ANALISIS FUZZY INFERENCE SYSTEM SUGENO DAN TSUKAMOTO DALAM MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI WEB

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Implementasi Metode Fuzzy-Mamdani Dalam Menentukan Jumlah Produksi Penganan Menggunakan Visual Basic

PENERAPAN METODE FUZZY TSUKAMOTO UNTUK MEMPREDIKSI HASIL PRODUKSI KELAPA SAWIT (STUDI KASUS : PT. AMAL TANI PERKEBUNAN TANJUNG PUTRI BAHOROK)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN METODE FUZZY TSUKAMOTO DI PT KSTEX BANDUNG. Fikri Nur Fathan

ANALISIS RULE INFERENSI SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

PENERAPAN FUZZY SUGENO DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KELAS PEMINATAN (STUDI KASUS : STMIK POTENSI UTAMA)

Kata kunci: Sistem pendukung keputusan metode Sugeno, tingkat kepribadian siswa

Metode Fuzzy Inference System untuk Penilaian Kinerja Pegawai Perpustakaan dan Pustakawan

4-5-FUZZY INFERENCE SYSTEMS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Menentukan Harga Beras Sesuai Mutu Kualitas Beras dengan Logika Fuzzy Mamdani

Rima Ayuningtyas NIM Jurusan Teknik Informatika, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Jl. Politeknik Senggarang, Tanjungpinang

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI DI KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN KEDIRI DENGAN FUZZY TSUKAMOTO

Optimalisasi Jumlah Produksi Jamu Jaya Asli Dengan Metode Fuzzy Tsukamoto

IMPLEMENTASI FUZZY INFERENCE SYSTEM METODE TSUKAMOTO PADA PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH

Tahap Sistem Pakar Berbasis Fuzzy

Analisis Fungsi Implikasi Max-Min dan Max-Prod Dalam Pengambilan Keputusan

Versi Online tersedia di : JURNAL TECH-E (Online)

Metode Mamdani Untuk Klasifikasi Dalam Prediksi Indeks Pembangunan Manusia Di Kota Banda Aceh

Logika Fuzzy. Farah Zakiyah Rahmanti 2016

Implementasi Logika Fuzzy Dalam Optimasi Jumlah Pengadaan Barang Menggunakan Metode Tsukamoto (Studi Kasus : Toko Kain My Text)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENILAIAN KINERJA DOSEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUGENO

DENIA FADILA RUSMAN

APLIKASI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DENGAN METODE TSUKAMOTO PADA PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS DI TOKO KENCANA KEDIRI)

SISTEM INFERENSI FUZZY MAMDANI BERBASIS WEB

BAB III METODE FUZZY MAMDANI

PERBANDINGAN METODE TSUKAMOTO, METODE MAMDANI DAN METODE SUGENO UNTUK MENENTUKAN PRODUKSI DUPA (Studi Kasus : CV. Dewi Bulan)

APLIKASI METODE FUZZY SUGENO DALAM PENENTUAN PERSEDIAAN KERTAS ROKOK TAHUN 2016 (Studi kasus: PT. PUSAKA PRIMA MANDIRI (PPM)) SKRIPSI

KASUS PENERAPAN LOGIKA FUZZY. Fuzzy tsukamoto, mamdani, sugeno

REVIEW JURNAL LOGIKA FUZZY

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I-1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

IMPLEMENTASI FUZZY RULE BASED SYSTEM UNTUK KLASIFIKASI BUAH MANGGA

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004)

BAB II LANDASAN TEORI. atau minimum suatu fungsi tujuan. Optimasi produksi diperlukan perusahaan dalam

IMPLEMENTASI METODE FUZZY TSUKAMOTO PADA PENENTUAN HARGA JUAL BARANG DALAM KONSEP FUZZY LOGIC

Muhammad Yudin Ritonga ( )

BAB 2 LANDASAN TEORI

Vol. 4 No. 2 Oktober 2016 Jurnal TEKNOIF ISSN:

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

Sistem Inferensi Fuzzy

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

BAB IV PEMBAHASAN. BAB IV berisi pembahasan tahapan penelitian, yaitu klasifikasi logika. A. Identifikasi Data Cadangan Hidrokarbon

Pendapatan Masyarakat Disekitar Kampus dengan Adanya Mahasiswa Menggunakan Fuzzy

Fuzzy Inference System Dengan Metode Tsukamoto Sebagai Penunjang Keputusan Produksi (Studi Kasus : PT. Talkindo Selaksa Anugrah) Abstrak

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS MULAWARMAN MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO (Studi kasus : Fakultas MIPA)

BAB IV PEMBAHASAN. A. Aplikasi Fuzzy Logic untuk Menilai Kolektibilitas Anggota Sebagai. Pertimbangan Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN TENDER PROYEK MENGGUNAKAN METODE BENEFIT COST RATIO

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENALARAN FUZZY SISTEM PAKAR DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012

PENERAPAN METODE TSUKAMOTO DALAM PEMBERIAN KREDIT SEPEDA MOTOR BEKAS PADA PT TRI JAYA MOTOR (Studi Kasus PT TRI JAYA MOTOR MEDAN )

BAB I PENDAHULUAN. berbagai potensi yang ada dalam diri seseorang. Dalam proses memperoleh

3.4 Data dari Melati Mekar Mandiri... 38

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengikuti sertifikasi, baik pendidikan gelar (S-1, S-2, atau S-3) maupun nongelar (D-

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

JURNAL SISTEM PENENTUAN HARGA PERCETAKAN FOTO DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO DI ALIEF COMPUTER KOTA KEDIRI

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

Jurnal Informatika SIMANTIK Vol. 2 No. 2 September 2017 ISSN:

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE FUZZY (STUDI KASUS: INSTANSI XYZ)

Matematika Diskrit Fuzzy Inference System Prodi T.Informatika

SISTEM PENENTUAN KANDIDAT KETUA KARANG TARUNA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN FUZZY INFERENCE SYSTEM UNTUK PROMOSI KARYAWAN

IMPLEMENTASI METODE FUZZY MAMDANI DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS

SKRIPSI. Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Jurusan Ilmu Komputer/ Informatika.

Penerapan Metode Fuzzy Sugeno Dalam Pendaftaran Siswa Baru di SDN Sonopatik 1 Nganjuk

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR FUZZY

ABSTRACT. Keywords: Decision Support Systems, Lending (mortgages), Fuzzy Inference System (FIS) Tsukamoto method. ABSTRAK

SISTEM PAKAR MODEL FUZZY EVALUASI KINERJA PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BONTANG

Penerapan Fuzzy Mamdani Pada Penilaian Kinerja Dosen (Studi Kasus STMIK Kaputama Binjai)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Status Gizi Balita Menggunakan Metode Fuzzy Inferensi Sugeno (Berdasarkan Metode Antropometri)

Oleh: ABDUL AZIS JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN.

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani dalam Perencanaan Produksi Roti

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

2. BAB II LANDASAN TEORI. lanjut sehingga terbentuk suatu aplikasi yang sesuai dengan tujuan awal.

Perekrutan Karyawan Tetap Dengan Fuzzy Inference System Metode Mamdani

Transkripsi:

ANALISIS FUZZY INFERENCE SYSTEM SUGENO DAN TSUKAMOTO DALAM MENENTUKAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI WEB Kevin Adiputra, Siti Komsiyah, Michael Yosep Universitas Bina Nusantara, Jalan KH. Syahdan No. 9 Palmerah, Jakarta 11480, Indonesia +6281806093339 kevin.adiputra28@gmail.com ABSTRACT This research purposes are to determine production outcome that close to company data solution on Sugeno and Tsukamoto fuzzy inference system model, compare both model and decide which model fits better. The data was taken from PT Berlina Tbk, a packaging company. The data variable consists of demand, stock, bottle package production quantity. Lot of production process preparations, and arbitrary demands causing uncertainty to determine total production. Therefore, a fuzzy logical model is needed to solve the uncertainty. There is a modified fuzzy logic, named Sugeno and Tsukamoto fuzzy inference system model, used as decision support of production determination by fuzzification, implication, aggregation, and also defuzzification of variable with production period, demand, and stock at the moment. There is fuzzy membership function which similar to both model, but as there is difference of implication rule, it provoke different outcome. The deviation from both model is not significant to production data of PT. Berlina Tbk. There are six data of company production, three results by Tsukamoto method, and one by Sugeno s get near to company data. Tsukamoto model fits better significantly than Sugeno s on determining PT. Berlina Tbk company production data. Keywords : Fuzzy logic, Fuzzy Inference System, Sugeno method, Tsukamoto method, production

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan hasil produksi yang mendekati solusi data perusahaan pada model Sistem Inferensi Fuzzy Sugeno dan Tsukamoto dan membandingkan kedua metode tersebut serta memilih model yang lebih sesuai. Data perusahaan diambil dari PT Berlina Tbk. yang berlatar belakang dalam bidang produksi kemasan. Isi data mencakup variabel permintaan, persediaan dan jumlah produksi botol kemasan. Banyaknya persiapan proses produksi dan permintaan yang berubah-ubah mengakibatkan ketidakpastian dalam menentukan jumlah produksi barang. Untuk itu diperlukan model logika Fuzzy untuk menentukan ketidakpastian jumlah produksi tersebut. Terdapat pengembangan logika penalaran fuzzy bernama sistem inferensi fuzzy Sugeno dan Tsukamoto yang digunakan sebagai pendukung keputusan penentuan produksi barang melalui tahap fuzzifikasi, implikasi, agregasi serta defuzzifikasi variabel dengan periode produksi, permintaan serta persediaan saat ini. Terdapat fungsi keanggotaan fuzzy yang serupa pada kedua model metode, namun karena aturan implikasi yang berbeda menyebabkan hasil produksi yang berbeda pula. Selisih dari kedua metode tidak berbeda jauh dengan data produksi perusahaan PT. Berlina Tbk. Dari enam data produksi perusahaan, tiga hasil produksi metode Tsukamoto mendekati data perusahaan, satu hasil produksi Sugeno mendekati data perusahaan, satu hasil produksi kedua metode sama dengan data perusahaan. Model Tsukamoto jauh lebih cocok daripada Sugeno pada penentuan data produksi perusahaan PT. Berlina Tbk. Kata Kunci : logika fuzzy,sistem inferensi fuzzy, metode Sugeno, metode Tsukamoto, produksi PENDAHULUAN Pada jaman sekarang ini, sebagai manusia yang hidup di jaman yang konsumtif, barang-barang keperluan sehari-hari terus dicari-cari seperti makanan, baju, gadget, dan masih banyak lagi. Selain itu, jumlah produksi diperbanyak kuantitasnya dengan menekan biaya seoptimal mungkin sehingga meraih keuntungan yang setinggi mungkin. Jumlah permintaan akan barang mesti diimbangi dengan jumlah produksi yang sepadan pula. Pada perusahaan, produksi barang akan memberikan pengaruh besar, karena disamping untuk pengoptimalan bahan baku yang digunakan, hal ini juga akan berpengaruh besar pada sektor biaya atau finansial. Banyaknya faktor yang terlibat dalam perhitungan menjadi kendala pembuat keputusan dalam mengambil kebijakan menentukan jumlah barang yang akan diproduksi. Faktor tersebut adalah: permintaan maksimum pada periode tertentu, permintaan minimum pada periode tertentu, persediaan maksimum pada periode tertentu, persediaan minimum pada periode tertentu, produksi maksimum pada periode tertentu, produksi minimum pada periode tertentu, permintaan saat ini, dan persediaan saat ini (Ginanjar, 2011). Untuk itu diperlukan suatu sistem pendukung keputusan (SPK) dalam mengatasi kendala tersebut. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) adalah sistem informasi berbasis komputer yang menyediakan dukungan informasi yang interaktif bagi manajer dan praktisi bisnis selama proses pengambilan keputusan (O Brien, 2005: 448). SPK dibangun tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh seorang pembuat keputusan. Menurut Aji Supriyanto (2005:260) tujuan SPK adalah sebagai second opinion atau information sources sebagai bahan pertimbangan seorang manajer sebelum memutuskan kebijakan tertentu. Metode yang paling sering digunakan dalam menentukan jumlah barang yang diproduksi adalah teori himpunan tegas. Akan tetapi teori himpunan tegas tidak dapat dioperasikan atau digunakan oleh khalayak umum (hanya orang analisis), karena selain agak rumit dalam penghitungan, kendala-kendala dalam produksi juga akan memperumit penyelesaian masalah optimasi produksi barang. Selain logika himpunan tegas, teori fuzzy juga dapat digunakan dalam masalah optimasi produksi barang. Logika Fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output, memiliki ruang kontinu (Ula M., 2014). Terdapat metode penalaran yang bernama Fuzzy Inference System (FIS) yang merupakan pengembangan dari logika fuzzy. Metode yang dapat digunakan dalam pengaplikasian logika fuzzy pada produksi barang di perusahaan antara lain adalah metode FIS Mamdani, metode FIS Tsukamoto, dan metode FIS Sugeno (Solikin F., 2011).

Ula melakukan penelitian tentang logika fuzzy pada tahun 2014 tentang implementasi metode FIS Tsukamoto pada optimasi jumlah pengadaan barang berdasarkan variabel permintaan, persediaan dan pengadaan barang. Perhitungan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan variabel linguistik sebagai fungsi keanggotaan untuk membuat aturan inferensi yang akan digunakan dalam perhitungan pengadaan jumlah barang. Ula menyatakan bahwa metode Tsukamoto cocok digunakan untuk menghitung jumlah pengadaan barang dan untuk mendapatkan perbandingan didalam pencarian dengan menggunakan logika fuzzy, perlu dilanjutkan dengan menggunakan metode yang lain seperti metode Sugeno dan metode Mamdani. Penelitian tentang metode FIS juga dilakukan oleh Solikin pada tahun 2011 tentang optimasi perbandingan metode Mamdani dengan Sugeno untuk membandingkan metode mana yang lebih baik untuk digunakan pada perusahaan. Studi kasus dilakukan pada perusahaan rokok dengan data produksi per bulan yang berisi permintaan, persediaan, dan jumlah produksi perusahaan. Solikin menyatakan bahwa metode yang paling mendekati data produksi perusahaan adalah metode Mamdani. Berdasarkan hal tersebut, maka Skripsi ini disusun untuk menganalisis dan merancang suatu sistem pendukung keputusan berbasis web untuk menghitung jumlah produksi barang perusahaan menggunakan metode FIS Sugeno dan FIS Tsukamoto, lalu kemudian hasil produksi kedua metode dibandingkan dengan data perusahaan, manakah yang paling mendekati dengan data produksi perusahaan. Tujuannya untuk menyelesaikan kendala dalam penentuan jumlah barang yang akan diproduksi perusahaan. Studi kasus perusahaan dilakukan di PT. Berlina Tbk. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Metode pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: a. Studi Literatur Melakukan studi literatur pada buku, artikel online, dan jurnal yang berhubungan dengan penelitian sebagai dasar untuk mendapatkan landasan dasar penulisan penelitian ini. b. Studi Kasus Metode pengumpulan data jenis ini dilakukan dengan cara memberikan wawancara kepada responden tertentu di suatu perusahaan. Wawancara berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sistem yang sedang dibangun. 2. Metode pengembangan piranti lunak Menurut Pressman Waterfall Model adalah model klasik yang bersifat sistematis, berurutan dalam membangun sebuah software. Berikut ini adalah gambaran dari waterfall yang meliputi beberapa proses, yaitu: 1. Communication Tahapan ini terdiri dari project initiation dan requirements gathering, yaitu merupakan tahap pengumpulan informasi dan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. 2. Planning Tahapan ini terdiri dari estimating, scheduling dan tracking. Pada tahap ini pengembang software membuat perkiraan yang diperlukan serta penjadwalan agar pembuatan software dapat selesai sesuai dengan waktu yang diperkirakan. 3. Modelling Tahapan ini terdiri dari analysis dan design. Proses ini bertujuan untuk mengubah kebutuhankebutuhan diatas menjadi representasi software sebelum proses penulisan kode (coding) dimulai. 4. Construction Terdiri dari proses coding dan pengujian software, pada tahap ini design software diterjemahkan menjadi bahasa yang dimengerti oleh mesin. Lalu semua fungsi software diuji coba agar software bebas dari error dan hasilnya sesuai dengan kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya. 5. Deployment Terdiri dari delivery, support dan feedback. Pada tahap ini software digunakan langsung oleh customer. Pengembang juga menyediakan dokumentasi untuk semua fitur dan fungsi, dan

pengembang mendapatkan umpan balik terhadap software untuk kepentingan modifikasi fitur dan fungsi. HASIL DAN BAHASAN Pemodelan Fungsi Keanggotaan Fuzzy Pemodelan himpunan fuzzy menggunakan representasi linear naik dan turun. Fungsi Keanggotaan: Gambar 1. Representasi Linear Naik Keterangan: x= Permintaan/persediaan saat ini a= Permintaan/persediaan/ jumlah produksi minimum b= Permintaan/persediaan/ jumlah produksi maximum

Gambar 2. Representasi Linear Turun Fungsi Keanggotaan: Keterangan: x= Permintaan/persediaan saat ini a= Permintaan/persediaan/ jumlah produksi minimum b= Permintaan/persediaan/ jumlah produksi maximum Fuzzy Inference System Sugeno Fuzzifikasi: Menentukan variabel yang terkait dalam proses yang akan ditentukan dan fungsi fuzzifikasi yang sesuai. Fuzzifikasi menggunakan rumus representasi linear turun dan naik pada setiap variabel input dan output. Implikasi: Membentuk aturan IF-THEN dengan output bukan berupa himpunan fuzzy, tetapi menggunakan konstanta linear. Model aturan menggunakan metode Sugeno orde nol. Secara umum bentuk fuzzy Sugeno orde nol adalah: IF (X1 is A1 )(X2 is A2 )(X3 is A3)(XNis AN) THEN z=k Dengan Ai adalah himpunan fuzzy ke i sebagai anteseden dan k adalah konstanta tegas sebagai konsekuen. Agregasi: Menggunakan metode MIN untuk melakukan komposisi aturan dengan rumus: Dengan R banyaknya rule, fire strength ke-r dan output pada anteseden aturan ke-r Defuzzifikasi: Output berupa bilangan crisp. Mencari nilai rata-rata output menggunakan metode bobot rata-rata terpusat dengan rumus: Dengan R banyaknya rule, fire strength ke-r dan output pada anteseden aturan ke-r Fuzzy Inference System Tsukamoto Fuzzifikasi: Menentukan variabel yang terkait dalam proses yang akan ditentukan dan fungsi fuzzifikasi yang sesuai. Fuzzifikasi menggunakan rumus representasi linear turun dan naik pada setiap variabel input dan output. Implikasi:

Membentuk aturan IF-THEN dengan output berupa himpunan fuzzy. Secara umum bentuk fuzzy Tsukamoto adalah: [R1] IF (x is A1) and (y is B2) THEN (z is C1) [R2] IF (x is A2) and (y is B1) THEN (z is C2) Dengan himpunan A1, B2 dan C1 dari aturan fuzzy [R1], dan himpunan A2, B1 dan C2 dari aturan fuzzy [R2]. Agregasi: Menggunakan metode MIN untuk melakukan komposisi aturan dengan rumus: Dengan R banyaknya rule, fire strength ke-r dan output pada anteseden aturan ke-r Defuzzifikasi: Output berupa bilangan crisp. Mencari nilai rata-rata output menggunakan metode bobot rata-rata terpusat dengan rumus: Dengan R banyaknya rule, fire strength ke-r dan output pada anteseden aturan ke-r Perancangan Aplikasi Pada tahap perancangan sistem ini bertujuan untuk menentukan langkah-langkah operasi aplikasi sistem secara keseluruhan yang dimulai dari perancangan diagram konteks dan dialnjutkan dengan perancangan DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity Relationship Diagram), struktur tabel serta desain interface. Diagram konteks dibawah ini merupakan gambaran ruang lingkup dari sistem aplikasi ini secara keseluruhan dengan satu lingkaran untuk nama sistem dan keterkaitannya dengan entitas eksternal yang terlihat di dalam sistem.

Gambar 3. Diagram Konteks Diagram konteks di atas diagram sederhana yang menggambarkan entitas dari sistem penentuan jumlah produksi barang. Entitas internal ialah Admin. Admin melakukan login dengan memberikan username dan password, kemudian baru bisa melakukan beberapa kegiatan antara lain : input data permintaan, data persediaan, data produksi, input data user, input permintaan saat ini, input persediaan saat ini. Gambar 4. Entity Relationship Diagram (ERD) Relationship yang terjadi pada ERD diatas: 1. 1 User memiliki antara 1 sampai dengan 12 data produksi sejumlah bulan produksi 2. 1 sampai dengan 12 data produksi menghitung hasil produksi sebanyak tepat 2 buah output Analisis dan Pembahasan Pada analisis ini akan dibahas bagaimana menentukan banyaknya produksi kemasan dalam satu contoh kategori Food and Drink oleh perusahaan Berlina Tbk. Produksi pada satu customer tidak selalu terjadi setiap bulan, tapi bisa terjadi 2 bulan sekali, itupun jika tidak ada perubahan desain pada kemasan. Awal mulanya tidak ada persediaan pada bulan awal produksi. Lalu pada awalnya akan diproduksi lebih dari permintaan yang ada. Setelah itu pada bulan produksi selanjutnya, akan dihitung kelebihan produksi yang sebelumnya sebagai persediaan. Lalu akan diproduksi sekitar 10% lebih dari permintaan yang dibutuhkan atau bisa juga sama dengan permintaan, dan seterusnya untuk bulan berikutnya. Data yang diambil adalah data permintaan dan persediaan produksi kemasan selama tahun 2014.

Tabel 1. Data Permintaan dan Persediaan Produksi Kemasan Tahun 2014 Bulan Permintaan (pcs) Persediaan (pcs) Produksi (pcs) Januari 75.000 0 100.000 Maret 75.000 25.000 57.500 Mei 75.000 7.500 75.000 Juli 75.000 7.500 75.000 September 100.000 7.500 100.000 November 75.000 7.500 75.000 Analisis kasus: Dalam kasus ini terdapat 3 variabel, yaitu: 2 variabel input, variabel permintaan dan persediaan, sedangkan untuk output terdapat 1 variabel yaitu produksi barang. Variabel permintaan memiliki 2 nilai linguistik, yaitu turun dan naik. Variabel persediaan memiliki 2 nilai linguistik, yaitu sedikit dan banyak. Sedangkan variabel produksi memiliki 2 nilai linguistik, yaitu bertambah dan berkurang. Berikut aturan inferensi yang mungkin dan sesuai dengan basis pengetahuan: Tabel 2. Hasil Kesimpulan dari Aturan-Aturan yang Terbentuk pada Inferensi Fuzzy Aturan Permintaan Persediaan Fungsi Produksi Implikasi R1 TURUN BANYAK BERKURANG R2 TURUN SEDIKIT BERKURANG R3 NAIK BANYAK BERTAMBAH R4 NAIK SEDIKIT BERTAMBAH Perhitungan Metode Sugeno 1. Fuzzifikasi Jika diketahui permintaan sama dengan 80.000 pcs dan persediaan sama dengan 10.000 pcs.

2. Implikasi: Sekarang kita cari dan nilai z untuk masing-masing aturan: [R1] JIKA Permintaan TURUN, dan Persediaan BANYAK, MAKA (Z ) Produksi barang = Permintaan-Persediaan = min(0,8;0,4) = 0,4 Dari aturan [R1] didapatkan nilai: = 80.000-10.000 = 70.000 [R2] JIKA Permintaan TURUN, dan Persediaan SEDIKIT, MAKA (Z ) Produksi barang = Permintaan = min(0,8;0,6) = 0,6 Dari aturan [R2] didapatkan nilai = 80.000 [R3] JIKA Permintaan NAIK, dan Persediaan BANYAK, MAKA (Z ) Produksi barang = Permintaan = min(0,2;0,4) = 0,2 Dari aturan [R3] didapatkan nilai = 80.000 [R4] JIKA Permintaan NAIK, dan Persediaan SEDIKIT, MAKA (Z ) Produksi barang = 1,1*(Permintaan-Persediaan) = min(0,2;0,6) = 0,2 Dari aturan [R4] didapatkan nilai = 1,1*(80.000-10.000)=77.000 3. Agregasi: Menggunakan metode MIN untuk melakukan komposisi aturan dengan rumus: = = 107.400

4. Defuzzifikasi: Z = Hasil produksi perhitungan metode Sugeno = = 76.714,285 Perhitungan Metode Tsukamoto 1. Fuzzifikasi Jika diketahui permintaan sama dengan 80.000 pcs dan persediaan sama dengan 10.000 pcs. 2. Implikasi: Sekarang kita cari dan nilai z untuk masing-masing aturan: [R1] JIKA Permintaan TURUN, dan Persediaan BANYAK, MAKA (Z ) Produksi barang BERKURANG = min(0,8;0,4) = 0,4 Dari aturan [R1] didapatkan nilai: = 100.000-0,4(100.000-57.500)=83.000 [R2] JIKA Permintaan TURUN, dan Persediaan SEDIKIT, MAKA (Z ) Produksi BERKURANG = min(0,8;0,6) = 0,6 Dari aturan [R2] didapatkan nilai = 100.000-0,6(100.000-57.500)=74.500 [R3] JIKA Permintaan NAIK, dan Persediaan BANYAK, MAKA (Z ) Produksi BERTAMBAH

= min(0,2;0,4) = 0,2 Dari aturan [R3] didapatkan nilai = 0,2(100.000-57.500)+57.500=66.000 [R4] JIKA Permintaan NAIK, dan Persediaan SEDIKIT, MAKA (Z ) Produksi barang BERTAMBAH = min(0,2;0,6) = 0,2 Dari aturan [R4] didapatkan nilai = 0,2(100.000-57.500)+57.500=66.000 3. Agregasi: Menggunakan metode MIN untuk melakukan komposisi aturan dengan rumus: = 4. Defuzzifikasi: = 104.300 = = 74.500 Z = Hasil produksi perhitungan metode Tsukamoto Dari contoh perhitungan di atas, maka dapat dicari hasil produksi masing-masing bulan sebagai berikut. Bulan Tabel 3 Data Produksi Kemasan PT. Berlina Tbk. Permintaan Persediaan Produksi Hasil produksi (pcs) (pcs) Perusahaan (pcs) Sugeno Tsukamoto Januari 75.000 0 100.000 75.000 75.000 Maret 75.000 25.000 57.500 50.000 57.500 Mei 75.000 7.500 75.000 72.750 75.350 Juli 75.000 7.500 75.000 72.750 75.350 September 100.000 7.500 100.000 100.000 92.500 November 75.000 7.500 75.000 72.750 75.350

SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh, maka kesimpulan dari analisis perhitungan diatas adalah : 1. Dari penghitungan FIS Sugeno dan Tsukamoto dapat dihitung ada berapa data yang paling mendekati data perusahaan. Berikut data yang mendekati untuk masing-masing metode: a.) Metode Sugeno: 1 data paling mendekati dibandingkan dengan Tsukamoto b.) Metode Tsukamoto: 4 data paling mendekati dibandingkan dengan Sugeno c.) Metode Sugeno dan Tsukamoto:1 data nilai keduanya sama Jadi dapat disimpulkan bahwa metode Tsukamoto paling sesuai dengan penentuan jumlah produksi barang perusahaan PT. Berlina Tbk. 2. Aplikasi yang dibuat sangat membantu user dan proses tergolong cepat dalam mempermudah perhitungan jumlah produksi. 3. Alamat untuk melihat aplikasi : http://fuzzyproduction.esy.es Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Menambahkan lebih banyak variabel linguistik pada metode Fuzzy Inference System Sugeno dan Tsukamoto agar aturan inferensi lebih banyak sehingga memperoleh hasil pendekatan jumlah produksi yang lebih akurat 2. Memasukkan variabel input lainnya selain permintaan dan persediaan, misalkan budget biaya produksi atau kemampuan mesin produksi 3. Aplikasi dibuat berbasis mobile application. REFERENSI Abdurrahman, Ginanjar. (2011). Penerapan Metode Tsukamoto (Logika Fuzzy) dalam Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Jumlah Produksi Barang Berdasarkan Data Persediaan dan Jumlah Permintaan. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Al Fatta, Hanif. (2007). Analisis & Perancangan Sistem Informasi untuk Keunggulan Bersaing Perusahaan & Organisasi Modern. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kusumadewi, Sri, Hartati, Sri. (2006). Neuro-Fuzzy: Integrasi Sistem Fuzzy dan Jaringan Syaraf. Yogyakarta:Graha Ilmu. O'Brien,James A.(2005). Introduction to Information Systems (Twelfth Edition). Northern Arizona: McGraw- Hill. Pressman, R.S. (2010). Software Engineering: a practitioner s approach. McGraw- Hill, New York. Solikin Fajar (2011). Aplikasi Logika Fuzzy dalam Optimasi Produksi Barang dengan Metode Mamdani dan Metode Sugeno. Disertasi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Supriyanto, Aji. (2005). Pengantar Teknologi Informasi. Jakarta: Salemba Infotek Ula Mutammimul.(2014). Implementasi Logika Fuzzy dalam Optimasi Jumlah Pengadaan Barang menggunakan Metode Tsukamoto. Jurnal Ecotipe:Vol. I, No.2, 36-46.

RIWAYAT PENULIS Kevin Adiputra lahir di kota Jakarta pada 28 Januari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Teknik Informatika dan Matematika pada tahun 2015.