat; b. penyusunan rencana program bidang komunikasi dan pemberdayaan masyarakat;

c. penyusunan rencana program adipura, adiwiyata dan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD); d. mengelola sistem informasi Lingkungan Hidup yang terkoordinasi dan dapat dipublikasikan kepada masyarakat; e. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait pemberdayaan masyarakat perkotaan; f. mengidentifikasi, mengelola, dan memberikan informasi yang sinergis dengan pemangku kepentingan terkait hukum adat dan kearifan lokal; g. melaksanakan sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup; h. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka komunikasi dan pemberdayaan masyarakat; dan i. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Pasal 20 (1) Sub bidang konservasi lingkungan mempunyai tugas melakukan perencanaan konservasi dan pelaksanaan kebijakan teknis dan koordinasi di bidang konservasi lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sub bidang konservasi lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang konservasi lingkungan; b. penyusunan rencana program bidang konservasi lingkungan; c. penyusunan rencana program Menuju Indonesia Hijau (MIH), Keanekaragaman hayati (kehati), Kalpataru, Langit Biru, Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan bidang konservasi lainya; d. pelaksanaan pengembangan ekoregion; e. pengembangan dan pelaksanaan kerja sama kemitraan; f. pelaksanaan konsultasi dan koordinasi dengan satuan kerja dan instansi terkait dalam rangka konservasi lingkungan; dan g. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya Bagian Ketujuh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 21 (1) Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian kegiatan BLH secara profesional sesuai dengan kebutuhan. (2) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Kepala Badan melalui sekretaris BLH. (3) Kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya. (4) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

ditentukan menurut kebutuhan dan beban kerja. (5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedelapan UPT Pasal 22 Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BLH, Bupati dapat membentuk UPT dengan Peraturan Bupati Pasal 23 Ketentuan lebih lanjut mengenai uraian tugas pokok dan fungsi BLH diatur dengan Peraturan Bupati BAB V TATA KERJA Bagian Kesatu Mekanisme Kerja Pasal 24 Semua unsur dalam BLH dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi. Pasal 25 Kepala Badan berkewajiban menjadi teladan dan memimpin bawahan masingmasing serta memberikan bimbingan sebagai petunjuk pelaksanaan tugas bagi bawahan. Pasal 26 (1) Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan BLH wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugas secara berkala dan tepat waktu kepada atasan. (2) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan unit kerja dari bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai salah satu bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk bagi bawahan. (3) Setiap laporan yang disampaikan wajib ditembuskan kepada pejabat lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja. Pasal 27 (1) Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan,

setiap pimpinan unit kerja mengadakan rapat berkala. (2) Kepala Badan dan semua pimpinan unit kerja wajib mengawasi bawahannya dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, apabila terjadi penyimpangan. Pasal 28 Hubungan kerja antar pimpinan unit kerja di lingkungan BLH dengan Kelompok Jabatan Fungsional diatur oleh Kepala Badan. Bagian Kedua Pelaporan Pasal 29 (1) Kepala Badan memberikan laporan tentang pelaksanaan tugasnya kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. (2) Ketentuan mengenai jenis laporan dan tata cara penyampaiannya berpedoman pada peraturan perundang-undangan. (3) Pembuatan laporan adalah menjadi tanggungjawab kepala bidang menurut bidangnya masing-masing. Bagian Ketiga Hal Mewakili Pasal 30 (1) Apabila Kepala Badan berhalangan, maka diwakili oleh Sekretaris. (2) Dalam hal sekretaris berhalangan, maka Kepala Badan menunjuk atau menugaskan salah satu kepala bidang berdasarkan senioritas kepangkatan dan sesuai dengan bidang tugasnya BAB VI KEPEGAWAIAN Bagian Kesatu Umum Pasal 31 (1) Kepala Badan bertanggungjawab dalam mempersiapkan saran dan pertimbangan kepada Bupati dibidang kepegawaian.

(2) Kepala Badan bertanggungjawab dalam hal perencanaan, pembinaan dan pengawasan di bidang Kepegawaian. (3) Kepala Badan wajib membuat Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) pegawai bawahannya setahun sekali dan Daftar Urut Kepangkatan (DUK) sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (4) Kepala Badan mempersiapkan daftar pegawai yang akan mengikuti pendidikan di dalam dan di luar negeri untuk disampaikan kepada Bupati. (5) Ketentuan-ketentuan lainnya mengenai kepegawaian diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan. Bagian Kedua Eselon Jabatan Pasal 32 (1) Kepala Badan merupakan jabatan struktural eselon II b. (2) Sekretaris merupakan jabatan struktural eselon III a. (3) Kepala bidang merupakan jabatan struktural eselon III b. (4) Kepala sub bagian dan kepala sub bidang merupakan jabatan struktural eselon IV a. (5) Kepala UPT merupakan jabatan struktural eselon IV a. Bagian Ketiga Pengangkatan dan Pemberhentian Pasal 33 Kepala Badan, Sekretaris, Kepala bidang, Kepala Subbagian, Kepala subbidang, Kepala UPT dan pejabat fungsional diangkat dalam jabatannya atau diberhentikan dari jabatannya oleh Bupati. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 34 Pembiayaan BLH bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan/atau anggaran lain yang sah dan tidak mengikat.

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 35 Kepala Kantor dan Kepala Seksi di lingkungan Kantor Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diangkat berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lebak, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dilantiknya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala bidang, Kepala Subbagian, Kepala subbidang yang baru berdasarkan pada Peraturan Daerah ini. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, ketentuan Pasal 2 huruf f, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 20, Pasal 76, Pasal 77, Pasal 78, Pasal 79, Pasal 80, Pasal 81, Pasal 82 dan Lampiran Bagan Susunan Organisasi Kantor Lingkungan Hidup dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lebak Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lebak (Lembaran Daerah Kabupaten Lebak Tahun 2007 Nomor 11), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 37 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Lebak. Ditetapkan di Rangkasbitung pada tanggal April 2013 BUPATI LEBAK, Cap/ttd. Diundangkan di Rangkasbitung pada tanggal April 2013 MULYADI JAYABAYA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK, DEDE JAELANI LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK TAHUN 2013 NOMOR 4

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK I. UMUM Bahwa salah satu perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Lebak yang merupakan unsur pendukung tugas Bupati adalah Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak. Untuk melaksanakan hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak dengan Peraturan Daerah. Pengaturan Kelembagaan Perangkat Daerah ini dimaksudkan untuk Pengelolaan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup. Dengan penetapan pembentukan organisasi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lebak diharapkan akan lebih meningkatkan daya guna dan hasil guna. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10

Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 27 Pasal 28 Pasal 29 Pasal 30 Pasal 31 Pasal 32 Pasal 33 Pasal 34 Pasal 35 Pasal 36 Pasal 37 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 20134

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK KEPALA BADAN SEKRETARIAT KLP JAFUNG KASUBAG PROGRAM, EVALUASI & PELAPORAN KASUBAG KEUANGAN KASUBAG UMUM BIDANG TATA LINGKUNGAN BIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN & PENAATAN LINGKUNGAN BIDANG KOMUNIKASI & KONSERVASI LINGKUNGAN SUBBIDANG PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN SUBBIDANG PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN SUBBIDANG KOMUNIKASI & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SUBBIDANG ANALISIS KUALITAS LINGKUNGAN & LIMBAH SUBBIDANG PENAATAN LINGKUNGAN SUBBIDANG KONSERVASI LINGKUNGAN UPT BUPATI LEBAK, Cap/ttd. MULYADI JAYABAYA SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LEBAK, DEDE JAELANI