BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak bisa dipisahkan dari manusia karena bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Partikel sering digunakan dalam ragam lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PEDAHULUAN. ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa,

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. hubungan baik dengan mitra tutur saat melakukan tuturan. Maka pada saat

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan gagasan, konsep, dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

Bab 5. Ringkasan. negeri sakura, Jepang. Dewasa ini, manga tidak hanya dikenal di Jepang. Saat ini manga

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

Bab 2. Landasan Teori. Dalam penelitian Analisis Fungsi Kata Doumo dalam Komik Detektif Conan seri

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. itu dengan baik kepada pendengar atau pembaca. media ini pihak yang melakukan tindak tutur adalah penutur (pem bicara) dan

BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. langsung. Hubungan langsung akan terjadi sebuah percakapan antarindividu

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan produk dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu dan. wacana. Tindak tutur dapat pula disebut tindak ujar.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. percakapan, atau tuturan, sering dijumpai istilah wacana. Wacana terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dan penyimpangan terhadap kaidah di dalam interaksi lingual itu.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun gramatikal (Chaer 2003:296).

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa mempunyai peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu bahasa tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Kridalaksana (1984:19) mengatakan bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk berkerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Setiap interaksi yang dilakukan oleh manusia terjadi karena adanya bahasa sebagai media dalam berinteraksi. Fungsi bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan budaya penuturnya. Komunikasi berbahasa dapat ditunjukan melalui tuturan-tuturan. Tuturan manusia dapat diwujudkan melalui tuturan lisan dan tuturan tulisan. Penutur adalah pihak yang melakukan tuturan dalam tuturan lisan dan mitra tutur adalah pihak yang mendengarkan tuturan dari seorang penutur yang disebut penyimak, sedangkan dalam tuturan tulisan penutur nya disebut penulis dan mitra tuturnya disebut pembaca. Tuturan lisan biasa kita jumpai sehari-hari, contohnya yaitu tuturan yang terdapat pada televisi dan radio, sedangkan tuturan lisan adalah tuturan yang terdapat pada koran, majalah atau novel. Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang dituliskan secara naratif biasanya dalam bentuk cerita. Novel dalam bahasa Jepang disebut shoosetsu 小説. Novel pada

umumnya berisi narasi cerita, selain narasi cerita, juga terdapat percakapanpercakapan antara sesama tokoh yang ada didalamnya. Percakapan ini biasanya ditandai tanda dua petik dalam novel berbahasa Indonesia dan kurung siku-siku pada novel berbahasa Jepang. Percakapan-percakapan yang ada di dalam novel bisa disebut sebagai tindak tutur karena selain melakukan sebuah tuturan atau percakapan tokoh juga melakukan sebuah tindak. Tuturan tersebut terkadang juga menimbulkan efek bagi mitra tutur. Tindak tutur menurut Rustono (1992:32) adalah kegiatan melakukan tindakan pengujaran. Jadi, didalam sebuah novel juga terdapat tindak tutur. Searle dalam dalam bukunya Speech Act: An Essay In The Philosophy Of Language (1969) membagi tindak tutur menjadi tiga macam tindakan yang berbeda salah satunya adalah tindak tutur perlokusi. Tindak tutur perlokusi (perlocutionary act) yaitu, tuturan yang diutarakan oleh seseorang yang mempunyai daya pengaruh atau efek bagi yang mendengarkannya. Contohnya sebuah kalimat yang menyatakan kemarin saya sangat sibuk. Jika kalimat tersebut dituturkan kepada teman yang kemarin baru saja mengadakan pesta ulang tahun maka tindak tuturan perlokusi yang diharapkan adalah orang yang di undang dapat memakluminya. Contoh lain tindak tutur dalam novel berbahasa Jepang pada novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa. Contoh tuturan : 御子.. 御子うっ (Taira no Masakado,2011:9) Miko miko..

Tuan Muda Tuan Muda Perlokusi yang timbul adalah おらあ 食わねよ 食いとうねえだ 晩に食う (Taira no Masakado,2011:9) Oraa, kuwaneyo. Kui to une eda. Ban ni kuu. Aku tidak makan, tidak ingin makan. Malam nanti aku makan. Tuturan 御子.. 御子うっ dituturkan oleh seorang pelayan sebagai penutur kepada majikannya Koujiro sebagai mitra tutur. Konteks tuturan pada data 1 adalah pelayan memangil Koujiro yang sedang duduk di atas bukit menghabiskan hari-harinya. Hal ini dilakukan oleh Koujiro untuk menghibur hatinya yang sedih karena kematian ayahnya dan juga karena kekejaman adik-adik ayahnya mengurus Koujiro, adik-adiknya serta harta peninggalan ayahnya yang semena-mena. Tuturan 御子.. 御子うっ jika dilihat dari segi konteks cerita belum bisa dapat disimpulkan apa tujuan, maksud serta perlokusi apa yang ada pada tuturan tersebut, tapi jika dilihat dari respon mitra tutur yang berkata おらあ 食わねよ 食いとうねえだ 晩に食う adalah sebuah penolakan kepada penutur. Dalam hal ini mitra tutur mengetahui makna yang tersembunyi dari tuturan penutur yang hanya mengatakan Mikko Mikko karena mitra tutur mengerti akan kondisi ketika tuturan terjadi. Dapat disimpulkan bahwa tuturan contoh 1 mempunyai perlokusi penolakan terhadap makna yang penutur sampaikan, ini sesuai dengan pernyatan Austin dalam Tarigan (2009:100) menyatakan bahwa tindak perlokusi adalah melakukan tindakan dengan mengatakan sesuatu.

Berdasarkan dari contoh yang telah dijabarkan, untuk mengetahui tindak tutur perlokusi dari sebuah tuturan sangatlah sulit, karena harus terlebih dahulu mengetahui siapa penutur dan lawan tutur, konteks tuturan dan aspek tutur lainnya serta makna ilokusi yang penutur sampaikan. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti pembahasan ini dengan tujuan agar lebih memahami bagaimana perlokusi yang ditimbulkan oleh sebuah tuturan dalam novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa. Data yang akan diangkat untuk menunjang penelitian ini adalah sebuah novel sejarah Jepang karya Eiji Yoshikawa. Objek sebuah novel sejarah Jepang abad ke-9 diangkat karena peneliti ingin mengetahui bagaimana tindak tutur yang terjadi mengingat novel ini adalah novel sejarah Jepang yang banyak menceritakan tentang peperangan dan penyerangan, bagamana tuturan yang terjadi pada saat-saat yang genting tersebut apakah komunikasi antara penutur dan mitra tutur terjadi dengan baik atau tidak. Selain sebagai bahan penunjang melalui novel ini penulis juga bisa mengetahui banyak hal tentang kehidupan masyarakat jepang pada abad ke-9 di Jepang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana tindak perlokusi yang ditimbulkan sebuah tuturan dalam novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa berdasarkan aspek tutur dan tindak ilokusi?

1.3 Batasan Masalah Batasan masalah diperlukan dalam sebuah penelitian agar penelitian yang dilakukan bisa lebih jelas dan terarah. Penulis menganalisis perlokusi dari tuturan yang bersifat tak langsung yang terdapat dalam novel novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa berdasarkan aspek tutur dan tindak ilokusi. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana tindak perokusi yang ditimbulkan tuturan tak langsung dalam novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa berdasarkan aspek tutur dan tindak ilokusi? 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan memberi manfaat seperti : 1. Menambah referensi yang berkaitan dengan linguistik. 2. Menambah pengetahuan penulis dan pembaca tentang tindak tutur perlokusi yang ditimbulkan dari tuturan tidak langsung dalam bahasa Jepang yang terdapat dalam novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa. 3. Menambah referensi bagi perkembangan ilmu bahasa dijurusan sastra Jepang Universitas Andalas terutama dibidang linguistik. 1.6 Metode Dan Teknik Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran secara sistematis (Isyandi,

2013:13). Dalam peelitian ini juga menggunakan metode kepustakaan (library research) yaitu metode yang menggunakan pengumpulan data-data atau berbagai informasi dengan cara pengumpulan data dari berberapa buku atau referensi yag berkaitan dengan pembahasan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data. 1.6.1 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data menggunakan studi pustaka dan internet, yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasi data. Penelitian ini mengambil data dari sebuah novel sejarah Jepang. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah metode simak. Metode simak merupakan metode yang digunakan dalam menyediakan data dengan cara peneliti menyimak penggunaan bahasa (Mahsun, 2008:218) dalam hal ini teknik baca. Penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik catat.data yang digunakan yaitu tuturan yang menggunakan tuturan tidak langsung yang terdapat dalam novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa. Kemudian data tersebut di klasifiksikan lalu dianalisis. Sumber data penelitian ini diambil dari sumber tertulis yang bersumber dari novel Taira no Masakado dan buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitin ini, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah : 1. Membaca seluruh novel Taira no Masakado atau cerita yang terkait dengan penelitan ini dengan cermat dan teliti.

2. Melakukan klasifikasi tuturan yang menggunakan tuturan tidak langsung dalam novel Taira no Masakado. 1.6.2 Analisis Data Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode padan pragmatik. Menurut Kesuma (2007:49) metode padan pragmatik adalah metode padan yang alat penentunya lawan atau mitra bicara. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasikan misalnya, satuan kebahasaan menurut reaksi atau akibat yang terjadi pada lawan bicara ketika tuturan itu disampaikan. Untuk teknik lanjutan adalah teknik hubung banding menyamakan (HBS). Menurut Sudaryanto (1993:27), hubungan padan itu berupa hubungan banding antara unsur penentu yang relevan dengan semua unsur data yang ditentukan. Analisis data yang akan dilakukan yaitu, menganalisis perlokusi yang ditimbulkan dari kalimat tak langsung yang ada di dalam novel Taira no Masakado berdasarkan aspek tutur dan tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam tuturan. 1.6.3 Penyajian Analisis Data smetode yang digunakan dalam penyajian analisis data pada penelitian ini adalah metode formal dan informal. Sudaryanto (1993:145) mengatakan bahwa metode penyajian informal merupakan perumusan yang menggunakan kata-kata yang biasa, walaupun terminoloogi yang bersifat teknis. Penyajian formal merupakan perumusan yang dilakukan dengan tanda dan lambang. Hasil penelitian tentang

perlokusi dalam novel Taira no Masakado tinjauan pragmatik akan disajikan dalam bentuk kata-kata, tanda-tanda, dan lambang. 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari: Bab I. Pendahuluan yang terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab II. Landasan teori, akan dipaparkan beberapa pendapat yang digunakan untuk mendukung penelitin. Bab ini juga menjelaskan teori yang digunakan dalam menganalisis data. Bab III. Analisis data, yang berisikan analisis tentang tindak perlokusi tuturan tidak langsung dalam novel Taira no Masakado karya Eiji Yoshikawa yang akan dikaitkan dengan ladasan teori. Bab IV. Penutup yang berupa kesimpulan dan saran. Simpulan berdasarkan evaluasi dan hasil dari masalah pada bab sebelumnya, dan beberapa saran tentang topik dari penelitian ini, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi penelitian selanjunya.