PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari-Juli 2013 tercatat surplus sebesar 114,0 miliar, dimana ekspor mencapai 640,8 miliar (-0,5%), dan impor 526,8 miliar (-1,3%). 2. Ekspor Jerman ke negara-negara euro zone sebesar 367,1 miliar, dan impor dari negara-negara euro zone sebesar 340,8 miliar. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2012, ekspor ke negara-negara euro zone mengalami penurunan sebesar 1,4%, namun impornya meningkat sebesar 0,1%. Ekspor Jerman keluar wilayah euro zone pada periode Januari-Juli 2013 mencapai nilai 273,8 miliar, dan impor dari luar negara euro zone mencapai 186,1 miliar. Bila dibandingkan dengan tahun 2012, ekspor Jerman keluar wilayah euro zone meningkat sebesar 0,7%, sedangkan impor dari luar euro zone mengalami penurunan sebesar 3,7%. 3. Negara tujuan ekspor Jerman adalah negara Eropa, yang mencapai 57,29%, sedangkan negara di luar Eropa mencapai 42,71% antara lain Amerika Serikat, China, Jepang, Korea Selatan, Brasil, India, dll. 4. Kinerja impor Jerman pada periode Januari-Juli 2013 mencapai 526,8 miliar, atau turun sebesar 1,3% bila dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yang mencapai 533,7 miliar. Sementara itu, negara asal impor Jerman adalah negara-negara Eropa, yang mencapai 64,69%, sedangkan negara-negara di luar Eropa mencapai 35,31%, antara lain China, Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, India, Brasil, dll. Pada periode ini, terdapat 5 (lima) Produk utama (HS 4-Digit) yang diimpor Jerman dengan nilai di atas 13,3 miliar, yaitu : Minyak mentah dari mineral (HS 2709), dengan nilai impor dari Dunia sebesar 31,26 miliar, dan turun 7,44% dibanding periode yang sama tahun 2012. Pangsanya mencapai 6,56% dari total impor Jerman pada periode ini. Minyak mentah lainnya HS 27 SS), dengan nilai sebesar 21,06 miliar, nilai impor dari Dunia, turun 6,33% dibanding periode yang sama tahun 2012. Pangsanya sebesar 4,42% dari total impor Jerman pada periode ini.
Kendaraan dan bagian2nya (HS 8703), dengan nilai sebesar 15,94 miliar, turun 16,93% dibanding periode yang sama tahun 2012. Pangsanya sebesar 3,34% dari total impor Jerman pada periode ini. Minyak dari mineral diluar yang mentah (HS 2710), dengan nilai sebesar 14,09 miliar, turun 8,12% dibanding periode yang sama tahun 2012. Pangsanya sebesar 2,96% dari total impor Jerman pada periode ini. Suku-cadang Traktor & Kendaraan lainnya (HS 8708), dengan nilai sebesar 13,29 miliar, turun 10,34% dibanding periode yang sama tahun 2012. Pangsanya sebesar 2,79% dari total impor Jerman pada periode ini. B. Perkembangan perdagangan bilateral Jerman dengan Indonesia 1. Neraca Perdagangan Indonesia dengan Jerman periode Januari-Juli 2013 menunjukan angka defisit sebesar 251,59 juta bagi Indonesia. Sementara itu, pada periode yang sama tahun 2012, Indonesia masih mencatatkan surplus sebesar 163,42 juta. Dari total ekspor Indonesia ke Jerman, ekspor non migas memberikan kontribusi yang sangat dominan yaitu sebesar 99,96%, sedangkan ekspor minyak dan gas bumi dari Indonesia (hanya sebesar 0,04%). Sementara itu, ekspor Jerman ke Indonesia, masih tetap didominasi dengan produk non migas dengan kontribusi sebesar 99,779% dan produk minyak dan gas bumi sebesai 0,221%. Pada periode ini, neraca perdagangan di sektor migas, Indonesia mengalami defisit sebesar 3,63 juta terhadap Jerman. Demikian juga, di sektor non migas Indonesia mengalami defisit yang lebih besar yaitu sebesar 247,96 juta terhadap Jerman, dalam neraca perdagangannya. 2. Dari 10 produk utama yang diekspor Indonesia ke Jerman periode Januari-Juli 2013, yang mengalami peningkatan nilai ekspor adalah : Alas Kaki (naik 1,68%); Kopi (naik 153,04%), dan Coklat (naik 54,36%). Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai ekspor adalah : Tekstil dan Produk Tekstil (TPT), turun 10,68%; Mesin-mesin Elektrik (turun 18,83%); Minyak Sawit (turun 19,85%); Karet dan Produk Karet (turun 18,76%), dan Komponen Otomotif (turun 42,72%) juga Furniture (turun 15,21%) serta Udang (turun 2,25%). Untuk komoditi Minyak Sawit, pada periode ini Indonesia tercatat sebagai pemasok di urutan kedua dari Dunia, setelah Belanda. Sedangkan, pesaing Indonesia adalah : Malaysia; Papua New Guinea dan Thailand.
Penurunan nilai ekspor Indonesia, selain disebabkan turunnya permintaan, juga akibat menurunnya harga beberapa komoditi di pasar dunia serta semakin meningkatnya produk bersertifikasi dari negara-negara yang merupakan pesaing Indonesia. C. Informasi Lainnya 1. Partisipasi ITPC Hamburg pada Pameran SPOGA di Cologne 2013 Dalam upaya mendukung pengusaha Indonesia melakukan penetrasi pasar terutama untuk outdoor furniture, Indonesian Trade Promotion Center Hamburg hadir mendukung dalam pameran outdoor furniture SPOGA Cölogne yang berlangsung tanggal 8-10 September 2013. Sebanyak 1817 perusahaan dari 116 negara, berpartisipasi dalam pameran tersebut. Pameran ini diperkirakan dikunjungi lebih dari 36.800 orang. Pada pameran ini pengusaha Indonesia hadir sebanyak 25 (dua puluh lima) pengusaha dan 9 (sembilan) diantaranya mengisi pavilion Indonesia seluas 200 m², yang merupakan hasil kerjasama antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (DJ-PEN) -Kementerian Perdagangan dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO) dengan fokus produk outdoor furniture. Tujuan kerjasama memperkenalkan produk outdoor furniture Indonesia, menjalin hubungan bisnis dengan importir negara mitra serta menyebarluaskan informasi bisnis dalam membangun jaringan pasar yang lebih besar. Konsul Jenderal RI di Frankfurt hadir dan menyempatkan berdialog dengan para coexhibitor Indonesia untuk memberikan apresiasi serta memberikan sekilas informasi mengenai kondisi Jerman. Selain Konjen, juga dilakukan diskusi dengan pihak SIPPO, delegasi DJ PEN serta Wakil Kepala ITPC Hamburg mengenai penyelenggaraan pameran, proses rekrutmen peserta, kolaborasi dengan ITPC Hamburg, sehingga pelaksanaan pada tahun mendatang dapat meningkat baik dari jumlah maupun kualitasnya. Melihat trend yang ada, umumnya design outdoor furniture Indonesia sudah mengikuti perkembangan trend yang ada yaitu fungsional, tema simple, kombinasi kayu dan logam (aluminium, stainless steel, etc) serta penerapan warna natural. Namun, terdapat juga peserta yang menampilkan desain bertema recycle wood yang banyak mengundang calon buyer tertarik.
Wakil Kepala ITPC Hamburg dalam pameran berdiskusi mengenai kendala yang dihadapi peserta pameran, diantaranya mengenai bahan baku kayu yang terbatas serta supplier bahan baku kayu yang juga mengekspor kayu lembaran, sehingga para pelaku usaha mengeluhkan harga dan kesediaan bahan baku kayu. Selain itu, peserta juga meminta informasi mengenai kepastian penandatanganan Agreement antara Pemerintah Indonesia dengan EU terkait EU Timber Regulation-Forest Law Enforcement, Governance and Trade (EUTR-FLEGT). Menanggapi keluhan itu, Wakil ITPC Hamburg menyampaikan kepada pihak yang terkait mengenai kepastian penandatanganan Agreement, direncanakan tentative tanggal 1 Oktober 2013 di Brussel-Belgia. Pada Indonesia Country Pavillion juga diadakan buyer event mulai pukul 17.00 s/d 18.00 pada dua hari pertama pameran. SIPPO mengundang 1000 buyer Eropa khususnya Jerman, untuk mengunjungi Indonesia Country Pavillion. Para buyer tersebut merupakan buyer-buyer yang telah diseleksi SIPPO dan memiliki kredibilitas yang bagus. Selain buyer yang diundang SIPPO, peserta juga diberikan kesempatan mengundang buyernya masing-masing. Selama penyelenggaraan pameran, SIPPO juga menyelenggarakan workshop yang diikuti perwakilan masing-masing perusahaan Indonesia dengan topik mengenai European patent law, sales and marketing, administrative and organizational issues dan European furniture design trends. Selama 3 (tiga) hari pameran, paviliun Indonesia berhasil memperoleh potensi transaksi 3 (tiga) kali lipat lebih besar dibandingkan penyelenggaraan tahun sebelumnya dengan nilai transaksi sebesar USD 463.620. 2. Pelayanan Permintaan Hubungan Dagang (Inquiry) Pada bulan September 2013, Indonesian Trade Promotion Center Hamburg menangani sebanyak 15 (lima belas) inquiry offer to buy. Produk yang diminati Pengusaha Jerman adalah indoor dan outdoor Furniture. Sedangkan, sebanyak 9 (sembilan) inquiry offer to sell dari pengusaha Indonesia merupakan recycled wood furniture, outdoor furniture, indoor furniture, wicker furniture, and rattan furniture. Sehingga, jumlah total Inquiry sebanyak 24 (dua puluh empat) permintaan. Seluruh permintaan hubungan dagang telah ditindaklanjuti dengan menghubungi importir produk yang bersangkutan serta menyampaikan kepada produsen di Indonesia. Sumber : Laporan Atdag (ITPC) Hamburg, September 2013