BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN. indikator perkembangan ekonominya. Perkembangan ekonomi yang telah

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL GULA KELAPA DAN AREN

KUISIONER PENELITIAN POTENSI dan PEMANFAATAN AREN (Arenga pinnata) di DESA KUTAMBARU, KECAMATAN MUNTHE, KABUPATEN KARO

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian pedesaan merupakan perekonomian yang dihasilkan

ALKOHOL TEKNIS : NILAI TAMBAH YANG MENJANJIKAN DARI AREN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang bersuku Gayo dan daerahnya terletak di Dataran Tinggi tepatnya

STRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Purwakarta, dan merupakan tempat penulis melakukan penelitian.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. umur. Karakteristik umur berpengaruh terhadap kualitas dan kuantitas gula semut

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi seperti saat ini, usaha kecil dan menengah semakin

BAB IV PEMBAHASAN. a. Letak, Luas, dan Batas Daerah Penelitian. geografis berada di koordinat 07 o LS-7 o LS dan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan selama orde baru yang telah dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia sangat bernuansa top-down karena

PENINGKATAN MUTU PRODUK OLAHAN PENGRAJIN GULA AREN DESA MONGIILO

CILACAP SURGANYA GULA KELAPA

I. PENDAHULUAN. menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Sektor pertanian tidak hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan secara nasional adalah kakao (Sufri, 2007; Faisal Assad dkk.,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan pengolahan dan hasil analisis data yang telah penulis lakukan dalam

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Pemasaran Home Industry Manik-manik Beads Flower. Pemasaran merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu industri

BAB VI PENUTUP. berkembang melalui getok tular pada masyarakat setempat. Dalam setiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab VII Pemanfaatan Modal (Capital) Oleh Pengusaha Penduduk Lokal dan Pengusaha Migran dalam Dinamika Berwirausaha

2016 DAMPAK LINGKUNGAN ALAM DAN SOSIAL KAWASAN INDUSTRI SUKALUYU KABUPATEN CIANJUR

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

PERLINDUNGAN PRODUK PETANI HUTAN. 0leh; Usep witarsa *)

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan model pelatihan yang

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

PELUANG BISNIS KERAJINAN BAMBU. Wahyu Indriyani D3TI 2B. Abstrak

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sebelum tahun an, mata pencaharian pokok penduduk Kecamatan

I. PENDAHULUAN. rantai produksi, pengolahan masukan dan keluaran industri (agroindustri),

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau ahli bidang ilmu lainnya yang mungkin tidak setuju dengan statement

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan kegiatan-kegiatan yang. dilakukan oleh suatu negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tahun Nilai Ekspor Batik Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya pertumbuhan penduduk di negara berkembang merupakan

sebagian besar masih dipasarkan sebagai bahan mentah atau nilailharga pada kondisi tersebut masih sangat rendah. Selain ini

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan hasil utama sebagian besar penduduk Lampung Barat secara

BAB IV PENUTUP. Bobung dikunjungi oleh wisatawan laki-laki maupun perempuan, sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri dapat berlangsung dengan baik apabila didukung oleh

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

BAB VIII HUBUNGAN PARTISIPASI DENGAN SIKAP DAN KARAKTERISTIK INTERNAL INDIVIDU PETANI

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pesatnya, terutama pada usaha kecil menengah yang selalu mengalami

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi dunia yang dinamis dan semakin terbatasnya cadangan energi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memanfaatkan lahan untuk melakukan aktivitas mulai dari

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh subur di Indonesia. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. et al. (2002), sistem agribisnis adalah rangkaian dari berbagai subsistem mulai

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL HASIL FERMENTASI TEPUNG UMBI KETELA POHON (Manihot utilissma, Pohl) VARIETAS MUKIBAT DENGAN PENAMBAHAN Aspergillus niger

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri dalam bidang pertanian sudah berkembang cukup

I. PENDAHULUAN. Aren (Arenga pinnata) merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

PENDAHULUAN. Hutan sebagai sumberdaya alam mempunyai manfaat yang penting bagi

ANALISIS CABANG USAHATANI DAN SISTEM TATANIAGA PISANG TANDUK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor Penyebab Penurunan

PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali

KARAKTERISTIK BANGKITAN PERGERAKAN BARANG PADA GUNA LAHAN PERDAGANGAN KAYU GELONDONGAN DI KOTA JEPARA TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN. hutan yang dialih-gunakan menjadi lahan usaha lain. Agroforestry adalah salah

PENGALAMAN DAN TANTANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT UNTUK PEMBANGUNAN PERTANIAN BERKELANJUTAN DI NTT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payung Geulis Nova Juwita, 2014 Analisis Estetik Payung Geulis Tasikmalaya

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi yang penting. Keberadaannya yang sebagian besar di daerah

USAHA PEMANFAATAN BARANG BEKAS PLASTIK

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2014 EKSISTENSI INDUSTRI KERIPIK PISANG DI PROVINSI LAMPUNG

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Keberadaan industri gula merah di Kecamatan Bojong yang masih bertahan hingga saat ini dipengaruhi beberapa faktor diantaranya, kondisi fisik wilayah yang mendukung untuk pertumbuhan tanaman aren. Keberadaan pohon aren yang ada secara alami dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber penghasilan tambahan. Faktor selanjutnya adalah motif para pengrajin sendiri yaitu untuk menambah penghasilan dan meneruskan usaha orang tua yang diwariskan secara turun temurun sehingga gula merah yang dihasilkan di Kecamatan Bojong sudah dikenal sejak dulu. Faktor terakhir yaitu permintaan pasar yang masih ada saat ini bahkan cenderung naik, tetapi tidak dapat terpenuhi akibat dari berkurangnya jumlah pohon aren yang menjadi bahan baku utama. 2. Faktor geografis yang dominan mempengaruhi industri gula merah yaitu lokasi, bahan baku, tenaga kerja, teknologi, pemasaran dan peran pemerintah. Dari segi lokasi, industri gula merah yang ada di Kecamatan Bojong relatif ditempatkan dekat dengan bahan mentah, hal ini karena nira aren yang digunakan sebagai bahan baku memiliki daya tahan yang rendah sebelum akhirnya berubah menjadi asam karena proses fermentasi sehingga perlu penanganan yang cepat dalam hal produksi. 94

97 Faktor berikutnya adalah bahan baku/bahan mentah, bahan baku yang ada di lokasi penelitian kini semakin sulit didapatkan karena tidak ada proses peremajaan terhadap pohon aren itu sendiri. Semakin sedikit pohon aren yang tumbuh dan produktif makan akan semakin sedikit produksi gula merah yang dihasilkan. Faktor selanjutnya yaitu modal, pengrajin gula merah di Kecamatan Bojong umumnya mengandalkan modal sendiri dan tidak meminjam dari orang lain, hal ini disebabkan karena jumlah modal yang dikeluarkan relatif kecil, untuk proses produksi pengrajin hanya perlu membeli kayu bakar saja. Jumlah modal yang relatif kecil inilah yang membuat pengrajin gula merah merasa tidak perlu meminjam pada orang lain dan tidak mau mengambil resiko beban hutang di kemudian hari. Faktor berikutnya yaitu tenaga kerja, industri gula merah yang ada di Kecamatan Bojong termasuk ke dalam industri rumah tangga. Umumnya tenaga kerja yang dimiliki sedikit dan merupakan kerabat sendiri sehingga pengrajin tidak mengeluarkan biaya lagi untuk membayar pekerja. Selain lokasi, bahan baku, dan tenaga kerja, teknologi juga memilki peran yang penting. Karena industri gula merah ini bersifat home industry maka teknologi yang digunakan pun masih sederhana, kesederhanaan teknologi yang dimiliki tersebut membuat jumlah produksi yang dihasilkan tidak terlalu banyak. Faktor terakhir yaitu peran serta pemerintah dalam mempertahankan dalam mengembangkan industri gula merah yang ada di Kecamatan Bojong. Peran pemerintah saat ini dirasakan para pengrajin masih kurang maksimal.

98 Pemerintah memang telah mengadakan penyuluhan dan pembinaan kepada pengrajin tetapi pemerintah belum berusaha membudidayakan pohon aren agar peremajaan dapat terjadi sehingga bahan baku tetap dapat ada. 3. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara eksistensi industri gula merah dengan kondisi sosial ekonomi pengrajin. Dari hasil analisis data tersebut dapat diketahui bahwa hubungan antara jumlah pohon aren yang dimiliki dengan pendapatan pengrajin gula merah memiliki kekuatan tinggi atau kuat (0,71). Semakin bnyak pohon aren yang dimiliki, semakin banyak pula gula yang dapat diproduksi sehingga pendapatan yang dihasilkan semakin tinggi. Hubungan antara pengalaman bekerja dengan pendapatan yang diperoleh memiliki kekuatan rendah atau lemah tapi pasti (0,31), pada dasarnya pengalaman bekerja akan memperngaruhi hasil produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas akan tetapi hal ini tentu harus didukung dengan keterampilan yadan teknologi yang memadai. Hubungan antara jumlah pohon aren dengan tingkat pendidikan anak memiliki kekuatan cukup berarti atau sedang (0,56). Pendidikan anak dinilai cukup penting bagi pengrajin sehingga para pengrajin berusaha menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi daripada dirinya sendiri. Sedangkan hubungan antara jumlah pohon aren yang dimiliki dengan tujuan berobat memiliki kekuatan lemah tapi pasti (0,22). Besarnya pendapatan yang diperoleh pengrajin gula merah tidak berpengaruh kepada tempat tujuan mereka berobat karena menurut sebagian besar pengrajin di mana saja mereka berobat itu sama saja asalkan biayanya dapat dijangkau.

97 Hasil analisis data antara jumlah pohon aren yang dimiliki dengan kondisi rumah memiliki kekuatan cukup berarti atau sedang (0,47) sama halnya dengan hubungan antara jumlah pohon aren yang dimiliki dengan kepemilikan kendaraan dan kepemilikan barang elektronik yang masingmasing bernilai 0,49 dan 0,43. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengrajin menggunakan pendapatan yang dimilikinya untuk memenuhi kebutuhan fasilitas hidup. Berbeda dengan hubungan antara jumlah pohon aren yang dimiliki dengan luas rumah yang memiliki kekuatan rendah atau lemah tapi pasti (0,31) yang dikarenakan oleh terbatasnya lahan untuk dijadikan tempat tinggal yang lebih luas. B. Rekomendasi 1. Bagi pengrajin gula merah dapat kembali meningkatkan hasil produksinya baik secara kuantitas maupun kualitasnya dengan melakukan penanaman pohon aren sehingga terjadi peremajaan bahan baku gula merah dan membuat inovasi baru misalnya dari segi kemasan sehingga lebih menarik perhatian konsumen. 2. Bagi pemerintah setempat sebaiknya perlu dilakukan upaya penyuluhan serta pembinaan dalam membudidayakan pohon aren yang menjadi bahan baku utama gula merah di Kecamatan Bojong. 3. Bagi pemerintah setempat sebaiknya menciptakan rantai pemasaran baru melalui Pusat Pengembangan Produk Rakyat (P3R).

98 Pusat Pengembangan Produk Rakyat (P3R) yaitu program yang dibentuk oleh LSM pendamping pengrajin gula dan langsung dipasarkan ke toko-toko eceran di Kecamatan lain sehingga pendapatan yang diperoleh dari penjualan gula merah da.pat dirasakan lebih maksimal oleh pengrajin gula merah 4. Bagi peneliti lain yang bermaksud meneliti lebih jauh mengenai eksistensi industri gula merah di Kecamatan Bojong Kabupaten Purwakarta semoga penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan.