SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA SEKOLAH SWASTA DI PERUMAHAN PAKUWON CITY SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN BEBERAPA ALTERNATIF MANAJEMEN LALULINTAS PADA SEKOLAH SWASTA DI PERUMAHAN PAKUWON CITY SURABAYA

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA KAWASAN JALAN RAYA NGINDEN DAN JALAN NGAGEL JAYA SELATAN

SIMULASI MANAJEMEN LALU LINTAS UNTUK MENINGKATKAN KINERJA JARINGAN JALAN RAYA JEMURSARI DAN JALAN MARGOREJO INDAH

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS UNTUK MENGURANGI KEMACETAN DI JALAN JEMURSARI DAN RAYA KENDANGSARI

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS UNTUK MENGURANGI KEMACETAN DI JALAN JEMURSARI DAN RAYA KENDANGSARI

STUDI PERBANDINGAN ALTERNATIF DESAIN PERSIMPANGAN AHMAD YANI RAYA JEMURSARI. Abstrak

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL TIPE C KENDUNG BENOWO SURABAYA

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Lokasi Penelitian. Pengumpulan Data

KAJIAN DAMPAK PEMBANGUNAN SPBU TERHADAP DAMPAK LALU LINTAS (Studi Kasus : SPBU Pejompongan Jakarta) Abstrak

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT BEROPERASINYA TERMINAL PESAPEN SURABAYA

ANALISA KINERJA SIMPANG TIDAK BERSINYAL DI RUAS JALAN S.PARMAN DAN JALAN DI.PANJAITAN

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan pengerjaan Tugas Akhir secara ringkas dapat dilihat dalam bentuk flow chart 3.1 dibawah ini : Mulai

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI Metode Pengamatan

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN HALAMAN PERSEMBAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN PERSEBARAN LALU LINTAS KAWASAN JALAN SEMERU DAN JALAN KAWI ATAS KOTA MALANG

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PADA BADAN JALAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LALU LINTAS (STUDI KASUS: JALAN SILIWANGI KABUPATEN GARUT)

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

MANAJEMEN LALU LINTAS AKIBAT PEMBANGUNAN APARTEMEN DE PAPILIO TAMANSARI SURABAYA

PERTEMUAN KE-8 UJIAN TENGAH SEMESTER

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

3.1. METODOLOGI PENDEKATAN MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

Kajian Kinerja Bagian Jalinan (Studi Kasus : Jl. Niaga 1 Jl. Yos Sudarso, Kota Tarakan)

BAB III METODA PENELITIAN

METODE BAB 3. commit to user Metode Pengamatan

Gambar 2.1 Rambu yield

III. METODOLOGI PENELITIAN. harus tepat (dapat mengukur variabel yang diinginkan) dan dengan validitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

PEMODELAN LALU LINTAS PADA SIMPANG BERSINYAL DI KOTA YOGYAKARTA (STUDI KASUS SIMPANG PINGIT

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK PERJALANAN SISWA SEKOLAH SWASTA PERUMAHAN PAKUWON CITY SURABAYA

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB III METODOLOGI. Pada bagian berikut ini disampaikan Bagan Alir dari Program Kerja.

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG


JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

Djoko Sulistiono 1, Hera widyastuti 2, Catur Arief Prastyanto 2 1 Mahasiswa S 2 Manajemen dan Rekayasa Transportasi Teknik Sipil FTSP ITS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 7 (Tujuh)

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Judul. Lembar Pengesahan. Lembar Persetujuan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

STUDI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL YANG TIDAK SEBIDANG DI KOTA MAKASSAR: STUDI KASUS SIMPANG JALAN URIP SUMOHARJO-JALAN LEIMENA

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

OPTIMASI KINERJA PERSIMPANGAN PADA KAWASAN NGINDEN DAN NGAGEL JAYA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

KAJIAN KINERJA LALU LINTAS SIMPANG CILEUNYI TANPA DAN DENGAN FLYOVER

Dari gambar 4.1 maka didapat lebar pendekat sebagai berikut;

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL EVALUASI KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL PADA SIMPANG TIGA JALAN CIPTOMANGUNKUSUMO JALAN PELITA KOTA SAMARINDA.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kawasan Jalan Teuku Umar Kota

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

Simpang Tak Bersinyal Notasi, istilah dan definisi khusus untuk simpang tak bersinyal di bawah ini :

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Data Hotel Malioboro. yang menampung sebanyak 12 unit kendaraan mobil penumpang. Luas lahan. B. Data Geometri Jalan

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Jalan Ahmad Yani, frontage road, Jalan layang tol,kinerja, travel time.

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. memperoleh kesimpulan yang ingin dicapai dalam penelitian. Metodologi yang

EVALUASI KINERJA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL DENGAN METODE MKJI 1997 (Studi Kasus Simpang Tiga Jalan Ketileng Raya-Semarang Selatan)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

BAB V ANALISIS DATA 5.1 UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

Doddy Cahyadi Saputra D y = 0,4371x + 496, PENDAHULUAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN KAJIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA JALAN GAJAH MADA KABUPATEN JEMBER. Oleh : Ir. Noor Salim, M.Eng

Manajemen Lalu Lintas Akibat Pembangunan Surabaya Organ Transplant Center (SOTC) RSUD Dr. Soetomo Surabaya

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

PERHITUNGAN KINERJA BAGIAN JALINAN AKIBAT PEMBALIKAN ARUS LALU LINTAS ( Studi Kasus JL. Kom. Yos Sudarso JL. Kalilarangan Surakarta ) Naskah Publikasi

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.1, November 2012 (16-21)

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

EVALUASI KORIDOR JALAN SULAWESI JALAN KERTAJAYA INDAH SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

2.6 JALAN Jalan Arteri Primer Jalan Kolektor Primer Jalan Perkotaan Ruas Jalan dan Segmen Jalan...

BAB V ANALISIS DATA. Gambar 5. 1 Kondisi Geometrik Simpang

Bundaran Boulevard Kelapa Gading mempunyai empat lengan masing-masing lengan adalah

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

PENGOLAHAN DATA SURVEY ASAL-TUJUAN MENGGUNAKAN MICROSOFT EXCEL

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI. Mulai. Studi Literatur. Pengumpulan Data

BAB IV ANALISIS DATA. Data simpang yang dimaksud adalah hasil survey volume simpang tiga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya, maka dengan ini penulis mengambil referensi dari beberapa buku dan

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

Transkripsi:

SIMULASI MANAJEMEN LALULINTAS PADA SEKOLAH SWASTA DI PERUMAHAN PAKUWON CITY SURABAYA Timotius Denny Setiawan 1, Yovita Vanesa Romuty 2, Rudy Setiawan 3, and Harry Patmadjaja 4 ABSTRAK : Kemacetan merupakan masalah transportasi utama yang sering dialami oleh kota-kota besar seperti Surabaya. Menurut data siklus aktivitas perjalanan masyarakat tiap hari, perjalanan ke sekolah mencapai 30% dari data keseluruhan perjalanan. Dari data tersebut, perjalanan ke sekolah merupakan aktivitas terbanyak kedua yang menyebabkan kemacetan. Hal yang serupa berpotensi terjadi pada Sekolah Gloria dan Sekolah Xin Zhong. Oleh karena itu, perlu diadakan analisis kinerja jaringan jalan di sekitar sekolah untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan lalulintas di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja jaringan jalan di sekitar sekolah termasuk akses sekolah pada kondisi existing. Mengusulkan dan menganalisis beberapa alternatif manajemen lalulintas untuk meningkatkan kinerja jaringan jalan dan akses sekolah. Matriks Asal-Tujuan digunakan sebagai data untuk pembebanan lalulintas dengan menggunakan software TrafikPlan. Solusi manajemen lalu lintas berupa penerapan beberapa alternatif secara bersamaan, antara lain: mengubah U-turn dari 2 arah menjadi 1 arah, penambahan U-turn, serta re-routing. KATA KUNCI: kinerja jaringan jalan, matriks asal-tujuan, trafikplan, manajemen lalulintas 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemacetan merupakan masalah transportasi utama yang sering dialami oleh kota-kota besar seperti Surabaya. Masalah ini ditimbulkan akibat semakin banyaknya penggunaan kendaraan bermotor yang tidak diimbangi dengan ruas jalan yang memadai serta permasalahan manajemen transportasi. Data siklus aktivitas perjalanan tiap hari mencapai 20,7 juta dengan rincian perjalanan ke tempat kerja 32%, ke sekolah 30%, berbelanja 12%, tujuan bisnis 8%, dan lain-lain 18% (H., Z.A. & S., B.H., 2008). Dari data tersebut, keberadaan sekolah menjadi aktivitas terbesar kedua yang dapat menyumbang kemacetan. Kemacetan yang berlangsung disekitar sekolah terjadi pada jam masuk dan pulang sekolah. Hal yang serupa berpotensi terjadi pada Sekolah Gloria dan Sekolah Xin Zhong di jalan Kalisari Selatan yang letaknya saling bersebelahan. Oleh karena itu, perlu diadakan analisis kinerja jaringan jalan di sekitar sekolah untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan lalulintas di masa yang akan datang. 1.2. Perumusan Masalah Perbandingan kinerja jaringan jalan di sekitar sekolah termasuk akses sekolah antara kondisi existing dengan kondisi alternatif berdasarkan strategi manajemen lalu lintas yang diusulkan. 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, m21409042@john.petra.ac.id. 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, m21409161@john.petra.ac.id. 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, rudy.research@gmail.com 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Surabaya, harpatma@gmail.com. 1

1.3. Tujuan Penelitian Menganalisis kinerja jaringan jalan di sekitar sekolah termasuk akses sekolah pada kondisi existing. Mengusulkan dan menganalisis beberapa alternatif manajemen lalulintas untuk meningkatkan kinerja jaringan jalan dan akses sekolah. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi pihak sekolah untuk mengusulkan kepada pihakpihak terkait untuk mengatur arus lalulintas di sekitar sekolah. 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Daerah kajian berada pada jaringan jalan di sekitar kawasan Sekolah Gloria dan Sekolah Xin Zhong. Pertumbuhan lalulintas akibat perubahan tata guna lahan di sekitar daerah kajian tidak diperhitungkan. 2. LANDASAN TEORI 2.1. Transportasi Transportasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang terkait dalam pemindahan baik manusia atau barang dari tempat asal ke tempat tujuan (Fricker & Whitford, 2004). Tujuan utama transportasi adalah peningkatan kualitas hidup. Kualitas hidup dapat diartikan sebagai tingkat pemenuhan nilai dan kebutuhan manusia (Steg & Gifford, 2005). 2.2. Transportasi Sekolah Transportasi sekolah dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan antar jemput untuk siswa dan staf baik dari maupun ke sekolah. Sebagian besar kegiatan antar jemput siswa, guru maupun staf menggunakan kendaraan pribadi. Kegiatan antar jemput tersebut menambah kepadatan lalulintas sehingga menimbulkan masalah kemacetan lalulintas di sekitar sekolah yang terjadi pada saat jam puncak perjalanan sekolah. Selain penggunaan kendaraan pribadi untuk aktivitas antar jemput, keterbatasan lahan parkir di sekitar sekolah juga menjadi penyebab masalah kemacetan lalulintas di sekitar sekolah (Simatupang, 2013). Jika tidak segera diatasi maka akan menimbulkan permasalahan yang lebih komplex. Oleh karena itu, diperlukan analisis lebih lanjut untuk mengantisipasi kemacetan yang terjadi di sekitar sekolah. 2.3. Matriks Asal-Tujuan Matriks Asal-Tujuan (MAT) merupakan informasi pola perjalanan yang informasi tentang pola perjalanan. MAT merupakan matriks berdimensi dua yang berisi informasi tentang jumlah pergerakan antar zona di sebuah lokasi tertentu. Baris menyatakan zona asal dan kolom menyatakan zona tujuan, sehingga setiap sel matriksnya menyatakan besarnya arus pergerakan yang bergerak dari zona asal i menuju ke zona tujuan d (Tamin, 2000). 2.4. Metode Furness Metode ini merupakan metode sebaran pergerakan pada masa mendatang yang didapatkan dengan mengalikan sebaran pergerakan pada kondisi eksisting dengan tingkat pertumbuhan zona asal atau zona tujuan yang dilakukan secara bergantian sampai didapatkan total MAT baris atau kolom sama dengan total MAT yang diinginkan (Tamin, 2000). 2.5. License Plate Survey Penentuan Matriks Asal-Tujuan dapat dilakukan melalui metode License Plate survey. Metode ini dilaksanakan dengan mencatat/merekam plat nomor yang melintasi pos pengamatan pada waktu tertentu. Dibutuhkan minimal dua pos pencatatan, origin merupakan pos dimana kendaraan terlihat pertama kali sedangkan destination merupakan pos dimana kendaraan terakhir terlihat di lokasi tersebut (Tamin, 2000). 2

2.6. TrafikPlan TrafikPlan merupakan perangkat lunak perencanaan lalulintas yang digunakan untuk menganalisa lalulintas daerah setempat (Nelly&Fransisca, 2010). Beberapa indikator yang dihasilkan oleh TrafikPlan, antara lain: V/C (Volume/Capacity ratio, derajat kejenuhan), travel time (waktu tempuh perjalanan), travel speed (kecepatan perjalanan rata-rata), delay time (tundaan), fuel usage (konsumsi BBM), CO (emisi karbon monoksida), serta noise level (tingkat kebisingan). 2.7. Manajemen Lalulintas Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Th. 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak,serta Manajemen Kebutuhan Lalulintas, manajemen dan rekayasa lalulintas diartikan sebagai serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan dalam rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalulintas. Manajemen Lalulintas berhubungan dengan kondisi arus lalu lintas dan sarana penunjangnya pada saat sekarang dan pengaturan kembali kondisi tersebut untuk mendapatkan kondisi yang terbaik. Tujuan manajemen lalulintas yaitu mendapatkan tingkat efisiensi dari pergerakan lalu lintas pada sebuah lokasi secara menyeluruh, meningkatkan kelancaran pergerakan kendaraan serta meningkatkan tingkat keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Studi Literatur Studi literatur bertujuan untuk mengumpulkan berbagai macam teori yaitu mengenai metode pelaksanaan license plate survey untuk mendapatkan data Matriks Asal-Tujuan, parameter kinerja jaringan jalan serta alternatif manajemen lalu lintas yang dapat dilakukan. 3.2. Pengumpulan Data Matriks Asal-Tujuan diperoleh melalui license plate survey, sedangkan data geometrik jalan seperti lebar jalur, jumlah lajur, lebar bahu jalan, tipe persimpangan, dan lebar median diperoleh melalui pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan roda ukur. 3.3. Pengolahan Data Pengolahan data license plate survey dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel untuk mendapatkan Matriks Asal-Tujuan (MAT). Untuk membuat kerangka Matriks Asal-Tujuan, pos-pos pencatatan dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pos Origin (Asal) dan pos Destination (Tujuan). Dengan membuat kerangka MAT seperti yang terlihat pada Tabel 1, bisa diketahui pasangan Origin- Destination yang mungkin terjadi sehingga proses pencocokan menjadi lebih efisien. Tabel 1. Kerangka MAT G3 X4 A1 B1 C2 D1 dd Dd Pengolahan data license plate survey dimulai dengan menginputkan data dari form pencatatan ke Microsoft Excel seperti yang terlihat pada Tabel 2. Satu sheet Microsoft Excel hanya berisi data dari satu pos pencatatan. Pos pencatatan yang lain harus diinputkan pada sheet yang berbeda. Proses selanjutnya adalah mengoreksi plat nomor yang tercatat lebih dari satu kali pada waktu yang sama di satu pos pencatatan. Proses koreksi perlu dilakukan supaya tidak terjadi kelebihan saat menghitung 3

total data pada satu sheet. Data pada kolom F,G, dan H adalah hasil koreksi dari data pada kolom A,B, dan C. Proses ini dilakukan pada semua sheet yang ada. 1 Tabel 2. Contoh Koreksi Kelebihan Pencatatan Plat Nomor A B C D E F G License Plate Number Time Vehicle Type Count 2 L1911 7:15:00 LV 3 License Plate Number Time Vehicle Type 3 L1914 7:15:00 LV 1 L1914 7:15:00 LV 4 L1899 7:15:00 LV 1 L1899 7:15:00 LV 5 L1766 7:15:00 LV 1 L1766 7:15:00 LV 6 L1911 7:15:00 LV 2 7 L1918 7:15:00 LV 1 L1918 7:15:00 LV 8 L6293 7:15:00 LV 1 L6293 7:15:00 LV 9 L1911 7:15:00 LV 1 L1911 7:15:00 LV Total kendaraan yang melewati satu pos pencatatan dapat dicari dengan menghitung banyak data yang telah terkoreksi. Selain itu, perlu dihitung jumlah kendaran tiap interval 1 jam pada setiap pos. Hasil perhitungan jumlah kendaraan tiap interval 1 jam pada pos A1 dapat dilihat pada Tabel 3. Interval Tabel 3. Total Kendaraan yang Tercatat di Pos A1 Tiap Interval 1 Jam LV MC HV Total kendaraan smp Kendaraan smp kendaraan smp kendaraan smp 6:30:00-7:30:00 439 439 173 86,5 0 0 612 525,5 6:35:00-7:35:00 497 497 176 88 0 0 673 585 6:40:00-7:40:00 520 520 180 90 1 1,3 701 611,3 6:45:00-7:45:00 536 536 171 85,5 1 1,3 708 622,8 6:50:00-7:50:00 539 539 153 76,5 1 1,3 693 616,8 6:55:00-7:55:00 507 507 138 69 1 1,3 646 577,3 Langkah pembentukan MAT yang selanjutnya adalah mencocokan plat nomor yang tercatat pada pos Origin dengan plat nomor yang tercatat di pos Destination. Hasil akhir pencocokan ini berupa kode jenis kendaraan (LV, MC, HV) dan dihitung jumlahnya. Hasil pencocokkan A1-X1 (pos Origin A1 dengan pos Destination X1) adalah 1 sepeda motor (MC) dengan total kendaraan yang tercatat selama survei (1,5 jam) adalah 194 sepeda motor. Contoh pengisian MAT untuk kategori MC dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Contoh Pengisian MAT Kategori MC (kendaraan/1,5 jam) G3 0 0 0 0 0 0 8 0 0 4 12 60 X4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 8 A1 1 0 0 0 41 11 12 4 3 5 77 194 B1 0 0 1 1 1 0 4 1 26 38 72 222 C2 0 0 0 0 0 0 2 0 9 0 11 18 D1 1 1 1 1 9 0 3 11 12 12 51 287 dd 2 1 2 2 51 11 29 16 50 61 225 Dd 19 7 2 12 115 42 72 218 102 103 4

Perhitungan volume lalu lintas umunya dilakukan dalam satuan smp/jam. Karena itu, MAT dalam satuan kend/1,5 jam harus dikonversi ke smp/jam (kend/1,5 jam kend/jam smp/jam). Faktor konversi yang digunakan untuk kendaraan smp yaitu : 1 (LV); 0,5 (MC); 1,3 (HV). Untuk konversi satuan waktu, interval jam terpadat (peak hour) yang terjadi selama survei 1,5 jam harus ditentukan terlebih dahulu. Setelah diketahui bahwa peak hour terjadi selama pukul 6.50-7:50, langkah selanjutnya adalah menghitung kendaraan yang tercatat selama pukul 6:50-7:50. Setelah itu, dihitung jumlah pencocokan dalam rentang 6:50-7:50 saja. Sebagai contoh, hasil pencocokan A1-X1 adalah sebanyak 1 MC dengan jumlah total kendaraan yang tercatat selama pukul 6:50-7:50 adalah 153 sepeda motor. Selanjutnya, MAT dalam satuan kendaraan/jam dikalikan dengan faktor konversi untuk mendapatkan MAT dalam satuan smp/jam. Tabel 5 menunjukkan MAT untuk kategori MC dalam satuan (smp/jam). Setelah didapatkan MAT untuk setiap jenis kendaraan dalam satuan smp/jam, setiap MAT dijumlahkan untuk mendapatkan MAT secara keseluruhan. Tabel 5. MAT Kategori MC (smp/jam) G3 0 0 0 0 0 0 4 0 0 1 5 26 X4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 3 A1 1 0 0 0 14 6 5 2 2 3 31 77 B1 0 0 1 0 1 0 1 0 11 15 28 74 C2 0 0 0 0 0 0 1 0 5 0 5 8 D1 0 1 1 1 3 0 2 4 6 4 19 105 dd 1 1 1 1 18 6 12 5 23 23 87 Dd 4 3 1 6 47 17 29 75 39 39 MAT untuk semua kategori tidak bisa langsung digunakan untuk sebagai input data lalulintas pada TrafikPlan karena nilai dd tidak sama dengan nilai Dd. Perbedaan ini terjadi karena tidak semua plat nomor dalam satu pos berhasil ditemukan pencocokannya. Oleh karena itu, diperlukan metode Furness untuk mengoreksi MAT tersebut. Selain itu, metode Furness juga bisa digunakan untuk memperkirakan MAT pada masa mendatang berdasarkan data pertumbuhan lalulintas dan okupansi sekolah sekarang ini. Data geometrik jalan yang digunakan untuk idealisasi jaringan jalan pada software TrafikPlan, antara lain : jumlah lajur untuk tiap arah, koordinat jalan, tipe persimpangan jalan bundaran, letak pintu sekolah, panjang ruas jalan, lebar median. Data data tersebut digunakan untuk menentukan pos-pos koordinat jaringan jalan. Setelah idealisasi jaringan jalan selesai dibuat, MAT digunakan sebagai input pembebanan lalulintas pada jaringan jalan tersebut. Untuk analisa pada kondisi saat ini, MAT yang digunakan adalah MAT 2013. Untuk analisa kondisi 5 tahun mendatang, MAT yang digunakan adalah MAT 2018. Tipe pembebanan yang dilakukan adalah All-or-Nothing dengan asumsi pemilihan rute berdasarkan rute terpendek (Path Diversion Factor = 10) dan tidak dipengaruhi oleh tingkat pemahaman terhadap variasi waktu tempuh (Travel Time Variability = 0). 3.4. Analisa Data Melalui pembebanan lalulintas dengan TrafikPlan, didapatkan beberapa indikator kinerja jaringan jalan, yaitu: V/C, travel time, travel speed, delay time, fuel used, CO, dan noise level. Kondisi eksisting ini disebut sebagai kondisi Do-Nothing. Selanjutnya dilakukan simulasi manajemen lalulintas pada idealisasi jaringan jalan di TrafikPlan. Kondisi ini adalah kondisi Do-Something. Selanjutnya, dilakukan perbandingan antara indikator kinerja jaringan jalan pada kondisi Do-Something (DS) dengan kondisi Do-Nothing (DN). Jika belum terjadi peningkatan kinerja jaringan jalan maka perlu dicari alternatif manajemen lalulintas yang lain. 5

3.5. Solusi Manajemen Lalulintas Berdasarkan hasil perbandingan indikator kinerja jaringan jalan antara kondisi DN dengan kondisi DS, dipilih alternatif manajemen lalulintas yang menghasilkan peningkatan indikator kinerja jaringan jalan yang paling signifikan. Dalam penelitian ini, manajemen lalulintas lebih difokuskan kepada pengaturan lalulintas seperti : larangan belok kanan, pengaturan akses keluar masuk sekolah, larangan parkir di badan jalan, serta penggunaan rambu dan marka jalan.hal tersebut merupakan usulan yang dapat ditindaklanjuti pihak sekolah kepada pihak - pihak yang terkait dengan lalulintas daerah setempat. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengolahan Data License Plate Survey Pengolahan data license plate survey dengan Microsoft Excel menghasilkan beberapa Matriks Asal- Tujuan (MAT). Akan tetapi, MAT yang digunakan untuk pembebanan lalulintas adalah MAT 2013 dan MAT 2018 saja. Untuk pembebanan lalulintas pada kondisi digunakan MAT 2013. Tabel 6 menunjukkan bahwa total pergerakan pada MAT 2013 adalah sebesar 3003 smp/jam. Tabel 6. Total MAT 2013 (smp/ jam) G3 60 8 19 12 0 0 121 110 0 67 398 398 X4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 412 412 412 A1 19 0 0 0 264 18 136 87 7 77 608 608 B1 30 42 73 17 62 0 83 142 41 154 643 643 C2 0 0 0 0 0 0 5 5 22 3 36 36 D1 58 43 48 8 135 0 112 324 25 153 907 907 dd 167 93 140 37 460 18 457 669 96 866 3003 Dd 167 93 140 37 460 18 457 669 96 866 3003 Untuk pembebanan lalulintas pada kondisi 5 tahun mendatang digunakan MAT 2018. Tabel 7 menunjukkan bahwa total pergerakan pada MAT 2018 adalah sebesar 4438 smp/jam. Tabel 7. Total MAT 2018 (smp/ jam) G3 60 8 19 12 0 0 121 110 0 67 398 398 X4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 412 412 412 A1 19 0 0 0 264 18 136 87 7 77 608 608 B1 30 42 73 17 62 0 83 142 41 154 643 643 C2 0 0 0 0 0 0 5 5 22 3 36 36 D1 58 43 48 8 135 0 112 324 25 153 907 907 dd 167 93 140 37 460 18 457 669 96 866 3003 Dd 167 93 140 37 460 18 457 669 96 866 3003 4.2. Analisis Kinerja Jaringan Jalan 4.2.1. Kondisi Do-Nothing (DN) Tabel 8 menunjukkan indikator kinerja jaringan jalan yang dihasilkan akibat pembebanan pada jaringan jalan kondisi Do-Nothing (DN). Secara umum, kondisi DN2013 masih dalam keadaan normal. Namun jika tidak dilakukan perubahan manajemen lalulintas maka kinerja jaringan jalan akan memburuk pada masa mendatang seiring dengan pertumbuhan lalulintas yang terjadi. Kondisi DN2018 dapat digunakan sebagai pembanding untuk melihat seberapa jauh penurunan kinerja jaringan jalan bila tidak dilakukan manajemen lalulintas. Indikator yang menunjukkan penurunan kinerja jaringan jalan adalah link flows yang meningkat dari 153,8 smp/jam menjadi 234,5 jam dan V/C (derajat kejenuhan) meningkat dari 0,5 menjadi 0,7. 6

Tabel 8. Indikator Kinerja Jaringan Jalan pada Kondisi DN Indikator DN2013 DN2018 Δ (%) Link flows (smp/jam) 153,8 234,5 +52 Travel Time (min) 0,1 0,1 0 Delay Time (min) 0 0 0 Travel Speed (km/h) 45,6 46,9 +3 V/C 0,5 0,7 +40 Fuel usage (litres/h) 1,6 2,4 +50 CO (kg/h) 0,2 0,2 0 Noise Level (dba) 59,3 60,6 +2 4.2.2. Kondisi Do-Something (DS) Ada beberapa alternatif modifikasi jaringan jalan yang telah dilakukan. Pertama, mengubah U1 (Uturn) dari dua arah menjadi satu arah, hal ini akan mengalihkan arus lalulintas dari A2 ke A1 yang melewati U1 untuk melewati rute panjang U2 maupun U3. Kedua, menambahkan U-turn yang menghubungkan ruas jalan C1 dengan C2. Kemudian dilakukan re-routing berupa larangan untuk kendaraanaraan dari D1 yang lurus menuju B2. Kedua alternatif tersebut diterapkan secara bersamaan sehingga indikator kinerja jaringan jalan yang dihasilkan menjadi lebih baik. Tabel 9 menunjukan perbandingan indikator antara kondisi DS dengan kondisi DN pada tahun 2013 dan 2018. Untuk kondisi DS dan DN pada tahun yang sama, link flows, V/C, fuel usage, dan noise level mengalami penurunan. Hal ini membuktikan bahwa solusi manajemen lalulintas yang diusulkan terbukti dapat memperbaiki kinerja jaringan jalan. Namun peningkatan kinerja jaringan jalan pada tahun 2013 lebih signifikan dibandingkan pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa solusi yang diusulkan merupakan solusi yang kurang cocok untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Tabel 9. Perbandingan Indikator Kinerja Jaringan Jalan Indikator 2013 2018 DN DS Δ (%) DN DS Δ (%) Link flows (smp/jam) 153,8 107,5-234,5 225,2-4 Travel Time (min) 0,1 0,1 0 0,1 0,1 0 Delay Time (min) 0 0 0 0 0 0 Travel Speed (km/h) 45,6 49,3 +8 46,9 46,2-1 V/C 0,5 0,3-40 0,7 0,5-29 Fuel usage (litres/h) 1,6 0,9-44 2,4 1,8-25 CO (kg/h) 0,2 0,1-50 0,2 0,2 0 Noise Level (dba) 59,3 57,9-2 60,6 59,9-1 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kinerja jaringan jalan kondisi Do-Nothing pada tahun 2013 dan 2018 masih tergolong baik, tetapi perlu diperhatikan bahwa pertumbuhan lalulintas akibat perubahan tata guna lahan di sekitar daerah kajian tidak diperhitungkan. Solusi manajemen lalu lintas yang diusulkan berupa penerapan beberapa alternatif secara bersamaan, antara lain: mengubah U-turn dari 2 arah menjadi 1 arah, penambahan U-turn, serta re-routing. Dengan menerapkan solusi tersebut, kinerja jalan kondisi Do-Something terbukti lebih baik daripada pada kondisi Do-Nothing pada tahun yang sama. Indikator yang menunjukkan peningkatan kinerja jalan signifikan adalah link flows dan V/C (derajat kejenuhan). Peningkatan kinerja jaringan jalan lebih pada tahun 2013 lebih signifikan dibandingkan pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan bahwa solusi yang diusulkan merupakan solusi yang kurang cocok untuk jangka waktu 5 tahun mendatang. 7

5.2. Saran 1. Perlu ditambahkan pos-pos pencatatan untuk mengetahui secara lebih detail jumlah kendaraan yang melewati jaringan jalan. 2. Untuk menambah akurasi pencatatan plat nomor kendaraan disaranakan untuk menggunakan alat bantu pencatatan, contohnya recorder dan videocam. 3. Perlunya dilakukan kajian lebih detail mengenai analisis kinerja jaringan jalan per tahunnya, sehingga bisa diusulkan solusi lanjutan ketika solusi yang sebelumnya mulai tidak menghasilkan peningkatan kinerja. 4. Perlu dilakukan kajian lebih lanjut dengan memperthitungkan pengaruh perubahan tata guna lahan di sekitar kajian. 6. DAFTAR REFERENSI Fricker, J. D. & Whitford, R. K. (2004). Fundamentals of Transportation Engineering, Prentice Hall, New Jersey. H., Z.A. & S., B.H. (2008). Pelajar Ngantuk Macet Jalan Terus. Berita Indonesia, <http://www.beritaindonesia.co.id/humaniora/341-pelajar-ngantuk-macet-jalan-terus> (October 28, 2013) Nelly & Fransisca. (2010). Penerapan Remote Parking Area dan Shuttle Service untuk Mengurangi Kepadatan Lalulintas di Kawasan Universitas Kristen Petra. Universitas Kristen Petra, Surabaya. Presiden Republik Indonesia. (2011). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas. <http://www.presidenri.go.id/dokumenuu.php/625.pdf> (August 25, 2013) Simatupang, G. (2013) Beberapa Sekolah di Jakarta Selatan Biang Kemacetan. Warta Kota, <http://wartakota.tribunnews.com/detil/berita/132207/beberapa-sekolah-di-jakarta-selatan-biangkemacetan> (August 25, 2013) Steg, L., & Gifford, R. (2005). "Sustainable Transportation and Quality of Life." Journal of Transport Geography, Vol.13, No.1, 59 69. Tamin. (2000). Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Edisi II, Penerbit ITB, Bandung. 8