BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan telah mempermudah manusia untuk melakukan pekerjaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. analisa elastis dan plastis. Pada analisa elastis, diasumsikan bahwa ketika struktur

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB I PENDAHULUAN. bersifat monolit (menyatu secara kaku). Lain halnya dengan konstruksi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB II TEORI DASAR II.I.HUBUNGAN TEGANGAN DAN REGANGAN. Hooke pada tahun Dalam hukum hooke dijelaskan bahwa apabila suatu baja

BAHAN KULIAH Struktur Beton I (TC214) BAB IV BALOK BETON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Dinding ( wall ) adalah suatu struktur padat yang membatasi dan melindungi

ANALISA P Collapse PADA GABLE FRAME DENGAN INERSIA YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PLASTISITAS PENGEMBANGAN DARI FINITE ELEMENT METHOD

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

ANALISA PERBANDINGAN BEBAN BATAS DAN BEBAN LAYAN (LOAD FACTOR) DALAM TAHAPAN PEMBENTUKAN SENDI SENDI PLASTIS PADA STRUKTUR GELAGAR MENERUS

KATA PENGANTAR. telah melimpahkan nikmat dan karunia-nya kepada penulis, karena dengan seizin-

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Modifikasi itu dapat dilakukan dengan mengubah suatu profil baja standard menjadi

SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA

II. KONSEP DESAIN. A. Pembebanan Beban pada struktur dapat berupa gaya atau deformasi sebagai pengaruh temperatur atau penurunan.

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Konstruksi bangunan tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok dan

PLASTISITAS. Pendahuluan. Dalam analisis maupun perancangan struktur (design) dapat digunakan metoda ELASTIS atau Metoda PLASTIS (in elastis)

ANALISIS DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

harus memberikan keamanan dan menyediakan cadangan kekuatan yang kemampuan terhadap kemungkinan kelebihan beban (overload) atau kekurangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

T I N J A U A N P U S T A K A

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

PERHITUNGAN GORDING DAN SAGROD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

TUGAS AKHIR ANALISIS PLASTIS PADA PORTAL DENGAN METODE ELEMEN HINGGA. Disusun oleh: FIRDHA AULIA ARIYANI AZHARI. Dosen Pembimbing:

DEFORMASI BALOK SEDERHANA

ANALISIS METODE ELEMEN HINGGA DAN EKSPERIMENTAL PERHITUNGAN KURVA BEBAN-LENDUTAN BALOK BAJA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. secara nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

PERHITUNGAN BALOK DENGAN PENGAKU BADAN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II STUDI PUSTAKA

BAB II TEORI DASAR. seorang perencana / desainer harus mempunyai pengetahuan yang baik tentang :

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

BAB I PENDAHULUAN. yang demikian kompleks, metode eksak akan sulit digunakan. Kompleksitas

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

DESAIN BALOK SILANG STRUKTUR GEDUNG BAJA BERTINGKAT ENAM

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR KONSTRUKSI BAJA GEDUNG DENGAN PERBESARAN KOLOM

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

L p. L r. L x L y L n. M c. M p. M g. M pr. M n M nc. M nx M ny M lx M ly M tx. xxi

BAB I PENDAHULUAN. memikul tekan pada semua beban bekerja distruktur tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA LENDUTAN BALOK KAYU KELAPA NON PRISMATIS PERLETAKAN SENDI ROL DENGAN METODE PLASTIS (EKSPERIMEN)

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan yang serius, terutama pada konstruksi yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai,

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

Diktat-elmes-agustinus purna irawan-tm.ft.untar BAB 2 BEBAN, TEGANGAN DAN FAKTOR KEAMANAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. karbon, baja paduan rendah mutu tinggi, dan baja paduan. Sifat-sifat mekanik dari

MODUL 4 STRUKTUR BAJA 1. S e s i 1 Batang Tekan (Compression Member) Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. desain untuk pembangunan strukturalnya, terutama bila terletak di wilayah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa merupakan fenomena alam yang harus diterima sebagai fact of life.

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN BALOK ANAK KONSTRUKSI PROPPED PADA BANGUNAN TINGKAT DUA DENGAN VARIASI JARAK BALOK DAN PORTAL DARI SEGI TEKNIK DAN BIAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Balok Anak Konstruksi Propped pada Portal Tingkat Dua berdasarkan Variasi Jarak Balok dan Portal (Aspek Tehnis dan Biaya)

ANALISIS ELASTOPLASTIS PORTAL GABEL BAJA DENGAN MEMPERHITUNGKAN STRAIN HARDENING

Henny Uliani NRP : Pembimbing Utama : Daud R. Wiyono, Ir., M.Sc Pembimbing Pendamping : Noek Sulandari, Ir., M.Sc

sipil. Kekuatan kayu sebagai bahan untuk struktur dipengaruhi oleh beberapa Kayu dapat menahan gaya tekan yang berbeda-beda sesuai dengan kelas

BAB II STUDI PUSTAKA

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA P Collapse PADA GABLE FRAME DENGAN INERSIA YANG BERBEDA MENGGUNAKAN PLASTISITAS PENGEMBANGAN DARI FINITE ELEMENT METHOD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

PERHITUNGAN IKATAN ANGIN (TIE ROD BRACING )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu konstruksi tersusun atas bagian-bagian tunggal yang digabung membentuk

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

MODUL 6. S e s i 1 Struktur Jembatan Komposit STRUKTUR BAJA II. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Umum dan Latar Belakang Perkembangan teknologi perancangan konstruksi gedung sudah semakin berkembang dan telah mempermudah manusia untuk melakukan pekerjaan analisis struktural yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama, menjadi analisis yang mudah dan cepat. Dalam mendesain bangunan seorang perencana dituntut untuk mendesain suatu bangunan yang kuat, mudah dalam pelaksanaan dan memenuhi fungsi serta kebutuhan bangunan. Salah satu faktor penting dalam perencanaan kekuatan bangunan adalah mengenai daktilitas. Daktilitas struktur dipengaruhi oleh daktilitas elemen-elemennya; jika elemen struktur dapat memanfaatkan daktilitasnya dengan baik, maka demikan pula strukturnya secara keseluruhan. Sehubungan dengan pemanfaatan sifat dakitilitas bahan tersebut, kita telah mengenal adanya dua macam analisa didalam perencanaan struktur, yaitu analisa elastis dan analisa plastis. Pada analisa elastis diasumsikan bahwa ketika struktur dibebani maka tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangan leleh (yield stress) dimana tegangan serat terluar tepi atas dan serat terluar tepi bawah adalah linear. Sementara itu, deformasi yang terjadi akibat beban yang bekerja akan dapat kembali pada bentuk semula ketika gaya tidak lagi diberikan. Deformasi elestis mengacu pada hukum Hooke yang menyatakan bahwa: 15

Dimana adalah tegangan yang bekerja, E adalah konstanta material yang disebut sebagai Modulus Young dan adalah regangan yang dihasilkan. Hubungan ini hanya berlaku pada keadaan elastis dan mengindikasikan suatu kemiringan antara tegangan dan regangan yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya Modulus Young. Sedangkan pada analisa plastis tegangan yang terjadi adalah tegangan leleh (yield stress) yang telah menjalar kebagian dalam serat penampang. Pada daerah plastis Hukum Hooke (Hooke s Law) sudah tidak berlaku lagi. Plastisitas ini sendiri merupakan suatu metoda yang menggambarkan deformasi pada suatu material yang mengalami perubahan inelastis (inelastic changes) ketika diberikan beban sebelum mengalami keruntuhan. Deformasi yang terjadi pada analisa plastis bersifat permanen (tidak dapat kembali ke bentuk semula) Pada analisa plastis, bila beban pada struktur diperbesar maka untuk pembebanan tertentu sebagian serat akan mengalami tegangan leleh. Penambahan beban secara bertahap menyebabkan daerah serat yang mengalami tegangan leleh akan semakin bertambah. Hingga pada suatu beban plastis (beban batas), maka seluruh serat penampang akan mengalami tegangan leleh. Akibatnya pada bagian tersebut akan terjadi perubahan sudut (rotasi) yang besar secara terus menerus walau tanpa diberikan penambahan beban, keadaan ini kemudian disebut sebagai pembentukan sendi plastis. Untuk suatu struktur apabila telah tecapai sejumlah sendi plastis tetentu maka struktur tersebut akan mengalami keruntuhan (Failure); momen yang terjadi pada kondisi ini disebut sebagai momen plastis. 16

Dalam hal ini penulis mencoba membahas mengenai analisa perbandingan antara beban batas (ultimate) dan beban layan dalam tahapan pencapaian sendisendi plastis pada struktur bentang menerus sampai sesaat sebelum terjadinya keruntuhan. Pemanfatan penuh dari kapasitas plastis pada balok menerus memerlukan suatu analisis yang meluas dari semua kemungkinan lokasi tebentuknya sendi-sendi plastis; apabila beban terus ditambah sebelum terjadinya keruntuhan pada struktur. 1.2.permasalahan Selain direncanakan untuk menahan beban yang bekerja padanya,suatu struktur juga dituntut dan diharapkan dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada penggunanya. Faktor yang mempengaruhi keamanan struktur diantaranya adalah terhindarnya struktur dari keruntuhan (collapse). Seperti yang telah disebutkan diatas, suatu struktur akan mengalami keruntuhan jika telah tercapai mekanisme keruntuhan stuktur itu sendiri, yaitu terbentuknya sejumlah sendi-sendi plastis yang dibutuhkan untuk meruntuhkan struktur tersebut. Untuk mencegah hal tesebut maka diperlukan analisa dan perhitungan yang matang mengenai besarnya kapasitas beban batas (ultimate), kapasitas rotasi sendi plastis di setiap titik yang mungkin terjadi sendi plastis, dan juga perhitungan sejumlah kemungkinan mekanisme keruntuhan yang paling membahayakan struktur yang mungkin terjadi (khususnya pada struktur portal dan gelagar menerus). 17

P P L/2 L/2 L/2 L/2 a) Mekanisme keruntuhan 1 b) Mekanisme keruntuhan 2 Sendi plastis Sendi plastis P L/2 L/2 c) Mekanisme keruntuhan 3 Sendi plastis Gambar 1.1 Jenis-jenis mekanisme keruntuhan pada struktur dengan dua perletakan 18

Untuk itu dalam memecahkan masalah ini, penulis mencoba menggunakan Metode Analisa Sloope Deflection sebagai alat bantu dalam menganalisa pendekatan nilai (besaran) factor beban (load factor), yaitu perbandingan antara beban batas dan beban layan pada struktur bentang menerus. Adapun dipilihnya jenis struktur bentang menerus ini dikarenakan sering dijumpainya bentuk stuktur ini dilapangan baik seperti jembatan maupun struktur balok menerus pada bangunan yang sering kita jumpai. 1.3.Manfaat dan Tujuan Dalam tugas akhir ini penulis bertujuan untuk melakukan analisa dan perhitungan mengenai besaran load factor pada suatu struktur bentang menerus, dengan memperhitungkan sejumlah kemungkinan lokasi terbentuknya sendi plastis, sehingga pada akhirnya kita dapat melihat dan menganalisa besaran (nilai) beban maksimum/batas (yang kemudian disebut sebagai beban plastis) yang dapat dipikul oleh struktur yang bersangkutan. Dengan demikian, manfaat praktis yang bisa diperoleh dari hasil tulisan ini adalah optimalisasi kinerja struktur baik dari segi kenyamanan, terlebih lagi dari segi keamanan struktur, bahkan dengan tidak mengabaikan segi keekonomisan dan efisiensi perencanaan struktur. 19

1.4.Pembatasan Masalah Mengingat luasnya cakupan pembahasan mengenai analisa load factor tersebut, maka dalam Tugas Akhir ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas antara lain: 1. Balok pada struktur yang dianalisa merupakan bahan yang bersifat homogen dan isotropis. 2. Penampang balok adalah profil IWF dengan perbandingan tertentu antara tinggi, lebar profil, tebal badan, dan tebal sayap profil. 3. Tegangan geser dan gaya normal tidak ditinjau. 4. Analisa regangan tidak ditinjau. 5. Pengaruh komposisi bahan, temperatur, kecepatan regang bahan dan residual stress tidak ditinjau. 6. Beban yang dipikul adalah beban terpusat dan beban merata. 7. Struktur yang ditinjau adalah struktur bentang menerus empat perletakan sendi-jepit; dengan variasi nilai beban yang berbeda-beda antara satu bentang dengan bentang lainnya, seperti gambar berikut : 2 /L A EI B C 2EI D E 3EI F G L 3L 4L Gambar (1.2). Struktur bentang menerus empat perletakan 20

1.5.Metodologi Penulisan Metode yang digunakan dalam penyelesaian tugas akhir ini adalah dengan cara analitis. Disamping itu juga digunakan program komputer Microsoft Exel untuk mempermudah operasi matriks dari penyelesaian persamaan dalam penentuan nilai faktor beban plastis yang akan dibahas nantinya; serta untuk penggunaan tabulasi data hasil perhitungan. 21