Artikel Reguler. Volume 1 Nomor 1, April 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

DAFTAR TABEL. Tabel 1.1 Spesifikasi Injektor... 2 Tabel 4.1 Pengambilan Data Sensor Suhu NTC (negative thermal coefficient)... 64

BAB I PENDAHULUAN. efesiensi, torsi, kecepatan tinggi dan dapat divariasikan, serta biaya perawatan

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

BAB I PENDAHULUAN. Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini

KONTROLLER MOTOR BLDC MENGGUNAKAN MICROCHIP Yohan Averian Bethaputra Loe 1

DESAIN SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR BLDC BERBASIS PROGRAMMABLE ARRAY LOGIC DENGAN METODE SIX STEP COMMUTATION

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING DENGAN BIAYA BOPTN

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

Skema Pengendali Motor BLDC Tanpa Sensor Posisi Rotor dengan Metode Deteksi Back EMF Berbasis Mikrokontroler Arduino

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

RANCANG BANGUN PENGENDALIAN MOTOR PENGGERAK MOBIL LISTRIK DESIGN AND BUILD CONTROLLER MOTOR DRIVER ELECTRIC CAR

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

PENGATURAN KECEPATAN DAN POSISI MOTOR AC 3 PHASA MENGGUNAKAN DT AVR LOW COST MICRO SYSTEM

Analisis Karakteristik Perangkat Keras Pengubah Frekuensi ke Tegangan untuk Pengukuran Kecepatan MASTS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

PERANCANGAN BRUSHLESS DC MOTOR 3 FASA SEDERHANADENGAN 4 KUTUB ROTOR

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi dari konverter dc-dc adalah untuk sistem battery charger. Pada aplikasi

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

BAB I PENDAHULUAN. Bidang Teknik Elektro merupakan bidang yang sangat luas dan saat ini

KENDALI KECEPATAN MOTOR DC MELALUI DETEKSI PUTARAN ROTOR DENGAN MIKROKONTROLLER dspic30f4012

ABSTRACT. Keyword ; Rectifier and filter C, Buck Converter,inverter. vii

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI PEMBANGKIT PWM SINUSOIDA 1 FASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535 SEBAGAI PENGGERAK MOTOR INDUKSI

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DESAIN & OPERASI MOTOR SWITCH RELUCTANCE 4 KUTUB ROTOR 6 KUTUB STATOR LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh : MOSES EDUARD LUBIS

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

MOTOR DC BRUSHLESS TIGA FASA-SATU KUTUB

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

Desain Buck Chopper Sebagai Catu. Power LED Dengan Kendali Arus

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. Dalam system tenaga listrik, daya merupakan jumlah energy listrik yang

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

KENDALI TEGANGAN DAN FREKUENSI BERJANGKAH UNTUK IC HEF4752 SEBAGAI PENGATUR TEGANGAN DAN FREKUENSI TIGA FASA 30 VOLT

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Bentuk Gelombang Pembawa Terhadap Harmonisa pada Inverter Satu Fasa

KENDALI MOTOR DC. 3. Mahasiswa memahami pengontrolan arah putar dan kecepatan motor DC menggunakan

BAB III RANCANGAN DESAIN DAN IMPLEMENTASI POMPA AIR MOTOR BLDC DENGAN SUPLAI DARI PANEL SURYA

Pengendalian Lengan Robot Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Menggunakan Transduser Ultrasonik

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

PENGENDALI KECEPATAN MOTOR DC BRUSHLESS MENGGUNAKAN MICROCONTROLLER AVR

Elektronika Daya dan Electrical Drives. AC & DC Driver Motor

Konverter DC/AC (Inverter) Multilevel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

Pembuatan Modul Inverter sebagai Kendali Kecepatan Putaran Motor Induksi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

Analisa dan Pemodelan PWM AC-AC Konverter Satu Fasa Simetri

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

Draft MOTOR BLDC (BRUSHLESS DC MOTOR)

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

DESAIN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PENGISI BATERAI TENAGA SURYA MENGGUNAKAN METODE INCREMENTAL CONDUCTANCE-VOLTAGE CONTROL BERBASIS dspic30f4012

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

PENGATURAN TEGANGAN DAN FREKUENSI GENERATOR INDUKSI MENGGUNAKAN VSI UNTUK SISTEM TIGA FASA EMPAT KAWAT

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Desain Sistem Kontrol Sudut Penyalaan Thyristor Komutasi Jaringan Berbasis Mikrokontroler PIC 16F877

RANCANG BANGUN KENDALI DIGITAL MOTOR BLDC UNTUK MOBIL LISTRIK UNIVERSITAS JEMBER

PENGENDALI MOTOR INDUKSI SATU FASA DENGAN INVERTER UPWM BERBASIS FPGA

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

Faisyal Rahman et al., Pengendalian Tegangan Inverter 3 Fasa... 12

DESAIN DAN IMPLEMENTASI DC TO DC CONVERTER UNTUK PENGISIAN BATERAI TELEPON SELULER BERBASIS MIKROKONTROLLER

Desain dan Simulasi Konverter Buck Sebagai Pengontrol Tegangan AC Satu Tingkat dengan Perbaikan Faktor Daya

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

Perancangan Transformator Frekuensi Tinggi untuk Konverter DC-DC Full-Bridge Phase-Shifted 200 W

Transkripsi:

Metode Six Step Comutation pada Perancangan Rangkian Kendali Sensored Motor Brushless Direct Current Rendy Aditya Wijaya Putra 1, Eka Firmansyah 2, F Danang Wijaya 3 Abstract Brushless direct current (BLDC) motor has been widely used in many applications as well as automotive, aerospace, medical, industry, and instrumentation. Rotor position has to be known to drive BLDC motor. Normally, it is detected by 3 halleffect sensors, separated by 60 0, those are mounted in the stator. In this research, design and testing of a 3- phase inverter to drive a BLDC motor based on halleffect sensors is conducted. The full-bridge topology was chosen and implemented with pulse width modulation based on 16-bit microcontroller. The results showed that BLDC motor can be driven well. The increase of duty-cycle is proportional to the speed of motor. Intisari Motor brushless direct current semakin luas digunakan seiring dengan perkembangan teknologi di bidang automotive, aerospace, medical, industri, dan instrumentasi. Informasi tentang posisi rotor diperlukan dalam pengendalian motor brushless direct current. Posisi rotor dideteksi dengan sensor hall-effect yang terpasang pada stator. Umumnya terdapat tiga buah sensor yang terpisah sejauh 60 0 mengelilingi bagian stator. Pada penelitian ini dilakukan perancangan dan pengujian inverter tiga fase dengan metode sensored menggunakan sensor halleffect sebagai penentu posisi rotor untuk mengendalikan motor brushless direct current. Topologi inverter full-bridge diaplikasikan dengan MOSFET kanal N IRFZ44. Rangkaian pengendali motor brushless direct current diuji dan dianalisis unjuk kerjanya. Hasil pengujian menunjukkan pengaruh kenaikan duty-cycle terhadap kecepatan motor. Makin besar nilai duty-cycle yang diatur maka makin besar pula kecepatan motor. 1 Mahasiswa, Universitas Gadjah Mada, Pogung Dalangan, sleman Yogyakarta 57127 Indonesia (tlp: 081393373391; e-mail :rendyputra_te09@ugm.ac.id) 2, 3 Dosen, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jl. Kaliurang, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 INDONESIA (telp: (0274) 562011; fax: (0274) 565223) Kata kunci: motor brushless direct current, metode sensored menggunakan sensor hall-effect, inverter tiga fase, topologi full-bridge. I. PENDAHULUAN Penggunaan motor listrik dalam berbagai aplikasi sehari-hari semakin meningkat. Aplikasi motor listrik tidak hanya ditemui pada alat-alat rumah tangga yang berdaya rendah tetapi juga pada mesin-mesin industri. Motor universal dan motor direct current (DC) banyak digunakan dalam aplikasi tersebut. Akan tetapi penggunaan motor DC konvensional menimbulkan masalah diakibatkan oleh penggunaan sikat. Penggantian sikat secara periodik untuk menjaga kinerja serta busur api adalah masalah yang umum disoroti pada motor DC. Motor Brushless Direct Current (BLDC) adalah alternatif pengganti motor DC. Motor ini adalah salah satu jenis motor yang popularitasnya mulai naik. Seiring berkembangnya teknologi power semiconductor, adjustable speed drives dan magnet permanen, motor BLDC semakin mudah diproduksi dan dikendalikan. Motor BLDC cocok digunakan pada aplikasi yang membutuhkan efisiensi tinggi, handal dan rentang kecepatan yang lebar. Dibandingkan dengan motor DC konvensional, motor BLDC memiliki kelebihan antara lain, karakteristik kecepatan dan torsi yang lebih baik, tanggapan dinamis yang tinggi, efisiensi tinggi, tahan lama dan rendahnya tingkat noise dibanding dengan motor induksi dan motor dc konvensional [1]. Dalam pengendalian motor BLDC, posisi rotor perlu diketahui untuk menentukan urutan eksitasi arus. Umumnya, posisi rotor diketahui dari tiga sensor hall yang masing-masing terpisah sejauh 60 o. Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan pengujian karakteristik rangkaian kendali motor BLDC dengan metode sensored rotor position menggunakan dspic30f4012 berbasis MOSFET kanal N IRFZ44. 46

Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Gambar 1 Urutan arus pada motor brushless direct current II. MOTOR BRUSHLESS DIRECT CURRENT Sesuai namanya, motor BLDC tidak menggunakan sikat pada bagian komutator. Motor BLDC melakukan komutasi secara elektris [2]. Pengubahan arah arus dilakukan dengan pengendalian saklar pada inverter. Kebanyakan motor BLDC menggunakan belitan 3 fase dengan topologi Y (star). Motor dengan topologi ini digerakkan dengan meng-energize dua fase pada saat yang bersamaan [3]. Satu putaran motor terdiri dari enam tahap aliran arus. Dengan mengalirkan arus listrik dari terminal A menuju terminal B(urutan 1), motor akan menuju posisi tertentu dan diam pada posisi tersebut. Ketika fase yang dialiri arus diubah dari terminal C ke A maka motor akan berputar sejauh 60 o elektris. Satu putaran elektris dapat dilakukan dengan mengalirkan arus sesuai dengan urutan arus pada Gambar 1. Arah putaran motor BLDC dapat dirubah dengan membalik urutan arus tanpa harus menukar kedua fasenya secara fisik. Inti dari komutasi motor BLDC adalah mengetahui posisi rotor lalu meng-energize fase sehingga menghasilkan torsi sebagai penggerak motor. Pada penelitian ini posisi rotor diketahui dengan tiga sensor hall-effect yang terpasang pada bagian stator. Ketika magnet pada rotor melewati sensor hall-effect, sensor akan mengeluarkan sinyal berupa logika high atau low. Dengan mengetahui ketiga kombinasi sensor hall-effect ini dapat ditentukan urutan komutasi yang tepat. III. INVERTER TIGA FASE Inverter termasuk peralatan konversi daya. Daya yang dikonversi berasal dari bentuk DC ke bentuk AC. Topologi yang digunakan dapat berupa voltage source inverter (VSI) dan current source inverter (CSI). Topologi VSI lebih populer digunakan dalam industri karena secara alami sebagai sumber tegangan. Inverter tiga fase memiliki beberapa topologi dasar yaitu half bridge, full bridge dan push-pull. Inverter tiga fase dapat disusun dari tiga buah inverter satu fase yang keluarannya tergeser sebesar 120 o satu sama lain [5]. Hal ini jarang digunakan secara praktis karena membutuhkan tiga trafo satu fase yang terpisah dan membutuhkan 12 saklar. Inverter tiga fase umumnya memiliki tiga pasang saklar. Gambar 2 Topologi VSI tiga fase [4]. Inverter tiga fase memiliki 6 saklar yang dapat diatur. Saklar pada gambar disimbolkan S1-S6. Saklar yang digunakan dapat berupa bijunction transistor (BJT), metal-on-semiconductor field-effect transistor (MOSFET), insulated gate bipolar transistor (IGBT), dan metal-on-silicon controlled thyristor (MCT). Pada tiap saklar terdapat dioda anti-paralel yang berguna untuk memberi jalan arus induktif yang terjadi saat saklar baru saja off. V i adalah tegangan catu daya inverter dan arus yang mengalir dari catu daya ke konverter dilambangkan I i. I oa adalah arus yang mengalir pada fase a. V ab adalah tegangan antara fase a dan b. Kapasitor disisi masukan inverter memiliki fungsi untuk mengurangi riak jika terjadi ketidakstabilan catu daya. IV. PERANCANGAN SISTEM Secara umum, sistem dibagi dalam beberapa bagian seperti yang tertampil pada Gambar 3, antara lain: main control berbasis dspic30f4012, MOSFET gate driver circuit, inverter tiga fase, dan sensor hall-effect yang terpasang pada motor BLDC. Main control ini berbasis dspic30f4012 yang dilengkapi dengan alphanumeric liquid cristal display (LCD) 2x16. dspic30f4012 dipilih karena memiliki ruang sebesar 48 kilobytes pada on-chip flash program, dapat diopersikan hingga 30 MIPS (mega instruction per second), dan memiliki fitur modul pulse width modulation(pwm) kendali motor. Fitur modul pwm yang ada dalam dspic30f4012 antara lain, 1. 6 kanal PWM keluaran dengan mode yang dapat dipilih: a. Mode komplementer dan independent. b. Mode edge dan center-aligned. 2. 3 duty cycle generator. 3. Dead-time control untuk mode komplementer. 4. Manual output control. 5. Trigger untuk analog to digital converter(adc). Fitur ADC digunakan untuk konversi nilai potensio sebagai masukan duty-cycle dan pemroses masukan sensor hall-effect. Pin analog mikrokontroler hanya dapat mengukur tegangan dalam rentang 0-5V sehingga masukan sensor hall-effect harus di pull-up agar dapat dibaca oleh mikrokontroler. Volume 1 Nomor 1, April 2014 47

1024, oleh karena itu perlu pembatasan yang dilakukan pada bagian program. Gambar 3 Blok diagram secara umum. Gate driver merupakan rangkaian yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saklar yang digunakan dalam rangkaian full-bridge adalah MOSFET kanal N IRFZ44. Baik sisi bawah dan atas rangkaian full-bridge menggunakan MOSFET kanal N. Pengendalian MOSFET sisi bawah mudah dilakukan karena tegangan gate memiliki referensi ground. Sedangkan untuk sisi atas referensi tegangan gate adalah pin source MOSFET yang tidak terhubung dengan ground. Untuk mengatasinya digunakan teknik bootsrap menggunakan IR2110. Keluaran sensor hall-effect membutuhkan pengkondisi sinyal. Pengkondisi sinyal dilakukan dengan melakukan pull-up pada keluaran sinyal sensor. Proses pull-up dilakukan dengan menghubungkan keluaran sensor dengan resistor 2200 Ω dan 3300 Ω. Agar sistem dapat mengendalikan motor BLDC, dspic30f4012 harus diisi dengan program yang menggunakan algoritma pengendalian motor BLDC. Program dirancang dengan bahasa C. Diagram alir program ditunjukkan pada Gambar 4. Pada bagian awal program terdapat inisialisasi. Inisialisasi yang dilakukan pada program yang dirancang berupa pemanggilan fungsi-fungsi pengaturan PWM, ADC, dan pin I/O. Sebelum PWM diaktifkan, kapasitor bootstrap harus diisi muatannya terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari adanya cacat pada gelombang PWM keluaran sisi atas gate driver. Pengisian ini dilakukan dengan memberikan logika high pada pin PWM sisi bawah sehingga kaki sisi bawah muncul tegangan yang dapat mengisi kapasitor bootstrap. Sebelum melakukan komutasi, posisi rotor awal perlu diketahui. Posisi rotor dapat diketahui dari masukan sensor hall-effect yang telah dibaca oleh mikrokontroler. Pin PWM yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah enam buah, untuk mengendalikan motor BLDC tiga fase. Mode PWM yang dipilih adalah mode independent artinya sepasang PWM dikendalikan sendiri-sendiri. PWMxL dan PWMxH tidak saling berkaitan karena penyaklaran dilakukan dengan fasilitas override PWM. Saat PWMxH aktif PWM sisi bawah yang berkaitan tidak aktif sama sekali. Pin ADC yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 4 buah, yaitu: pin AN0, AN1, AN2, dan AN4. Pin AN0, AN1, dan AN2 digunakan sebagai masukan sensor hall-effect sedangkan pin AN4 digunakan sebagai masukan potensio. Potensio digunakan untuk pengaturan duty-cycle. Duty-cycle pada penelitian ini memiliki rentang dari 0 hingga 800. Sedangkan potensio memiliki rentang dari 0 hingga Gambar 4 Diagram alir program utama. Gambar 5 Perbandingan sinyal keluaran mikrokontroler dan gate driver V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sinyal PWM yang dihasilkan pada penelitian ini adalah tiga pasang sinyal PWM dengan frekuensi sebesar 20 khz. Pengujian sinyal PWM dilakukan dengan mengamati gelombang PWM pada osiloskop. Metode yang dirancang diaplikasikan pada motor BLDC tiga fase. Sumber DC yang digunakan adalah 4 buah baterai 12 V yang dirangkai secara seri. Gate driver merupakan rangkaian yang digunakan untuk menguatkan sinyal PWM mikrokontroler sehingga bisa digunakan untuk mengendalikan MOSFET. Gate driver juga berfungsi sebagai floating suply karena MOSFET sisi atas dan sisi bawah adalah MOSFET kanal N. Gambar 5 menunjukkan sinyal keluaran dari mikrokontroler dan sinyal keluaran gate driver IR 2110. Sinyal PWM yang dibentuk oleh gate driver memiliki puncak sebesar 10 volt. 48

Jurnal Penelitian Teknik Elektro dan Teknologi Informasi dengan menggunakan metode round-robin. Roundrobin adalah metode yang dilakukan oleh penjadwal kepada suatu proses. Urutan fase yang akan dialiri arus tidak mungkin melompat dari urutan yang telah dibuat. Gambar 8 menunjukkan sinyal keluaran gate driver antara saklar sisi atas dan sisi bawah. Saklar sisi atas tidak boleh menyala bersamaan dengan saklar sisi bawah karena dapat mengakibatkan hubung singkat. Dari gambar dapat dilihat bahwa antar saklar sisi atas dan sisi bawah tidak menyala secara bersamaan. Gambar 6 Sinyal PWM pada saat pengisian kapasitor bootstrap. Gambar 7 Diagram pewaktuan sinyal PWM mikrokontroler Pada saat awal rangkaian gate driver pertama diaktifkan, kapasitor bootstrap perlu diisi muatan agar tidak terjadi transien pada saat awal PWM diaktifkan. Gambar 6 menunjukkan sinyal PWM sisi bawah yang diberi logika high selama 40 ms. Setelah saklar sisi bawah selesai digunakan untuk mengisi kapasitor maka saklar sisi bawah akan dimatikan selama 8 ms. Dengan menghidupkan saklar sisi bawah terlebih dahulu, kaki negatif kapasitor boostrap akan terhubung ke rel negatif sehingga kapasitor boostrap akan terisi oleh tegangan. Dengan demikian kapasitor siap memberikan tegangan mengambang pada saklar sisi atas. Gambar 7 menunjukkan diagram pewaktuan sinyal PWM. Pada gambar (a) merupakan keluaran sinyal PWM sisi bawah L1, dapat dilihat bahwa sinyal PWM ini dipengaruhi oleh sensor C. Saat sensor C berubah dari kondisi high menuju low maka sinyal PWM L1 akan aktif. Sedangkan untuk bagian (b), sinyal PWM yang terbentuk dipengaruhi oleh sensor B. Saat sensor B berubah dari kondisi high menuju low maka sinyal PWM L2 akan aktif. Untuk bagian (c), sinyal PWM dipengaruhi oleh masukan sensor A. Saat sensor berubah ke kondisi low maka sinyal PWM L3 akan aktif. Pada Gambar 7 untuk bagian sensor terlihat adanya noise. Noise ini jika tidak ditanggulangi dapat menyebabkan kesalahan pembacaan sensor. Untuk mengatasi kesalahan pembacaan sensor hall-effect pada penelitian ini dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menambahkan filter yang dipasang pada sisi keluaran sensor hall-effect. Penanganan kedua adalah Gambar 8 Sinyal PWM saklar sisi atas dan sisi bawah Pengaturan kecepatan motor BLDC dilakukan dengan mengatur nilai duty-cycle. Pengaturan dutycycle dilakukan dngan mengatur potensiometer. Kecepatan motor BLDC naik seiring kenaikan dutycycle. Dengan mengetahui hubungan antara kecepatan motor dan nilai duty-cycle, kecepatan motor BLDC dapat dikendalikan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Dari grafik perbandingan antara kecepatan dan besar duty-cycle yang terbentuk akan dilakukan analisis secara regresi linear, sehingga didapatkan persamaan sebagai berikut: Gambar 9 Grafik kecepatan motor terhadap dutycycle. VI. KESIMPULAN Sistem kendali metode sensored dapat diimplementasikan pada motor BLDC. Metode sensored dilakukan dengan mengetahui posisi rotor oleh sensor hall-effect. Kombinasi tiga bit sensor akan Volume 1 Nomor 1, April 2014 49

membentuk enam urutan fase yang dialiri arus keluaran inverter tiga fase. Pembangkitan sinyal PWM untuk inverter tiga fase yang menggerakkan motor BLDC diatur oleh mikrokontroler dspic30f4012. Kanal PWM yang dibangkitkan disesuaikan dengan urutan arus yang mengalir pada belitan motor BLDC. Hasil pengujian menunjukkan pengaruh kenaikan duty-cycle terhadap kecepatan motor. Makin besar nilai duty-cycle yang diatur maka makin besar pula kecepatan motor yang terbentuk. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih disampaikan kepada Tim JPTETI yang telah meluangkan waktu untuk membuat template ini. REFERENSI [1] P. Yedamale, "Brushless DC (BLDC) Motor Fundamentals," Microchip Technology, 2003. [2] W. Brown, "Brushless DC Motor Made Easy," Microchip Technology Inc., 2002. [3] M. H. Rashid, Ed., Power Electronics Handbook, California: Academic Press, 2007. [4] N. Mohan, T. M. Undeland and W. P. Robbins, Power electronics : converters, applications, and design, New Jersey: John Wiley & Sons, 2003. [5] V. Barkhordarian, "Power MOSFET Basics," 1997. 50