BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perilaku dari orang tua terhadap anak bisa menjadi alasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berfungsi penuh sejak janin berada dalam rahim(kira-kira pada. gestasi minggu ke-8). Tanpa adanya jantung yang berdenyut dan

SKRIPSI GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN ASIANOTIK TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK DI RUMAH SAKIT PHC SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. non-infeksi makin menonjol, baik di negara maju maupun di Negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. anak di Indonesia, mencatat populasi kelompok usia anak di. 89,5 juta penduduk termasuk dalam kelompok usia anak.

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sumber daya yang berkualitas tidak hanya dilihat secara fisik namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. banyak ditemukan dengan insiden antara 8-10 kejadian setiap 1000 kelahiran

BAB I PENDAHULUAN. badan kurang dari 2500 gram saat lahir 1, sedangkan Berat Badan Lahir

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. (Sudarta, 2013). Penyakit Jantung Bawaan penyebab kematian pada bayi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mortalitasnya yang masih tinggi. Diare adalah penyakit yang ditandai

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan. kesehatan manusia, salah satu diantanranya stroke.

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan kurang dari 37 minggu (antara minggu) atau dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Untuk menjadi seseorang yang dewasa dengan motorik yang baik,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Lingkungan yang mendukung perkembangan individu adalah lingkungan

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psi.

BAB I PENGANTAR. gram yang mengabaikan penyebab dan tanpa memperhatikan umur kehamilan

Santi E. Purnamasari, M.Si., Psikolog. Fakultas Psikologi UMBY 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. pada pola penyakit. Beberapa penyakit non-infeksi, termasuk penyakit

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu mengalami proses perkembangan semasa hidupnya, mulai

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas, deteksi, intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes

PENELITIAN PEMBERIAN STIMULASI OLEH IBU UNTUK PERKEMBANGAN BALITA. Nurlaila*, Nurchairina* LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

BAB I PENDAHULUAN. optimal baik fisik, mental, emosional maupun sosial serta memiliki inteligensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi (IDAI, 2002). personal social (kepribadian dan tingkah laku),

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

Asuhan Kebidanan Koprehensif..., Dhini Tri Purnama Sari, Kebidanan DIII UMP, 2014

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

Tumbuh kembang anak. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

PERBEDAAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH YANG SEKOLAH TK DAN ANAK YANG TIDAK SEKOLAH TK DI DESA BANJARSARI KEC. BANTARBOLANG PEMALANG

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB I PENDAHULUAN. lokasi yang berbeda menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang. pada anak akan diikuti oleh gangguan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

BAB I PENDAHULUAN. plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan skill dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Intususepsi merupakan salah satu penyebab tersering dari obstruksi usus dan

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wong (2009) Masa kanak-kanak awal yaitu pada usia 3 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik dengan baik untuk memacu semangat belajar.

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 4-5 TAHUN DI DESA TAWANREJO BARENG KLATEN

PERKEMBANGAN BALITA USIA 6-60 BULAN BERDASARKAN KEJADIAN ANEMIA DAN PEMBERIAN STIMULASI MELALUI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI. suatu rumah tangga. Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. deteksi dan intervensi dini (Soetjiningsih, 2014).

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI. NY. N DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI KAMAR BAYI RESIKO TINGGI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. utama kematian balita di Indonesia dan merupakan penyebab. diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Laparotomi merupakan salah satu prosedur pembedahan mayor dengan cara melakukan

BAB I PENDAHULUAN. dari 400 gr di waktu lahir menjadi 3 kali lipatnya seteleh akhir tahun ketiga

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensial permukaan tubuh (Sumber: Clark Jr, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat. Pola penyakit yang semula didomiasi penyakit-penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. pada perubahan hormonal paska kehamilan (Djamhoer, 2005; Alan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DIARE DI BANGSAL MELATI RSUD SRAGEN

GAMBARAN PERKEMBANGAN BAYI YANG TIDAK DIBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KADEMANGAN DAN DESA MIAGAN KECAMATAN MOJOAGUNG KABUPATEN JOMBANG

Tahun Ajaran Baru Membuat Orang Tua Sibuk

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN. darahnya biasanya disebabkan perilaku mereka(alwani, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Motorik halus adalah pergerakan yang melibatkan otot-otot halus pada tangan

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi serebral yang menetap minimal 24 jam atau menyebabkan. kematian, tanpa penyebab lain selain vaskuler. 1

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2020 Indonesia diperkirakan merupakan negara urutan ke-4

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak dipengaruhi oleh faktor bawaan (i nternal) dan faktor lingkungan.

PENGARUH BABY SPA (SOLUS PER AQUA) TERHADAP PERTUMBUHAN BAYI USIA 3-4 BULAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap pasangan suami istri karena sebuah kesempurnaan bila seorang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku dari orang tua terhadap anak bisa menjadi alasan utama untuk terjadinya gangguan atau kekurangan yang dapat diamati. Orang tua dan pengasuh lainnya memainkan peran penting dalam perkembangan anak, dan status kesehatan anak merupakan salah satu faktor yang mungkin mempengaruhi pola asuh. Sikap orang tua secara signifikan dapat mempengaruhi seluruh perkembangan anak, serta adanya strategi koping. Orang tua dari anak-anak dengan penyakit jantung bawaan dapat mengubah pola pengasuhan anak mereka untuk mengasimilasi kebutuhan khusus anak. (1) Jantung merupakan organ vital yang memegang peran penting pada kehidupan setiap insan, termasuk bayi dan anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Struktur dan fungsi jantung yang normal sangat dibutuhkan untuk mempertahankan peredaran darah yang stabil, guna mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh seorang anak. Namun, menurut Roebiono (2009), 8 dari 1000 1

kelahiran hidup dilahirkan dengan penyakit jantung bawaan (PJB) dan 30 % diantaranya telah memberikan gejala pada minggu-minggu pertama kehidupan. Bila tidak terdeteksi secara dini dan tidak ditangani dengan baik, maka 50% kematiannya akan terjadi pada bulan pertama kehidupan. (2) Penyakit jantung bawaan dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu penyakit jantung bawaan sianotik dan asianotik. Jumlah pasien yang mengidap penyakit jantung bawaan asianotik lebih besar daripada sianotik yaitu sekitar 3 sampai 4 kali. Walaupun lebih sedikit, penyakit jantung bawaan sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi daripada penyakit jantung bawaan asianotik. (2) Bayi dan anak dengan penyakit jantung bawaan mempunyai resiko untuk mengalami ketidakseimbangan energi oleh karena pada anak dengan penyakit jantung bawaan terjadi peningkatan pemakaian energi dan masukkan nutrisi yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan energi ini, mengakibatkan terjadinya malnutrisi, yang selanjutnya akan mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan kemampuan kognitif dan gangguan perkembangan motorik. (3) 2

Perkembangan pada anak berlangsung secara kontinu dan bertahap, oleh karena itu setiap anak harus melewati tahapan sebelumnya agar bisa berkembang ke tahap selanjutnya. Perkembangan ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari selsel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Selain itu, perkembangan juga meliputi perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Perkembangan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kemampuan motorik. Kemampuan motorik pada seorang anak dapat mempengaruhi keefektifan dan keefisiensi nya dalam bergerak. (4) Pada masa kanak-kanak peran orang tua sebagai pengasuh utama sangat berperan penting terhadap perkembangan anak karena ruang lingkup anak pada masa tersebut masih berada dalam pengasuhan dan pengawasan orang tua. (5) Setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa kelalaian memberikan asuhan dan pengajaran yang baik kepada anak akan berdampak negatif terhadap perkembangan mereka. Dampak yang terjadi adalah tidak berkembangnya motorik kasar dengan optimal sehingga anak tidak 3

mampu melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar, terkadang disertai dengan tidak berkembangnya motorik halus anak sehingga anak tidak mampu melakukan pergerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil. (4) Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan Krisdiyanto pada tahun 2013, yang meneliti tentang Hubungan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Motorik Anak Usia 3-5 Tahun menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan motorik, hasil penelitian ini menemukan bahwa perkembangan anak normal karena pengaruh pola asuh (demokratis/otoritatif) orang tua terhadap anak mereka. (6) Gangguan perkembangan pada anak perlu dideteksi secara dini, agar diagnosis terhadap gangguannya dan pemulihannya dapat dilakukan lebih awal, sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin. (4) Gangguan perkembangan dapat dideteksi dengan berbagai macam tes, salah satunya adalah tes Denver II. Dengan menggunakan tes Denver II ini, diharapkan dapat melihat apakah terdapat gangguan perkembangan pada anak dengan 4

penyakit jantung bawaan, sehingga jika terjadi gangguan maka dapat dilakukan intervensi semaksimal mungkin. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan satu masalah utama, yaitu : Bagaimana gambaran jenis pola asuh orangtua pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap perkembangan motorik halus dan motorik kasar, di Rumah Sakit PHC Surabaya? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui gambaran perkembangan motorik anak pada kasus gangguan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap berbagai pola asuh orangtua terhadap anak. 1.3.2 Tujuan Khusus a. Mengetahui insiden pasien anak 2 6 tahun dengan penyakit jantung bawaan asianotik di Rumah Sakit PHC Surabaya pada bulan Juli sampai September. 5

b. Mengetahui jenis pola asuh orangtua pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik di Rumah Sakit PHC Surabaya. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti a. Memberikan informasi mengenai gambaran pola asuh orangtua pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap perkembangan motorik, di Rumah Sakit PHC Surabaya. 1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Akademik dan Peneliti Lain a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai gambaran pola asuh orangtua pada anak dengan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap perkembangan motorik di Rumah Sakit PHC Surabaya. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya. 1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang bagaimana gambaran pola asuh orangtua pada anak 6

dengan penyakit jantung bawaan asianotik terhadap perkembangan motorik. 7