HUBUNGAN ANTARA PEMILIHAN DAN PENYIMPANAN GARAM BERYODIUM DENGAN STATUS YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DAERAH ENDEMIK GAKY

dokumen-dokumen yang mirip
LYDIA NURVITA RACHMAWANTI J

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI ZAT GIZI DENGAN STATUS YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DAERAH ENDEMIK GAKI

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga masalah gizi utama di Indonesia. GAKY merupakan masalah. kelenjar gondok, kekurangan yodium dapat mempengaruhi kecerdasan

HUBUNGAN JENIS ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN TINGKAT KELAINAN TIROID PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KLINIK LITBANG GAKI MAGELANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. individu di seluruh dunia diperkirakan mengalami kekurangan yodium, dengan 285

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Pertumbuhan dan

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah gizi yang ada di Indonesia. Data Riskesdas menyusui, wanita usia subur (WUS) dan anak umur 6-12 tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

Pengaruh Penggunaan Garam Beryodium Terhadap Status Gizi Balita Pendek Di Kecamatan Amuntai Tengah Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2010

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan Antara Kadar Yodium Garam Dengan Kejadian Gondok Pada Wanita Usia Subur (WUS) Di Desa Purbosono Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI RUMAH TANGGA DI KELURAHAN ULAK KARANG SELATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

PEMILIHAN, PENYIMPANAN DAN KUALITAS GARAM BERIODIUM PADA TINGKAT KELUARGA DI KELURAHAN TIMBULHARJO, KECAMATAN SEWON, KABUPATEN BANTUL, YOGYAKARTA

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Program Keluarga Berencana adalah perawatan. kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa

Pembimbing II : dr. Rita Tjokropranoto, M.Sc.

Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar belakang

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN KADAR THYROID STIMULATING HORMONE (TSH) DARAH DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA BAWAH 2 TAHUN DI DAERAH ENDEMIK GAKY

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM DI DEA SELO, KECAMATAN SELO, KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa yang kritis dalam upaya menciptakan

HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI TABLET Fe DAN FREKUENSI ANTENATAL CARE (ANC) DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL DI DESA SENDANG PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

ANALISIS MUTU GARAM TINGKAT RUMAH TANGGA DI DESA CONDONG KECAMATAN JAMANIS KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013

HUBUNGAN KADAR IODIUM GARAM KONSUMSI DAN TINGKAT KONSUMSI IODIUM DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN (EIU) WANITA USIA SUBUR

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

Tingkat konsumsi garam beryodium dan kaitannya dengan gangguan akibat kekurangan yodium ibu hamil Tri Endang Irawati 1, Hamam Hadi 2, Untung Widodo 3

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat ( Public Health Problem) adalah anemia gizi.

BAB I PENDAHULUAN. depan bangsa, balita sehat akan menjadikan balita yang cerdas. Balita salah

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

Kadar Iodium dalam Garam Beriodium di Pasar, Warung dan Rumah Tangga di Desa Candirejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan

POLA ASUPAN YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA KUSAMBA KABUPATEN KLUNGKUNG BALI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai Indonesia Sehat dilakukan. pembangunan di bidang kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status GIzi Pada Balita di Desa Papringan 7

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

PENDAHULAUAN Latar Belakang

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat Indonesia dan perlu mendapatkan perhatian

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Unnes Journal of Public Health

BAB I PENDAHULUAN. berbagai negara, dan masih menjadi masalah kesehatan utama di. dibandingkan dengan laki-laki muda karena wanita sering mengalami

HUBUNGAN PENYAKIT GONDOK DENGAN PRESTASI BELAJAR DAN TINGGI BADAN ANAK MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI (MIN) KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KONSUMSI GARAM BERYODIUM PADA IBU RUMAH TANGGA DI DESA GEMBONG KECAMATAN GEMBONG KABUPATEN PATI

pendahuluan dari 27 siswa kelas 1 usia 6-7 tahun di SDN Mojomulyo, terdapat 15 anak (55%)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Jurnal Care Vol.5, No 2,Tahun 2017 TINGKAT PENGETAHUAN, POLA KEBIASAAN LINGKUNGAN HIDUP BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MEMILIH KONDISI GARAM

BAB I PENDAHULUAN. spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu masalah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA SIKAP BIDAN DAN DUKUNGAN KADER TERHADAP PERILAKU BIDAN DALAM PEMBERIAN VITAMIN A IBU NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Sekitar anak-anak di negara berkembang menjadi buta setiap

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PEMILIHAN DAN PENYIMPANAN GARAM BERYODIUM DENGAN STATUS YODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DAERAH ENDEMIK GAKY Lydia Nurvita Rachmawanti dan Mutalazimah Prodi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Surakarta 57162 Abstract Iodine Deficiency Disorders (IDD) is one of the serious community health problems. Risk factors of IDD include methods of obtaining and storaging salt that is consumed. Community group which is very vulnerable to impact of IDD is Child-Bearing-Age Women (CBAW). To understand the level of iodine in CBAW, Thyroid Stimulating Hormone (TSH) rate can be used. The objective of this research was to find out whether there was relationship between methods of obtaining and storaging iodized salt and iodine status of CBAW in Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. This study implemented observational research with crossectional approach. There were 24 participants who were chosen randomly (simple random sampling). The data, consist of: texture of salt, label, number of registration, the place where they buy and storage salt, were collected through questionaire, while iodine level of salt and TSH level were tested by ELISA method. Furthermore, the data were analyzed by Rank Spearman correlation test. The percentations of participants who obtained and stored salt improperly were 91.7% and 83.3%, respectively. The iodine statuses of all participants were normal. Based on statistic test, there was not any significant relationship between methods of obtaining and storaging iodized salt and iodine status of CBAW with p=0.560 and p=0.999, respectively This phenomenon occurred probably due to other factors like selenium (Se), iron (Fe), zinc (Zn) and vitamin A consumption. Key words: methods of obtaining and storage of iodized salt, iodine, Thyroid Stimulating Hormone PENDAHULUAN Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroid, kekurangan yodium yang terjadi pada wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. Jika terjadi pada bayi yang lahir akan mengakibatkan gangguan perkembangan syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia Hubungan Antara Pemilihan dan Penyimpanan... (Lydia Nurvita Rachmawanti dan Mutalazimah) 179

sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005a ). GAKY bisa menyerang wanita usia subur, yaitu wanita yang sudah menikah atau belum menikah yang berusia 15 sampai 49 tahun dan termasuk kelompok yang rawan sehingga harus selalu mendapat perhatian (Depkes RI, 1999). Salah satu cara untuk mengetahui kecukupan yodium pada wanita usia subur adalah dengan menilai status yodium dengan cara biokimia melalui pemeriksaan kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang terkandung dalam darah seseorang (Supariasa, 2002). Kadar TSH lebih sensitif dan dapat dipercaya sebagai indikator fungsi thyroid serta dapat digunakan pada awal penilaian pasien yang diduga memiliki penyakit thyroid (Price and Lorraine, 2006). Wanita usia subur yang tidak mendapat kecukupan yodium memiliki resiko bayi atau janin yang dikandung kelak akan mengalami gangguan perkembangan otak, gangguan perkembangan fetus dan pasca lahir, kematian perinatal atau abortus meningkat (Picauly, 2002). Salah satu cara untuk menanggulangi GAKY pada wanita usia subur adalah penambahan yodium pada garam yang dikonsumsi karena telah disepakati sebagai cara yang aman, efektif dan berkesinambungan untuk mencapai konsumsi yodium yang optimal bagi semua rumah tangga dan masyarakat (Depkes RI, 2005b). Namun, kadar yodium dalam garam akan turun bila terjadi kerusakan, sehingga tidak bisa mempertahankan mutunya hingga tingkat konsumen. Kerusakan ini dapat terjadi selama penyimpanan di gudang atau di warung (Arisman, 2004). Penyimpanan dan teknik penyimpanan yang kurang memadai akan mempengaruhi kualitas garam beryodium. Bila kadar yodium pada garam menurun maka mempengaruhi konsumsi yodium dan pada akhirnya mempengaruhi status yodium pada seseorang (Noviani, 2007). Selain itu, perilaku ibu dalam memilih garam akan menentukan konsumsi yodium pada rumah tangga (Sumarno, 1997). Tingkat konsumsi yodium ini pada akhirnya akan berpengaruh terhadap status yodium. Penggunaan garam beryodium di rumah tangga mempunyai manfaat yang penting untuk mencegah penyakit gondok dalam keluarga (Noviani, 2007). Penyebab GAKY yang lain adalah pengaruh letak geografis suatu daerah karena pada umumnya masalah ini sering dijumpai di daerah pegunungan. Pegunungan merupakan daerah yang miskin kadar yodium dalam air dan tanahnya (Picauly, 2002). Penelitian ini dilakukan di Desa Selo, yang termasuk dataran tinggi, karena menurut penelitian sebelumnya angka Total Goiter Rate (TGR) Kecamatan Selo pada 180 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 3, No. 2, Juni 2010: 179-188

tahun 1996 adalah 19%, sehingga termasuk daerah endemis ringan, tetapi pada tahun 2002 TGR meningkat menjadi 37,3%, sehingga menjadi daerah endemis berat (Ritanto, 2003). Total Goitre Rate (TGR) adalah angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan seluruh stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas GAKY (Depkes RI, 2005). Selain itu menurut hasil pemantauan garam beryodium di Kecamatan Selo tahun 2002 terdapat 2 desa (100%) dengan kriteria desa garam tidak baik (Ritanto, 2003). Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemilihan dan penyimpanan garam beryodium dengan status yodium pada wanita usia subur di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan informasi kepada instansi terkait, dalam hal ini Dinas Kesehatan Boyolali, untuk upaya perbaikan gizi, khususnya penanggulangan GAKY, sebagai bahan masukan dalam program penggalakkan penggunaan garam beryodium. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan melakukan uji hubungan antar variabel dan melalui pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara pemilihan dan penyimpanan garam beryodium dengan status yodium wanita usia subur. Subjek penelitian ini adalah wanita usia subur yang sudah berumah tangga (menikah) dan menjadi akseptor KB di Desa Selo yang berumur antara 15 49 tahun. Data yang dikumpulkan meliputi data pemilihan garam, data penyimpanan garam dan data status yodium. Data pemilihan garam beryodium terdiri dari bentuk garam, merek garam, nomor pendaftaran Makanan Dalam/Sertifikat Penyuluhan (MD/ SP) garam, tempat membeli garam, dan kadar yodium garam secara kualitatif dan kuantitatif. Data penyimpanan garam beryodium terdiri dari cara penyimpanan garam, wadah penyimpanan garam, dan lokasi penyimpanan garam. Status yodium pada wanita usia subur yang diukur menggunakan kadar TSH dalam darah dengan metode ELISA tes. Pemeriksaan kadar TSH dilakukan di Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 11.0. Analisis hubungan antara pemilihan dan penyimpanan garam dengan status yodium pada wanita usia subur. menggunakan uji Rank Spearman. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Subyek Usia subyek rata-rata adalah 36,46 tahun ± 8,372 tahun dengan nilai Hubungan Antara Pemilihan dan Penyimpanan... (Lydia Nurvita Rachmawanti dan Mutalazimah) 181

maksimal= 49 tahun dan nilai minimal = 23 tahun. Usia subyek terbanyak berkisar d 35 tahun yaitu 58,3% dari total subyek. Pendidikan subyek sebagian besar adalah tamat SD sebanyak 66,7% dari total subyek. Hampir keseluruhan pendidikan subyek adalah pendidikan dasar. Mata pencaharian subyek sebagian besar adalah petani yaitu 87,5% dari total subyek. Sebagian besar pengeluaran pangan atau daya beli pada wanita usia subur di Desa Selo tergolong rendah sebesar 83,3% dari total subyek. B. Pemilihan Garam yang Dikonsumsi Subyek Penelitian Data pemilihan garam pada penelitian ini diperoleh melalui pengamatan pada bentuk, merek, nomor pendaftaran MD/SP, tempat membeli garam, hasil uji kualitatif dan hasil uji kuantitatif. Data pemilihan garam yang dikonsumsi subyek secara umum dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Distribusi Garam Berdasarkan Pemilihan Pemilihan garam Jumlah % Sesuai 2 8,3 Tidak sesuai 22 91,7 Jumlah 24 100 Sebagian besar, yaitu 91,7% subyek, dalam memilih garam yang dikonsumsi masih tidak sesuai. Walaupun semua subyek sudah memilih garam yang bermerek dan ada nomor pendaftaran MD/SP, kebanyakan subyek memilih garam dengan kadar yodium yang rendah, dibawah 30 ppm, sehingga tidak memenuhi syarat. Pemilihan garam merupakan cara untuk mengetahui tingkat konsumsi yodium. Keadaan ini kemungkinan disebabkan karena masih banyak wanita usia subur di Desa Selo yang masih berpengetahuan gizi yang kurang sehingga pengetahuan tentang pemilihan garam yang baik belum sepenuhnya dipahami oleh ibu-ibu di Desa Selo. C. Penyimpanan Garam yang Dikonsumsi Subyek Penyimpanan garam pada penelitian ini dinilai dari cara penyimpanan, wadah penyimpanan dan lokasi penyimpanan garam. Secara umum gambaran penyimpanan garam yang dikonsumsi subyek dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Distribusi Garam Berdasarkan Penyimpanan Penyimpanan garam Jumlah % Sesuai 4 16,7 Tidak sesuai 20 83,3 Jumlah 24 100 Sebagian besar subyek dalam melakukan penyimpanan garam tidak sesuai, sebesar 83,3% subyek. Penyimpanan garam yang tidak sesuai ini dilihat dari wadah dan lokasi penyimpanan yang tidak tepat walaupun cara 182 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 3, No. 2, Juni 2010: 179-188

penyimpanan yang dilakukan sudah memenuhi syarat. Penyimpanan garam dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan. Sebagian besar pengetahuan wanita usia subur di Desa Selo adalah cukup, sebesar 66,7%, sehingga pengetahuan tentang penyimpanan garam yang tepat belum sepenuhnya dipahami oleh ibu-ibu di Desa Selo. D. Kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) Darah Untuk mengetahui status yodium bisa dilakukan dengan cara biokimia melalui pemeriksaan kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang terkandung dalam darah seseorang (Supariasa, 2002). Kadar TSH subyek dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Distribusi Kadar TSH Darah Subyek Penelitian Kadar TSH Darah Jumlah % Normal 24 100 Tidak normal 0 0 Jumlah 24 100 Kadar TSH pada semua subyek menunjukkan angka normal. Kadar TSH yang normal ini disebut juga eutiroid. Walaupun dikatakan normal, orang dengan eutiroid memiliki kelainan hormon thyroid. Kadar TSH darah subyek rata-rata adalah 1,67 ± 0,95 dengan nilai maksimum = 4,09 dan nilai minimum = 0,44. Pada eutiroid kadar TSH biasanya normal atau sedikit di atas normal. Hal tersebut terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada konversi T 3 menjadi T 4 dan menurunnya pengikatan T 4 dengan protein pengikat. Perubahan biokimiawi yang menyebabkan perubahan-perubahan dalam fungsi thyroid ini adalah menurunnya proses deyodisasi 5, yang mempengaruhi konversi T 4 menjadi T 3 dan proses selanjutnya dari rt 3 menjadi rt 2. Menurunnya kadar T 4 serum total biasanya disebabkan oleh berkurangnya ikatan T 4 pada protein pengikat thyroxin (Price and Lorraine, 2006). E. Korelasi antara Pemilihan Garam dan Status Yodium Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa pemilihan garam yang dikonsumsi subyek cenderung tidak sejalan dengan status yodium yang normal. Pemilihan garam yang tidak sejalan ini karena kebanyakan subyek memilih garam dengan kadar yodium yang kurang, yaitu dibawah 30 ppm, sehingga tidak memenuhi syarat walaupun semua subyek sudah memilih garam yang bermerek dan ada nomor pendaftaran MD/SP. Hubungan Antara Pemilihan dan Penyimpanan... (Lydia Nurvita Rachmawanti dan Mutalazimah) 183

Tabel 4. Korelasi Antara Pemilihan Garam dan Status Yodium Pemilihan Garam Normal Status Yodium Tidak normal Sesuai 2 (8,3 %) 0 (0 %) 2 (8,3 %) Total Tidak sesuai 22 (91,7 %) 0 (0 %) 22 (91,7 %) Total 24 (100 %) 0 (0 %) 24 (100 %) p = 0,560 Secara kualitatif, garam subyek kebanyakan berwarna biru setelah ditetesi iodine test. Hasil uji Rank Spearman didapat p=0,560 maka tidak ada hubungan secara signifikan antara pemilihan garam dengan status yodium pada wanita usia subur. F. Korelasi Antara Penyimpanan Garam dan Status Yodium Penyimpanan dan teknik penyimpanan yang kurang memadai akan mempengaruhi kualitas garam beryodium yang pada akhirnya akan mempengaruhi status yodium pada seseorang (Noviani, 2007). Tabel 5. Korelasi Antara Penyimpanan Garam dan Status Yodium Penyimpanan Garam Normal Status Yodium Tidak Normal Total Sesuai 4 (16,7 %) 0 (0 %) 4 (16,7 %) Tidak sesuai 20 (83,3 %) 0 (0 %) 20 (83,3 %) Total 24 (100 %) 0 (0 %) 24 (100 %) Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa penyimpanan garam yang dikonsumsi subyek cenderung tidak sesuai dengan status yodium yang normal. Hal ini dikarenakan sebagian besar subyek menyimpan garam dengan wadah dan lokasi penyimpanan garam yang tidak tepat, walaupun cara penyimpanannya sudah memenuhi syarat. Hasil uji Rank Spearman didapat p value 0,999 maka tidak ada hubungan secara signifikan antara penyimpanan garam dengan status yodium pada wanita usia subur. Berdasarkan penelitian, hasil yang diperoleh tidak sejalan dengan penelitian Sari (1994), yang menyatakan bahwa cara penyimpanan garam berpengaruh terhadap penurunan kadar yodium dalam garam. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Siyema (2009), yang menyatakan bahwa 184 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 3, No. 2, Juni 2010: 179-188

wadah atau tempat penyimpanan dapat mempengaruhi kadar yodat dalam garam beryodium. Penelitian ini pun tidak sejalan dengan penelitian Lakoro (2003), yang menyatakan bahwa lokasi tempat penyimpanan wadah garam dekat perapian atau terpapar sinar matahari langsung dapat mengakibatkan hilangnya kadar yodium dalam garam sampai 50%. Penurunan kadar yodium tersebut berhubungan dengan kualitas garam konsumsi masyarakat karena garam yang telah difortifikasi yodium merupakan alternatif penting untuk pemenuhan konsumsi yodium harian. Pemilihan dan penyimpanan garam beryodium secara tidak langsung berhubungan dengan status yodium. Pemilihan dan penyimpanan garam beryodium ini akan mempengaruhi konsumsi makanan yang kemudian berpengaruh terhadap produksi hormon Thyroxin yang pada akhirnya dapat menentukan status yodium wanita usia subur. Apabila mengkonsumsi yodium 500 mg/hari, hanya sebagian yodium (120 mg) yang masuk ke dalam kelenjar thyroid, dan dari kelenjar thyroid disekresikan sekitar 80 mg yang terdapat dalam T 3 dan T 4 yang merupakan hormon thyroid. Jumlah yodium yang terdapat dalam makanan sebanyak jumlah iodida dan untuk sebagian kecil secara kovalen mengikat asam amino. Yodium diserap sangat cepat oleh usus dan oleh kelenjar thyroid digunakan untuk memproduksi hormon thyroid (Picauly, 2002). Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi yodium dapat mempengaruhi status yodium, tetapi pada penelitian ini konsumsi makanan tidak berhubungan dengan status yodium karena adanya faktor lain yang berperan dalam menentukan status yodium diantaranya adalah adanya hubungan yodium dengan mineral misalnya selenium (Se), besi (Fe) dan seng (Zn). Selenium digunakan untuk proses pembentukan T 3 dari T 4 (Soekatri, 2008). Senyawa selenium dapat memberikan pengaruh biologis secara langsung atau tidak langsung setelah digabungkan ke dalam enzim atau protein bioaktif lain. Sebagai contoh selenoprotein adalah sisi aktif enzim antioksidan glutation peroksidase dan tioredoksin reduktase. Glutation perioksidase adalah selenoprotein yang paling banyak terdapat dalam mamalia. Tioredoksin reduktase tidak hanya penting untuk memelihara agar protein sel tetap berada dalam keadaan tereduksi, tetapi juga berguna untuk menyediakan deoksiribonuklease yang diperlukan untuk sintesis DNA. Enzim deiodinase (D1, D2, D3) yang diperlukan untuk aktivasi dan aktivitas hormon thyroid (T 4 ) menjadi bentuk T 3 (Muchtadi, 2009). Besi juga dapat mempengaruhi status yodium. Menurut penelitian sebelumnya suplementasi besi dapat meningkatkan kemampuan yodium dalam minyak kapsul yodium (lipi- Hubungan Antara Pemilihan dan Penyimpanan... (Lydia Nurvita Rachmawanti dan Mutalazimah) 185

odol) pada anak yang kekurangan yodium (Soekatri, 2008). Mineral lain yang berpengaruh terhadap status yodium adalah seng, karena seng berfungsi untuk pengaturan dan aktivitas enzim Karboksi-Peptidase H (KPH) di sel hipotalamus. Enzim KPH yang berperan pada perubahan bentuk prepro- TRH (Thyrotrophin Releasing Hormone) menjadi Thyrotrophin Releasing Hormone (TRH) pada fase post translasi yang kemudian berperan pada sintesis hormon TRH (Yosoprawoto, 2009). Selain mineral seperti selenium, besi dan seng, asupan vitamin khususnya vitamin A juga dapat mempengaruhi status yodium. Vitamin A dapat meningkatkan asupan yodium ke dalam thyroid dan dapat membantu sintesis thyroglobulin serta mempengaruhi (menurunkan) ukuran thyroid (Rinaningsih, 2009). Retinoid berhubungan dengan fungsi thyroid yaitu thyroid dapat mengubah karoten menjadi retinoid dengan merangsang atau mengatur aktivitas dioksigenasi sehingga bila terjadi buta senja sering ada hubungannya dengan tidak berfungsinya thyroid (Linder, 1992) KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagain besar pemilihan dan penyimpanan garam yang dikonsumsi subyek dalam kategori tidak sesuai. Kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH) pada semua subyek adalah normal. Hasil uji statistik,menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemilihan dan penyimpanan garam dengan status yodium wanita usia subur di Desa Selo. 2. Saran Dengan masih ditemukannya garam dengan berkadar yodium rendah maka pemerintah diharapkan lebih memperketat pengawasan terhadap produk garam, misalnya penambahan kadar yodium yang memenuhi persyaratan, pendaftaran label dan nomor dagang di Dinas Perindustrian. Selain itu, masih banyak ibu-ibu yang belum memahami pemilihan dan penyimpanan garam beryodium yang tepat, sehingga perlu adanya pendidikan gizi atau penyuluhan oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan tentang pemilihan dan penyimpanan garam beryodium yang baik dan benar. 186 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 3, No. 2, Juni 2010: 179-188

DAFTAR PUSTAKA Arisman. 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC : Jakarta : 132 134. Depkes RI. 1999. Situasi Kesehatan dan Gizi dan Issue Kebijakan Memasuki Milenium Ketiga. http://www.gizi.net/. Diakses tanggal 14 Juni 2008.. 2005 a. Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program Penanggulangan GAKY. Tim Penanggulangan GAKY Pusat Departemen Kesehatan : Jakarta.. 2005 b. Petunjuk Teknis Standart Pelayanan Minimal (SPM) Penyelenggaraan Perbaikan Gizi Masyarakat. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Gizi Masyarakat : Jakarta. Lakoro, Y, Misrawatie, G., Fitriyan, A., dan Rosnawaty K. 2003. Studi Kualitas Garam Konsumsi pada Masyarakat Pesisir Danau Limboto, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. http://www.litbang.dinkes.go.id. Diakses tanggal 13 Desember 2009. Linder. 1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press : Jakarta. Muchtadi, D. 2009. Gizi Anti Penuaan Dini. Alfabeta : Bandung. Noviani, I. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Penggunaan Garam Beryodium di Rumah Tangga di Desa Sumurgede Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Tahun 2007. http://www.digilib.unnes.ac.id. Diakses tanggal 14 Desember 2009. Picauly, I. 2002. Iodium dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (Gaki) www.google.com Diakses tanggal 15 Maret 2008. Price, SA, dan Lorraine, MW. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses penyakit Edisi 6. EGC : Jakarta. Rinaningsih. 2009. Hubungan Kadar Retinol Serum dengan Thyroid Stimulating Hormone Anak Balita di Daerah Kekurangan Yodium.www.magi.undip.co.id. Diakses tanggal 8 Januari 2010. Ritanto, MJ. 2003. Faktor Risiko Kekurangan Yodium pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali. Jurnal GAKY Indonesia. 24(1) : 18 21. Sari, B. 1994. Pengaruh Cara Penyimpanan terhadap Penurunan Kadar Iodium dalam Garam Beriodium (Studi Beberapa Merek Garam Beriodium yang Beredar di Pasar Grabag Kabupaten Magelang. www.fkm.undipac.id. Diakses tanggal 5 Agustus 2009. Hubungan Antara Pemilihan dan Penyimpanan... (Lydia Nurvita Rachmawanti dan Mutalazimah) 187

Siyema, L. 2009. Pengaruh Variasi Tempat Penyimpanan terhadap Kadar Yodat Garam Beryodium. www.unair.ac.id. Diakses tanggal 13 Desember 2009. Soekatri, M. 2008. Interaksi Yodium dengan Zat Gizi Lain. http://www.orst.edu/depth/ lpi/infocentre/minerals/iodine//. Diakses Tanggal 25 Maret 2008. Sumarno, I. 1997. Kualitas Garam, Perilaku Pembelian Garam Serta Kadar Yodium dalam Urin Ibu Hamil di Jawa Barat.www.litbang.depkes.go.id. Diakses tanggal 12 Agustus 2008. Supariasa. IDN., Bachyar, B. dan Ibnu, F., 2002. Penilaian Status Gizi. EGC : Jakarta. Yosoprawoto, M. 2009. Pengaruh Defisiensi Seng (Zn) terhadap Hormon Tiroid dan Enzim Protein Kinase C Á dalam Keadaan Defisiensi Yodium (Y) Ringan : Penelitian Eksperimental Laboratorium pada Tikus Wistar..www.unair.ac.id. Diakses tanggal 8 Januari 2010. 188 Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, Vol. 3, No. 2, Juni 2010: 179-188