BAB I PENDAHULUAN. timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu. kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang masuk dalam industri barang konsumsi yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi seakan menjadi mata rantai yang harus di koneksikan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari

PENGARUH PERTUMBUHAN PENJUALAN, JAMINAN ASET, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan akhir dari investor perorangan maupun badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Mengingat kebijakan dividend payout ratio memiliki dampak penting bagi banyak

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terhadap harga belinya (Handoko, 2002). Manajer sebagai agent pengelola. mengurangi unsur ketidakpastian dalam investasi.

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga keuntungan yang dihasilkan bisa maksimal. sebagian besar didanai dengan internal equity maka akan mempengaruhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi dan pengetahuan dari tahun ke tahun mendorong

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. return sebesar-besarnya dengan risiko tertentu. Return. (tingkat pengembalian) tersebut dapat berupa capital gain ataupun dividen,

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. berupa capital gain ataupun dividend yield. Capital gain dapat diperoleh jika

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat akan memaksa pihak manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan pasti dibutuhkan dana yang dimana dana tersebut dimiliki oleh para

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB 1 PENDAHULUAN. Bagi perusahaan publik persaingan tidak hanya terjadi dalam satu sektor industri

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN/PERSETUJUAN SKRIPSI... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK...

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan sebuah keputusan investasi. Karena hal ini mempunyai dampak

BAB I PENDAHULUAN. pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan industri manufaktur food and beverages

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Zaman dan tekonologi sudah semakin berkembang, perusahaan harus dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai prinsipal dan manajer sebagai agen. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mampu bersaing dalam persaingan industri. Perusahaan harus dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal Indonesia memiliki peran besar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya agar dapat tetap bertahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan atau

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Saat ini kebanyakan masyarakat mengukur keberhasilan sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Modigliani (1961) berpendapat bahwa pada dasarnya pada kondisi keputusan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk investasi kembali (reinvestasi) pada aset yang. dalam bentuk dividen tunai maupun dividen saham.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan yaitu pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak. menunggu tersedianya dana operasi perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. kas atau setara kas yang dimiliki oleh perusahaan yang diharapkan akan. kekayaan melalui distribusi hasil investasi.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. negara tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama.kebijakan dividen

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai investasi, seperti investasi pada proyek, investasi pada perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB I PENDAHULUAN. laba ditahan (Levy dan Sarnat, 1990). Kebijakan dividen pada perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen adalah keputusan apakah laba yang. atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi

BAB I PENDAHULUAN. para pemegang sahamnya melalui peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamakan manajemen keuangan. Kegiatan-kegiatan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Aktvitas investasi yang dilakukan investor dihadapkan pada berbagai macam resiko

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha unuk memproksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan daya saing baik di pasar domestik maupun pasar global. Perusahaan manufaktur merupakan industri yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itu perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kestabilan keuangannya. Mengingat besarnya pengaruh yang timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu dilakukan analisis sedemikian rupa sehingga kesulitan keuangan dan kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal. Keadaan tersebut menuntut kebutuhan dana yang cukup bagi perusahaan manufaktur untuk bertahan dan barsaing. Salah satu cara yang diambil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana guna mengembangkan agar tetap dapat bersaing adalah penjualan saham perusahaan kepada masyarakat melalui pasar modal. Pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000:4). Aktivitas ekonomi di dalam pasar modal, investor menginvestasikan modalnya ke dalam perusahaan pasti mengharapkan keuntungan berupa pendapatan atau

tingkat pengembalian investasi baik berupa pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya. Penelitian ini dilakukan di perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia semakin bertambah jumlahnya. Industri barang konsumsi merupakan suatu cabang perusahaan manufaktur yang mempunyai peran aktif dalam pasar modal. Kenaikan indeks sektoral pada sektor industri barang konsumsi banyak didukung oleh kenaikan emiten-emiten yang tergabung didalamnya yang terdiri dari 37 emiten. Tujuan investor memilih sektor industri barang konsumsi yaitu karena sektor industri barang konsumsi memiliki prospek yang cukup baik dan memiliki peluang yang terus berkembang, tetapi tidak di dukung oleh jumlah perusahaan yang membagikan dividen setiap tahunnya. Prospek tersebut dapat di liat pada Bursa Efek Indonesia di mana jumlah perusahaan yang membagikan dividen tunai hanya 10 perusahaan dari 37 perusahaan yang masuk di industri barang konsumsi khususnya periode 2010 sampai 2014. Hal ini sangat kecil dibandingkan jumlah seluruh perusahaan yang masuk ke industri barang konsumsi yang ada di Bursa Efek Indonesia. Alasan beberapa perusahaan yang tidak membagikan dividen secara continue karena laba bersih perusahaan di pakai untuk cadangan dana perusahaan dan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Dividen merupakan pendapatan bagi investor yang dibagikan perusahaan diperoleh dari laba perusahaan dan dividen juga mencerminkan tentang kinerja perusahaan. Tujuan utama investor menanamkan modalnya ke perusahaan yang go public adalah untuk mendapatkan pengembalian investasi (return).

Return bisa berupa pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain) ataupun dividen (balas jasa atas dana yang dihimpun oleh emiten dalam bentuk kepemilikan saham para pemegangnya). Dividen yang dibayarkan tergantung kepada kebijakan masing-masing perusahaan, kebijakan dividen merupakan kebijakan yang melibatkan dua pihak yang berkepentingan dan keduanya saling bertentangan, yaitu kepentingan para pemegang saham dengan dividennya dan kepentingan perusahaan dengan laba ditahannya (Attina, 2012). Investor lebih banyak tertarik dengan dividen yang bisa didapatkan sekarang daripada capital gain. Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham dan merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibayarkan tentu saja akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan maksimisasi kesejahteraan tersebut (Gitosudarmo dan Basri, 2008:11). Menurut the bird in hand theory yang dikemukakan oleh Gordon (1963) menyatakan bahwa investor lebih memilih dividen karena dianggap lebih pasti dibandingkan dengan capital gain. Umumnya investor lebih menyukai pembayaran dividen yang stabil, dan konstan karena pembayaran dividen yang berubah-ubah akan menyebabkan penyampaian informasi yang salah dan dapat menghilangkan ketenangan investor. Menurut Sunari (2011) dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dapat berupa cash dividend (dividen tunai) yang merupakan dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas dan stock dividen (dividen saham) yang merupakan dividen yang dibayarkan sebagai tambahan jumlah lembar saham biasa kepada pemegang

sahamnya. Investor lebih memilih pembagian dividen dengan sejumlah uang tunai dikarenakan pembayaran dividen dalam bentuk uang tunai meminimalisir ketidakpastian investor dalam melaksanakan aktivitas investasinya di dalam perusahaan (Abdullah, 2009). Begitu pentingnya peranan dividen, maka perusahaan enggan melakukan pemotongan terhadap dividen. Perusahaan yang melakukan pemotongan dividen menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan kurang bagus sehingga permintaan pasar terhadap saham perusahaan tersebut akan turun yang artiya para investor enggan untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, jika perusahaan menaikan dividen, menandakan bahwa kondisi keuangan perusahaan sedang bagus. Dengan kondisi tersebut maka perusahaan harus menjamin dividen terhadap investor. Kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur dengan dividend payout ratio (DPR), alasan penelitian ini menggunakan dividend payout ratio (DPR) sebagai variabel dependen dikarenakan dividend payout ratio pada umumnya adalah menentukan porsi keuntungan yang akan dibagikan kepada para pemegang saham dan yang akan ditahan sebagai bagian dari laba ditahan. Kebijakan dividen merupakan aktivitas keuangan yang berkaitan dengan distribusi laba yang diperoleh oleh perusahaan, sehingga saat ini masih timbul pendapat bahwa kebijakan dividen ini merupakan bagian dari keputusan pendanaan. Prinsipnya kebijakan dividen ini menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan seharusnya dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk kas

dividen dan pembelian kembali saham atau laba tersebut sebaiknya ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembelanjaan investasi di masa datang. Dividen yang dibayarkan tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, kebijakan pembayaran dividen merupakan hal yang sangat rumit bagi menajemen perusahaan. Perusahaaan harus menentukan antara memakmurkan pemegang saham atau meningkatkan petumbuhan perusahaan, jika perusahaan memutuskan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan maka keuntungan yang didapat dalam bentuk laba ditahan akan menambah sumber dana internal perusahaan dan dapat diinvestasikan kembali pada proyek-proyek yang menguntungkan, tetapi jika perusahaan memutuskan memakmurkan pemegang saham maka keuntungan yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen sehingga mengakibatkan berkurangnya sumber dana internal perusahaan. Masingmasing perusahaan menetapkan kebijakan dividen yang berbeda-beda, di sisi lain pemegang saham mengharapkan dividen kas dalam jumlah relatif besar karena ingin menikmati hasil investasi pada saham perusahaan. Kondisi inilah yang dipandang teori agensi sebagai konflik antara prinsipal dan agen. Berdasarkan agency theory, pihak manajemen adalah agen (agents) pemilik, sedangkan pemilik perusahaan merupakan principal (Jensen & Meckling, 1976). Menurut Amidu dan Abor (2006) menyatakan bahwa dividen dapat berperan sebagai mekanisme untuk mengatasi masalah keagenan. Perusahaan perlu membuat kebijakan tentang besarnya laba yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau biasa disebut Dividend payout ratio. Dividend payout ratio menentukan jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Menahan laba saat ini

dalam jumlah yang lebih besar dalam perusahaan berarti lebih sedikit uang yang akan tersedia bagi pembayaran dividen saat ini (Horne dan Wachowicz, 2010:270). Dalam beberapa penelitian terdahulu menurut Prasetyo (2013) net profit margin berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio dan current ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap dividend payout ratio, sedangkan Debt to Equity Ratio, growth, firm size, dan collateralizable assets tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Menurut puspita (2009) Cash ratio, firm size, dan Return on assets berpengaruh signifikan positif terhadap dividend payout ratio sedangkan growth berpengaruh signifikan terhadap dividend payout ratio. Penelitian ini menggunakan faktor pertumbuhan penjualan, jaminan asset dan ukuran perusahaan karena pertumbuhan penjualan, jaminan asset dan ukuran perusahaan merupakan beberapa faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dan adanya research gap dari penelitian terdahulu. Besarnya pertumbuhan penjualan sebuah perusahaan akan berpengaruh pada jumlah dana yang dibutuhkan untuk kegiatan operasi atau investasi. Jika perusahaan lebih memfokuskan pada pertumbuhan perusahaan maka kebutuhan dana pun akan semakin tinggi yang memaksa manajemen membayar dividen yang rendah atau tidak sama sekali (Hadiatmo, 2013). Devie (2003) manyatakan pertumbuhan perusahaan dalam manajemen keuangan diukur berdasarkan pertumbuhan penjualan, bahkan secara keuangan dapat dihitung berapa pertumbuhan yang seharusnya dengan melihat keselarasan keputusan investasi dan pembiayaan. Pertumbuhan perusahaan akan menimbulkan konsekuensi pada

peningkatan investasi atas aktiva perusahaan dan akhirnya membutuhkan penyediaan dana untuk membeli aktiva. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di era persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif. Penelitian yang dilakukan Kania dan Bacon (2005), Darminto (2007), Marietta (2013) dan Sampurno (2013) yaitu, pertumbuhan penjualan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Hasil berbeda ditemukan oleh Winatha (2001), Dhailami (2006) dan Nurmadinah (2014) secara parsial pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio (DPR). Menurut Winatha (2001) perusahaan mencapai tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan menetapkan Dividend Per Share (DPS) yang tinggi pula, karena sebagian besar kebutuhan dana bisa dipenuhi dari sumber dana ekstern yang lain, sehingga tidak perlu mengambil dari sumber intern yang berupa laba ditahan, sehingga jumlah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham semakin besar. Jaminan aset adalah aset perusahaan yang dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aset ketika memberikan pinjaman kepada perusahaan. Tingginya jaminan aset yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar dividen dalam jumlah besar.

Sebaliknya, semakin rendah jaminan aset yang dimiliki perusahaan akan meningkatkan konflik kepentingan antara pemegang saham dengan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi perusahaan untuk membiayai dividen dalam jumlah besar kepada pemegang saham karena takut piutang mereka tidak akan terbayar (Latiefasari, 2011). Keuntungan perusahaan merupakan faktor pertama yang biasanya menjadi pertimbangan direksi, walaupun untuk membayar deviden perusahaan rugipun dapat melaksanakannya, karena adanya cadangan dalam bentuk laba ditahan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pujiastuti (2008), Wahyudi dan Baidori (2008), Hadiatmo (2013), dalam penelitiannya ditemukan bahwa jaminan aset memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Handoko (2002), Yovanka (2010), Prasetyo (2013), Setiawan dan Etna (2013) yang menyatakan bahwa jaminan aset negatif terhadap kebijakan dividen. Menurut Yovanka (2010) hal ini bisa terjadi pada situasi ketika perusahaan memiliki jaminan aset yang rendah, artinya perusahaan memiliki hutang yang rendah. Sebagian besar aktivitas perusahaan berasal dari modal, pada perusahaan yang mempunyai hutang yang rendah. Perusahaan dapat leluasa dalam menentukan tingkat pembayaran dividen karena perusahaan yang mempunyai hutang yang rendah membuat perusahaan bebas dari ancaman likuidasi karena gagal memenuhi pembayaran hutang perusahaan. Sehingga membuat manajer lebih mengalokasikan dana perusahaan untuk pembayaran dividen kepada para pemilik saham.

Kebijakan dividen juga perlu mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam menentukan kelangsungan hidupnya. Kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dihadapkan dengan berbagai persoalan di luar kewajiban finansial dan mengelola aktiva-aktivanya seperti ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembagian dividen, suatu perusahaan yang sudah berkembang dan mampu bertahan dalam persaingan usaha selama kurun waktu tertentu akan memiliki akses yang lebih mudah menuju pasar modal dibandingkan perusahaan kecil yang masih baru dan tidak stabil sehingga mampu memperoleh dana yang lebih besar sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih tinggi (Irman, 2011). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Hatta (2002), Usman (2006), Puspita (2009) dan Dyah (2010) ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap DPR. Hasil berbeda di temukan oleh Suherli dan Harahap (2004), Hartadi (2006) dan Nadjibah (2008) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap DPR. Menurut Dyah (2010) tanda positif pada ukuran perusahaan menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang besar biasanya mempunyai akses yang lebih baik ke pasar modal dan lebih mudah untuk meningkatkan dananya dan biaya yang lebih rendah serta lebih sedikit menghadapi kendala dibanding perusahaan yang lebih kecil. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang diuraikan di atas menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa penelitian dengan variabel yang sama, hal ini menyebabkan

ketertarikan untuk meneliti lebih lanjut mengenai pertumbuhan penjualan, jaminan aset dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Apakah pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi di BEI? 2) Apakah jaminan aset berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi di BEI? 3) Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi di BEI? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh pertumbuhan penjualan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi di BEI. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh jaminan aset terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi di BEI. 3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi di BEI.

1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan secara teoritis dan praktis sebagai berikut: 1) Manfaat Teoritis Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait dengan pengaruh pertumbuhan penjualan, jaminan aset dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada sektor industri barang konsumsi yang ada di BEI. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi dan bahan refrensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan didalam maupun diluar perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham pada sektor industri barang konsumsi yang ada di BEI. 1.5 Sistematika Penulisan Sebagai arahan dalam memahami skripsi ini, digunakan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang, masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari dilakukannya penelitian, serta menguraikan rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka Bab ini menguraikan landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan kebijakan dividen, pertumbuhan penjualan, jaminan aset, ukuran perusahaan dan hipotesis penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, devinisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel dan metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis yang digunakan. Bab IV : Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan pembahasan hasil penelitian dari masingmasing variabel, pembahasan mengenai model analisis yang meliputi analisis regresi linier berganda, uji asumsi klasik, dan pembahasan mengenai pengujian hipotesis yang meliputi uji parsial. Bab V : Simpulan dan Saran Bab ini meguraikan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam pembahasan serta saran-saran yang diberikan untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya.