BAB I PENDAHULUAN. yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif mencakup aspek promotif,

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dan penyempurnaan guna

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan. masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan

BAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial

PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT WAY DENTE

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

PERLUKAH RAWAT INAP DI PUSKESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Depkes, 2014). Hawkins dan Groves

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan program pembangunan kesehatan di Indonesia didasarkan pada

2.1.2 URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang paling penting dalam setiap kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing (UU No. 17/2007).

BAB I PENDAHULUAN. dapat melakukan aktivitas sehari-hari dalam hidupnya. Sehat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. dekade berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat cukup signifikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (health service). Sarana Pelayanan Kesehatan merupakan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

Administrasi dan Kebijakan Upaya Kesehatan Perorangan. Amal Sjaaf Dep. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM UI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN RESPONDEN PENELITIAN. responden sebanyak 46 perawat di Puskesmas. Data

BAB I PENDAHULUAN. Primary Health Care (PHC) di Jakarta pada Agustus 2008 menghasilkan rumusan

2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu mewujudkan kesehatan optimal. Sedangkan sasaran

PEMERINTAH KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN DINAS KESEHATAN UPTD PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT CIKAMPAK JLN. Lintas Sumatera-Riau kode Pos 21465

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat terwujud dengan perilaku

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STANDAR PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan terdepan dalam mewujudkan komitmen peningkatan mutu pelayanan

PEMERINTAH KOTA KOTAMOBAGU DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS GOGAGOMAN. Jl. Inpres, Kelurahan Gogagoman, Kecamatan Kotamobagu Barat 95716

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

2017, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

Tabel 7.5 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 5. INDIKATOR KINERJA (outcome)

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

2015, No Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Neg

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, terdiri dari pulau-pulau yang tersebar di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. prioritas (Nawa Cita) dimana agenda ke-5 (lima) yaitu meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diprioritaskan pada upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia Menuju Pelayanan Kesehatan Yang Kuat Atau Sebaliknya?

BAB I PENDAHULUAN. kemantapan, kemapanan, kesejahteraan, dan kepuasan. Bekerja bukan hanya

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomi (Notoadmodjo, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. intelejensi bagi setiap orang guna menjalani kegiatan serta aktifitas sehari-hari secara

BAB 1 PENDAHULUAN. tentang perlunya melakukan Primary Health Care Reforms. Intinya adalah

Manajemen Puskesmas 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan upaya. penyelenggaraan kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

UPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI

Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS

BAB 1 PENDAHULUAN. infeksi di seluruh dunia setelah HIV. Pada tahun 2014, WHO melaporkan bahwa

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung-jawab dan akuntabel, yang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus (Perkeni, 2011). Secara umum hampir 80% prevalensi. diabetes mellitus adalah diabetes mellitus tipe 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata,

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. wilayah kerjanya. Sejak didirikan tahun 1976, Puskesmas ini bernama. Kelurahan Kedungmundu Kecamatan Semarang Timur, berubah

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dapat dipastikan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Kepala Puskesmas A. Tugas Pokok Mengusahakan agar fungsi puskesmas dapat diselenggarakan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

PERTEMUAN KOORDINASI PERAWAT KOORDINATOR PERKESMAS DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKOHARJO

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

promotif (pembinaan kesehatan), preventif (pencegahan penyakit), kuratif (pengobatan penyakit) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan) serta dapat

RANCANGAN INDIKATOR RIFAKES PUSKESMAS RIF

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. beragam macamnya, salah satunya ialah puskesmas. Puskesmas adalah unit

BAB 1 PENDAHULUAN. keperawatan kesehatan dimana adanya suatu perpaduan antara keperawatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Keperawatan merupakan pelayanan profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu baik sehat maupun sakit yang mengalami gangguan fisik, psikis, sosial agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal (Nursalam, 2013). Keperawatan merupakan indikator dari kualitas pelayanan kesehatan yang menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di masyarakat, hal ini terjadi karena keperawatan merupakan profesi dengan jumlah terbanyak dan paling dekat dengan pasien dan keluarganya. Pasien sebagai pengguna jasa pelayanan keperawatan menuntut pelayanan keperawatan yang sesuai dengan haknya, yakni pelayanan keperawatan yang bermutu dan paripurna (Nursalam, 2013). Perawat puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai peran strategis dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan peran, fungsi dan tugas pokok, perawat puskesmas bertanggung jawab terhadap upaya peningkatan kesehatan masyarakat, pencegahan penyakit tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitasi diwilayah kerjanya, baik didalam maupun diluar gedung puskesmas (Depkes, 2006). Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Apabila di suatu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas,

2 maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah desa/ kelurahan atau dusun (Trihono, 2005). Sedangkan menurut peraturan menteri kesehatan nomor 75 tahun 2014, Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya Kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas meliputi enam upaya wajib puskesmas yaitu promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, sanitasi lingkungan, pelayanan gizi, pengobatan dan penanggulangan penyakit menular dan upaya pengembangan puskesmas yang didasarkan pada kemampuan puskesmas untuk mengembangkan upaya tersebut antara lain perawatan kesehatan masyarakat (perkesmas) (Depkes, 2004b). Kementerian kesehatan melalui Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan dan Keteknisan Medis telah menjelaskan pelayanan keperawatan di Puskesmas dan masyarakat melalui program Perkesmas yang termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan puskesmas yang telah diatur dalam Kepmenkes No. 279 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Upaya Perkesmas di Puskesmas. Perkesmas merupakan upaya yang sangat strategis untuk mengatasi permasalahan kesehatan masyarakat, bila dilaksanakan secara komperhensif dengan sasaran individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

3 Perkesmas merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas yang sudah ada sejak konsep puskesmas diperkenalkan. Perkesmas sering disebut dengan PHN (public health Nursing) namun pada akhir akhir ini lebih tepat disebut CHN (Community Health Nursing). (Buku Pedoman Penyelenggaraan Upaya keperawatan Masyarakat di Puskesmas, 2006). Perkesmas merupakan perpaduan antara pelayanan keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat. Pelayanan yang diberikan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif (Depkes, 2006). Sasaran perkesmas adalah individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan dalam menyelesaikan masalah kesehatannya. Prioritas utama sasaran perkesmas tersebut adalah masyarakat yang belum kontak dengan sarana pelayanan kesehatan atau sudah memanfaatkan tetapi memerlukan tindak lanjut. Prioritas sasaran ini lebih ditekankan pada keluarga miskin dan rentan dan keluarga yang termasuk resiko tinggi (Depkes, 2010b). Pencapaian MDG s 2010 belum mencapai angka yang memuaskan sampai saat ini, permasalahan yang dihadapi cukup beragam. Hal ini disebabkan karena belum meratanya upaya pelayanan kesehatan di seluruh lapisan masyarakat. Permasalahan tersebut tercermin pada angka kematian ibu (AKI) 118 per 100.000 kelahiran hidup, prevalensi gizi kurang masih terdapat 15% (RPJMM, 2010), masih tingginya angka penyebab kematian akibat stroke

4 dan hipertensi sebesar 22,22%, dan kematian akibat tuberkulosis (TB Paru) sebesar 7,5% (Depkes, 2010a) Penelitian yang dilakukan oleh Tafwidah, Y., Nurachman, E., Hariyati, T. (2012) tentang Kompetensi Perawat Puskesmas dan Tingkat Keterlaksanaan Kegiatan perkesmas, terdapat hubungan kompetensi perawat dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas, ada hubungan sikap, keterampilan dan kompetensi dengan keterlaksanaan kegiatan perkesmas, tidak ada hubungan umur dan masa kerja dengan tingkat keterlaksanaan kegiatan perkesmas di puskesmas, tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat keterlaksanaan perkesmas di puskesmas. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Nurmalis (2007) Memberikan hasil bahwa pengetahuan dan motifasi berhubungan dengan kepatuhan administrasi asuhan perkesmas. Keterampilan, ketersediaan sarana dan prasarana, serta persepsi manajemen perkesmas berhubungan dengan kepatuhan asuhan perkesmas. Perkesmas tidak berjalan secara optimal karena beberapa hal seperti Perkesmas saat ini menjadi program pengembangan di Puskesmas, sehingga mayoritas Puskesmas kurang merespon dengan baik untuk melaksanakan program pengembangan Puskesmas karena harus melaksanakan program wajib yang lebih diprioritaskan, perawat juga banyak melakukan tugas ganda antara lain pemegang program, bendahara, dan tugas lainnya di Puskesmas sehingga perawat tidak mempunyai cukup waktu untuk melaksanakan perkesmas. Puskesmas masih ragu melaksanakan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), karena kurang jelas apakah BOK dapat digunakan untuk

5 perkesmas, walaupun digunakan, cara pertanggungjawabannya yang dirasakan rumit sehingga penyerapan dana BOK masih terbatas (IPKKI, 2011). Dalam pencapaian cakupan perkesmas pengelolaan yang baik akan mempengaruhi mutu/ kualitas pelayanan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh manajemen pelaksanaan dari koordinator pelaksana perkesmas. Manajemen merupakan suatu proses mencakup kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan diselenggarakan secara teratur dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui kerja sama dengan orang lain (Suyanto, 2009). Penelitian yang dilakukan oleh Warsito, B.E. dan Mawarni, A. (2007) tentang Pengaruh Persepsi Perawat Pelaksana Tentang Fungsi Manajerial Kepala Ruang Terhadap Pelaksanaan Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang didapatkan, persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengawasan tidak baik yang menjadikan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan tidak baik adalah 77,8%, ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan yang baik sebesar 38,2%, sedang persepsi perawat pelaksana tentang fungsi pengawasan baik yang menjadikan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan baik 61,8%, ini lebih besar dibanding dengan pelaksanaan manajemen asuhan keperawatan yang tidak baik sebesar 22,2%. Fungsi pengawasan sangat sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah suatu kegiatan atau program telah dilaksanakan sesuai dengan standart atau rencana kerja yang telah ditetapkan, mengetahui adanya penyimpangan

6 pada pengetahuan dan pengertian staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya, mengetahui sebab-sebab terjadinya penyimpangan, mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan atau bentuk promosi dan latihan lanjutan, Controlling / pengawasan adalah proses pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesui dengan rencana yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan kesalahan agar dapat diperbaikidan tidak terjadi lagi (Swanburg, 2000). Dinas Kesehatan Kota Padang memiliki 22 Puskesmas yang terletak pada 11 Kecamatan di Kota Padang, diantaranya terdapat 7 Puskesmas rawatan dan 15 Puskesmas non rawatan, didukung oleh 62 puskesmas pembantu dan 29 Poskeskel. Dengan jumlah tenaga perawat sebanyak 243 orang. Perkesmas dilaksanakan disetiap Puskesmas dengan mengoptimalkan fungsi keluarga dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam menangani masalah kesehatan dan mempertahankan status kesehatan anggotanya. Pelaksanaan perkesmas Tahun 2014 hanya tercapai 58% dari 70% target yang diharapkan, dengan tingkat kemandirian yang dicapai setelah dibina diantaranya; kemandirian tingkat I (KM.I) 4%, kemandirian tingkat II (KM.II) 24%, kemandirian tingkat III (KM.III) 51%, kemandirian tingkat IV (KM.IV) 21%. Hal ini terjadi karena kurangnya fungsi pengawasan dari koordinator pelaksana perkesmas dalam pelaksanaan perkesmas di kota padang, serta kurangnya dukungan pemerintah daerah dalam melaksanakan perkesmas,

7 Berdasarkan survei awal dengan melakukan wawancara kepada 10 orang perawat pelaksana perkesmas di lima puskesmas di kota padang yang capaian kegiatannya terendah didapatkan, 3 orang mengatakan tidak pernah melakukan pertemuan lintas sektor untuk mendiskusikan masalah kesehatan yang didapatkan dilapangan, 3 orang mengatakan tidak ada tata cara pelaksanaan perkesmas yang benar dari koordinator perkesmas, 2 orang mengatakan tidak ada evaluasi dari pelaksanaan perkesmas, 1 orang mengatakan tidak ada sanksi jika tidak melakukan kegiatan perkesmas dan 1 orang lagi mengatakan tidak ada supervisi dari koordinator dalam pelaksanaan perkesmas. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan fungsi pengawasan dengan pelaksanaan perkesmas di Puskesmas Padang Tahun 2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah penelitian adalah apakah ada hubungan fungsi pengawasan dengan pelaksanaan perkesmas di puskesmas kota padang tahun 2016?. C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan fungsi pengawasan dengan pelaksanaan perkesmas di Puskesmas Padang tahun 2016.

8 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik perawat puskesmas (umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja) di kota padang. b. Mengetahui gambaran pelaksanaan perkesmas di Puskesmas Padang tahun 2016. c. Mengetahui gambaran fungsi pengawasan pelaksanaan perkesmas kota padang tahun 2016. d. Mengetahui hubungan fungsi pengawasan dengan pelaksanaan perkesmas di Puskesmas Padang tahun 2016. D. Manfaat Penelitan 1. Untuk Fakultas keperawatan universitas andalas Dapat menambah kepustakaan dalam mengembangkan ilmu keperawatan tentang fungsi pengawasan dalam pelaksanaan perkesmas di puskesmas kota padang tahun 2016. 2. Bagi dinas kesehatan kota padang Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi dalam menentukan kebijakan khususnya dalam rangka mengevaluasi pelaksanaan perkesmas di puskesmas kota padang tahun 2016. 3. Bagi peneliti Menambah wawasan peneliti tentang perkesmas, terutama tentang hubungan fungsi pengawasan dengan pelaksanaan perkesmas di kota padang tahun 2016.