RANCANGAN UNDANG UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi September 2012
Permasalahan PNS (1/4) 1. Pengaturan kepegawaian terdapat di berbagai undangundang (Undang-undang Guru dan dosen; UU 32/2004 dan UU 43/1999) timbulkan komplikasi; 2. Pekerjaan tempat PNS mengabdi tidak dipandang sebagai profesi; 3. Pengadaan PNS melalui sistem formasi menjadi komoditi yang menggiurkan; 4. Penempatan dan pengangkatan dalam jabatan struktural dicemari intervensi politik;
Permasalahan PNS (2/4) 5. Terbatasnya mobilitas PNS melemahkan NKRI; 6. 9 dari 10 PNS tidak pernah diberi kesempatan mengembangkan diri; 7. Kualifikasi dan kompetensi PNS tidak sesuai kebutuhan; 8. Desentralisasi pengadaan PNS suburkan semangat kedaerahan;
Permasalahan PNS (3/4) 9. High cost and low performance. Belanja Aparatur ditingkat nasional sekitar 38 persen dari APBN, dan mencapai lebih dari 63 persen di daerah. Bahkan di 11 daerah mencapai 76 persen; 10. Tsunami pensiun pada 2025. Sebanyak 2.7 juta PNS akan pensiun dan beban fiskal mencapai Rp 165 T 11. Fragmentasi peraturan perundangan sistem kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja (UU Guru dan Dosen);
Permasalahan PNS (4/4) 12. Sistem remunerasi dan tunjangan sangat bervariasi antar instansi melemahkan esprit de corps. 13. Masalah Overstaff dan Understaff 14. Remunerasi tidak terkait kinerja 15. Promosi Jabatan Tertutup dan Penuh KKN 16. Rekrutment tidak objektif dan Penuh KKN Catatan: Masalah ini timbul karena kelemahan dalam implementasi dan ketidakadaan atau ketidakcukupan norma dalam UU sebelumnya.
Arah Pengembangan Aparatur Sipil Negara Aparatur Sipil Negara yang bersih, kompeten dan melayani SDM Aparatur Sipil Negara Sebagai PROFESI MANAJEMEN SDM APARATUR SIPIL NEGARA
Tujuan RUU ASN Menjadi Instrumen hukum bagi PNS ( Aparatur sipil negara) dalam menciptakan aparatur yang memiliki : 1.Independensi dan netralitas ; 2.Kompetensi dan produktivitas kerja dalam memberikan pelayanan publik; 3.Berintegritas dan akuntanbel;
Perubahan Prinsip (1/5) 1. 1. RUANG LINGKUP YANG DIATUR UU POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN (UU 8/1974 jo UU 43/1999) PEGAWAI NEGERI : Pegawai Negeri Sipil : Pusat Daerah PTT TNI (sudah ada UU tersendiri) POLRI (sudah ada UU tersendiri) RUU APARATUR SIPIL NEGARA : APARATUR SIPIL NEGARA : Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia Pegawai Tidak Tetap Pemerintah Hanya mengatur Aparatur Sipil
Perubahan Prinsip (2/5) 2. 2. JENIS JABATAN UU 8/1974 jo UU 43/1999 STRUKTURAL (Eselon) FUNGSIONAL RUU ASN JABATAN ESELON SENIOR (JES) FUNGSIONAL ADMINISTRASI
Perubahan Prinsip (3/5) 3. 3. WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN UU 8/1974 jo UU 43/1999 Presiden Didelegasikan kepada pejabat non karier (Menteri, Gubernur, Bupati/Walikota) dan karier (Kepala LPNK) RUU ASN Presiden Didelegasikan kepada Pejabat Karier (Kepala LPNK, Sekjen, Sestama, Sekda) Pengisian JES oleh Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dan pengangkatan oleh Presiden
Perubahan Prinsip (4/5) 4. 4. KELEMBAGAAN UU 8/1974 jo UU 43/1999 Tidak mengatur kewenangan Kementerian PAN dan RB, dan LAN Mengatur kewenangan BKN secara umum Mengatur Komisi Kepegawaian Negara Mengatur BAPEK RUU ASN Mengatur kewenangan Kementerian PAN dan RB, BKN, LAN dan KASN dalam sistem manajemen ASN Pembubaran BAPEK dan Pemerintah mengusulkan sengketa kepegawaian melalui PTUN
Perubahan Prinsip (5/5) 5. 5. Manajemen SDM UU 8/1974 jo UU 43/1999 RUU ASN Promosi dan Seleksi Tertutup (dalam satu instansi) Tidak mengatur sertifikasi profesi Tidak mengatur tunjangan Mengatur kesejahteraan secara garis besar Tidak mengatur Batas Usia Pensiun (diatur dalam PP No. 32/1979 dan peraturan perundangan lainnya) Tidak mengatur laporan kekayaan PNS Promosi dan Seleksi Terbuka JES (antar instansi) Mengatur sertifikasi profesi ASN Mengatur tunjangan (tidak boleh lebih besar dari gaji) Mengatur kesejahteraan secara rinci termasuk jaminan sosial Mengatur Batas Usia Pensiun: jabatan administrasi 58 tahun, jabatan fungsional sesuai peraturan perundang-undangan, jabatan eksekutif senior 60 tahun Diusulkan, PNS wajib melaporkan kekayaan (LHKPN)
Materi-Materi Krusial (1/6) 1. 1. PEMBENTUKAN KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA (KASN) DPR Status Kelembagaan : : Lembaga negara mandiri Kewenangan : : menetapkan regulasi profesi ASN, mengawasi pelaksanaannya, menyeleksi calon Pejabat Eksekutif Senior Mengusulkan penggantian pejabat yang berwenang Keanggotaan: wakil pemerintah, 22 orang akademisi, 22 orang tokoh masyarakat, 11 orang anggota organisasi ASN, 11 orang wakil daerah, 11 orang. PEMERINTAH Status Kelembagaan : : Lembaga Non Struktural Kewenangan : : mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan pembinaan profesi ASN melaksanakan seleksi calon JES (seleksi dibantu oleh assessment center) Keanggotaan diangkat oleh Presiden yang terdiri dari : : wakil pemerintah 22 orang akademisi 22 orang wakil organisasi ASN 22 orang professional (praktisi dari dunia usaha) 11 orang
Materi-Materi Krusial (2/6) 2. 2. Jabatan Eseleon Senior DPR JES adalah Jabatan Eksekutif Senior JES terdiri dari :: Jabatan struktural tertinggi (eselon I), I), Analis Kebijakan, Staf Ahli, dan pejabat lainnya yang ditetapkan dalam PP PEMERINTAH JES adalah Jabatan Eselon Senior JES :: Eselon I I dan II II (Pusat dan Daerah) Dalam pemberlakuannya :: Tahun I I (setelah UU ditetapkan) :: Es. I I di di Pusat, Sekda Provinsi, dan Sekda Kab/Kota Tahun II II (setelah UU ditetapkan) :: Es. II II di di Pusat dan Daerah
Materi-Materi Krusial (3/6) 3. 3. Mekanisme Seleksi Calon Pejabat Eksekutif Senior DPR Seleksi Eselon I, I, secara terbuka oleh KASN Seleksi Es. II II tidak diatur Pengisian Pimpinan LPNK, dapat diisi dari non PNS Menghilangkan Tim Penilai Akhir (TPA) PEMERINTAH Seleksi Eselon I I dilakukan terbuka nasional oleh KASN dibantu oleh Tim Seleksi Seleksi Es. II II dilakukan terbuka terbatas instansional serumpun dan provinsional (satu provinsi) oleh KASN dibantu oleh Tim Seleksi Pengisian Eselon I I /pimpinan LPNK tertentu sesuai keputusan Presiden dapat diisi dari non PNS. Tetap ada Tim Penilai Akhir
Materi-Materi Krusial (4/6) 4. 4. Penyelesaian Sengketa Kepegawaian DPR Melalui BAPEK dan PTUN PEMERINTAH Melalui PTUN Bapek ditiadakan
Materi-Materi Krusial (5/6) 5. 5. Pembiayaan Gaji Pegawai DPR Dibebankan APBN (ASN di di pusat dan daerah) PEMERINTAH Beban APBN (bagi ASN di di pusat) Beban APBD (bagi ASN di di daerah) Khusus untuk JES (Es. I I dan II) II) gaji pokok dan tunjangan dibebankan pada APBN Catatan : : sementara UU tentang Keuangan Negara belum diubah maka gaji tetap dibayarkan oleh instansi/daerah masing-masing.
Materi-Materi Krusial (6/6) 6. 6. Bentuk Organisasi ASN (KORPS ASN) DPR Bersifat non kedinasan Wadah untuk menyampaikan aspirasi PEMERINTAH Bersifat kedinasan Wadah untuk menyalurkan aspirasi diluar tugas tetapi terkait dengan tugas Keanggotaan stelsel pasif (wajib) Pembinaan karier di di sekretariat diatur dalam Perpres
TERIMA KASIH