HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN SIKAP MENDUKUNG PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RSUD BANJARBARU

dokumen-dokumen yang mirip
The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG REKAM MEDIS DENGAN KELENGKAPAN PENGISIAN CATATAN KEPERAWATAN JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN PENDIDIKAN, MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KESELAMATAN PASIEN RSUD HAJI MAKASSAR

Relationship Knowledge, Motivation And Supervision With Performance In Applying Patient Safety At RSUD Haji

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KETERAMPILAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN TINDAKAN BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD dr.soekardjo KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS Laporan analisis kasus, September 2014 ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN PROSEDUR TETAP (PROTAP) PERAWATAN LUKA OPERASI DI BLUD RSU CUT NYAK DHIEN MEULABOH TAHUN 2015

Alfi Ari Fakhrur Rizal 1 ; Shofa Chasani 2 ; Bambang Edi Warsito 3 ABSTRAK

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN SIKAP PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

Pendahuluan. *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Abstrak

DETERMINAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN SIKAP PEMBERIAN ASI EKSLKLUSIF DI WILAYAH PUSKESMAS KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

TINJUAN PENGETAHUAN PERAWAT RAWAT INAP DALAM PENGISIAN FORMULIR RM.15 (RESUME KEPERAWATAN PASIEN KELUAR) DI RSUD TUGUREJO SEMARANGTAHUN 2014

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN KEPATUHAN MELAKSANAKAN PENDOKUMENTASIAN ASKEP DI RUANG RAWAT INAP RS JIH YOGYAKARTA ABSTRACT

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

Hubungan Pengetahuan Pasien dan Praktik Petugas Pasien BPJS Dengan Waktu Pelayanan Rawat Jalan Diloket Di RSUD Dr. Adhyatma, MPH Semarang Tahun 2016

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

RUS DIANA NOVIANTI J

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

Sartika Zefanya Watugigir Esther Hutagaol Rina Kundre

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NEONATUS DI PUSKESMAS II KARANGASEM BALI TAHUN 2013

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Windi Tatinggulu*, Rooije.R.H.Rumende**, Tinneke Tololiu**.

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NANA TRIANA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA PERAWAT DALAM PENERAPAN PROGRAM PATIENT SAFETY

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

Correlation Analysis between Patient Characteristic with Patient Satisfactory Level in RSGMP UMY

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

SKRIPSI HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN KESELAMATAN PASIEN DI RUANG MEDICAL SURGICAL RSUP SANGLAH DENPASAR

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam

HUBUNGAN ANTARA USIA, PEKERJAAN, PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ERY SANDI NIM I

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PERAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI DI

HUBUNGAN PELATIHAN DENGAN PRAKTIK PEMASANGAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) OLEH BIDAN DI KOTA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN PERILAKU SADARI PADA KADER POSYANDU KECAMATAN DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

ANALISIS PENERAPAN STANDAR DOKUMENTASI KEPERAWATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP RSUD GAMBIRAN

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari tenaga medis, tenaga paramedis dan tenaga non medis. Dari

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN PENERAPAN HAND HYGIENE DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Terhadap Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan dengan Metode Hand Wash

HUBUNGAN KOMPENSASI DAN DISIPLIN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA TENAGA KEPERAWATAN DI RSJ. PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN SUPERVISI DENGAN KINERJA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RSUD HAJI MAKASSAR

A Study of the Completeness of Nursing Care Documentation in Inpatient Room Class I Utama and Class III at RSUD Bendan Kota Pekalongan

: PAMBUDI EKO PRASETYO

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

OLEH: Hernani L 1 Gerardina Sri Redjeki 2 Sudibyo Supardi 3 ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG PELAKSANAAN 10T PADA ASUHAN KEHAMILAN DI PUSKESMAS SUKA MAKMUR KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2012

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

BAB I PENDAHULUAN. dunia (Silalahi, Lampus, dan Akili, 2013). Seseorang yang terinfeksi HIV dapat

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR MOTIVASI EKSTERNAL YANG MEMPENGARUHI PERAWAT DALAM PENGGUNAAN HANDSCOON

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

HUBUNGAN PELAKSANAAN ASUHAN SAYANG IBU DENGAN PROSES PERSALINAN DI RUANG BERSALIN BLUD RUMAH SAKIT KABUPATEN KONAWE

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENERAPAN PRAKTIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PERAWAT RUMAH SAKIT TK III R W MONGISIDI MANADO

EVALUASI KEMAMPUAN PERAWAT DALAM PEMASANGAN KATETER URIN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PATIENT SAFETY DI RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL.

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DAN PELAYANAN PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO

SKRIPSI. Oleh Raditya Wahyu Hapsari NIM

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

Transkripsi:

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN SIKAP MENDUKUNG PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN DI RSUD BANJARBARU Nanda Wulandari 1, Ratna Setyaningrum 2, Musafaah 3 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNLAM 2 Bagian Kesehatan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran UNLAM 3 Bagian Biostatistik Fakultas Kedokteran UNLAM Abstrak Latar Belakang: Angka kematian pasien di rumah sakit perlu mendapat perhatian terkait pelayanan asuhan keperawatan yang merujuk pada konsep keselamatan pasien. Tujuan: Mengetahui hubungan antara pengetahuan dan karakteristik perawat dengan mendukung penerapan program keselamatan pasien di RSUD Banjarbaru. Metode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi sebanyak 124 perawat dan sampel sebanyak 48 perawat. Hasil: Diketahui ada hubungan tingkat pengetahuan responden dengan mendukung penerapan program p = 0,000, ada hubungan umur responden dengan mendukung penerapan program p = 0,031, ada hubungan masa kerja responden dengan mendukung penerapan program p = 0,000, ada hubungan pelatihan dengan mendukung penerapan program p = 0,000. Kesimpulan: Pengetahuan dan karakteristik perawat (umur, masa kerja, dan pelatihan) memiliki hubungan secara bermakna dengan penerapan mendukung yang baik tentang program keselamatan pasien. Kata kunci: pengetahuan, karakteristik,, keselamatan pasien, RSUD Banjarbaru Abstract Background: The mortality rate of patients in hospitals need attention related to nursing care which refers to the concept of patient safety. Objective: To investigate the relations between knowledge and attitude characteristics of nurses with supporting the implementation of patient safety programs in Banjarbaru Hospital. Methods: observational study with cross sectional approach. Using a sample of 24 nurses, from a population of 124 nurses. Results: Found a relation between the level of knowledge with an attitude to support the implementation of the program p = 0.000. There is a relation between the age of respondents with an attitude to support the implementation of the program p = 0.031. There is a relation between the period of employment of the respondents with an attitude to support the implementation of the program p = 0.000. There is a relation between training with an attitude to support the implementation of the program p = 0.000. Conclusion: Knowledge and nurse characteristics (age, years of service, and training) have a significant relation with the application of a good attitude about the program supports patient safety. Keywords: knowledge, characteristics, attitude, patient safety, Banjarbaru hospital PENDAHULUAN Menurut WHO tahun 2011 dalam Herwina ER tahun 2011 dilaporkan 23 kota di Amerika telah terjadi kesalahan pengobatan, pemberian injeksi yang tidak aman dan tanpa alat yang steril memberikan kontribusi 40% di seluruh dunia. Diperkirakan 1,3 juta kematian setiap tahun disebabkan oleh pemberian injeksi yang tidak aman (1). Angka kematian pasien di rumah sakit perlu mendapat perhatian dalam kaitannya pelayanan asuhan keperawatan yang merujuk pada konsep keselamatan pasien. Seorang tenaga keperawatan profesional yang menjalankan pekerjaan berdasarkan ilmu sangat berperan dalam penanggulangan tingkat komplikasi penyakit, terjadinya infeksi nosokomial dan memperpendek hari rawat. Hal ini 13

termasuk langkah menuju penerapan program keselamatan pasien (2). Sikap perawat dalam mendukung penerapan program keselamatan pasien dipengaruhi oleh banyak hal. Selain dari faktor pengetahuan dan karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, dan masa kerja) yang terkandung dalam karakteristik predisposisi dari faktor kepercayaan. Sikap juga dipengaruhi oleh karakteristik pendukung dan kebutuhan. Pengetahuan dan karakteristik perawat merupakan fokus dalam penelitian ini karena merupakan faktor utama dalam diri Menurut data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Banjarbaru pada Tahun 2011 saat survei pendahuluan terjadi kematian pasien sebanyak 141 jiwa dengan kematian < 48 jam sebanyak 63 jiwa dan > 48 jam sebanyak 78 jiwa. Hal ini menjadi pertanyaan mengapa pasien yang berada di rumah sakit > 48 jam lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang berada di rumah sakit < 48 jam. METODE Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Instrumen yang digunakan adalah angket data pribadi untuk mengetahui data tenaga keperawatan yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, masa kerja, tingkat pendidikan, sudah pernah atau belum pernah ikut sosialisasi keselamatan pasien, angket untuk faktorfaktor internal perawat dimana terdapat 14 butir pernyataan tentang pengetahuan, dan angket tentang mendukung penerapan program keselamatan pasien (variabel terikat) 10 butir pernyataan. Populasi semua perawat RSUD Banjarbaru yaitu sebesar 124 orang perawat. Sampel menggunakan teknik purposive sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi sebanyak 48 orang perawat dengan menggunakan Tabel Isaac dan Michael (3). Analisis menggunakan uji chi-square dengan 95% CI, kemudian mengetahui besarnya kekuatan hubungan dengan melihat dari parameter nilai Odd Ratio (OR). Pria 16 33.3 Wanita 32 66.7 DIII 39 81.2 S1 9 18.8 Rendah (< 5 th) 17 35.4 Tinggi ( 5 th) 31 64.6 Kategori f % HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik dan Pengetahuan Responden 1. Karakteristik responden Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik Karakter- Kategori f % istik Jenis Kelamin Pendidikan terakhir Masa Kerja Karakteristik Umur 25-35 27 56.2 > 35 21 43.8 Pelatihan Keselamatan Pasien Pernah 35 72.9 Belum pernah 13 27.1 Pada tabel 1 terlihat bahwa frekuensi responden pada penelitian ini lebih besar pada wanita dengan frekuensi 32 orang (66,7%), berdasarkan studi psikologi telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk memenuhi wewenang dalam pekerjaannya daripada pria (4). Responden memiliki frekuensi lebih besar dengan memiliki pendidikan terakhir pada DIII sebanyak 39 orang (81,2%). Responden lebih banyak memiliki masa kerja tinggi dengan frekuensi sebanyak 31 orang (64,6%), masa kerja dikaitkan dengan pengalaman seseorang dalam bekerja dimana semakin tinggi masa kerja seseorang, maka penyesuaian dengan pekerjaannya akan semakin baik (5). Umur responden lebih besar pada pemantapan kerja (25-35) sebanyak 27 orang (56,2%), menurut penelitian Riyadi tahun 2007 dalam Rosyidah dkk tahun 2008 bahwa usia perawat sangat berhubungan dengan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan (5). Rata-rata responden telah mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien di rumah sakit sebanyak 35 orang (72,9%), Menurut Notoatmodjo dalam Edy Sukiarko tahun 2007, pelatihan memiliki tujuan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan 14

keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program kesehatan secara keseluruhan (6). 2. Pengetahuan responden Tabel 2. Distribusi frekuensi pengetahuan Pengetahuan Kategori f % Keselamatan Pasien baik 33 68.8 kurang 15 31.2 Pada tabel 2 terlihat bahwa frekuensi pengetahuan responden pada penelitian ini sudah baik tentang keselamatan pasien dengan frekuensi 33 orang (68,8%) sedangkan frekuensi pada responden yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang keselamatan pasien adalah 15 orang (31,2%). Menurut Azwar dalam Hartaty, Indirawaty dan Alias Tahun 2007 pengetahuan dan merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk suatu tindakan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan (7, 8). B. Gambaran Sikap Responden Tabel 3. Distribusi frekuensi Sikap Kategori f % Mendukung Penerapan K3 baik 32 66.7 kurang baik 16 33.3 Pada tabel 3 terlihat bahwa frekuensi responden pada penelitian ini terlihat mendukung responden yang sudah baik tentang keselamatan pasien dengan frequensi 32 orang (66,7%) sedangkan frekuensi pada responden yang memiliki kurang mendukung tentang keselamatan pasien adalah 16 orang (33,3%). Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (9). C. Hubungan Karakteristik Individu dan Pengetahuan dengan Sikap 1. Umur Tabel 4. Hubungan umur dengan Umur dengan 4,84 (1,33-17,67) 0,031 value = 0,031 (<0,05) maka dapat bermakna atau signifikan antara umur responden dengan mendukung program keselamatan pasien. Korelasi OR yang diperoleh adalah sebesar 4,84 hal ini diartikan responden dengan umur 25-35 tahun 4,84 kali memiliki mendukung yang baik dalam penerapan program keselamatan pasien dibandingkan dengan responden dengan umur > 35 tahun. Menurut penelitian Riyadi tahun 2007 dalam Rosyidah dkk tahun 2008 bahwa usia perawat sangat berhubungan dengan kinerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan, karena semakin dewasa usia perawat, semakin banyak pula pengalaman yang dimilikinya. Selain itu, menurut Suryabarata dalam Rosyidah dkk tahun 2008 semakin bertambahnya umur seseorang (sampai batas-batas umur tertentu yang tidak dapat ditetapkan karena sifatnya individual), maka variasi kegiatan, perasaan, kebutuhan, hubungan, dan sosialisasinya semakin bertambah (5). 2. Jenis kelamin Tabel 5. Hubungan jenis kelamin dengan Hubungan p value Jenis kelamin dengan 0,941 value = 0,914 (> 0,05) maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan yang bermakna atau signifikan antara jenis kelamin responden dengan mendukung program keselamatan pasien. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Wandarti dalam Rosyidah dkk tahun 2007 dalam penelitian mereka dikatakan bahwa jenis kelamin pria dan wanita tidak ada perbedaan yang berarti dalam hak dan kewajiban. Berdasarkan penilitian mendukung penerapan keselamatan 15

pasien antara pria dan wanita tidak perbedaan namun pada tabel silang terlihat bahwa wanita lebih besar memiliki kesempatan ber mendukung baik daripada pria. Jenis kelamin seorang pegawai disinyalir memiliki kontribusi yang cukup berarti dalam mempengaruhi produktivitas kerja. Studi psikologis telah menemukan bahwa wanita lebih bersedia untuk memenuhi wewenang, dan pria lebih agresif dan lebih besar kemungkinannya daripada wanita dalam memiliki pengharapan untuk sukses, sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja diantara keduanya (5). 3. Masa kerja Tabel 6. Hubungan masa kerja dengan Masa dengan 0,015 0,000 (0,002-0,099) value = 0,000 (p<0,05) maka dapat bermakna atau signifikan antara masa kerja responden dengan mendukung program keselamatan pasien. Korelasi OR yang diperoleh adalah sebesar 0,015 hal ini diartikan responden dengan masa kerja 5 tahun 0,015 kali memiliki mendukung yang baik dalam penerapan program keselamatan pasien dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 5 tahun. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Wandarti dalam Rosyidah dkk tahun 2007 bahwa masa kerja biasanya dikaitkan dengan waktu mulai bekerja, dimana pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja seseorang. Semakin lama masa kerja maka kecakapan akan lebih baik karena sudah menyesuaikan diri dengan pekerjaanya (5). Lama kerja biasanya dikaitkan dengan waktu mulai bekerja dengan umur pada saat ini, masa kerja berkaitan erat dengan pengalaman-pengalaman yang didapat selama dalam menjalankan tugas, karyawan yang berpengalaman dipandang lebih mampu dalam melaksanakan tugas (10). 4. Tingkat pendidikan Tabel 7. Hubungan pendidikan terakhir dengan Hubungan p value Pendidikan terakhir dengan 1.000 value = 1,000 (p > 0,05) maka dapat disimpulkan tidak adanya hubungan yang bermakna atau signifikan antara pendidikan terkahir responden dengan mendukung program keselamatan pasien. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah dkk pada tahun 2008 bahwa tidak ada perbedaan kinerja oleh tingkat pendidikan seoarang perawat. Selain itu penelitian Ernawati pada tahun 2006 juga mengatakan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi kinerja perawat dalam memberikan asuhan keperawatan (5). Menurut Manulang dalam Rosyidah dkk pada tahun 2008, kemahiran bekerja tergantung pada tingkat pendidikan, pengetahuan, dan pengalaman seseorang. Pendidikan untuk perawat profesional minimal DIII keperawatan. Jika dilihat dari perawat yang melaksanakan keselamatan pasien di rumah sakit sudah memenuhi standar seorang perawat professional, akan tetapi pada kenyataanya tingkat pendidikan tidak mempengaruhi profesionalisme perawat (5). 5. Pelatihan Tabel 8. Hubungan pelatihan dengan Pelatihan 0,086 dengan (0,029-0,253) 0,000 value = 0,000 (p < 0,05) maka dapat bermakna atau signifikan antara pernah tidaknya responden mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien dengan mendukung program keselamatan pasien. Korelasi OR yang diperoleh adalah sebesar 0,086 hal ini diartikan responden yang pernah mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien 0,086 kali memiliki mendukung yang baik dalam 16

penerapan program keselamatan pasien dibandingkan dengan responden yang belum pernah mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien. Menurut Notoatmodjo dalam Edy Sukiarko tahun 2007, pelatihan memiliki tujuan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sebagai kriteria keberhasilan program kesehatan secara keseluruhan. Menurut Depkes dalam Edy Sukiarko tahun 2007 menyatakan bahwa tujuan pelatihan merupakan upaya peningkatan sumberdaya manusia termasuk sumberdaya manusia tenaga kesehatan, kader posyandu, agar pengetahuan dan keterampilannya meningkat (6). Seluruh petugas kesehatan adalah pendidik kesehatan (health edicator). Petugas kesehatan adalah menjadi tokoh panutan di bidang kesehatan di tengahtengah masyarakat. Oleh sebab itu, petugas kesehatan harus mempunyai dan perilaku positif, dan perilaku petugas kesehatan dan petugaspetugas lain merupakan pendorong atau penguat perilaku sehat masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut petugas kesehatan dan para petugas lain harus memperoleh pendidikan dan pelatihan khusus tentang kesehatan atau pendidikan kesehatan dan ilmu perilaku (11). Menurut Samsudin dalam Endang Surani tahun 2008 yang menyatakan bahwa pelatihan merupakan serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, ketrampilan, dan kinerja sumber daya manusia. Aktivitas ini mengajarkan keahlian baru, memperbaiki keahlian yang ada, dan mempengaruhi dan tanggung jawab para karyawan. Perkembangan organisasi atau perusahaan terkait erat dengan kualitas sumber daya manusia. Apabila sumber daya manusia kualitasnya rendah, stagnasi organisasi atau perusahaan kemungkinan besar akan terjadi (10). Gomes dalam Endang Surani tahun 2008 mengemukakan definisi pelatihan adalah suatu kegiatan pembelajaran dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan untuk memperbaiki kinerja pekerja pekerjaan pada suatu pekerjaan tertentu yang menjadi tanggung jawabnya atau berkaitan dengan pekerjaan menjadi lebih baik dan efektif. Hal ini tentu akan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang bersangkutan (10). Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pelatihan bersifat spesifik, praktis dan segera. Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan segera berarti yang sudah dilatihkan dapat dipraktekkan. Umumnya pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan kerja dalam waktu yang relatif singkat. Suatu pelatihan berupaya menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan yang dihadapi (10). 6. Pengetahuan Tabel 9. Hubungan pengetahuan dengan Pelatihan 65 dengan (9,68-436) 0,000 value = 0,000 (< 0,05) maka dapat bermakna atau signifikan antara tingkat pengetahuan responden tentang keselamatan pasien dengan mendukung program keselamatan pasien. Korelasi OR yang diperoleh adalah sebesar 65 hal ini diartikan responden dengan tingkat pengetahuan yang baik tentang keselamatan pasien 65 kali memiliki mendukung yang baik dalam penerapan program keselamatan pasien dibandingkan dengan tingkat pengetahuan kurang baik tentang keselamatan pasien. Menurut Walgito tahun 2003 dalam penelitian Fadhila Arbi Dyah Kusumastuti tahun 2010 faktor yang mempengaruhi pembentukan adalah faktor pengetahuan. Menurut Azwar dalam Hartaty, Indirawaty, dan Alias Tahun 2007 pengetahuan dan merupakan hal yang sangat penting untuk membentuk suatu tindakan. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya untuk memperoleh 17

pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan tersebut mengenai objek yang bersangkutan (7, 8). PENUTUP A. Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden adalah wanita (66,7%), tingkat pendidikan DIII (81,2%), masa kerja 5 tahun (64,6%), umur 25-35 tahun (56,2%), dan pernah mengikuti pelatihan tentang keselamatan pasien (72,9%); Sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik tentang keselamatan pasien (68,8%); mendukung yang baik dalam penerapan program keselamatan pasien di rumah sakit (66,7%); Terdapat hubungan pengetahuan dengan mendukung penerapan program keselamatan pasien; terdapat hubungan umur, masa kerja, pelatihan dengan mendukung penerapan program keselamatan pasien, tidak adanya hubungan jenis kelamin, pendidikan terakhir dengan mendukung penerapan program keselamatan pasien; Berdasarkan nilai OR diketahui kekuatan hubungan umur dengan mendukung sebesar 4,84, kekuatan masa kerja dengan mendukung sebesar 0,015, kekuatan hubungan pelatihan dengan mendukung sebesar 0,086, kekuatan hubungan pengetahuan dengan mendukung sebesar 65. B. Saran Beberapa saran yang dapat diajukan adalah: Kepada RSUD Banjarbaru yang berperan dalam melaksanakan kegiatan pelatihan terkait keselamatan pasien agar dapat memberikan kegiatan pelatihan secara terjadwal dan berkesinambungan sehingga semua perawat yang berkerja di RSUD Banjarbaru mendapat pelatihan secara merata; kepada bagian promosi kesehatan rumah sakit (PKRS) dapat menyediakan media-media promosi terkait keselamatan pasien yang dengan mudah dapat di baca para tenaga medis di rumah sakit dalam mengingatkan tenaga medis dalam bekerja sehingga sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan; perawat RSUD Banjarbaru yang telah mendapatkan pelatihan diharapkan dapat mempraktikkan ilmu yang telah didapat dalam melaksanakan SOP yang berlaku sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan RSUD Banjarbaru serta dapat meningkatkan image rumah sakit; penelitian selanjutnya diharapkan benarbenar mengatur waktu yang tepat agar tidak mengganggu waktu kerja para perawat yang menjadi responden penelitian, salah satunya dengan memperkecil responden dan melakukan penelitian dengan teknik wawancara terstruktur dengan konsep penelitian kualitatif. DAFTAR PUSTAKA 1. Herwina ER. Rekomendasi keperawatan bagian sistem informasi antisipasi medical error sebagai upaya patient safety. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia, 2011. 2. Lestari T. Konteks lingkungan dalam implementasi patient safety. Buletin IHQN 2006; 2(4): 1-2. 3. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kulitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011. 4. Pasaribu F. Hubungan karakteristik pegawai dengan produktivitas kerja. Jurnal Ichsan Gorontalo 2007; 2(1): 629. 5. Rosyidah, Haryono, dan Oktafiani R. Hubungan karakteristik perawat dengan kinerja perawat dalam menangani ODHA di RS PKU Muahmmadiyah Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2008; 2(3): 181-191. 6. Sukiarko E. Pengaruh pelatihan dengan metode belajar berdasarkan masalah terhadap pengetahuan dan keterampilan kader gizi dalam kegiatan posyandu. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro, 2007. 7. Kusumastuti FAD. Hubungan antara pengetahuan dengan seksual pranikah remaja. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2010. 8. Hartaty, Indirawaty, dan Alias. Hubungan pengetahuan dan ibu balita dengan kunjungan ke posyandu di Kelurahan Bara-Baranya Selatan Wilayah Kerja Puskesmas Bara-Bara 18

Makassar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional 2007; 2(4): 142. 9. Primadani, Faridah, dan Suprayogi D. Hubungan pengetahuan dan masyarakat dengan tindakan pencegahan penularan penyakit tuberkulosis di Desa Rejoagung Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso. Jurnal Info Kesehatan STIKES Insan Unggul Surabaya 2009; 17-18. 10. Surani E. Analisis karakteristik individu dan faktor intrinsik yang berhubungan dengan kinerja bidan pelaksana poliklinik kesehatan desa dalam pelayanan kesehatan dasar di Kabupaten Kendal tahun 2007. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro, 2008. 11. Notoatmodjo S. Ilmu kesehatan masyarakat prinsip-prinsip dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. 19