BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. membangun sistem pemberian pelayanan yang efektif, termasuk kualitas pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya ditandai dengan adanya mutu pelayanan prima rumah. factor.adapun factor yang apling dominan adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan yang lambat proses pelayananya. kepada pelanggan maka semakin besar pula waktu kerja yang harus disediakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB 1 PENDAHULUAN. karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. dimana pelayanan tersebut dilaksanakan oleh perawat. Perawat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

BAB I PENDAHULUAN. penerima jasa pelayanan kesehatan. Keberadaan dan kualitas pelayanan

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat banyak, maka peranan pemerintah dalam pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang. memberikan pelayanan keperawatan dan menyelengarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

71 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik) PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan upaya yang harus. diselenggarakan disemua tempat kerja. Khususnya tempat kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK FISIOTERAPIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANTI WALUYA SAWAHAN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

HUBUNGAN TINGKAT STRES KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEKANISME KOPING DENGAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DI UNIT ORTHOPEDI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan terdiri atas rumah sakit pemerintah yang meliputi rumah sakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan. Tanpa perawat, kondisi pasien akan terabaikan. dengan pasien yang dimana pelayanan keperawatan berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (2013), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. beban penyakit global dan lazim ditemukan pada masyarakat negara maju maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Beban..., Dyah, Fakultas Psikologi 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. perawat adalah salah satu yang memberikan peranan penting dalam. menjalankan tugas sebagai perawat.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pelayanan perawatan pasien yaitu penanganan emergency, tidak. Penanganan pada pelayanan tersebut dilaksanakan oleh petugas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan penunjang. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang paling dominan adalah sumber daya manusia (Depkes,2002). Perawat adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Aditama, 2004). Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera. pelayanan gawat darurat adalah salah satu ujung tombak pelayanan kesehatan di sebuah rumah sakit.setiap rumah sakit pasti memiliki layanan IGD yang melayani pelayanan medis 24 jam dengan beberapa dokter umum dan beberapa perawat yang melayaninya. 1

2 Peran perawat sangat penting karena sebagai ujung tombak di IGD dan rawat inap, Perawat IGD bekerja di suatu daerah staf dan dilengkapi untuk penerimaan dan perawatan orang dengan kondisi yang membutuhkan perawatan medis segera, termasuk penyakit serius dan trauma. Perawat IGD merupakan suatu pekerjaan yang memiliki peran dan kondisi tertentu (Rahardjo, 2007). Tugas dan tanggung jawab perawat bukan hal yang ringan untuk dipikul. Disatu sisi perawat bertanggung jawab terhadap tugas fisik, administratif dari instansi tempat ia bekerja, menghadapi kecemasan, keluhan dan mekanisme pertahanan diri pasien yang muncul pada pasien akibat sakitnya, ketegangan, kejenuhan dalam menghadapi pasien dengan kondisi yang menderita sakit kritis atau keadaan terminal, disisi lain ia harus selalu dituntut untuk selalu tampil sebagai profil perawat yang baik oleh pasiennya. Stres yang dihadapi perawat di dalam bekerja akan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Stres di pandang sebagai kondisi yang timbul ketika seseorang berhubungan dengan situasi tertentu, Di mana suatu permintaan melebihi batas kemampuan coping seseorang. pada orang yang menghadapi stresor atau mengalami stres, akan mengalami terjadinya respon imun. stresor dapat berupa stresor psikologik, Fisik, Biologis, kimia dll. ( Diding,2006 ). Pada tahapan selanjutnya, stress akan berpengaruh terhadap kinerja. Robbins (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara stress dengan kinerja. Pada tahapan tertentu stres akan meningkatkan kinerja

3 karyawan, namun dengan semakin tinggi tingkatan stres akan berdampak pada menurunnya kinerja karyawan. Lebih lanjut, Robbins (2006) mengindikasikan terdapat gejala yang ditimbulkan dengan adanya stres, yaitu gejala physiological, psycological, dan behavior. Gejala physiological dapat dilihat dengan adanya dampak langsung berupa perubahan kesehatan dari orang yang menderita stres. Perubahan yang terjadi misalnya perubahan metabolisme tubuh, meningkatnya tekanan darah, meningkatnya detak jantung, keluhan sakit kepala, dan berdampak pada serangan jantung. Gejala psycological muncul dengan adanya ketidakpuasan, Ketegangan, Kecemasan, Mudah marah, kebosanan, dan suka menunda nunda. Gejala ketiga yang disebabkan oleh stress adalah pada perilaku karyawan. Indikasinya antara lain menurunnya produktivitas, meningkatnya absensi, perputaran tenaga kerja semakin tinggi. Di samping itu, juga dapat berakibat pada kebiasaan pola makan, meningkatnya konsumsi rokok dan alkohol, bicara cepat, gelisah, dan gangguan tidur. Penelitian dari Grandey dan Cropanzano (1999), Edwards dan Rothbard (1999), Kinicki, et al (1996) membuktikan bahwa stress berkaitan secara negatif dengan kepuasan kerja, komitmen organisasional, Emosi positif, dan kinerja serta berhubungan secara positif dengan tingkat perputaran yang disebabkan oleh kepenatan. Berbagai gejala yang muncul dalam stres tentunya ditimbulkan oleh berbagai sebab. Adapun faktor-faktor potensial yang dapat menyebabkan seseorang stress antara lain: faktor intrinsik, hubungan dalam

4 pekerjaan, peran dalam organisasi, struktur dan iklim organisasi, pengembengan karier, dan tipe kepribadian.(munandar, 2001) Hasil dari penelitian Tyas (2004) menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres kerja dengan tingkat empati pada perawat di instalasi rawat inap RSUD kota yogyakarta. Berdasarkan hasil riset Persatuan Perawat Nasional Indonesia (2006) bahwa 50,9% perawat Indonesia yang bekerja di empat provinsi mengalami stres kerja sering pusing, Lelah, tidak ada istirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah dan insentif yang tidak memadai. Penelitian lain dari Widodo (2010) Membuktikan terdapat Perawat IGD RSUD.Dr.Moewardi surakarta dengan tingkat stres ringan tidak dijumpai (0%), tingkat stress sedang dengan 22 responden (73,3%) dan terdapat 8 responden dengan tingkat stress berat (8%). Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi merupakan rumah sakit rujukan di eks karisidenan Surakarta. Berdasarkan Data survey Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta IGD Memiliki 4 stase pelayanan pasien yang terdiri dari Ruang Periksa yaitu Penanganan pasien mulai dari triase, pemeriksan, observasi dan tindakan, kamar operasi minor( OK Minor), kamar operasi mayor, HCU dan ruang obsgyn.. Jumlah pasien yang masuk DI RSUD Moewardi tahun 2009 adalah 25.320 orang dengan BOR 66,65%. (Rekam Medik RSUD. Moewardi, 2010). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan jumlah total Perawat di RSUD Moewardi Surakarta 583 orang dan terbagi di tiap ruang

5 perawatan.di IGD Sendiri ada 63 orang perawat,. Jadwal Dinas perawat IGD RSUD. Moewardi adalah 2 hari dinas pagi, 2 hari dinas siang, 2 hari dinas malam, dan 2 hari libur. Pembagian jadwal di buat oleh kepala ruang, pada shift pagi berjumlah 25 orang, shift siang 12 orang, pada shift malam 12 orang. (Rekam Medik RSUD. Moewardi, 2010). Fenomena yang terjadi berkaitan dengan stres kerja yang di alami oleh perawat gawat darurat adalah: tingginya jumlah pasien yang masuk di IGD pada tahun 2009 tercatat sebanyak 25.320 orang dengan Bed Occoputional Rate (BOR) 66,65%. Itu membuat beban kerja perawat bertambah dan belum lagi perawat di tuntut untuk bekerja secara maksimal dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. Tuntutan yang tinggi dari pasien dan keluarga terhadap perawat seperti contoh keluarga dan pasien menuntut kesembuhan atas keadaan penyakit yang di deritanya, dan sebagai perawat IGD, perawat di tuntut siap dengan keadaan gawat darurat dan cepat tanggap dengan perubahan kondisi pasien. Berdasarkan hasil survey terhadap beberapa perawat bahwa stres yang di hadapi perawat berbeda-beda, tergantung individunya sendiri, sejauh mana ia melihat situasinya sebagai penuh stres, dan tipe kepribadian sangat mempengaruhi terjadinya tingkat stres pada perawat satu dengan yang lain. Melihat watak dan sifat yang berbeda dari perawat-perawat Instalasi gawat darurat akan mempengaruhi interaksi antar perawat, Interaksi yang tidak baik terungkap dalam gejala-gejala adanya kepercayaan yang rendah, dan minat yang rendah dalam pemecahan masalah dalam organisasi. Ketidak

6 percayaan secara positif berhubungan dengan ketaksaan peran yang tinggi, yang mengarah ke komuikasi antar pribadi tidak sesuai antara para perawat dan ketegangan psikologikal dalam bentuk kepuasan kerja yang rendah.terjadinya stres juga di alami pada perawat yang harus bekerjasama dengan perawat lain yang berkepribadian kasar, orang yang tidak memperhatikan perasaan dan kepekaan dalam interaksi sosial yang tidak saling menghargai. Friedman & Rosenman ( 1974), Kiev & Kohn (1979), serta cooper, dkk. (1988) Menemukan bahwa sumber stres adalah kepribadian type A. Temuan berikutnya menunjukkan bahwa sumber stres kerja adalah interaksi hubungan yang tidak harmonis antara individu yang berkepribadian type A dan lingkkungan kerjanya dalam organisasi, sehingga menimbulkan stres kerja ( Ivancevich, Matteson & Preston, Hamel & Bracken, dalam Kirkcaldy, dkk. 2000) hal yang sama juga di temukan oleh steers (1977), caplan, French, Harrison & pnineua (dalam Abush & Burkhead, 1984), Beehr dan Newman(dalam Abush & Burkhead, 1984). Sementara itu Lee (1994, dalam kirkcaldy, dkk., 2000) juga menemukan bahwa stres kerja individu di pengaruhi oleh interaksi antara kepribadian dan lingkungan kerja dalam iklim organisasi yang kondusif. Dengan melihat fenomena di atas yang di alami perawat Gawat Darurat di RSUD Dr. Moewardi, Penulis tertarik melakukan penelitian faktor- faktor yang Berhubungan Dengan tingkat stres kerja perawat Instalasi Gawat Darurat di RSUD. Dr. Moewardi Surakarta

7 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah faktor faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja perawat Instalasi Gawat Darurat di RSUD.Dr.Moewardi Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini terdiri dari : 1. Tujuan umum : bertujuan untuk mengetahui tentang faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja perawat Instalasi Gawat Darurat di RSUD. Dr.Moewardi Surakarta. 2. Tujuan khusus : a. Untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dengan tingkat stres kerja perawat Instalasi gawat darurat di RSUD. Dr.Moewardi Surakarta b. Untuk mengetahui hubungan antara interaksi perawat dengan tingkat stres kerja perawat Instalasi gawat darurat di RSUD. Dr.Moewardi Surakarta c. Untuk mengetahui hubungan antara tipe kepribadian dengan tingkat stres kerja perawat Instalasi gawat darurat di RSUD. Dr.Moewardi Surakarta

8 d. Untuk mengetahui faktor- faktor yang paling dominan berhubungan dengan tingkat stres kerja perawat Instalasi Gawat Darurat di RSUD. Dr.Moewardi Surakarta D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoristis : Melalui penelitian ini di harapkan dapat menambah khazanah ilmu keperawatan berkaitan dengan faktor faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja perawat Gawat Darurat. Secara teoristis, akan di peroleh gambaran mengenai situasi dan kondisi IGD terhadap tingkat stres kerja perawat yang bertugas di dalamnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi perawat Instalasi Gawat Darurat. Melalui penelitian ini peneliti mengharapkan dapat memberikan masukan kepada perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat mengenai tingkat stres kerja yang telah mereka alami. Masukan ini dapat membantu perawat untuk dapat mengenali tingkat stres kerja perawat sendiri. Sehingga perawat IGD dapat melakukan tindakan tertentu dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik. b. Bagi Rumah Sakit Bagi institusi Rumah Sakit, Melalui penelitian ini akan memperoleh bahan untuk mengevaluasi sistem kerja IGD untuk dapat

9 memaksimalkan tugas, potensi serta kemampuan IGD dalam memberikan pelayanan kesehatan. Hal ini berkenaan dengan faktor faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja perawat IGD, Sehingga Rumah Sakit dapat melakukan langkah langkah yang di rasa perlu untuk menunjang performa perawat dalam melaksanakan tugasnya. 3. Bagi Penulis a. Belajar mengasah kemampuan meneliti dan peduli terhadap profesi perawat. b. Mendorong penulis untuk memulai dan terus mampu mengembangkan diri, berpandangan luas dan bersikap profesional E. Keaslian Penelitian Penelitian ini dititik beratkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat stres kerja IGD di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian yang sama sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, namun ada beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti antara lain. Penelitian lain yang berhubungan dengan stres kerja antara lain : 1. Astuti ( 2007 ) meneliti tentang hubungan antara stres kerja perawat dengan pendokumentasian proses keperawatan di irna ashifa kustati surakarta. tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antiara stres kerja perawat dengan pendokumentasian proses keperawatan di instalasi rawat inap (IRNA) Ashifa RSUI Kustati Surakarta. penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelasi.

10 teknik pengambilan sampel perawat dan dokumentasi proses keperawatan adalah total sampling, dengan jumlah sample perawat sebanyak 18 responden dan semua dokumentasi proses keperawatan yang di lakukan perawat selama penelitian.penelitian ini menunjukkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara stres kerja perawat dengan pendokumentasian proses keperawatan di IRNA Ashifa RSUI. Kustati. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample dan instrument yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat IGD di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan lagsung dalam bentuk kuesioner, untuk mengukur mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stress kerja. 2. Widodo, P ( 2007 ) Meneliti tentang Hubungan Beban Kerja Dengan Waktu Tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien di instalasi Gawat Darurat RSU pandan arang Boyolali. penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan secara cross sectional. jumlah sampel untuk variabel beban kerja adalah 16 perawat, di ambil dengan tekhnik total sampling. Sampel untuk variabel waktu tanggap perawat gawat darurat menurut persepsi pasien berjumlah 16 pasien di ambil dengan tekhnik purposive sampling. Seorang pasien yang telah mendapatkan pelayanan keperawata menilai seorang perawat dengan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul kemudian di

11 analisis menggunakan uji statistik korelasi product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan beban kerja dengan waktu tanggap perawat IGD. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample dan instrument yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat IGD di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan lagsung dalam bentuk kuesioner, untuk mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stress kerja. 3. Tyas, K (2004). Hubungan antara tingkat stres kerja dengan tingkat empati pada perawat di instalasi rawat inap RSUD kota Yogyakarta, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres kerja dengan tingkat empati pada perawat di instalasi rawat inap dengan koefisien rank spearman r = 0,511 (hubungan negative) sampelnya 30 perawat yang bekerja di instalasi rawat inap RSUD kota yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample dan instrument yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat IGD RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat

12 ukur yang bersifat tertutup dan lagsung dalam bentuk kuesioner, untuk mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stress kerja. 5. Widodo (2010) Meneliti tentang perbedaan tingkat stres kerja antara perawat kritis dan perawat gawat darurat di RSUD.Dr. Moewardi Surakarta. jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat stress kerja antara perawat kritis dan perawat gawat darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample, Sedangkan instrument yang dipergunakan untuk mengukur stres kerja sama. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat Instalasi gawat darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan langsung dalam bentuk kuesioner, untuk mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja. 6. Setyarini, E (2009) meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker leher rahim di RSUD.Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain kasus control, sampel penelitian ini adalah sebanyak 48 pasien yang melakukan rawat jalan di poly obsgyn RSUD Dr. moewardi Surakarta yang terbagi menjadi kelompok kasus dan kelompok kontrol (1:1).

13 Analisis uji statistic melalui uji uji chi-square dengan α= 0,05 di ketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara usia (p=0,023, OR=5,0), paritas (p=0,033 OR=5,5), dan penggunaan alat kontrasepsi oral(p=0,023, OR=0,20) dengan kejadian kanker leher rahim. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel,sample, dan instrument yang di pergunakan.jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat IGD di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan langsung dalam bentuk kuesioner, untuk mengukur faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres kerja