SEKTOR MAINAN ULASAN SEKTOR MAINAN

dokumen-dokumen yang mirip
SEKTOR MAINAN ULASAN SEKTOR MAINAN

INDUSTRI PENGGUNA HARUS MEMBERSIHKAN RANTAI PASOKAN MEREKA

APP MENJUAL KERTAS SECARA GLOBAL YANG SUMBERNYA BERASAL DARI DEFORESTASI

HUTAN HUJAN DAN LAHAN GAMBUT INDONESIA PENTING BAGI IKLIM, SATWA LIAR DAN MASYARAKAT HUTAN

Kebakaran di Konsesi APP/Sinar Mas Memperparah Kabut Asap Regional dan Mengancam Cagar Biosfir PBB yang Baru

APP melaporkan perkembangan implementasi pengelolaan lahan gambut

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Ekspansi Industri Pulp: Cara Optimis Penghancuran Hutan Alam

21 Maret Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,

BAB V KESIMPULAN & SARAN. pemanasan global ini. Cuaca bumi sekarang ini tidak lagi se-stabil dahulu. Cuaca

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

Dampak moratorium LoI pada hutan alam dan gambut Sumatra

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

RENCANA STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis letak Indonesia berada di daerah tropis atau berada di sekitar

9/1/2014. Pelanggaran yang dirancang sebelum FCP APP diluncurkan?

BANKIR KOTOR: BAGAIMANA HSBC MENDANAI PERUSAKAN HUTAN UNTUK KELAPA SAWIT

Pidato kebijakan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhyono Bogor, 13 Juni 2012

sumber pembangunan ekonomi dan sumber kehidupan masyarakat, tetapi juga sebagai pemelihara lingkungan global.

Laporan Penelitian Implementasi Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 dalam Penanggulangan Pembalakan Liar

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri yang memiliki

(APP) (5 2013) RENCANA EVALUASI TANGGAL DIKELUARKAN:

LAPORAN PENELITIAN HUTAN BER-STOK KARBON TINGGI

Menguji Rencana Pemenuhan Target Penurunan Emisi Indonesia 2020 dari Sektor Kehutanan dan Pemanfaatan Lahan Gambut

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu lingkungan tentang perubahan iklim global akibat naiknya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa keseimbangan tiga pilar keberlanjutan usaha, yaitu People (sosial), Planet

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

Kebijakan Asosiasi. Tanggal Berlaku PfA berlaku secara efektif sejak menerima dukungan dari Stakeholder Advisory Committee (SAC)

BAB I PENDAHULUAN. hal luasnya, hutan tropis Indonesia menempati urutan ke-3 setelah Brazil dan

Laporan Investigatif Eyes on the Forest. Investigasi 2010 Dipublikasikan Maret 2011

VISI HIJAU UNTUK SUMATRA

ABSTRAK DUKUNGAN AUSTRALIA DALAM PENANGGULANGAN DEFORESTASI HUTAN DI INDONESIA TAHUN

MENCIPTAKAN HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

A G N U D LIN PER G N A U

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat

KONVENSI MINAMATA MENGENAI MERKURI. Para Pihak pada Konvensi ini,

SINAR MAS: Ancaman Kelapa Sawit di Indonesia

Inisiatif Accountability Framework

Title : Analisis Polaruang Kalimantan dengan Tutupan Hutan Kalimantan 2009

Golden Agri-Resources Ltd

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

Latar Belakang. Gambar 1. Lahan gambut yang terbakar. pada lanskap lahan gambut. Di lahan gambut, ini berarti bahwa semua drainase

I. PENDAHULUAN. menonjol terutama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode

Focus Group Discussion Pertama: Penyusunan Kajian Kritis Penguatan Instrumen ISPO

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

Golden Agri Resources Memprakarsai Keterlibatan Industri untuk Konservasi Hutan

Moratorium gambut diabaikan, dua kebun sawit grup Panca Eka menebangi hutan alam di Semenanjung Kampar, Riau

Permasalahan hutan dan upaya penanganan oleh pemerintah

24 Oktober 2015, desa Sei Ahass, Kapuas, Kalimantan Tengah: Anak sekolah dalam kabut asap. Rante/Greenpeace

MEMBENDUNG meluasnya preseden buruk pengelolaan HPH di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Organisasi

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Deklarasi New York tentang Kehutanan Suatu Kerangka Kerja Penilaian dan Laporan Awal

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. daratan Asia, tepatnya di sepanjang pegunungan Himalaya. Sudah hidup

Restorasi Ekosistem di Hutan Alam Produksi: Implementasi dan Prospek Pengembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Laporan Investigatif EoF PT RML GSK BB publikasi Mei

Peta Jalan Penyelamatan Ekosistem Sumatera 2020 Dalam RTR Pulau Sumatera

LAPORAN VERIFIKASI DUGAAN PELANGGARAN MORATORIUM APP DI PT. MUTIARA SABUK KHATULISTIWA TIM VERIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

Pemetaan Keanekaragaman Hayati Dan Stok Karbon di Tingkat Pulau & Kawasan Ekosistem Terpadu RIMBA

DAMPAK KEBIJAKAN LARANGAN EKSPOR KAYU BULAT TERHADAP SEKTOR KEHUTANAN INDONESIA. Oleh: E.G. Togu Manurung, Ph.D.

A Centre Collaborating with UNEP BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI KEJAHATAN HUTAN ASIA

PELUANG IMPLEMENTASI REDD (Reducing Emissions from Deforestation and Degradation) DI PROVINSI JAMBI

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

Forest Stewardship Council

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia perfilman sendiri khususnya disektor iklan layangan masyarakat

Kota, Negara Tanggal, 2013

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Konservasi dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan Gambut di Area PT Hutan Amanah Lestari Barito Selatan dan Barito Timur

ber Laporan investigatif dan analisa pengindraan jarak jauh di 29 konsesi HTI Riau Laporan Investigatif Eyes on the Forest Diterbitkan April 2018

I PENDAHULUAN Latar Belakang

Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja

Overlay. Scoring. Classification

Kajian Nilai Konservasi Tinggi Provinsi Kalimantan Tengah

MEWUJUDKAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

dikeluarkannya izin untuk aktivitas pertambangan pada tahun 1999 dengan dikeluarkannya SK Menperindag Nomor. 146/MPP/Kep/4/1999 tanggal 22 April 1999

HIGH CARBON STOCK (HCS) Sejarah, Kebijakan dan Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya merupakan perairan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN EKOSISTEM GAMBUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ilmuwan mendesak penyelamatan lahan gambut dunia yang kaya karbon

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penebangan Pohon di Hutan, Produk, Desainer, Limbah & Produk Daur Ulang

PT. INDAH KIAT PULP AND PAPER PERAWANG MILL PROPINSI RIAU

Transkripsi:

SEKTOR MAINAN Sektor mainan menggunakan banyak kemasan mewah. Uji forensik menunjukkan bahwa kemasan yang digunakan banyak merk terkemuka mengandung serat dari hutan hujan Indonesia. Investigasi Greenpeace Internasional juga memperoleh kaitan antara merk mainan terkemuka ini dengan APP, perusahaan pulp dan kertas terbesar dan sangat terkenal yang beroperasi di Indonesia. Uji forensik menunjukkan penggunaan reguler serat kayu hutan alam tropis (MTH) dalam kemasan merk mainan terkemuka yang diproduksi di Cina atau Indonesia. Bukti lacak balak (chain-of-custody) di Cina dan Indonesia menunjukkan bahwa APP adalah pemasok penting bagi bahan pengemasan merk-merk mainan ternama. Hutan hutan Indonesia sedang dibabat habis untuk memproduksi pulp APP, yang dipasok ke sektor pengemasan di Indonesia dan Cina. ULASAN SEKTOR MAINAN Anak perusahaan grup konglomerat Sinar Mas, Asia Pulp & Paper (APP) 1 secara umum adalah perusahaan kertas tak bernama (anonymous), walaupun mereka mengaku sebagai salah satu dari tiga produser pulp dan kertas teratas dunia. Produksi pulp utama APP berada di Indonesia. 2 Seperlima dari kayu hutan alam tropis campuran (mixed tropical hardwood, MTH) dari hasil penebangan habis hutan dan hutan gambut Indonesia dilebur dalam kilangkilang APP. 3 Hilangnya hutan ini mendorong banyak spesies yang terancam punah lebih cepat menuju kepunahan serta penyebab perubahan iklim. Dalam tahun 2008, Staples perusahaan produk alat kantor terbesar dunia 4 menyatakan bila mereka tetap menjadi pelanggan APP akan sangat membahayakan merk kami. 5 Menurut data terakhir, Cina telah melampaui AS sebagai produsen kertas dan papan dunia menurut volume. 6 Produksi kemasan merupakan 60% dari jumlah ini. 7 Sementara sektor ini juga menggunakan sejumlah besar pulp daur ulang, mereka tetap membuat sangat banyak serat kayu baru. 8 Basis produksi utama APP untuk kertas dan pengemasan adalah Cina, dimana mereka mencirikan diri sebagai Pemasok Produk Kertas Berkualitas Tinggi. 9 Cina adalah pasar kedua terbesar setelah Amerika Serikat untuk kemasan mewah. 10 APP menggunakan serat kayu baru untuk materi kemasan berkualitas tinggi. Sektor-sektor kunci untuk kemasan antara lain adalah makanan, minuman, farmasi, produk rumahtangga, dan barang pribadi serta peralatan listrik. 11 APP merupakan risiko bagi merkmerk dalam sektor ini, dengan mengaitkan mereka melalui rantai pasokan kertas dan kemasan dengan penghancuran hutan hujan Indonesia. Sektor mainan adalah contoh yang paling nyata dari merk-merk konsumen yang menggunakan banyak kemasan mewah. Angka-angka APP yang tersedia di ranah publik tidak memungkinkan untuk menghitung seberapa penting sektor mainan untuk kelompok bisnis ini. Walau demikian, lebih dari separuh materi kemasan APP diproduksi di Cina, terutama oleh dua kilang APP di Propinsi Ningbo, Zhejiang. Propinsi ini juga merupakan lokasi banyak percetakan yang menyediakan jasa untuk kemasan sektor mainan. Tidak seperti perusahaan-perusahaan progresif seperti halnya Unilever atau Nestlé, pemain utama dalam sektor mainan tampaknya awam akan risiko kaitan merk mereka dengan deforestasi.

BUKTI FORENSIK YANG MENGAITKAN SEKTOR MAINAN DENGAN PENGRUSAKAN HUTAN HUJAN DI INDONESIA Indonesia adalah satu-satunya produsen skala besar pulp MTH (kayu hutan alam tropis campuran) dan akasia. 12 Di Indonesia sendiri terdapat hanya dua produsen skala besar pulp MTH, yaitu APP dan APRIL. 13 APRIL tidak memproduksi materi kemasan di Indonesia, 14 yang artinya APP adalah produsen utama materi kemasan dengan kandungan MTH. Di Cina, hanya terdapat tiga jalur nyata bagaimana MTH bisa muncul dalam produk kemasan: pertama, melalui impor papan kemasan dari Indonesia, dimana APP merupakan produsen utama; kedua, melalui impor pulp MTH dari APP atau APRIL yang kemudian diproduksi menjadi materi kemasan di Cina; dan ketiga, melalui impor kayu serpih dari pembukaan hutan hujan di Indonesia yang kemudian dilebur dan dijadikan materi kemasan di Cina. APP adalah produsen terbesar kertas dan kemasan di Cina. 15 Dua pertiga produksi pulp APP di Cina pada tahun 2009 bergantung pada kayu impor, 16 termasuk dari Indonesia. Selanjutnya, APP Cina mengimpor hampir sepertiga kebutuhan pulp mereka, 17 termasuk dari Indonesia. Bila diketahui bahwa materi APP Cina mengandung MTH, secara logis dapat dikatakan bahwa ini diimpor dari APP Indonesia. 18 Tidak seperti perusahaan-perusahaan pulp lainnya, APP tidak mengiklankan produksi pulp mereka untuk dijual ke pasar bebas atau di website mereka. 19 APP mengadakan kayu hutan alam tropis campuran (MTH) untuk memproduksi pulp baru (bukan daur ulang) berkualitas tinggi untuk dibuat kertas fotokopi, kertas tisu, kemasan dan materi cetakan mewah (glossy). 20 Faktanya, diperkirakan 20% dari serat yang masuk ke kilang-kilang pulp perusahaan ini berasal dari pembukaan hutan alam. 21 Sisanya berasal dari perkebunan sebagian besar akasia. Investigasi Greenpeace bertujuan untuk mengidentifikasi konsumen korporat dalam sektor mainan yang menggunakan produk kemasan buatan Cina atau Indonesia dan kaitannya dengan pengrusakan hutan hutan serta kaitannya dengan APP. Langkah-langkah kunci dalam investigasi Greenpeace adalah sebagai berikut: 1) Greenpeace mengidentifikasi serangkaian merk mainan utama di sejumlah negara di dunia. 2) Greenpeace mengirim contoh materi kemasan ke IPS, otoritas global untuk pengujian produk kertas, yang secara luas digunakan oleh sektor kertas. 22 3) Seorang ahli IPS menyiapkan dan menguji contoh-contoh kemasan dengan mikroskop forensik untuk mengidentifikasi spesies kayu yang digunakan. Dalam sebagian besar kasus, kandungan serat kayu baru dari lapisan mewah dari papan kemasan yang diuji untuk menentukan besar kandungan MTH kayu hutan alam tropis campuran atau serat akasia dalam kemasan. 23 Adanya MTH atau akasia secara kuat mengindikasikan bahwa serat pulp tersebut berasal dari Indonesia. 24 IPS telah mengkonfirmasi ditemukannya MTH dan akasia dalam rangkaian contoh yang diuji. 25 Bukti forensik ini mengaitkan pemain-pemain utama dalam sektor mainan dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia. Setelah ditemukannya kaitan antara kemasan yang digunakan oleh beberapa merk mainan terkemuka dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia, investigasi Greenpeace berusaha untuk mengkonfirmasi kaitan dagang dengan APP. INVESTIGASI GREENPEACE MENGAITKAN SEKTOR MAINAN DENGAN APP Banyak merk terkemuka dalam sektor mainan diproduksi di Cina dan Indonesia dan dijual dengan banyak kemasan mewah.

Tidak ada di antara produsen mainan besar seperti Mattel, Disney, Hasbro dan LEGO memiliki kebijakan perusahaan yang memastikan mereka dan pemasok pihak ketiga atau pemegang lisensi tidak berkontribusi pada pengrusakan hutan hutan dunia yang tersisa. 26 Greenpeace melakukan investigasi untuk menentukan adanya kaitan dagang di Indonesia dan Cina antara APP dan pemain utama dalam sektor mainan. Langkah-langkah kunci dalam investigasi adalah: 1) Greenpeace menentukan beberapa produk mainan dari merk-merk ternama dan teremuka dari sejumlah negara di dunia. 2) Greenpeace mengidentifikasi dan menginvestigasi percetakan dan pabrik kemasan dari kemasan terkait, bila memungkinkan. 3) Greenpeace mengidentifikasi industri penggunan produk APP melalui data perdagangan, materi publikasi dan sumber-sumber rahasia. Hasil investigasi menunjukkan bahwa kemasan untuk produk bermerk Mattel, Disney, LEGO dan Hasbro menggunakan kertas APP. Investigasi ini hanya puncak gunung es dalam hal menguak skala potensi kaitan perdagangan di Indonesia dan Cina antara sektor mainan dan APP, serta dampaknya terhadap hutan hujan Indonesia. Sebagian besar produk konsumen dijual dengan kemasan. Tanpa adanya kebijakan pengadaan korporat yang kuat, perusahaan atau merk apa saja yang mengadakan produk kertasnya dari Cina dan Indonesia berisiko dikaitkan dengan APP dan turut mendorong pengrusakan hutan hujan Indonesia. MATTEL Hasil uji forensik menunjukkan bahwa sebagian besar kemasan untuk boneka busana Mattel Barbie seringkali mengandung kayu hutan hujan Indonesia. Mattel menggunakan kemasan yang dibuat dengan kertas yang diproduksi APP, kelompok bisnis yang menurut investigasi Greenpeace terus menerus terbukti menghancurkan hutan hujan habitat dari satwa yang sangat terancam punah dan juga terlibat dengan pengrusakan lahan gambut berskala besar. Mattel adalah perancang, produsen dan penjual produk mainan terbesar di seluruh dunia. Merk Mattel Girls & Boys merupakan hampir 60% dari total penjualan Mattel tahun 2010. Bukti yang diperoleh Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel menggunakan kayu hutan hujan Indonesia dalam kemasan Barbie. Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa APP memasok Mattel. MATTEL ADALAH NOMER SATU DALAM MAINAN Mattel adalah produsen terbesar di sektor mainan dunia. 27 Perusahaan ini terdaftar di Bursa Efek New York (New York Stock Exchange) dan berkantor pusat di El Segundo, California, AS. Pada tahun 2010, realisasi penjualan bersih perusahaan ini mencapai US$ 5,9 milyar ( 4,4 milyar). 28 Walaupun produk Mattel dijual di lebih dari 150 negara di dunia, 29 hampir 80% penjualannya di AS dan Eropa. 30 Merk Mattel Girls & Boys merupakan hampir 60% dari total penjualan di tahun 2010. 31 Merk ini termasuk boneka busana dan aksesoris Barbie, Disney Classics, permainan dan teka-teki (puzzle), dan produk-produk Monster High, Hot Wheels, Matchbox, Toy Story dan Batman. 32 Barbie adalah lambang budaya, dan telah mendominasi pasar boneka busana selama setengah abad.

Kebijakan kertas Produksi sendiri Sampai saat ini merk-merk Mattel telah melaksanakan proyek pilot yang menyertakan atribut keberlanjutan (sustainability). [ ] Misalnya, jajaran boneka Barbie Thumbelina kami menggunakan 100 persen karton daur ulang [ditambahkan penekanan] pada kemasan dan memberikan petunjuk bagaimana mendaur ulang. 33 Laporan tahunan perusahaan, laporan filantropi dan kewarga-duniaan telah dicetak pada kertas bersertifikasi FSC, dan untuk materi cetakan lain, kami biasanya bekerja dengan pemasok kertas dan percetakan yang dapat merekomendasikan stok kertas bersertifikasi FSC terbaru. 34 Perusahaan ini bekerja dengan pihak ketiga seperti Amazon.com untuk menghindari tambahan kemasan yang tak perlu untuk pengiriman produknya ke konsumen. 35 Inisiatif-inisiatif lemah dan terbatas dari produsen boneka terbesar dunia ini tidak memastikan bahwa Mattel tidak berdagang dengan perusahaan yang terlibat deforestasi. Produk yang diproduksi oleh pihak ketiga atau pemegang lisensi [Prinsip-Prinsip Manufaktur Global] Mattel berlaku untuk semua pihak yang memproduksi, merakit, berlisensi atau mendistribusikan produk atau kemasan yang padanya terdapat merk Mattel. [ ] Perlindungan Lingkungan: Fasilitas pabrik harus memberlakukan program lingkungan untuk meminimisasi dampaknya terhadap lingkungan. 36 Mattel mensyaratkan sertifikasi independennya tersendiri untuk semua materi, termasuk produk kertas untuk kemasan, untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya. Hal ini berlaku tidak hanya untuk produksi sendiri, tapi juga untuk pihak ketiga dan pemegang lisensi. Walau demikian, Mattel tidak mensyaratkan para pihak ketiga atau pemegang lisensi untuk menghindari berdagang dengan perusahaan yang terlibat dengan deforestasi. BUKTI FORENSIK MENGAITKAN MATTEL DENGAN PENGRUSAKAN HUTAN HUJAN INDONESIA Pabrik Mattel di Indonesia dikhususkan untuk pembuatan boneka, sebagian besarnya memproduksi berbagai jenis boneka Barbie dan karakter khas boneka lainnya. 37 Selanjutnya, Mattel mendapat lisensi dari Disney untuk memproduksi serangkaian boneka dari film-film Disney. 38 Cina adalah pusat manufaktur terbesar untuk produk bermerk Mattel. 39 Ini termasuk produk Barbie, serta serangkaian luas produk mainan lainnya dari permainan kartu sampai sepeda otoped. 40 Hasil uji forensik ahli menunjukkan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian luas produk kemasan dan kertas Mattel. 41 Hal ini membuktikan bahwa Mattel berperan dalam pengrusakan hutan hujan Indonesia. Pengumpulan bukti oleh Greenpeace akan produk kemasan dan kertas Mattel yang diproduksi di Indonesia terbukti mengandung MTH: 42

Pilihan bukti Greenpeace akan produk kemasan atau kertas yang diproduksi di Cina terbukti mengandung MTH: 43 INVESTIGASI GREENPEACE MENUNJUKKAN KAITAN MATTEL DENGAN APP Investigasi Greenpeace menguak hubungan dagang antara APP dan Mattel di Indonesia dan Cina. Sertifikasi mengindikasikan bahwa APP adalah pemasok Mattel Greenpeace telah mendapatkan sertifikasi yang mengindikasikan bahwa APP memasok materi kemasan untuk produk-produk Mattel. Mattel mensyaratkan uji dan sertifikasi materi, termasuk produk kertas untuk kemasan, untuk menunjukkan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya. Kilang utama APP untuk papan kemasan di Indonesia PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang (IKPP), berlokasi di Pulau Jawa telah menerima sertifikasi ini untuk beberapa merk papan kertas (paperboard) 44 yang mereka produksi dan perdagangkan dalam negri Indonesia dan diekspor ke Cina. Kilang ini dipasok oleh kilang pulp APP di Sumatra; 45 yang menggunakan MTH dari hutan hujan Indonesia. 46 Dalam negri Cina, kilang APP di Ningbo telah menerima sertifikasi Mattel untuk produksi kertas untuk permainan kartu. 47 APP memproduksi kemasan Barbie yang berasal dari hutan hujan Investigasi Greenpeace mengungkapkan kaitan dagang antara APP dan pabrik Barbie Mattel di Indonesia. Bukti-bukti selanjutnya menunjukkan kaitan dagang melalui pabrik-pabrik lain. Barbie Made in Indonesia 48 Pabrik Mattel di Indonesia memproduksi serangkaian boneka busana. Termasuk bonekaboneka dengan merk Mattel sendiri, yaitu Barbie, serta merk populer Monster High dan boneka-boneka edisi khusus biasanya berkaitan dengan karakter film atau TV. Pabrik di

Indonesia juga membuat boneka-boneka bermerk Disney di bawah lisensi; termasuk rangkaian boneka Princess dan rangkaian High School Musical. Greenpeace mengidentifikasi dua percetakan Indonesia yang memproduksi kemasan untuk boneka-boneka Mattel buatan Indonesia ( Made in Indonesia ) yang dijual di Jerman, Australia, Britania Raya, Amerika Serikat dan tempat lain, yaitu: Sansico dan PT Bukit Muria Jaya (PT BMJ). 49 Investigasi lebih lanjut mengungkapkan kaitan dagang antara perusahaan-perusahaan ini dengan APP. 50 Sansico 51 memiliki pabrik di Indonesia, dan mengklaim dapat memproduksi lebih dari 1 juta unit kemasan per minggunya. Mattel adalah salah satu pelanggan utamanya, dan dilaporkan telah memasok kemasan tercetak kepada kepada perusahaan ini selama dua dekade. 52 Sebagian besar produksinya lewat percetakan Sansico, PT Printec II, yang bersebelahan dengan pabrik utama Mattel Indonesia. Menurut informasi rahasia, pabrik Sansico ini adalah pelanggan APP Indonesia. Percetakan ini memproduksi berbagai produk kemasan untuk Mattel, termasuk yang dilisensi oleh Disney. Pabrik Sansico, PT Grafitec, juga memasok kemasan untuk Mattel Indonesia. 53 PT BMJ adalah bagian dari Grup Djarum dan merupakan produsen kemasan lintas sektor terkemuka di Indonesia. 54 Menurut informasi rahasia, BMJ adalah pelanggan APP Indonesia. Uji forensik kemasan Mattel yang berasal dari percetakan ini terbukti secara reguler menggunakan MTH. Barbie Made in Indonesia hanya puncak gunung es 55 Investigasi Greenpeace mengenai kemasan boneka busana hanya merupakan puncak gunung es dalam pengungkapan potensi dampak Mattel terhadap hutan hujan Indonesia. Menurut Laporan GRI 2007 Mattel: Mayoritas produk kami, termasuk produksi yang dioutsource diproduksi di Cina. 56 Di Cina sendiri, Mattel membuat produk dari mulai boneka busana, permainan, teka-teki dan permainan kartu sampai aksesoris Barbie dan merk mainan lainnya. 57 Sebagian besar produk dijual dengan kemasan atau mengandung semacam materi kertas lainnya. Hasil uji forensik kemasan boneka busana Barbie Made in China mengungkapkan sejumlah produk yang mengandung MTH. 58 Menurut website perusahaan, 59 perusahaan APP Ningbo Asia Converting mengklaim untuk membuat produk kemasan sepeda otoped bermerk Barbie. Perusahaan satu kelompoknya (sister company) Ningbo Asia Pulp & Paper, memperoleh sertifikat Mattel untuk papan kertas permainan kartu 60 dan mengimpor pulp dari Indonesia. 61 Permainan kartu UNO dan kemasan bergambar karakter Disney Winnie the Pooh telah positif terbukti mengandung MTH. 62 APP adalah produsen produk kertas terbesar di Cina, dan sekitar sepertiga dari produksi kertas dan papan kertasnya adalah untuk kemasan. 63 Tanpa adanya kebijakan kuat dan pengamanan spesifik, produk kertas dari Cina atau Indonesia berisiko tinggi untuk dikaitkan dengan APP, dan merupakan pendorong pengrusakan hutan hujan Indonesia. DISNEY Hasil uji forensik menunjukkan bahwa serangkaian luas produk kertas dan kemasan yang bermerk Disney secara reguler mengandung bahan kayu dari hutan hujan Indonesia. Di Indonesia, Mattel memproduksi serangkaian luas boneka busana bermerk Disney. Mattel dipasok oleh APP, sebuah kelompok dimana dari investigasi Greenpeace terbukti terus menerus terbukti menghancurkan hutan hujan habitat dari satwa yang sangat terancam punah dan juga terlibat dengan pengrusakan lahan gambut berskala besar.

Kesepakatan lisensi Disney berlaku untuk semua perusahaan yang memproduksi produk yang menggunakan merk Disney. Walau demikian, kesepakatan ini tidak mensyaratkan tidak digunakannya kayu yang berasal dari hutan hujan. Mattel memproduksi serangkaian luas boneka busana Princess bermerk Disney, termasuk Snow White, Cinderella, Rapunzel dan boneka Sleeping Beauty, pada pabrik yang sama yang membuat Barbie. Bukti-bukti Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel Indonesia menggunakan kayu yang berasal dari hutan hujan Indonesia untuk kemasan produk bermerk Disney. Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa APP memasok papan kemasan untuk produk Disney yang diproduksi oleh Mattel. DISNEY ADALAH MERK TERLISENSI NOMER SATU Disney adalah pemberi lisensi [produk] terbesar dunia dengan hasil penjualan eceran global sebesar $27 milyar pada tahun 2009. 64 Disney adalah perusahaan publik, terdaftar pada Bursa Efek New York, dengan kantor pusatnya di Burbank, California, USA. 65 Perusahaan yang dibentuk tahun 1923 sebagai studio kartun, saat ini telah berkembang menjadi bisnis hiburan multinasional. 66 Total penjualan Disney tahun 2010 mencapai US$ 38,1 milyar ( 28,2 milyar). 67 Sementara divisi produk konsumennya hanya merupakan 7% dari penjualan, 68 perusahaan saat ini bekerja sama dengan para pengecer utamanya untuk bergeser dari model bisnis lisensi menjadi perusahaan produk konsumen : 69 yang bercita-cita untuk mengembangkan pemasaran produknya. Produk bermerk Disney terinspirasi film-film animasi Disney yang sangat dicintai, termasuk film pertama Snow White and the Seven Dwarfs sampai film-film terbaru seperti The Princess and the Frog serta Toy Story dan Cars dari Disney Pixar 70 Disney Princess telah menjadi merk gaya hidup yang kuat dan menyumbang $4 milyar dari penjualan eceran global, menyentuh tiap aspek kehidupan anak-anak perempuan di seluruh dunia. 71 Kebijakan kertas Konservasi alam adalah prioritas utama Disney. 72 Disney telah menyurati Greenpeace mengakui perannya dalam mengurangi deforestasi, 73 dan telah memberlakukan kebijakan pembelian yang berlaku pada sebagian dari pembuatan produksi langsungnya. Produksi sendiri Disney bertujuan untuk mendapatkan 100% dari kertas yang dipasok untuk produk dan kemasan oleh bisnis non-lisensinya dari sumber berkelanjutan. Kertas yang dipasok akan memuat kandungan daur ulang, dipasok dari hutan bersertifikat, atau yang sumber asalnya diketahui. 74 Kebijakan lemah ini tidak memastikan bahwa Disney tidak berdagang dengan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi. Dengan mengetahui sumber asalnya artinya bahwa pembeli telah diberitahu di mana kayu tumbuh dan telah dipastikan bahwa asalnya bukan dari tempat yang tidak diinginkan (misalnya ditebang secara ilegal). 75 Produk yang diproduksi oleh pihak ketiga atau pemegang lisensi Sebagian besar produk bermerk Disney diproduksi dan dijual di bawah lisensi yang diberikan oleh Disney kepada pihak ketiga. 76 Secara teori, kode perilaku (code of conduct) Disney berlaku untuk semua produsen produkproduk Disney, termasuk barang-barang yang diproduksi pihak ketiga dan pemegang lisensi. 77 Perusahaan-perusahaan yang membuat produk bermerk Disney harus menandatangani kontrak yang menyatakan bahwa mereka tidak sedang dan tidak akan

mempekerjakan buruh di bawah umur, 78 misalnya. Namun di bawah judul Perlindungan Lingkungan, kode ini hanya mensyaratkan produsen untuk mematuhi semua peraturan dan perundang-undangan lingkungan yang berlaku. 79 Selanjutnya, kebijakan kertas Disney 80 hanya berlaku untuk sejumlah produk terbatas yang diproduksi sendiri. Persyaratan ini tidak diberlakukan pada lebih dari 3.700 pemegang lisensinya 81 untuk menghindarkan mereka dari berdagang dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi. BUKTI FORENSIK MENGAITKAN DISNEY DENGAN PENGHANCURAN HUTAN HUJAN INDONESIA Hasil uji forensik ahli menunjukkan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian luas produk kemasan dan kertas bermerk Disney. 82 Hal ini membuktikan bahwa Disney berperan dalam pengrusakan hutan hujan Indonesia. Pengumpulan bukti oleh Greenpeace akan produk kemasan dan kertas bermerk Disney terbukti mengandung MTH: 83 INVESTIGASI GREENPEACE MENUNJUKKAN KAITAN DISNEY DENGAN APP Merk Disney Princess Made in Indonesia 84 Greenpeace telah mengidentifikasi bahwa Mattel memproduksi boneka-boneka busana bermerk Disney Princess dan High School Musical di Indonesia. Boneka-boneka khas ini, termasuk Snow White, Cinderella, Rapunzel dan Sleeping Beauty, diproduksi pada pabrik Mattel Indonesia yang sama yang memproduksi Barbie. Uji forensik pada serangkaian luas materi kemasan untuk boneka-boneka ini menunjukkan bahwa secara reguler ditemukan sejumlah besar MTH. 85 Investigasi Greenpeace menunjukkan bahwa Mattel Indonesia menggunakan materi kemasan buatan APP. Mattel Indonesia memproduksi boneka busana bermerk Disney. Sebagian dari kemasan untuk produk ini memakai label sebagai produksi Sansico, yang menerima pasokan bahan baku dari APP. Lihat Investigasi Greenpeace Mengaitkan Mattel dengan APP. Puncak gunung es 86 Disney duduk sebagai pemberi lisensi terbesar dunia dengan penjualan eceran global mencapai $27 milyar pada tahun 2009. 87 Lebih dari 3.700 perusahaan lisensi memproduksi barang-barang bermerk Disney dengan lisensi di seluruh dunia. 88 Sebagian besar produk Disney dijual dengan kemasan atau merupakan produk kertas (alat tulis, teka-teki, buku gambar, dsb). Kemasan untuk produk bermerk Disney yang diproduksi oleh Mattel Indonesia jelas hanya merupakan puncak gunung es dalam hal kaitan perusahaan ini dengan APP dan

pengrusakan hutan hujan Indonesia. Ningbo Asia Pulp & Paper memperoleh sertifikat Mattel untuk papan kertas permainan kartu. 89 Hasil uji forensik kartu dan kemasan untuk edisi Disney dari permainan kartu UNO dari Mattel buatan Cina telah terbukti mengandung MTH. 90 Di Indonesia, investigasi awal Greenpeace mengidentifikasi serangkaian barang bermerk Disney yang dipasarkan secara luas oleh sejumlah pemegang lisensi untuk penjualan eceran internasional seperti Carrefour. Hasil uji forensik dari serangkaian kemasan untuk produkproduk ini menunjukkan pemakaian MTH. 91 Tanpa adanya pengaman khusus, produk-produk kertas terutama dari Cina dan Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP dan menjadi pendorong hancurnya hutan hujan Indonesia. HASBRO DAN LEGO Selain mengidentifikasi produk-produk bermerk Mattel dan Disney dan kaitannya dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia, investigasi Greenpeace juga mengidentifikasi sejumlah produsen mainan besar, termasuk Hasbro dan LEGO, yang memproduksi produknya di Cina yang telah terbukti menggunakan MTH dalam produk-produk kertasnya. Greenpeace telah berhasil mengaitkan APP dengan Hasbro dan LEGO. Hasbro adalah produsen mainan global kedua terbesar di dunia. Banyak produk-produk mainan Made in China tidak mencantumkan pembuat kemasannya. Salah satu edisi special buku kegiatan Star Wars dari LEGO dicetak oleh Hung Hing, salah satu dari tiga pengimpor terbesar kertas APP Indonesia di Cina. Sampulnya terbukti mengandung MTH. HASBRO DAN LEGO ADALAH PEMAIN BESAR HASBRO ADALAH KEDUA DI BIDANG MAINAN Hasbro adalah produsen kedua terbesar dunia di sektor mainan. Saham perusahaan ini diperdagangkan di NASDAQ Global Select Market. Hasbro berkantor pusat di Pawtucket, Rhode Island, AS. Pada tahun 2010, Hasbro merealisasi penjualan bersih sebesar US$ 4,0 milyar ( 3,0 milyar). 92 Sekitar 50% dari penjualan 2010 adalah di AS. 93 Dua pertiga penjualan 94 adalah untuk mainan anak laki-laki termasuk karakter dan merk seperti GI Joe, Incredible Hulk, Indiana Jones, Spider-Man, SpongeBob, Sesame Street, the Simpsons, Star Wars dan yang diproduksi di bawah lisensi Disney (Mickey Mouse, High School Musical, Little Einsteins, Toy Story 3) serta permainan dan teka-teki seperti Monopoly, Scrabble dan Trivial Pursuit. 95 Kebijakan kertas Produksi sendiri Hasbro telah menentukan tujuan bahwa pada 2011 setidaknya 75% dari kemasan kertasnya akan berasal dari materi daur ulang atau sumber-sumber yang mempraktekkan pengelolaan hutan berkelanjutan. 96 Pada tahun 2015 mereka bertujuan untuk meningkatkannya menjadi 90% untuk semua kemasan papan kertas dan isi dari semua permainan dalam kotak. 97 Produk-produk di bawah lisensi Hasbro mengakui tanggung jawabnya untuk produk-produk yang dibuat di bawah lisensi, dan mereka bekerja dengan para pemegang lisensi mainan dan permainan inti untuk membantu mereka memberlakukan standar yang serupa. 98 Kebijakan saat ini tidak mencegah merk Hasbro untuk dikaitkan dengan perusahaan yang berdagang dengan perusahaan lain yang terlibat dengan deforestasi.

LEGO ADA DI POSISI KEEMPAT DI BIDANG MAINAN LEGO adalah produsen mainan terbesar keempat di dunia. 99 LEGO adalah perusahaan pribadi milik keluarga, berkantor pusat di Billund, Denmark. 100 Produk-produk perusahaan ini dijual di lebih dari 130 negara. 101 Pada tahun 2010, pendapatan perusahaan ini dari penjualan produknya adalah DKK 16,0 milyar ( 2,1 milyar). 102 Selain produk utama LEGO, mereka juga memproduksi produk di bawah lisensi yang termasuk produk-produk bermerk dari film atau film kartun seperti Star Wars, Harry Potter, Toy Story, SpongeBob dan Indiana Jones. 103 Kebijakan kertas Pada bulan Mei 2011, LEGO memberitahu Greenpeace bahwa mereka berniat menginvestigasi keprihatinan Greenpeace mengenai APP dengan para pemasok mereka secepatnya. Perusahaan ini akan berusaha untuk memastikan semua kemasan dan materi cetak untuk semua produk bermerk LEGO dipasok dari sumber-sumber berkelanjutan dan sebisa mungkin menggunakan kandungan daur ulang. 104 Bilamana materi kemasan LEGO mensyaratkan penggunaan serat baru dibanding kandungan daur ulang, LEGO hanya meminta pemasoknya untuk mendeklarasikan bahwa mereka dapat setidaknya mendokumentasikan bahwa kemasan yang dipasok kepada LEGO Group tidak mengandung serat kayu yang dapat dilacak kembali ke deforestasi ilegal; kayu dari spesies kayu terancam; atau praktek bisnis korup atau ilegal lainnya. 105 Walau LEGO telah mengakui pentingnya membeli dari sumber-sumber bersertifikasi FSC, 106 sistem yang berlaku sekarang tidak cukup kuat untuk memastikan bahwa serat yang digunakan untuk kemasan produk mereka berasal dari sumber-sumber bersertifikasi FSC. Produk-produk yang diproduksi pihak ketiga LEGO memiliki kode perilaku yang memberi syarat minimum untuk memastikan pelanggan dan subkontraktor untuk memproduksi komponen dan memberikan jasa kepada LEGO Group dengan cara yang etis. 107 Misalnya: Pekerja di bawah umur tidak boleh dilibatkan atau dimanfaatkan. [ ] Pekerja paksa tidak boleh dilibatkan atau dimanfaatkan. 108 Namun di bawah Perlindungan Lingkungan kode perilaku ini hanya mensyaratkan produsen untuk mematuhi hukum dan perundang-undangan yang terkait dengan perlindungan lingkungan. 109 LEGO tidak mensyaratkan pihak ketiga untuk menghindari perdagangan dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat dengan deforestasi. HASIL UJI FORENSIK MENGAITKAN HASBRO DAN LEGO DENGAN PENGHANCURAN HUTAN HUJAN INDONESIA HASBRO Hasil uji forensik membuktikan bahwa MTH secara reguler ditemukan dalam serangkaian kemasan dan produk kertas dalam produk bermerk Hasbro. 110 Bukti ini menguak peran Hasbro dalam penghancuran hutan hujan Indonesia Produk kemasan dan produk kertas yang mengandung MTH antara lain: 111

LEGO Hasil uji forensik dari lapisan luar dari sampul produk-produk LEGO menunjukkan penggunaan serat MTH. 112 Bukti ini menguak peran LEGO dalam penghancuran hutan hujan Indonesia. Produk yang mengandung MTH: 113 INVESTIGASI GREENPEACE MENGAITKAN HASBRO DAN LEGO KE APP HASBRO Hasbro memiliki kaitan rantai pasokan dengan APP. Sertifikasi membuktikan bahwa APP adalah pemasok Hasbro Seperti Mattel, Hasbro mensyaratkan sertifikasi untuk semua materi, termasuk produk kertas untuk membuktikan bahwa mereka memenuhi standar dalam hal tidak menggunakan atau pembatasan serangkaian bahan kimia berbahaya. 114 Kilang APP utama untuk papan kertas kemasan di Indonesia PT Indah Kiat Pulp & Paper Serang (IKPP), berlokasi di Jawa telah menerima sertifikasi untuk beberapa merk permainan papan 115 yang mereka produksi dan perdagangkan di Indonesia dan ke Cina. Kilang ini dipasok oleh kilang pulp APP di Sumatra; 116 yang menggunakan MTH dari hutan hujan Indonesia. Di Cina, kilang APP Ningbo telah menerima sertifikasi Hasbro untuk produksi papan kertas. 117 Rantai pasokan Hasbro 118 Hasbro telah men-outsource banyak produksinya ke pabrik-pabrik di Cina termasuk permainan papan seperti Monopoly, Trivial Pursuit, The Game of Life, Twister dan Scrabble dan mainan termasuk Transformers dan My Little Pony. Hasil uji forensik awal dari serangkaian kemasan produk bermerk Hasbro yang dibuat di Cina menunjukkan pemakaian MTH. 119 Label pada permainan papan bermerk Hasbro yang dibeli di Cina mengidentifikasi QP Printing dan Top Mix Industries sebagai produsennya. QP Printing juga mengekspor permainan papan bermerk Hasbro termasuk Monopoly dan Scrabble. 120 Website The Top Mix Industries mempromosikan perusahaan ini sebagai produsen yang ditunjuk untuk membuat permainan terkenal Monopoly. 121 Produsen lainnya telah diidentifikasi pula. Investigasi awal Greenpeace telah mendapatkan bukti terdokumentasi akan kaitan dagang antara produsen produk bermerk Hasbro dan APP di Cina dan Indonesia. Tanpa adanya pengaman khusus, produk-produk kertas terutama dari Cina dan Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP dan pendorong hancurnya hutan hujan Indonesia. LEGO 122 LEGO memiliki kaitan rantai pasokan dengan APP. LEGO mempunyai kesepakatan lisensi eksklusif dari Lucasfilm Ltd. yang memberikan hak perusahaan ini untuk memproduksi dan memasarkan serangkaian mainan LEGO yang

berdasarkan tema dari film Star Wars trilogi yang pertama dan tiga film berikutnya. 123 Beberapa edisi spesial produk Star Wars diterbitkan oleh Dorling Kindersley (bagian dari Penguin Group) dan dicetak di Cina oleh percetakan-percetakan yang berkaitan dengan APP. Salah satu percetakan produk ini (Leo Paper) 124 dua kali memenangkan Sinar Mas Print Awards pada tahun 2009 sebuah kompetisi yang terbuka hanya untuk para konsumen APP; percetakan lain (Hung Hing Printing) 125 dimiliki oleh grup perusahaan yang sama dengan Sun Hing Paper. 126 Menurut data perdagangan rahasia 2010, Sun Hing Paper adalah termasuk tiga importir terbesar Cina akan kertas APP Indonesia. Hasil uji forensik dari satu produk edisi spesial Star Wars diproduksi oleh Hung Hing terbukti mengandung MTH. Hanya puncak gunung es? Kiatan-kaitan dengan APP dan bukti bahwa serat hutan hujan dalam rantai pasokan LEGO dan Hasbro sangat mungkin hanya merupakan puncak gunung es bagi perusahaan ini dan produsen mainan lainnya. Makin banyak produsen di sektor mainan yang memusatkan produksi mereka di Cina. Misalnya, kemasan untuk produk-produk LEGO baru-baru ini semakin banyak yang diproduksi di Cina; dahulu, hampir semua diproduksi di Denmark atau negara Eropa lainnya. Tanpa adanya pengaman khusus, produk kertas dari Cina atau Indonesia berisiko tinggi dikaitkan dengan APP, dan dengan pengrusakan hutan hujan Indonesia.

APP Pemerintah Indonesia mengidentifikasi sektor kelapa sawit dan pulp & kertas sebagai dua pendorong utama pengrusakan hutan hujan. 127 Pemain terbesar di kedua sektor ini di Indonesia adalah Sinar Mas Group. Kedua divisi dalam Sinar Mas Group (SMG) ini mengambil pendekatan bersebrangan mengenai emisi deforestasi. Misalnya, dalam hal lahan gambut yang kaya karbon, divisi kelapa sawit (GAR) akan melindungi semua lahan gambut apapun kedalamannya, sementara divisi pulp dan kertas (APP) secara aktif menargetkan lahan gambut untuk persediaan kayu hutan hujan saat ini dan di masa depan. APP menebangi habis hutan hujan di wilayah yang merupakan habitat kritis satwa yang terancam punah dan lahan gambut dalam, yang secara teori terlarang untuk dikembangkan menurut hukum Indonesia. Pernyataan-pernyataan perusahaan barubaru ini menunjukkan niat mereka meneruskan pembukaan hutan sampai 2015. Sejumlah industri prngguna yang terus bertambah berusaha untuk melindungi merk mereka dengan menghindari kaitan dagang dengan perusahaan-perusahaan yang terlibat deforestasi. Korporasi dunia tersebut termasuk Staples, Kraft dan Nestlé telah menghentikan pembeliannya dari APP. APP MENJUAL KERTAS SECARA GLOBAL YANG SUMBERNYA BERASAL DARI DEFORESTASI Sinar Mas Group (SMG) adalah sekelompok perusahaan yang beroperasi lintas sektor yang cukup luas, dan kelompok ini mencirikan diri sebagai salah satu kelompok perusahaan berdasar sumberdaya alam terbesar dunia. 128 Sektor-sektor dimana mereka secara aktif berkembang termasuk pulp dan kertas, kelapa sawit dan batubara. 129 Asia Pulp & Paper (APP), divisi pulp & kertas Sinar Mas, menyatakan diri sebagai salah satu dari produsen tiga terbesar dunia. 130 Basis utama produksi pulp APP adalah Indonesia, dan divisi ini menyumbang sekitar 40% dari total produksi pulp Indonesia. 131 APP Group bergantung pada penebangan habis hutan alam oleh perusahaan-perusahaan mitra di bawah SMG untuk memenuhi kebutuhan produksinya. 132 Kayu gelondongan hasil penebangan hutan hujan Indonesia, termasuk hutan lahan gambut, menyumbang sekitar 20% serat yang dijadikan bubur kertas di pabrik-pabrik APP antara tahun 2007 dan 2009. 133 Cina saat ini adalah basis produksi produk-produk kertas, kemasan dan tisu APP. 134 Pabrikpabrik APP di Indonesia dan Cina memproduksi produk-produk kertas kemasan dan produk-produk untuk banyak merk global lintas sektor, dari makanan sampai elektronik, kosmetik, alas kaki, rokok dan mainan. 135 Pada bulan Juli 2010 Greenpeace Internasional meluncurkan laporan Bagaimana Sinar Mas meluluhkan bumi. 136 Investigasi di lapangan mendokumentasikan dampak operasi SMG/APP di hutan Bukit Tigapuluh dan Kerumutan di Sumatra. Tindakan mereka termasuk pembukaan lahan gambut dalam dan habitat harimau. Investigasi laporan mengungkapkan ambisi ekspansif besar-besaran dalam hal luas wilayah untuk pembukaan di masa mendatang serta aspirasi ekspansi kapasitas pabrik pulp di Indonesia. Perusahaan-perusahaan konsumen yang dulunya pembeli produk APP, dari investigasi Greenpeace diketahui bahwa saat ini memberlakukan kebijakan yang akan melepaskan mereka dari kaitan dagang dengan perusahaan-perusahaan yang terkait deforestasi dalam rantai pasokan mereka. Jumlah perusahaan semacam ini terus bertambah. Perusahaan semacam ini termasuk Kraft, Nestlé, Unilever, Carrefour, Tesco, Auchan, LeClerc, Corporate Express dan Adidas. 137

Keluarga yang sama, logo yang sama, strategi pengembangan bisnis yang berbeda Dikepalai oleh Franky Widjaja, divisi kelapa sawit Sinar Mas, Golden Agri Resources (GAR), memberlakukan kebijakan konservasi hutan baru untuk memastikan operasi-operasi kelapa sawit mereka tidak meninggalkan jejak deforestasi. Intinya adalah [ ] tidak ada pengembangan pada lahan gambut dan wilayah kaya karbon 138 artinya, ini adalah model pengembangan yang menghindari deforestasi. Sebaliknya, APP dikepalai oleh saudara Franky, Teguh Widjaja secara pesat mengembangkan kerajaan globalnya melalui akuisisi pabrik-pabrik pulp dan kertas, 139 dengan tujuan menjadi perusahaan kertas terbesar di dunia. 140 Pernyataan-pernyataan perusahaan mengkonfirmasi bahwa Indonesia akan tetap menjadi basis kunci produksi pulp, 141 dan akan terus menggunakan kayu gelondongan dari hutan hujan untuk memenuhi kebutuhan produksinya 142 artinya, model pengembangan yang dituju adalah bisnis yang bergantung pada deforestasi. APP mempekerjakan Cohn and Wolfe, 143 cabang dari kelompok PR terbesar di dunia, WPP, untuk membantu mencitrakan mereka sebagai perusahaan yang mengedepankan konservasi. Pernyataan-pernyataan PR baru-baru ini termasuk dukungan bagi Instruksi Presiden mengenai moratorium dua tahun untuk penerbitan izin-izin bari pada lahan gambut dan hutan. 144 Namun pengumuman moratorium yang diterbitkan bulan Mei 2011 itu 145 hanya berlaku pada hutan alam primer dan lahan gambut di luar konsesi yang ada. Analisis pemetaan Greenpeace 146 menunjukkan bahwa jutaan hektar habitat satwa liar dan lahan gambut yang kaya karbon tetap terancam ekspansi sektor pulp. Wilayah hutan hujan yang ditargetkan oleh APP tetap tidak tersentuh moratorium. Pembabatan hutan dalam wilayah ini dapat mendorong perubahan iklim dan menggeser spesies seperti harimau Sumatra selangkah lebih dekat menuju kepunahan. APP MENGHANCURKAN HUTAN HUJAN INDONESIA APP telah berulang kali berjanji dalam sepuluh tahun terakhir untuk sama sekali bergantung pada serat dari perkebunan yang terbarukan awalnya ditargetkan pada tahun 2007, kemudian direvisi menjadi 2009 147 dan menghentikan kebergantungan mereka pada kayu gelondongan hasil tebang habis dari hutan hujan di Indonesia. Pada tahun 2011, kepala bagian keberlanjutan APP, Aida Greenbury, mengulang kembali komitmen mereka untuk memenuhi target ini pada akhir 2015 148 delapan tahun lebih lambat dari waktu yang dijanjikan semula. Pada tahun 2010, APP menyatakan bahwa sekitar 20% serat yang masuk ke kilang-kilang pulp mereka di Indonesia pada tahun sebelumnya berasal dari pembukaan hutan alam. 149 Saat ini sebagian besar dari pembukaan ini terjadi di dalam wilayah konsesi di Riau dan Jambi. 150 Dokumen rahasia SMG/APP tahun 2007 151 mengidentifikasi jutaan hektar wilayah konsesi perusahaan yang ditargetkan untuk memenuhi kebutuhan produksi yang ada dan memberi ruang untuk potensi ekspansi produksi kilang pulp di Indonesia. Dua juta hektar ditargetkan di Kalimantan dan Sumatra. Analisis Greenpeace akan dokumen-dokumen pemerintah dan perusahaan memastikan bahwa sejak Desember 2010, SMG/APP telah meningkatkan wilayah konsesi bahan bakunya setidaknya seluas 800.000 hektar. Status dari wilayah target sisanya tidak jelas. Analisis pemetaan menunjukkan bahwa sekitar 40% dari wilayah tambahan yang saat ini dikuasai oleh SMG/APP atau dimana SMG/APP telah mendapatkan izin prinsip adalah wilayah yang masih berhutan pada tahun 2006, termasuk wilayah cukup luas yang merupakan habitat satwa liar dan lahan gambut 152. Di propinsi Riau dan Jambi saja, SMG/APP bertujuan menambah konsesinya seluas 900.000 hektar antara tahun 2007 dan 2009. Pada tahun 2006, lebih dari separuh wilayah ini berhutan dan seperempatnya lahan gambut. 153 Pada akhir tahun 2007, lebih dari separuh

wilayah yang ditargetkan untuk ekspansi konsesi ini disetujui oleh pemerintah Indonesia atau sedang dalam proses akuisisi oleh SMG/APP. 154 Dua wilayah target ekspansi terbesar oleh SMG/APP adalah Bentang Hutan Bukit Tigapuluh, yang membentang di propinsi Riau dan Jambi, serta Hutan Gambut Kerumutan di Riau. Analisis pemetaan oleh Greenpeace yang diterbitkan bulan Juli 2010 mengidentifikasi wilayah hutan, lahan gambut dan habitat satwa liar yang ditargetkan untuk ekspansi. 155 Petapeta ini disertai bukti fotografis dari deforestasi baru dan yang sedang berjalan dalam konsesi yang baru diakuisisi. Investigasi dan analisis Greenpeace tahun 2011 menunjukkan bahwa ekspansi SMG/APP berlanjut di wilayah tersebut dan sesuai dengan rencana 2007. 156 INVESTIGASI GREENPEACE MENGUAK DAMPAK APP Analisis independen dari dampak operasi sektor pulp dan kelapa sawit terhalang oleh kurangnya transparansi pemerintah dan industri; hal ini termasuk kesulitan mendapatkan data yang terkini dan cukup rinci. Lemahnya kualitas data semacam ini dan kesediaan bukti lainnya dari sumber-sumber resmi berarti analisis harus dipahami sebagai sebuah penilaian risiko indikatif, dan beberapa elemen harus dikonfirmasi melalui validasi lapangan. Dalam skala regional, marjin kesalahan dalam data sumber menjadi impas, walau bias yang ada dalam asumsi nilai estimasi akan teramplifikasi misalnya estimasi konservatif simpanan karbon dalam lahan gambut. Walau dengan keterbatasan ini, menggunakan data resmi yang tersedia dari sumber-sumber pemerintah dan para ahli, Greenpeace menggunakan beberapa teknik untuk mengakses risiko operasi dan rencana-rencana ekspansi SMG/APP terhadap wilayah hutan, lahan gambut dan habitat satwa liar dan memantau dampak dari operasi tersebut. Penilaian Greenpeace mengenai nilai-nilai bentang wilayah didasarkan pada sejumlah sumber termasuk peta tutupan lahan 2006 Kementrian Kehutanan, peta habitat orangutan Kalimantan United Nations Environment Program (UNEP), bentang alam prioritas untuk konservasi harimau dari WWF/WCS/Smithsonian dan NFWF-STF, serta peta lahan gambut Wetlands International. Data konsesi dikumpulkan dari berbagai sumber pemerintah. Data hutan tanaman industri (HTI) tersedia dari Kementrian Kehutanan. Data ini tidak mengidentifikasi perusahaan yang menguasai konsesi terkait. Metode ini sering digunakan oleh pemerintah, kelompok-kelompok konservasi dan bahkan perusahaan pemegang konsesi, termasuk Sinar Mas, untuk menimbang risiko dan memantau perubahan. Berikut adalah beberapa lapisan analisis: Pemetaan risiko (analisis spasial) 1) Memetakan operasi perusahaan: hal ini membutuhkan diketahuinya batas-batas konsesi perusahaan. Sinar Mas tidak membuat informasi ini tersedia untuk umum, dengan demikian menyulitkan pemantauan publik akan operasi mereka. Sementara Kementrian Kehutanan menyediakan peta ini dan menunjukkan konsesi kayu pulp yang berizin lengkap. Informasi ini tidak selalu terkini dan tidak merinci kepemilikan dan hanya menyebutan pemegang konsesi, yang berbeda untuk hampir semua konsesi. Informasi terbaik yang ada untuk pemegang konsesi SMG/APP harus dikumpulkan dari serangkaian sumber termasuk Kementrian Kehutanan, dokumen internal perusahaan, kantor-kantor pemerintah kabupaten, organisasi konservasi dan para penilai lingkungan. 2) Memetakan nilai ekologis: menggunakan data pemetaan spasial terbaik (Geographic Information System, GIS) dari Kementrian Kehutanan, Wetlands International, United

Nations Environment Program (UNEP), kelompok-kelompok ahli konservasi dan otoritas lainnya. Para ahli GIS menggunakan lapisan-lapisan data ini untuk menciptakan visi ekosistem. Misalnya pada tingkat bentang alam, hal ini menunjukkan kualitas tutupan hutan, luas dan kedalaman gambut, wilayah-wilayah konservasi keanekaragaman hayati kunci dan habitat orangutan dan harimau. Daftar kelompok data inti dijabarkan di bawah. 3) Analisis risiko: mengidentifikasi dimana letak nilai-nilai ekologis yang perlu dilindungi dalam wilayah konsesi. Pemetaan dampak (analisis temporal) 1) Membandingkan citra satelit dalam jangka waktu yang relevan: salah satu metode untuk menentukan kecepatan pembukaan hutan adalah menganalisa dan membandingkan citra satelit dari tanggal-tanggal yang berbeda. Tidak seperti Amazon di Brazil, dimana terdapat waktu satu bulan dimana relatif tidak ada tutupan awan, wilayah daratan Indonesia seringkali tertutup oleh tutupan awan tebal, dan menjadikan penggunaan citra satelit untuk menilai perubahan tutupan lahan menjadi sangat terbatas. 2) Menggabungkan analisis satelit dengan peta nilai ekologis dan batas konsesi untuk menentukan perubahan kualitas atau ketinggian nilai dalam wilayah konsesi. Investigasi lapangan dan pantauan udara (ground truthing) 1) Menentukan wilayah-wilayah prioritas untuk investigasi berdasarkan analisis risiko ekologis, analsis dampak dan data intelejen lainnya yang dapat menunjukkan potensi penebangan aktif. 2) Melakukan pantauan udara pada sejumlah konsesi untuk memastikan dan mendokumentasikan penebangan aktif dan pembangunan infrastruktural dalam wilayah yang memiliki nilai ekologi penting. 3) Mengakses wilayah-wilayah konsesi untuk mendokumentasikan bukti nilai-nilai ekologis dan sosial yang terkena dampak operasi perusahaan. Dimana memungkinkan secara logistik, juga dilakukan bukti kedalaman gambut, adanya orangutan (misalnya dengan melihat sarangnya) atau harimau (misalnya dengan jejaknya), kualitas hutan dan kepatuhan hukum dalam operasi. Informasi lain selanjutnya dapat dikumpulkan melalui kesaksian dari para pekerja dan masyarakat. Kelompok data inti yang digunakan dalam analisis pemetaan Zona tataguna lahan: 157 Kementrian Kehutanan menyediakan peta tataguna lahan. Namun, peta-peta ini tidak terkini untuk propinsi Riau dan Kalimantan Tengah. Untuk kepentingan analisis ini, Greenpeace menggunakan peta rencana tataruang wilayah propinsi Riau 2007. Tutupan lahan: 158 Tahun terbaru dimana data Kementrian Kehutanan untuk tutupan lahan tersedia adalah 2006. Lahan gambut: 159 Peta lahan gambut pada tingkat bentang alam yang tersedia di Indonesia dibuat oleh Wetlands International. Habitat berhutan: Habitat orangutan Kalimantan: 160 Peta terbaik habitat orangutan pada tingkat bentang alam yang ada dibuat oleh United Nations Environment Programme (UNEP), pertama diterbitkan pada tahun 2004 dan kemudian diperbaharui. Habitat harimau Sumatra:161 Peta-peta Bentang Alam Konservasi Harimau Prioritas dikembangkan oleh sebuah koalisi termasuk WWF, WCS, Smithsonian dan NFWF-STF. Peta

ini menunjukkan wilayah luas yang dapat mendukung sejumlah besar harimau. Wilayah habitat yang lebih kecil tidak disertakan yang sebenarnya penting untuk konservasi harimau. Karena pesatnya deforestasi, Greenpeace menggabungkan peta ini dengan data tutupan lahan Kementrian Kehutanan. Dengan demikian data menunjukkan habitat berhutan sejak tahun 2006. Konsesi: 1. Batubara 162 Data mengenai konsesi batubara tidak tersedia dari pemerintah Indonesia. Peta konsesi batubara dapat didapatkan dari Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia. Greenpeace telah mendigitasi data tahun 2009 untuk Sumatra dan Kalimantan, wilayah prinsip yang ditargetkan untuk pengembangan batubara. Data tambahan selanjutnya tersedia pada November 2010. Dengan demikian kelompok data yang digunakan untuk analisis harus dianggap tidak lengkap. Greenpeace akan meminta data konsesi batubara agar tesedia secara terpusat dan bebas. 2. Kelapa sawit Data mengenai konsesi kelapa sawit tidak secara langsung tersedia secara terpusat dari pemerintah Indonesia. Kelompok data untuk analisis didasarkan pada data 2006 2008 yang dikumpulkan oleh beberapa sumber dan sebagiannya diperbaharui oleh Greenpeace. Sumber yang utama adalah badan pemerintah sentral dan regional termasuk Badan Pertanahan Nasional (BPN), Dinas Perkebunan (Disbun) dan Badan Perencanaan Daerah (Bapeda). Selanjutnya Kementrian Kehutanan menyediakan sebagian data mengenai konsesi dalam HTI (termasuk perkebunan karet dan kelapa sawit). Karena kurangnya transparansi sektor ini, kelompok data yang digunakan untuk analisis ini harus dipahami sebagai informasi parsial terbaik yang tersedia. Greenpeace akan menerima data konsesi kelapa sawit agar tesedia secara terpusat dan bebas. 3. Pulp/HTI 163 Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagian besar adalah perkebunan kayu pulp. Data mengenai perkebunan industri tersedia dari Kementrian Kehutanan, tetapi tidak mengidentifikasi perusahaan yang menguasai konsesi. Greenpeace akan menerima dengan baik bila ada data konsesi HTI yang lebih komprehensif. 4. Tebang pilih/ HPH 164 Data mengenai konsesi HPH tersedia dari Kementrian Kehutanan. BUKIT TIGAPULUH Bentang Hutan Bukit Tigapuluh di Sumatra bagian tengah adalah salah satu suaka terakhir untuk spesies terancam punah termasuk harimau Sumatra, dan perannya penting untuk masa depan orangutan Sumatra. Sementara sebagian dari Bentang Hutan ini dicanangkan untuk taman nasional, banyak habitat yang akan ditebangi dan terancam oleh SMG/APP. Bentang Hutan Bukit Tigapuluh adalah habitat yang sangat penting untuk kehidupan sejumlah spesies yang kritis terancam punah. Hutan ini juga lokasi Pusat pelepasliaran Orangutan Sumatra (Sumatran Orang-utan Reintroduction Centre) dan tempat tinggal hampir 10% semua harimau Sumatra di alam bebas. Bentang Hutan Bukit Tigapuluh penting bagi dua kelompok masyarakat adat hutan: Orang Rimba dan Talang Mamak. SMG/APP memperluas operasinya di Bentang Hutan Bukit Tigapuluh.

HUTAN BUKIT TIGAPULUH ADALAH SUAKA HARIMAU TERAKHIR Harimau Sumatra di ambang kepunahan, antara lain diakibatkan oleh hilangnya habitat hutan. Diperkirakan terdapat sekitar 400 harimau Sumatra tersisa di alam bebas; 165 sekitar 30 ekor diperkirakan tinggal di Bentang Hutan Bukit Tigapuluh. 166 Wilayah ini begitu kritis untuk keberlangsungan hidup harimau di alam bebas, sehingga ditetapkan sebagai satu dari duapuluh Bentang Konservasi Harimau Prioritas Global. 167 Harimau-harimau ini berbagi habitat dengan lebih dari 150 gajah Sumatra 168 dan 130 orangutan Sumatra yang telah direintroduksi ke alam bebas. 169 Bentang alam ini juga merupakan tempat tinggal masyarakat dari dua kelompok adat hutan: Orang Rimba dan Talang Mamak. 170 Kurang dari sepertiga Bentang alam ini telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai taman nasional. 171 Taman nasional secara prinsip meliputi wilayah dataran tinggi yang sulit diakses. Sebaliknya, gajah, harimau dan satwa liar lainnya secara umum hidup di hutan dataran rendah di luar taman nasional. Misalnya pada Mei 2011, WWF mengeluarkan gambar video dari jebakan kamera mereka yang menunjukkan 12 harimau termasuk anak-anak mereka di wilayah luar batas-batas taman nasional. 172 Hutan dataran rendah di luar taman nasional diidentifikasi sebagai habitat sangat baik untuk reintroduksi orangutan Sumatra ke alam bebas, sebuah program yang dimulai tahun 2002. 173 Walau demikian, pemerintah telah membagi banyak hutan dataran rendah untuk dibuka untuk perkebunan hutan industri seperti untuk kayu pulp. 174 Hasilnya, perusahaanperusahaan termasuk SMG/APP terus menargetkan dan secara aktif menebang habis hutan Sumatra yang paling penting untuk keberlangsungan satwa liar yang secara kritis terancam kepunahan. Selanjutnya, sejak tahun 2007 SMG/APP telah membuka jalan logging membelah wilayah hutan ini untuk membawa kayu-kayu dari konsesi mereka ke pabrik-pabrik pulp. 175 Jalan ini membentang dari barat laut sampai tenggara, persis bersebelahan dengan batas taman nasional. Pencurian satwa liar di wilayah sekitar taman nasional meningkat tajam setelah jalan logging SMG/APP membuka akses ke wilayah ini, menurut data yang dikumpulkan antara lain oleh Frankfurt Zoological Society (FZS). 176 Di beberapa tempat, jalan logging melintasi hanya beberapa kilometer dari batas taman nasional, dan koalisi ini telah mendokumentasikan beberapa kejadian pencurian yang persis di batas taman nasional. 177 APP MENGHANCURKAN HABITAT SATWA LIAR Dokumen rahasia SMG/APP 2007 178 yang diperoleh Greenpeace menunjukkan bahwa kelompok ini menargetkan sepuluh wilayah hutan untuk ekspansi dalam Bentang Hutan Bukit Tigapuluh, berbatasan dengan Taman Nasional. Pada tahun 2011, para pemasok SMG/APP mendapatkan izin atau izin prinsip pada setidaknya empat konsesi kayu pulp. 179 Menurut analisis pemetaan Greenpeace, antara 2007 dan 2011 SMG/APP telah menambah 69.500 hektar wilayah persediaan kayu pulp mereka di dalam Bentang Hutan Bukit Tigapuluh. 180 Dua pertiga wilayah ini berhutan pada tahun 2006. 181 Investigasi Greenpeace mendokumentasi kehilangan pesat hutan hujan dan pembangunan perkebunan setelah tahun 2006 dalam konsesi SMG/APP yang baru-baru ini diperoleh di ujung barat laut dari Bentang Hutan Bukit Tigapuluh. Pada bulan Juli 2010, bukti dokumenter yang dirilis Greenpeace mengenai penebangan aktif di bagian barat laut Bentang Hutan Bukit Tigapuluh oleh pemasok SMG/APP, PT Artelindo Wiratama. 182 Konsesi yang telah ditentukan oleh SMG/APP sebagai target ekspansi dalam dokumen internal 2007, 183 dan investigasi lapangan mendokumentasikan kayu gelondongan