V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Buana Sakti terletak di Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di dua desa yakni Desa Pagelaran dan Desa Gemah

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Gambar 4. Kerangka Habitat Equivalency Analysis V. GAMBARAN UMUM WILAYAH. Wilayah penelitian pada masyarakat Kecamatan Rumpin secara

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH. tenggara dari pusat pemerintahan kabupaten. Kecamatan Berbah berjarak 22 km

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Keadaan Umum Hutan Mangrove di Pesisir Pantai Tlanakan

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

V. GAMBARAN UMUM. permukaan laut, dan batas-batas wilayah sebagai berikut : a) Batas Utara : Kabupaten Banyuasin

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Suka Jawa merupakan salah satu Desa di Kecamatan Bumiratu Nuban

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

V. GAMBARAN UMUM. Cisaat berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 4.

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pringsewu, secara geografis Kabupaten

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

KARAKTERISTIK WILAYAH. A. Kondisi Geofisik. aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA CIHIDEUNG ILIR, KECAMATAN CIAMPEA, KABUPATEN BOGOR

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Wilayah. dengan batas-batas administratif sebagai berikut:

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUKIT BATU 2013

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Karawang. Kabupaten Karawang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA TANJUNGSARI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

V. KEADAAN UMUM WILAYAH. 5.1 Kondisi Wilayah Kelurahan Pulau Panggang


BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. yang dibina oleh Kementerian Kehutanan. Koperasi ini didirikan pada tahun 1989.

GAMBARAN UMUM. Kelurahan Negeri Besar Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH KAJIAN. di Kota Pekanbaru dan merupakan Kecamatan tertua di Kota Pekanbaru dengan


V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN


BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

IV. GAMBARAN UMUM. Awal berdirinya pemerintahan Kecamatan Bumi Waras terbentuk berdasarkan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Desa Purwasari terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

GAMBARAN UMUM LOKASI

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

Transkripsi:

V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati di sebelah utara, Desa Leuwikaret di sebelah selatan, Desa Rigar Mukti di sebelah timur, dan Sungai Cileungsi di sebelah barat. Luas wilayah Desa Lulut sebesar 499,145 ha dan menurut penggunaannya terbagi menjadi wilayah permukiman 454,905 ha, persawahan sekitar 38 ha, perkantoran 0,5 ha dan sarana umum lainnya adalah 5,740 ha. Desa Lulut memiliki delapan unit rukun warga (RW) dan 41 unit organisasi rukun tetangga (RT). Sarana dan prasarana seperti pendidikan, peribadatan, air dan sanitasi, kesehatan, dan olahraga sudah tersedia. Sektor pendidikan terdapat lima Sekolah Dasar (SD), dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) serta empat lembaga pendidikan keagamaan. Jumlah masjid adalah 12 dan mushola sebanyak 37 yang digunakan sebagai prasarana peribadatan. Terdapat 2921 sumur gali, satu sumur pompa, dan dua saluran drainase dalam prasarana air bersih dan sanitasi. Prasarana kesehatan terdapat sepuluh posyandu dan satu puskesmas pembantu. Terdapat dua lapangan sepak bola dan satu lapangan bulu tangkis sebagai prasarana olahraga (Potensi Desa Lulut, 2009). Desa Lulut berjarak 8 km dari ibu kota kecamatan, dengan lama jarak tempuh menggunakan kendaraan bermotor sekitar 45 menit. Aksesibilitas dari Desa Lulut menuju ibu kota kecamatan atau ibu kota kabupaten tergolong mudah, karena terdapatnya transportasi umum. Kondisi jalan yang terdapat di Desa Lulut 47

berada dalam kondisi baik dengan panjang jalan desa yaitu 3,5 kilometer dan jalan beton sepanjang 3,5 kilometer. Suhu rata-rata harian Desa Lulut yaitu antara 27 30 0 C. Potensi sumberdaya alam yang terdapat di Desa Lulut terdiri atas sektor pertanian, kehutanan, peternakan, perikanan serta bahan galian. Sektor pertanian didominasi oleh subsektor tanaman pangan yaitu komoditas padi sawah dan ladang. Hutan lindung dengan luas 710 hektar merupakan satu-satunya komoditas sektor kehutanan dan pengelolaannya diatur oleh Perhutani. Jenis populasi ternak Desa Lulut adalah sapi, ayam, kambing, dan burung walet. Sistem pemasaran untuk komoditas peternakan yaitu langsung dijual ke pasar hewan atau tengkulak. Perikanan budidaya air tawar adalah jenis perikanan yang berkembang di masyarakat Desa Lulut dengan komoditas Ikan Mas dan Gurame. Batu kapur di Desa Lulut merupakan potensi desa dari bahan galian yang produktivitasnya besar dan sudah dimanfaatkan oleh pihak swasta. 5.1.1 Kependudukan Jumlah penduduk yang tercatat di Desa Lulut sampai dengan tahun 2009 adalah sebesar 12.833 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terbagi atas 6.493 jiwa penduduk laki-laki dan 6.340 jiwa penduduk perempuan dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 3.258. Tingkat pendidikan penduduk Desa Lulut sebagian besar hanya lulusan SD yaitu sebesar 75,5 persen dari total penduduk. Mata pencaharian pokok masyarakat Desa Lulut terdiri atas petani (16,4%), buruh tani (6,3%), pegawai negeri sipil (0,6%), pegawai swasta (17,3%), buruh (44,2%), dan wirausaha (15,2%). Dari sebaran data jenis pekerjaan tersebut terlihat bahwa mayoritas 48

masyarakat Desa Lulut bekerja sebagai buruh. Jenis pekerjaan buruh relatif tidak membutuhkan pendidikan dan keterampilan yang tinggi sehingga banyak masyarakat yang memilih bekerja dibidang tersebut selain itu telah banyak juga lahan pertanian yang berubah menjadi kawasan tambang. 5.1.2 Gambaran Umum Kegiatan Penambangan di Desa Lulut Penambangan oleh pihak swasta di Desa Lulut dibangun pada tahun 1972 dan mulai beroperasi pada tahun 1975. Penambangan ini dibangun untuk menunjang kegiatan pembangunan, terutama pemasokan bahan baku bagi kegiatan konstruksi. Kegiatan penambangan meliputi penambangan batu kapur, pasir silika, dan tanah liat. Penambangan merupakan penambangan terbuka dan dilakukan melalui peledakan dengan sistem berjenjang (bench). Bongkahan hasil peledakan kemudian dihancurkan di tempat pemecahan (chrusher) menjadi ukuran yang lebih kecil, selanjutnya diangkut ke tempat penyimpanan menggunakan belt conveyor atau truk. 5.2 Karakteristik Responden Karakteristik umum responden Desa Lulut didasarkan kepada hasil survei yang telah dilakukan terhadap 70 KK. Variabel yang menjadi perhatian dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, lama pendidikan formal yang pernah ditempuh, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama tinggal, jarak tempat tinggal dari penambangan, luas tanah, harga tanah, dan jenis penyakit yang sering dialami. \ 49

5.2.1 Jenis Kelamin Sebagian besar responden berjenis kelamin laki-laki karena target responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga. Dalam sebuah keluarga atau rumah tangga, biasanya pengambilan keputusan diambil oleh laki-laki sebagai perwakilan keluarga sehingga dalam menjawab pertanyaan survei, lakilaki lebih berperan. Persentase jumlah responden laki-laki berbanding perempuan adalah 97,1 persen berbanding 2,9 persen. Sebaran jenis kelamin responden dapat dilihat pada Gambar 4. 2.90% Laki-laki 97.10% Perempuan Gambar 4. Sebaran Responden Menurut Jenis Kelamin di Desa Lulut 5.2.2 Usia Tingkat usia responden dari hasil survei yang dilakukan cukup bervariasi dengan sebaran usia 25 tahun sampai 75 tahun. Persentase tertinggi terjadi pada kelompok usia 25 35 tahun dengan 34,29 persen. Responden usia 36 45 tahun berjumlah 30 persen, usia 46 55 tahun berjumlah 18,57 persen, sedangkan tingkat usia 56 65 tahun sebesar 9, 86 persen dan usia 66 75 berjumlah 4,26 persen. Responden pada penelitian ini hampir semua telah menikah dan memiliki tanggungan, sehingga dapat dikatakan usia responden relatif sudah tidak muda lagi. Gambar 5 menjelaskan distribusi perbandingan usia responden di Desa Lulut. 50

18.57% 9.86% 4.26% 34.29% 25-35 tahun 36-45 tahun 30% 46-55 tahun 56-65 tahun 66-75 tahun Gambar 5. Sebaran Responden Menurut Umur di Desa Lulut 5.2.3 Lama Pendidikan Formal Tingkat pendidikan diklasifikasikan berdasarkan lama tahun menempuh pendidikan formal dimulai dari jenjang tidak sekolah sampai dengan perguruan tinggi. Sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan lulusan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 44,29 persen. Sulit ditemui responden yang memiliki pendidikan yang tinggi. Persentase jumlah responden untuk lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar 7,14 persen diikuti dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 20 persen sedangkan untuk Perguruan Tinggi hanya terdapat 4,29 persen. Responden yang tidak pernah menempuh pendidikan formal sebesar 24,29 persen. Kondisi perekonomian masyarakat Desa Lulut pada masa lalu yang mayoritas dalam kondisi cukup sulit disinyalir menjadi penyebab rendahnya tingkat pendidikan responden. Perbandingan persentase tingkat pendidikan responden dapat disajikan pada Gambar 6. 51

4.29% 24.29% 20% 44.29% SD SMP SMA 7.14% Perguruan Tinggi Tidak Sekolah Gambar 6. Sebaran Responden Menurut Lama Pendidikan Formal di Desa Lulut 5.2.4 Jenis Pekerjaan Jenis Pekerjaan yang menjadi mata pencaharian responden di Desa Lulut cukup bervariasi, diantaranya adalah pegawai negeri sipil, pegawai swasta, wiraswasta, buruh, petani dan supir/ojek. Berdasarkan hasil survei, mata pencaharian responden tertinggi adalah buruh dengan persentase sebesar 44,29 persen. Pekerjaan seperti petani (21,43%) masih menjadi pilihan responden dalam menggantungkan kehidupannya disamping pekerjaan sebagai wirausaha (12,86%), pegawai swasta (7,14 %), pegawai negeri sipil (2,86 %), dan pekerjaan sebagai supir/ojek (11,43%). Sebaran jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 7. 2.86% 11.43% 7.14% 12.86% 21.43% 44.29% Buruh Petani Wirausaha Pegawai Swasta PNS Supir/Ojek Gambar 7. Sebaran Responden Menurut Jenis Pekerjaan di Desa Lulut 52

5.2.5 Tingkat Pendapatan Persentase responden dengan tingkat pendapatan terbesar terdapat pada kelompok pendapatan Rp 500.000,00 1.500.000,00 yaitu sebesar 60 persen. Hal ini sangat berhubungan dengan jenis pekerjaan mayoritas dari responden yaitu buruh dan petani. Tingkat pendapatan sangat tergantung nilai Upah Minimum Regional (UMR) bagi buruh atau hasil panen komoditas pertanian bagi petani. Sebanyak 17,14 persen responden memiliki tingkat pendapatan antara Rp 1.500.001,00 2.500.000,00. Sebanyak 11,43 persen responden memiliki pendapatan < Rp 500.000,00 dan sebanyak 10 persen responden memiliki pendapatan sebesar Rp 2.500.001,00 3.500.000,00. Hanya 1,43 persen responden yang memiliki pendapatan > Rp 3.500.000,00. Perbandingan distribusi tingkat pendapatan setiap bulannya dapat dilihat pada Gambar 8. 17.14% 10% 1.43% 11.43% <Rp 500.000,00 60% Rp 500.000,00-1.500.000,00 Rp 1.500.001,00-2.500.00,00 Rp 2.500.001,00-3.500.000,00 >Rp 3.500.00,00 Gambar 8. Sebaran Responden Menurut Tingkat Pendapatan di Desa Lulut 5.2.6 Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan yang dimaksud adalah tanggungan yang mencakup keluarga inti (istri dan anak) serta tanggungan bukan keluarga inti di rumah responden. Sebagian besar responden adalah kepala keluarga yang memiliki jumlah tanggungan sebanyak kurang dari sama dengan dua orang yaitu persentasenya adalah 34,29 persen. Sebanyak 30,0 persen responden memiliki 53

jumlah tanggungan keluarga sebesar tiga orang. Hasil tersebut menggambarkan bahwa tingkat kelahiran di Desa Lulut yang relatif rendah karena memang program keluarga berencana sudah diterapkan oleh masyarakat. Responden dengan jumlah tanggungan empat yaitu sebesar 17,14 persen, sementara responden yang memiliki jumlah tanggungan lima terdapat 8,57 persen. Jumlah tanggungan keluarga responden dengan jumlah 6 orang memiliki persentase sebesar sepuluh persen. Perbandingan jumlah tanggungan dapat dilihat pada Gambar 9. 8.57% 17.14% 10% 30% 34.29% 2 orang 3 orang 4 orang 5 orang 6 orang Gambar 9. Sebaran Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Lulut 5.2.7 Lama Tinggal Lama tinggal responden sebagian besar berada pada kelompok > 36 tahun dan antara 26 35 tahun dengan persentase 45,71 persen dan 30 persen. Hal ini disebabkan karena sebagian besar responden merupakan penduduk asli yang sejak lahir sudah berada di Desa Lulut. Responden dengan lama tinggal antara 16 25 tahun memiliki persentase sebesar 8,57 persen. Terdapat responden yang lama tinggalnya 5 tahun yaitu sebesar 8,57 pesen. Persentase terkecil terjadi pada kelompok responden dengan lama tinggal 6 15 tahun dengan persentase 7,14 persen. Sebaran lama tinggal responden disajikan pada Gambar 10. 54

45.71% 8.57% 30% 7.14% 8.57% 5 tahun 6-15 tahun 16-25 tahun 26-35 tahun > 36 tahun Gambar 10. Sebaran Responden Menurut Lama Tinggal di Desa Lulut 5.2.8 Jarak Tempat Tinggal dari Penambangan Kawasan penambangan berlokasi di sebelah timur Desa Lulut dan terdapat yang berbatasan sangat dekat dengan tempat tinggal warga. Hasil survei pada responden diketahui bahwa 26 responden (37,14 %) tempat tinggalnya hanya berjarak < 500 meter. Rata-rata responden yang bertempat tinggal pada jarak tersebut adalah responden dengan pekerjaan buruh penambangan. Tempat tinggal responden dengan jarak 500 1500 meter berjumlah 18 orang dengan persentase 25,71 persen. Pada kelas jarak 1501 2500 meter, terdapat 11 responden dengan sebaran 15,71 persen dan pada kelas 2501 3500 meter terdapat delapan responden sebesar 11,43 persen. Jarak tempat tinggal terjauh yaitu 3501 m terdapat tujuh responden dengan persentase terkecil sebesar 10 persen. Persentase responden berdasarkan jarak tempat tinggal disajikan dalam Gambar 11. 55

11.43% 10.00% 37.14% < 500 m 500-1500 m 15.71% 26% 1501-2500 m 2501-3500 m 3501 m Gambar 11. Sebaran Responden Menurut Jarak Tempat Tinggal dari Penambangan di Desa Lulut 5.2.9 Luas Tanah Luas tanah dalam penelitian ini adalah luas tanah yang di atas lahannya terdapat tempat tinggal atau rumah. Distribusi luas tanah responden didominasi oleh kelas 100 meter persegi dan kelas 101 200 meter persegi dengan persentase masing-masing sebesar 28,57 persen dan 47,14 persen. Kelas luas tanah 201 300 meter persegi terdapat tujuh responden, dimana hal ini serupa dengan kelas 401 meter persegi yang persentasenya adalah 10 persen untuk masing-masing kelas. Persentase untuk responden yang memiliki luas lahan antara 301-400 meter persegi adalah sebesar 4,29 persen. Berdasarkan hasil survei luas lahan, dapat disimpulkan bahwa kepadatan dan kerapatan lahan untuk tempat tinggal di Desa Lulut cukup tinggi. Perbandingan persentase luas lahan responden dapat dilihat pada Gambar 12. 56

28.57% 4.29% 10.00% 100 meter persegi 10% 101-200 meter persegi 47.14% 201-300 meter persegi 301-400 meter persegi 401 meter persegi Gambar 12. Sebaran Responden Menurut Luas Tanah di Desa Lulut 5.3.10 Harga Tanah Harga tanah dalam penelitian ini merupakan harga tanah riil pada saat melakukan survei kepada responden dan tidak berdasarkan pada nilai jual objek pajak (NJOP) tanah tersebut. Diketahui bahwa mayoritas harga tanah responden berkisar antara Rp 41.000,00 50.000,00 per meter dengan persentase 42,86 persen. Persentase harga tanah responden yang berada pada kelas Rp 20.000,00 per meter sebanyak tujuh responden atau sekitar 10 persen. Sebanyak 13 responden yang setara dengan 18,57 persen memiliki tanah dengan harga Rp 21.000,00 30.000,00 per meter dan untuk kelas harga tanah Rp 31.000,00 40.000,00 per meter terdapat 11 responden (15,71%). Harga tanah di Desa Lulut sangat dipengaruhi oleh ketersediaan akses/jalan. Semakin bagus dan lebar sebuah jalan menjangkau suatu tempat, maka harga tanah di daerah tersebut semakin mahal. Hal tersebut tercermin pada kelas Rp 41.000,00 per meter 50.000,00 per meter dan > Rp 50.000,00 per meter dimana pada lokasi tanah kelas tersebut sudah terdapat akses/jalan berupa jalan beton. Sebaran harga tanah responden disajikan pada Gambar 13. 57

12.86% 10.00% 18.57% Rp 20.000/m2 Rp 21.000-30.000 /m2 42.86% Rp 31.000-40.000/m2 15.71% Rp 41.000-50.000/m2 51.000/m2 Gambar 13. Sebaran Responden Menurut Harga Tanah di Desa Lulut 5.3.11 Jenis Penyakit yang Sering Dialami Berdasarkan survei yang dilakukan, jenis penyakit yang sering dialami oleh responden adalah batuk-batuk dengan jumlah responden sebesar 31 orang dan persentasenya adalah 44,29 persen. Influenza menempati urutan setelahnya dengan jumlah responden 26 orang atau sama dengan 37,14 persen. Batuk-batuk dan influenza merupakan jenis penyakit pada saluran penapasan. Hasil survei tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi udara di Desa Lulut dalam keadaan kurang baik. Jenis penyakit diare, dan lambung memiliki persentase masing-masing 2,86 persen atau hanya 2 responden. Sebesar 12,86 persen yang setara dengan 9 responden sering mengalami penyakit lainnya,antara lain reumatik, pusing-pusing, atau gatal-gatal. Distribusi jenis penyakit yang sering dialami responden disajikan pada Gambar 14. 37.14% 12.86% 44.29% Batuk Lambung Diare 2.86% 2.86% Influenza Lainnya Gambar 14. Sebaran Responden Menurut Jenis Penyakit yang Sering Dialami Responden di Desa Lulut 58