34 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Researchyaitu untuk mengetahui ataupun menjajaki kualitas bakteriologis air minum pada depot air minum di Kabupaten Badung.Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara dengan pendekatan crossectional.pendekatan umum yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan ke dalam karakteristik kebutuhan antara lain :` Pendekatan terhadap kegiatan pengumpulan data dan informasi. Pendekatan terhadap kegiatan identifikasi dan kajian materi dan permasalahan. Pendekatan terhadap kegiatan perumusan konsep dan penyusunan aspek sumber air baku, kondisi peralatan, kondisi proses pengolahan, kondisi higiene pekerja dan kondisi sanitasi depot air minum. Untuk dapat menjawab permasalahan sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka dapat dibuat skema seperti Gambar 4.1.
35 Ide Penelitian Pengumpulan Data Sekunder Studi Kepustakaan Penyusunan Proposal Persiapan Penelitian Pelaksanaan Penelitian Wawancara dan Observasi Pengambilan Sampel Air Analisis Laboratorium Analisis Data Pemenuhan Baku Mutu Air Minum Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang Gambar 4.1 Skema Tahapan Penelitian
36 4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2.1. Lokasi Penelitian ini telahdilakukan pada depot air minum di Kabupaten Badung yang tersebar pada 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Petang, Abiansemal, Mengwi, Kuta Utara, Kuta dan Kuta Selatan.Seperti disajikan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2 Peta Lokasi Penelitian Pemilihan lokasi di kabupaten Badung denganpertimbangan : a. Kabupaten Badung memiliki tingkat pertumbuhan sosial dan ekonomi yang relatif tinggi di antara Kabupaten di Bali sehingga sering menjadi tolok ukur bagi keberhasilan pembangunan di daerah Bali. b. Perkembangan jenis usaha depot air minum di Kabupaten Badung sangat pesat apabila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya di Bali.
37 4.2.2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama tiga bulan yang dimulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Maret 2015 dengan tahapan sebagai berikut : - Bulan I : Melakukan survei depot air minum di Kabupaten Badung. - Bulan II : Melakukan pengujian sampel air minum isi ulang, pengolahan dan analisis data yang diperoleh, baik data sekunder maupun data primer. - Bulan III : Penyelesaian penulisan tesis. 4.3. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Badung.Ruang lingkup materi yang dibahas dalam penelitian ini sesuai dengan Persyaratan Teknis Depot Air Minum Isi Ulang (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010 b ): - Analisis kondisi tempat penampungan air baku yang digunakan oleh depot air minum. - Analisis kondisi peralatan yang digunakan oleh depot air minum. - Analisis proses pengolahan air minum pada depot air minum. - Analisis kondisi higiene pekerja depot air minum. - Analisis kondisi sanitasi depot air minum. - Pemeriksaan bakteriologis air baku yang digunakan depot air minum. - Pemeriksaan bakteriologis air minum isi ulang sesudah pengolahan.
38 4.4. Penentuan Sumber Data a. Data Primer Data primerberupa kondisi air baku, peralatan depot air minum, proses pengolahan, higiene petugas/pekerja dan sanitasi depot air minum yang diperoleh dari observasi di lokasi penelitian dengan metode pengamatan dan wawancara.kualitas Bakteriologis dilakukan dengan uji laboratorium. b. Data Sekunder Data sekunder berupa data jumlah depot air minum diperoleh dari pencatatan dan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Badung dan ASDAM (Asosiasi Depot Air Minum) Kabupaten Badung. c. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah depot air minum di Kabupaten Badung sebanyak 83 depot, baik yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar sebagai anggota Asosiasi Depot Air Minum. d. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah sejumlah Depot Air Minum yang diambil secara stratified proporsional random sampling, yaitu sebanyak 45 sampel Depot diambil menggunakan rumus Slovin :
39 N 83 n = = = 45 1 + N (d²) 1 + 83 (0,1²) N = Populasi n = Sampel d² = Derajat kesalahan (10%) Selanjutnya penyebaran sampel dibagi secara proporsional sehingga mewakili wilayah yang ada di Kabupaten Badung. 4.5. Variabel Penelitian a. Kualitas Bakteriologis Kondisi yang dimungkinkan untuk memenuhi persyaratan air sebelum mengalami proses pengolahan menjadi air minum ataupun air minum siap konsumsi, mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum (Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia, 2010 a ). b. Kondisi Air Baku Kondisi air baku yang digunakan sebagai sumber air minum isi ulang sesuai dengan kriteria yang digunakan untuk penilaian terhadap air baku adalah hasil uji laboratorium mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010 a ).
40 c. Peralatan Depot Peralatan depot adalah sarana atau alat-alat yang digunakan oleh depot dalam memproses air baku menjadi air minum isi ulang. Kreteria yang digunakan antara lain jenis peralatan dan bahan yang digunakan (mengacu pada buku pedoman observasi yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010 b ). d. Proses Pengolahan Adalah prosedur yang dilakukan untuk memproses air baku menjadi air minum yang meliputi ; penampungan, penyaringan sterilisasi dan pengemasan.pengukuran dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi. e. Higiene Petugas / Pekerja Higiene petugas / pekerja adalah karyawan yang melakukan kegiatan dalam proses pelayanan air minum isi ulang.penilaian dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi.pengukuran dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi. f. Kondisi Sanitasi Depot Air Minum Kondisi Sanitasi Depot Air Minum meliputi : peralatan, bahan, fasilitas dan lokasi.pengukuran dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi.
41 4.6. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman observasi disusun berdasarkan buku Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Higiene Sanitasi Depot Air Minum yang dikeluarkan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan tahun 2010 (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010 b ) Kuisioner digunakan untuk kegiatan wawancara, dengan cara pendekatan personal sehingga responden dapat memberikan jawaban ataupun informasi sesuai dengan pemahaman mereka. Peralatan yang digunakan untuk pengambilan sampel air dan pemeriksaan sampel air di laboratorium seperti ; botol steril (untuk pengambilan sampel air), autoclave, oven, incubator, cawan petri, tabung panjang 15 cm, tabung durham, ose, jarum ent, pipet ukur, aluminium foil, label sampel, alat turbidimetri, alat kolorimetri, thermometer, Erlenmeyer, lampu spiritus dan beker glass. 4.7. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi beberapa tahap sebagai berikut : 1. Melakukan wawancara dan observasi ketersediaan Depot Air Minum Prosedur penelitian dilakukan dengan wawancara dengan daftar pertanyaan, pengamatan lapangan dan pengambilan data primer di lapangan terkait pengolahan air minum yang terdiri atas beberapa variabel dan indikator yang telah ditentukan.pengukuran dilakukan dengan menggunakan Pedoman observasi.
42 2. Pengukuran Tingkat Kualitas Air Minum Isi Ulang Bahan Bahan (sampel air minum isi ulang) berasal dari depot air minum yang berada di Kabupaten Badung.Pengambilan sampel dilakukan secara aseptis masing-masing 500 ml, sebanyak 2 botol. Media pembenihan yang digunakan adalah Lactose Broth, BrilliantGreen Lactose Bile Broth (BGLB), LactoseBroth, Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), Nutrient Agar, Nutrient Broth, Simmon s Citrate Agar, Salmonella Shigella Agar (SSA). Plate Count Agar, Mannitol Salt Agar (MSA), Centrimide Agar, medium MR-PV.Larutan pereaksi yang digunakanadalah pereaksi IMViC, larutan naftol1% dan larutan Kalium Hidroksida(KOH) 40%. Alat Alat - alat yang digunakan adalah : autoklaf (Hirayama,Japan), lemari bersih yang dilengkapi dengan laminar air flow (ESCO), inkubator (Mmmert-WG, Imperial III Lab- Line), mikroskop (Euromex C. Range), vortex (Fischer Scientific), oven (WTB binder, Lab-Line), timbangan analitik (AND Japan), lemari pendingin dan alat-alat gelas. Cara kerja Sampel diambil dari keran airsiap minum dengan menggunakan botol steril masing-masing sebanyak 500 ml secara aseptis. Sampel dikocok homogen dan dipipet sebanyak 25,0 ml ke dalam labu steril yang telah berisi 225 ml larutan pengencer dan dikocok sampai homogen.
43 Selanjutnya dilakukan pengenceran secara serial sehingga didapatkan pengenceran 100 kali dan 1000 kali (Standar Nasional Indonesia, 1992). 3. Pengujian bakteri coliform Coliform adalah golongan bakteri yang merupakan campuran antara bakteri fekal dan bakteri non fekal. Pengujian dan penghitungan bakteri coliform menggunakan media Brilliant Green Lactose Bile 2% (BGLB). Prinsip penentuan angka bakteri coliform adalah bahwa adanya pertumbuhan bakteri coliform yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung Durham, setelah diinkubasikan pada media yang sesuai.setelah sampel dihomogenisasikan dan dilakukan pengenceran sampel dalam larutan pengencer yang sesuai sehingga didapatkan hasil pengenceran 10 kali, 100 kali dan 1000kali. Dipipet 1 ml larutan pengenceran sampel 10 kali ke dalam masing-masing 3 tabung reaksi yang berisi 5 ml medium Lactose Broth yang di dalamnya terdapat tabung Durham terbalik. Selanjutnya dilakukan juga terhadap larutan hasil pengenceran 100 kali pada 3 deret tabung kedua dan 1000 kali pada 3 deret tabung ketiga. Seluruh tabung diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 48 jam. Setelah24 jam dicatat jumlah tabung yang membentuk gas pada masing-masing pengenceran dan diinkubasi kembali tabung yang tidak membentuk gas selama 24 jam, kemudian dicatat jumlah tabung yang membentuk gas. Untuk uji konfirmasi dilakukan dengan cara memindahkan sebanyak 1 sengkelit dari tiap tabung yang membentuk gas
44 pada media LactoseBroth ke dalam tabung yang berisi10 ml Brilliant Green Lactose Bile 2%. Semua tabung diinkubasikan pada suhu 37⁰C selama 24-48 jam.adanya gas pada tabung Durham dalam media BGLB 2% merupakan indikasi adanya bakteri coliform.hasil angka bakteri coliform didapatkan dari tabel yang memberikan nilai duga terdekat dengan kombinasi tabung yang positif dan tabung yang negatif pada uji konfirmasi. 4. Identifikasi bakteri Escherichia coli Masing-masing biakan positifpada uji konfirmasi bakteri coliform,diambil satu sengkelit dan diinokulasikanpada media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA), dan diinkubasipada suhu 37⁰C selama 24 jam. Selanjutnya dipilihkoloni warna hijau dengan kilaplogam dan bintik biru kehijauan darimedia EMBA dan digoreskan pada media Nutrient Agar.Setelah diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam dilakukan identifikasi Escherichia coli dengan uji IMViC (Indol, Metil merahvoges Praskauer dan Sitrat). Penentuan kualitas air minum isi ulang secara bakteriologis mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas air Minum (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010 a ).
45 4.8. Analisis Data 1. Univariat Data yang telah diolah kemudian dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kualitas bakteriologis air minum pada depot air minum yang ada di Kabupaten Badung.Hasil analisis disajikan dalam bentuk tabel dan narasi dari variable-variabel yang diteliti dengan tujuan untuk membuat gambaran suatu kondisi secara obyektif (Arikunto, 2006). 2. Bivariat Untuk melihat ada tidaknya hubungan antara : Kualitas bahan baku, peralatan depot, proses pengolahan air minum, higiene pekerja dan sanitasi depot, dengan kualitas bakteriologis dilakukan analisis data dengan menggunakan ujichi square.
46