KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil mendengarkan (listening skill),

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYUSUN KOSAKATA DASAR MENJADI PARAGRAF DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS I SD NEGERI I KEPOSONG NASKAH PUBLIKASI

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). Dalam Wina Sanjaya (20011: 26) PTK adalah proses pengkajian

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

MENINGKATKAN KECERDASAN KINESTETIK DENGAN LATIHAN GERAK DASARTARI PADA ANAK KELOMPOK B DI TK PEMBINA MANNA BENGKULU SELATAN KARYA ILMIAH

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat. dasar dan menjadi masa keemasan (golden age) bagi anak.

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI SAJAK SEDERHANA DI KELOMPOK A TK HARAPAN BANGSA KABUPATEN BENGKULU SELATAN

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

UPAYA PENGENALAN VOCABULARY BAHASA INGGRIS ANAK USIA DINI KELOMPOK B MELALUI BERNYANYI DI RA ULUMUL QUR AN MEDAN

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

ARTIKEL PENELITIAN. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Pada Program Studi PG-PAUD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A RA KM MIFTAHUL HUDA PULOSARI KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI STATEGI SIMAK-KERJAKAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. (Abdulhak, 2007 : 52). Kualitas pendidikan anak usia dini inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

K A R M I NIM. A53B111043

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latifah Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa Indonesia

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

PENINGKATAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DI TK ABA 30 MEDAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN KEMPAMPUAN MENYIMAK CERITA RAKYAT SISWA KELAS V SDN II KALIBATUR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

2 Dosen Kampus UPI Cibiru

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN BERBANTUAN MEDIA ALAM UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA ANAK KELAS B1 PAUD SRIKANDI DI KABUPATEN KEPAHIANG

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

ARTIKEL SKRIPSI OLEH: SITI MUALIQOH SATTA NPM : P

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BAHASA MENGGUNAKAN METODE BERCERITA MELALUI MEDIA BONEKA JARI PADA ANAK KELOMPOK A TK KM IX BADAS

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK AISYIYAH SEDAYU JUMANTONO

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK PADA ANAK USIA DINI 5-6 TAHUN DENGAN METODE BERCERITA MELALUI WAYANG KERTAS DI TK MAKEDONIA

Oleh : Ririn Susanti ABSTRAK

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

Oleh: Dibimbing oleh : 1. Dema Yulianto, M.Psi 2. Anik Lestariningrum, M.Pd

PERANAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK DI TK PKK OTI KECAMATAN SINDUE TOBATA KABUPATEN DONGGALA

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

Artikel Penelitian. Disusun oleh MAHMUDAH NPM:

Disusun Oleh LASINI A53B111022

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

MENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL MELALUI BERMAIN PUZZLE PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd) Pada program studi PG PAUD.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS ANDROID

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA DENGAN URUTAN YANG BAIK MELALUI MEDIA GAMBAR SERI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 1 KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Berbahasa Anak Usia Dini

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : LANGGENG MIATI NPM:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PGPAUD. Oleh :

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS III SD N PENCAR 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

Artikel Skripsi. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan PG-PAUD.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

Diajukan Oleh: Lestari A

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

II. KAJIAN PUSTAKA. dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI BENDA REALIA

Transkripsi:

KARYA ILMIAH PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelompok B PAUD SAKURA Kota Lubuklinggau) Oleh : ROMLAH NPM A1I 112 019 PROGRAM SARJANA (S1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2014

PEMBELAJARAN DENGAN TEKNIK BERCERITA MELALUI GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK DALAM BERBAHASA (PENELITIAN TINDAKAN KELAS PADA ANAK PAUD SAKURA KOTA LUBUKLINGGAU) ABSTRAK ROMLAH NPM. A1I 112 019 Skripsi Program Studi S1 Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu 2014 Masalah yang dianalisa dalam skripsi ini adalah apakah melalui pembelajaran dengan bercerita melalui gambar dapat meningkatkan kosakata anak dalam berbahasa. Subjek penelitian anak PAUD SAKURA kota lubuklinggau yang berjumlah 15 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan 3 siklus. Alat pengumpulan data dengan teknik observasi, foto. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah teknik persentase. Setelah melakukan penelitian maka diperoleh data pada siklus I peningkatan kosakata anak dalam teknik bercerita melalui gambar 30 %, siklus II 79 % dan siklus III 85 % terjadi peningkatan belajar dan keberhasilan, kemampuan meningkatkan pembelajran juga sebagai peningkatan keaktifan dan keterlibatan dalam pembelajaran. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan tehnik bercerita melalui gambar dapat meningkatkan kosakata anak dalam berbahasa pada anak PAUD SAKURA Kota Lubuklinggau. Kata Kunci: kosakata dalam berbahasa melalui cerita bergambar.. ii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan lembaga pendidikan Nonformal sebelum anak memasuki sekolah dasar, lembaga ini dianggap penting karena bagi anak usia ini merupakan golden age (usia emas) yang di dalamnya terdapat masa peka yang hanya datang sekali. Usia 4-6 tahun, merupakan masa peka bagi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Oleh sebab, itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan dan perkembangan anak tercapai secara optimal (Permendiknas No 58 Tahun 2009). Bahasa merupakan kebutuhan yang diperlukan oleh manusia sebagai sarana berkomunikasi dengan orang lain. Mustakim (2005:123) berpendapat bahwa bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi. Hal ini dimaksudkan bahwa semua pernyataan pikiran, perasaan, dan kehendak seseorang kepada orang lain menggunakan bahasa. Kemampuan berbahasa menjadi sebuah kebutuhan anak usia dini, mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain lewat bahasa yang ia pelajari dari proses mendengar dan melihat sehingga mereka dapat mengenal bahasa dan mengucapkan bahasa tersebut. Bercerita merupakan salah satu kegiatan yang anak senangi. Ketika bercerita anak menyimak dan belajar bagaimana hubungan kata-kata yang didengar dalam peristiwa tersebut. Dengan kata lain anak memperoleh kosakata langsung dengan makna kata yang terkandung didalamnya. Menurut Musfiroh (2008:86), mendengar cerita sama artinya dengan melakukan serangkaian kegiatan fonologis, sintaksis, semantic, dan pragmatic. selama menyimak cerita, anak belajar bagaimana bunyi-bunyi yang bermakna diujarkan dengan benar, bagaimana kata-kata disusun secara logis dan mudah dipahami. Selain itu, dari kegiatan bercerita si pencerita mengeluarkan banyak kosakata sehingga anak-anak memperoleh kata-kata baru dari kegiatan menyimak cerita tersebut. Bercerita dapat disampaikan kepada anak-anak melalui media atau non media. Salah satu bercerita dengan media adalah menggunakan gambar, dengan adanya media akan mempermudah materi sampai kepada anak karena proses pengajaran tidak membosankan. Pengajaran juga akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar (Nana Sudjana, 2007:2). Selama melaksanakan proses belajar mengajar di PAUD SAKURA Kota Lubuklinggau khususnya kelompok B (4-6 tahun), Peneliti menemukan kenyataan bahwa anak-anak belum cukup menguasai kosakata dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari prilaku anak yang jika menginginkan sesuatu benda di dalam kelas seperti mistar, penghapus, kertas, dan sebagainya, ia hanya menunjuk dan tidak bisa menyebutkan nama benda-benda tersebut. Sehubungan dengan hal ini, dipandang penting mengembangkan metode bercerita untuk meningkatkan kemampuan anak dalam penguasaan kosakata. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik mengadakan penelitian yang berjudul Pembelajaran dengan teknik Bercerita Melalui

Gambar untuk Meningkatkan Kosakata Anak dalam Berbahasa di Kelompok B PAUD SAKURA Kota Lubuklinggau. II. KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pengertian Kosakata Kosakata anak adalah kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih merangkai kalimat sesuai dengan tahapan perkembangannya. Selanjutnya anak dapat mengekspresikan melalui bernyanyi, bersyair, menulis ataupun gambar yang menjadi bahan yang mudah di ekspresikan. Kemampuan tersebut adalah hasil dari proses menyimak dalam tahap perkembangan bahasa anak (Dikbud, 1996:25). Soedjito (dalam Tarigan 1994:447) mengatakan bahwa kosakata merupakan a. Semua kosakata yang terdapat dalam satu bahasa, b. Kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara, c. Kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu pengetahuan dan, d. Daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kosakata adalah keseluruhan atau serangkaian kata-kata yang disusun seperti kamus dan menjadi suatu bahasa. 2. Jenis-jenis Kosakata Berdasarkan Tarigan (2011:3), kosakata dasar adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali kemungkinannya dipungut dari bahasa lain. Kosakata dasar terdiri atas: a. Istilah Kekerabatan; misalnya: ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek dan sebagainya. b. Nama-nama bagian tubuh manusia ; misalnya: Kepala, rambut, mata, telinga, hidung, dan sebagainya. c. Kata ganti (diri, Penunjuk); misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, situ, sana dan sebagainya. d. Kata bilangan pokok; misalnya: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, Sembilan, sepuluh, dua puluh, tiga puluh, dan sebagainya. e. Kata kerja pokok; misalnya: makan, minum, tidur, bangun, bangun, berbicara, melihat, mendengar, menggigit, dan sebagainya. f. Kata keadaan pokok; misalnya: suka, duka, senang, susah, lapar, kenyang, dan sebagainya. g. Benda-benda universal; misalnya: tanah, air, api, udara, langit, bulan, binatang, matahari, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. 3. Pengertian Metode Bercerita Metode berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Wahab (2007:736) menyatakan bahwa metode dianggap sebagai cara atau prosedur yang keberhasilannya adalah di dalam belajar, atau sebagai alat yang menjadikan mengajar efektif. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini menurut Gordon & Brownie (Moeslichatoen, 2004:24) adalah metode bercerita yaitu,

cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan kepada anak secara lisan. Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita atau memberikan penjelasan secara lisan (Montolalu, 2007:102) menyatakan bahwa Bercerita adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang secara lisan kepada orang lain dengan alat atau tanpa alat tentang apa yang harus disampaikan dalam bentuk pesan, informasi, atau hanya sebab, dongeng yang untuk didengarkan dengan rasa menyenangkan. 1. Media Gambar Nana Sudjana (2007:2) menjelaskan bahwa bercerita dapat disampaikan kepada anak-anak melalui media atau non media. Salah satu bercerita dengan media adalah menggunakan gambar, dengan adanya media akan mempermudah materi sampai kepada anak karena proses pengajaran tidak membosankan. Pengajaran juga akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Agar lebih menarik dan menyenangkan dalam belajar, alangkah baiknya menggunakan gambar, karena media visual merupakan sarana dalam menyampaikan pesan / materi dalam kegiatan pembelajaran walaupun itu hanya media yang sederhana tetapi itu sangat membantu komunikasi menjadi efektif. Gambar dapat memberikan nilai yang sangat berarti, terutama dalam membentuk pengertian baru dan untuk memperjelas pengertian baru. disamping itu, penggunaan media gambar seri dapat menimbulkan daya tari tersendiri bagi siswa, merangsang minat siswa, sehingga siswa lebih senang mengikuti kegiatan bermain sambil belajar disekolah. Cerita yang diceritakan peneliti adalah sebuah cerita tentang kegiatan sehari-hari anggota keluarga dengan menggunakan gambar seri keluarga. Dengan harapan dapat menimbulkan ransangan pada anak yaitu, rasa ingin tahu yang tinggi, dan berusaha untuk mengerti tugas-tugas para anggota keluarga di sekitarnya. Dengan cara mengajak anak duduk membuat lingkaran sambil bernyanyi kemudian bercerita sambil memegang dan memperlihatkan gambar seri keluarga tersebut kepada anak didik di Kelompok B PAUD SAKURA Kota Lubuklinggau. III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini berjenis (PTK) model Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wardani dan Kuswaya, 2008:134). Peneliti tindakan kelas akan adalah suatu bentuk refleksi dari kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktik tersebut. Menurut Kemmis dan Mc Taggart (dalam Wardani dan Kuswaya, 2008:134), ada empat langkah, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) observasi, (c) dan refleksi. Namun sesudah siklus selesai diimplementasikan, kemudian diikuti adanya perencanaan ulang implementasi siklus sebelumnya dan ini merupakan kelebihan model ini. Metode dan rancangan dalam penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) difokuskan pada anak-anak, untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pelajaran di kelas (Wardani, 2008:134). Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi dalam proses belajar mengajar di kelas dari masalah yang nampak dalam mengatasi agar dapat terlaksana perencanaan belajar mengajar yang baik, untuk

memecahkan ini penelitian membuat rencana baru yang lebih mendorong pencapaian tujuan. Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini akan menggunakan 3 siklus, setiap siklus menggunakan langkah berikut yaitu: 1. Perencanaan perbaikan pembelajaran. 2. Pelaksanaan tindakan melalui intervensi di dalam kelas. 3. Melakukan observasi dan evaluasi terhadap intervensi tindakan di dalam kelas. 4. Melakukan refleksi berdasakan hasil evaluasi. (PTK) terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan (3) observasi, (4) refleksi Rancangan yang digunakan dengan (PTK) dilaksanakan melalui 3 siklus, dalam 1 siklus terdiri atas 4 langkah Teknik Analisis Data Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis statistik sederhana dengan langkah-langkah sebagai berikut: X = x 100 % Keterangan: X = Nilai rata-rata Σ X = Jumlah nilai yang diperoleh anak N = Jumlah nilai ideal siswa (Anas Sudjiono 2005:43) 100% = Bilangan Konstanta IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di PAUD SAKURA di kota lubuklinggau pada kelompok B dengan subjek penelitian berjumlah 15 orang anak terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 8 orang anak perempuan. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan sebanyak tiga siklus yang menjadi acuan antara lain perencanaan, pelaksanan tindakan, observasi, refleksi. Adapun hasilnya sebagai berikut. 1. Deskripsi Siklus pertama Kegiatan pembelajaran pada siklus I dilakukan pada kompetensi dasar: anak mampu menyimak, mengingat, dan menyebutkan kosakata dasar secara sederhana. siklus 1 kegiatan pembelajaran mengekspresikan cerita melalui gambar yang di ceritakan oleh peneliti. Setelah anak diajak bercerita melalui gambar masing-masing anak memperoleh skor atau nilai sesuai dengan kemampuan anak. 2. Deskripsi Siklus Kedua Kegiatan pembelajaran pada siklus II dilakukan pada kompetensi dasar: anak mampu mengekspresikan, mengingat, dan menyebutkan cerita pada gambar dengan benar.

siklus 2 kegiatan pembelajaran mengingat cerita yang diceritakan oleh peneliti melalui gambar ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengekspresikan, mengingat, dan menyebutkan kosakata dengan baik melalui cerita bergambar yang di perlihatkan peneliti. 1. Deskripsi Siklus ketiga Kegiatan pembelajaran pada siklus III dilakukan pada kompetensi dasar: anak mampu mengekspresikan, mengingat, dan menyebutkan cerita pada gambar dengan baik dan benar. siklus 3 kegiatan pembelajaran mengingat cerita yang diceritakan oleh peneliti melalui gambar ternyata dapat lebih meningkatkan kemampuan mengekspresikan, mengingat, dan menyebutkan kosakata dengan baik dan benar melalui cerita bergambar yang di perlihatkan peneliti. Berdasarkan dari hasil penelitian terjadi peningkatan pada siklus pertama ke siklus dua dan ke tiga, pada tiap aspek perkembangan anak dalam mengekspresikan, mengingat dan menyebutkan cerita bergambar terjadi peningkatan. Berdasarkan data dari siklus I, II, dan III dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada setiap aspek dari siklus I sampai siklus III. Dalam aspek perkembangan anak dalam mengekspresikan, mengingat, dan menyebutkan cerita bergambar dapat dikatakan berhasil sangat baik terbukti dan dapat dilihat pada tabel peningkatan siklus I, siklus II dan Siklus III. Hal ini dibuktikan bahwa: 1. Anak mampu mengekspresikan dan menyebutkan cerita melalui gambar 2. Anak mampu berariasi mengingat kosa kata cerita melalui gambar 3. Anak sangat percaya diri dalam menunjukkan keberaniaanya sendiri. Pada siklus ketiga berdasarkan hasil refleksi menunjukkan bahwa semua aspek yang diamati sudah mencapai tingkat keberhasilan yang diinginkan yaitu 80 %, maka menurut peneliti tidak ada lagi tindakan pada siklus berikutnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan diterapkannya pembelajaran dengan teknik bercerita melalui gambar dapat meningkatkan kemampuan kosakata anak dalam berbahasa. anak dapat mengekspresikan gambar cerita dengan benar, mengamati, menghayati, dan bermakna. Hal ini terbukti dari hasil tabel pengukuran data. B. Pembahasan Rendahnya capaian kinerja RKH pada siklus I antara lain disebabkan oleh ketidak pastian anak untuk belajar dengan bercerita melalui gambar. Ketidak siapan ini antara lain karena faktor lingkungan yang justru membuat anak menjadi manja Karena orang tua yang menunggu anaknya justru turut mengintervensi kerja peneliti dan guru tampa tahu maksud di balik pembelajaran tersebut. Akibatnya, anak justru tidak mampu mandiri dan hal ini mengganggu proses belajar selanjutnya. Maka wajar apabila ketercapaian indikator pembelajaran juga akan rendah karena rendahnya aktivitas dan interaksi anak dalam proses belajar. Hal lain yang juga menjadi sebab tidak berhasilnya siklus I mencapai sasaran indikator adalah kendala bahsa dan kebiasaan. Anak-anak mempunyai bahasa dan sebutan sendirir terhadap suatu gambar cerita tertentu. Kendala bahasa juga sangat berpengaruh besar atas ketidak berhasilan siklus I.

Karena itulah dalam siklus II kemudian peneliti bersama guru mengupayakan persamaan persepsi. Komunikasi kemudian dilakukan bersama dengan orang tua terhadap maksud dilaksanakan pembelajaran cerita melalui gambar, agar mereka paham bahwa cerita bergambar di sekolah bukan sekedar bercerita namun juga proses belajar. Penyamaan persepsi juga dilakukan antara peneliti dengan guru pembimbing/pengawas, hal ini dilakukan dalam bentuk briefing singkat sebelum bercerita bersama anak sehingga terciptanya kesepahaman antara guru dan peneliti. Namun demikian peneliti tidak serta merta menyuruh para guru bercerita sendiri. Peneliti tetap harus bercerita sendiri sambil di dampingi para guru untuk dapat melihat perkembangan aktivitas anak dan melakukan evaluasi sesuai dengan intrumen penelitian yang dimiliki. Selanjutnya, dalam siklus III yang metode bercerita melalui gambar kendala pemahaman anak tetap ditemui. Antara lain kesulitan membedakan gambar bentuk anggota keluarga dan lainnya. Namun hasil yang dicapai juga cukup memuaskan karena anak-anak sangat antusias mendengarkan cerita bergambar tersebut setelah di siklus I mereka merasa asyik dan lucu mereka mencoba di rumah. Antusias anak-anak ini membuat mereka bersemangat dan serius mendengarkan cerita tiap-tiap gambar yang diceritakan dengan penuh perhatian. Tujuannya agar lebih mempertajam pengenalan anak terhadap seluruh namanama anggota keluarga beserta kegiatannya sehari-hari. Sekaligus meningkatkan kemampuan kosakata anak dalam berbahasa yang masih lemah di siklus I dan II yang lalu. V. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan tehnik bercerita melalui gambar dapat meningkatkan kosakata anak dalam berbahasa. Dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa dari hasil tindakan siklus I sampai dengan siklus III mengalami peningkatan yang baik hal ini dinyatakan dalam bentuk persentase. Dan berdasarkan penelitian di atas terjadi peningkatan pada siklus pertama ke siklus dua, dan ke tiga pada aspek perkembangan anak meningkatkan kosakata dalam berbahasa anak terjadi peningkatan. Hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan bercerita dapat menanamkan sikap-sikap positif dan meningkatkan kosakata anak sesuai perkembangannya.

DAFTAR PUSTAKA Agus Sholeh. (2002). Fungsi dan Manfaat Media Visual. Jakarta: Erlangga Anas Sudjiono. (2005). Tehnik Penilaian Nilai Ideal. Jakarta: Gramedia Arief. (1986). Gambar Adalah Media Umum Bahasa. Bandung: Refika Aditama Dikbud. (1996). Perkembangan Bahasa Anak. Jakarta: Erlangga Kemmis, Mc Taggart, dkk. (2008), Desain Penelitian PTK. Jakarta: Universitas Terbuka. Moeslichatoen. (2004). Metode Pembelajaran Karakteristik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Musfiroh. (2008). Manfaat Sebuah Cerita Bergambar. Jakarta: Gagas Media Rineka Mustakim. (2005). Bahasa Adalah Alat Komunikasi. Jakarta: Erlangga. Mountolalu. (2007). Pengertian Metode Bercerita. Jakarta: Gramedia Mardalis. (2010). Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta: erlangga. Nana Sudjana (2007). Pengembangan Kreativitas Seni rupa Anak TK. Jakarta: Gramedia Pemendiknas. No. 58. Tahun (2009). Jurnal Ilmiah PAUD.Jakarta: Depdiknas Tarigan. (2011). Pengembangan Kosa Kata AUD. Bandung: Angkasa. Yuniarti. (2012). Meningkatkan Kosakata Anak melalui Video Anak Usia 4-5 Tahun Pada Playgroup Tunas Bangsa Mojokerto Download pada tanggal 10 Oktober 2013. (htt.//apriyana.com,2013:10)