Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

dokumen-dokumen yang mirip
Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani. APBN untuk pertanian di Indonesia bahkan juga di adakannya subsidi

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

Edu Elektrika Journal

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Economic Education Analysis Journal

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Edu Geography

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 2 (1) (2013) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

Identifikasi Potensi Agribisnis Bawang Merah di Kabupaten Nganjuk Untuk Meningkatkan Ekonomi Wilayah

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Geo Image 1 (1) (2012) Geo Image.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Geo Image 5 (2) (2016) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Edu Geography

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Lampiran 1. Peta Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditunda dan harus menjadi prioritas utama dalam meningkatkan. 29,41%, tahun 2013 tercatat 29,13%, dan 2014 tercatat 28,23%.

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

BAB III LAPORAN PENELITIAN

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Mechanical Engineering Learning

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Automotive Science and Education Journal

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN PENDEKATAN PMRI TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Bab I. Pendahuluan. memberikan bantuan permodalan dengan menyalurkan kredit pertanian. Studi ini

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Edu Geography 3 (3) (2015) Edu Geography.

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Indonesian Journal of History Education

Geo Image 6 (1) (2017) Geo Image.

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

dwijenagro Vol. 4 No. 2 ISSN :

Fashion and Fashion Education Journal

ABSTRACT. Hendra Saputra 1) dan Jamhari Hadipurwanta 2) ABSTRAK

144 Pemberdayaan Petani Melalui Gabungan Kelompok Petani (Gapotan) Dyah Puspita Ratna, Wuradji, Nur Djazifah ER,

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Edu Geography 4 (1) (2016) Edu Geography.

Fashion and Fashion Education Journal

Edu Geography 3 (5) (2015) Edu Geography.

Journal of Mechanical Engineering Learning

Journal of Mechanical Engineering Learning

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

Economic Education Analysis Journal

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Economic Education Analysis Journal

INTUISI JURNAL ILMIAH PSIKOLOGI

Jurnal Buana Vol-2 No-1 tahun 2018

Edu Geography

BAB IV PENUTUP. sebelumnya bahwa penulis menarik kesimpulan dalam penelitian tentang peran

Economic Education Analysis Journal

Edu Geography 5 (3) (2017) Edu Geography.

Automotive Science and Education Journal

Diarsi Eka Yani. ABSTRAK

Automotive Science and Education Journal

PERAN GABUNGAN KELOMPOK TANI (GAPOKTAN) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DI DESA KULWARU KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Edu Geography 5 (1) (2017) Edu Geography.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

DAFTAR ISI. JUDUL... i ABSTRAK...iii ABSTRACT...iv. LEMBAR PENGESAHAN...v. RINGKASAN...vi. RIWAYAT HIDUP...x. KATA PENGANTAR...xi. DAFTAR ISI...

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

Transkripsi:

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo IMPLEMENTASI PROGRAM GAPOKTAN (PENDIDIKAN NON FORMAL) DALAM MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PETANI DI DESA NGADISANAN KECAMATAN SAMBIT KABUPATEN PONOROGO Anis Safitri Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang, Indonesia Info Artikel Sejarah Artikel: Diterima April 2015 Disetujui Juni 2015 Dipublikasikan Juli 2015 Keywords: Non-Formal Education, Gapoktan, Welfare Society. Abstrak Gapoktan merupakan wujud dari pendidikan non formal yang ada di masyarakat yang berupa penyuluhan bidang pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program Gapoktan sebagai sarana pendidikan non formal dalam mewujudkan kesejateraan masyarakat petani. Teknik analisis menggunakan deskriptif persentase dengan teknik sampling menggunakan Proporsional Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan penyuluhan sudah cukup baik dengan persentase tingkat persiapan 75%, persentase pelaksanaan 66%, dan persentase evaluasi dan pelaporan 70%. Untuk variabel implementasi program Gapoktan indikator kejelasan dan keefektifan program 100% terlaksana dengan baik. Sementara untuk indikator hak dan kewajiban anggota, 60,96% telah mengetahui susunan pengurus, 73,58% anggota menghadiri pertemuan rutin bulanan, dan sebanyak 56,45% mengetahui peraturan internal gapoktan. Sementara variabel kesejahteraan masyarakat petani masuk dalam kriteria cukup. Abstract Gapoktan is a form of non-formal education in the community in the form of counseling agriculture. This study aims to determine Gapoktan program implementation as a means of non-formal education in realizing welfare of farming communities. Percentage descriptive analysis techniques using sampling techniques using Proportional Random Sampling. The results showed the implementation of the extension is good enough with a percentage of 75% the level of preparation, the percentage of implementation of 66%, and the percentage of evaluation and reporting 70%. For the implementation of the program Gapoktan indicator variable clarity and effectiveness of the program 100% done well. As for the indicators of the rights and obligations of members, 60.96% have known the composition of the board, 73.58% of the members attended the regular monthly meetings, and as much as 56.45% gapoktan know the internal rules. While the welfare of farming communities variables included in the criteria sufficiently. 2014 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Gedung C1 Lantai 1 FIS Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail: geografiunnes@gmail.com ISSN 2252-6684 10

PENDAHULUAN Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional karena di dukung oleh potensi sumber daya alam yang melimpah. Besarnya penduduk Indonesia yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, dapat dilihat dari sebagian besar masyarakatnya yang masih bekerja menjadi petani. Untuk mengembangkan potensi pertanian di Indonesia, pemerintah telah menjalankan beberapa program-program dibidang tersebut guna mengoptimalkan pembangunan pedesaan (Wibawa, 2013). Banyak program parsial sektoral yang sudah dilakukan pemerintah untuk mendorong pembangunan perekonomian masyarakat perdesaan. Pada umumnya program dan proyek yang digulirkan dalam bentuk bantuan fisik kepada masyarakat, baik berupa sarana irigasi, bantuan saprotan, mesin pompa, pembangunan sarana air bersih dan sebagainya. Dalam kenyataannya, sebagian besar proyek tidak mencapai tujuan secara maksimal dan tidak berkelanjutan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan proyek tersebut antara lain: (1) ketidaktepatan antara kebutuhan masyarakat dan bantuan yang diberikan, (2) paket proyek tidak dilengkapi dengan ketrampilan yang mendukung, (3) tidak ada kegiatan monitoring yang terencana, (4) tidak ada kelembagaan di tingkat masyarakat yang mendukung keberlanjutan proyek Rahayu (dalam Darwis, 2011). Melihat kenyataan yang ada di masyarakat bahwa petani saat ini sangat sulit untuk mendapatkan pupuk, obat, mendapatkan bibit padi unggul, sehingga petani merasa sulit untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal, padahal pemerintah telah menganggarkan beberapa persen APBN untuk pertanian di Indonesia bahkan juga di adakannya subsidi pupuk bagi petani kecil. Namun sampai saat ini nasib petani masih saja terpuruk, belum mampu mengangkat derajad hidup keluarganya. Kalau di lihat Indonesia merupakan negara yang subur, negara agraris, negara yang melimpah sumber daya alamnya tetapi rakyat Indonesia tidak mampu untuk mengolah lahan yang telah ada untuk kesejahteraan hidupnya. Oleh karena permasalahan tersebut pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 273/KPTS/OT.160/4/2007, pada tanggal 13 April 2007 tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, dalam hal ini petani diatur dan ditata dalam wadah kelompok tani di tiap dusun dan gabungan kelompok tani (Gapoktan) di tingkat desa sehingga memudahkan proses penyuluhan pertanian. Dalam penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ngasisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo dengan pertimbangan bahwa Desa Ngadisanan mayoritas penduduknya bermata pecaharian sebagai petani. Desa Ngadisanan memiliki kelompok tani di tingkat dusun sebanyak 5 kelompok yang tergabung kedalam Gabungan Kelompok Tani di tingkat desa dengan nama Gapoktan Tri Manunggal. Gapoktan merupakan wujud dari pendidikan non formal yang ada di masyarakat. Bentuk pendidikan non formal tersebut berupa penyuluhan yang dilakukan oleh Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Program penyuluhan yang terdapat di dalam Gapoktan tersebut berupa pembinaan kepada kelompok tani. Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lain yang terkait untuk mengembangkan usaha taninya. Berdasarkan observasi awal dapat diuraikan bahwa Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo memiliki beberapa permasalahan yang sampai saat ini belum dapat diatasi antara lain lemahnya aksesbilitas petani terhadap kelembagaan layanan usaha misalnya lembaga keuangan, lembaga pemasaran, lembaga sarana produksi pertanian, informasi, rendahnya tingkat pendidikan petani yang kurang mampu menerima inovasi baik berupa 11

cara tanam, pupuk, jenis bibit padi unggul serta lemahnya daya saing petani dalam pemasaran produksi menjadi salah satu kendala yang cukup berpengaruh terhadap keberhasilan program Gapoktan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui implementasi program Gapoktan Tri Manunggal sebagai sarana pendidikan non formal untuk masyarakat petani di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Sementara itu juga untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat petani yang tergabung ke dalam Gapoktan Tri Manunggal di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Disamping itu menurut penuturan dari beberapa anggota Gapoktan Tri Manunggal yang peneliti wawancarai mengatakan bahwa pertemuan rutin anggota selama ini kurang kondusif, banyak anggota yang kurang memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh pemateri, sehingga sering terjadi kesalahpahaman antar anggota. Selain itu transparansi anggaran selama ini hanya diketahui oleh pengurusnya saja sementara untuk anggotanya hanya sebagian kecil yang mengetahui, hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara pengurus dan anggota Gapoktan Tri Manunggal. Padahal seluruh program kerja yang digagas dalam Gapoktan Tri Manunggal bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas maka memunculkan ketertarikan untuk meneliti, dengan judul penelitian, Implementasi Program Gapoktan (Pendidikan Non Formal) Dalam Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat Petani Di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan antara bulan Februari-Maret 2015. Lokasi penelitian skripsi ini berada di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh masyarakat yang tergabung ke dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Tri Manunggal yang terdapat di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Penentuan sampel ditentukan sebesar 10-15% dan 20-25% dari jumlah populasi karena jumlah populasinya lebih dari 100 (Arikunto, 2006:134) dengan teknik sampling menggunakan Proporsional Random Sampling. Variabel dalam penelitian ini yaitu pendidikan non formal, implementasi program Gapoktan, dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tergabung ke dalam Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan, dengan metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan angket. Sementara untuk metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif Persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini berlokasi di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo, untuk persebaran responden penelitian selengkapnya dapat dilihat pada peta berikut. 12

Gambar 1. Peta Persebaran Responden Penelitian 13

Pendidikan Non Formal dalam Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo Berdasarkan Permentan No. kondisi masyarakat sasaran penyuluhan yang 91/Permentan/OT.140/9/2013 tentang belum begitu bisa menerima semua ilmu dan Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian, dapat diketahui indikator kinerja penyuluh pertanian ada tiga yaitu persiapan penyuluhan pertanian, pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, teknologi pertanian yang diberikan oleh petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Selain itu sarana dan prasarana yang ada di wilayah binaan dan banyak sedikitnya dan evaluasi dan pelaporan. Ketiga indikator kerjasama antar Gapoktan juga sangat kinerja penyuluh pertanian tersebut dijadikan berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan tolok ukur untuk menentukan Nilai Prestasi pelaksanaan penyuluhan. Sementara untuk Kerja (NPK). Setelah dilakukan wawancara kepada indikator evaluasi dan pelaporan, petugas PPL telah melaksanakan pelaporan dengan cukup PPL didapat data untuk tingkat persiapan baik, yang ditunjukkan dengan persentase penyuluh pertanian sebesar 75% telah siap untuk melakukan penyuluhan, namun pada saat pelaksanaan penyuluhan hanya mendapat hasil sebesar 66% saja. Hal ini dipengaruhi oleh sebesar 70% karena setiap selesai dilakukan penyuluhan selalu melakukan evaluasi. Hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat dalam diagram berikut. 76 74 72 70 68 66 64 62 60 Persiapan Pelaksanaan Evaluasi dan Pelaporan (%) Diagram 1. Indikator Kinerja Penyuluh Pertanian Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan Implementasi program Gapoktan Tri Manunggal di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo Implementasi dalam kelembagaan Gapoktan Tri Manunggal ini akan mencakup tentang kejelasan kelembagaan, hak dan kewajiban anggota, dan keefektivan dari kelembagaan itu sendiri. Dalam penelitian ini kejelasan kelembagaan Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo dapat diukur dari beberapa indikator. Indikator tersebut yaitu: a. Kelengkapan susunan pengurus Gapoktan b. Terdapat uraian kerja (pembagian tugas dan wewenang). c. Keteraturan waktu pergantian atau penyempurnaan pengurus Gapoktan. d. Kejelasan aturan informal kelembagaan. Berdasarkan indikator di atas diperoleh hasil bahwa tiga dari empat indikator kejelasan kelembagaan Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan telah tercapai. Sementara untuk satu indikator tentang keteraturan pergantian pengurus kelembagaan tidak dapat dilakukan secara rutin setahun sekali. Hal ini dikarenakan untuk penghematan anggaran dan efisiensi waktu kepengurusan. Selain itu kurangnya sumberdaya manusia yang terdapat di dalam 14

kelembagaan tersebut yang mau dengan sukarela untuk menggantikan pengurus lama, sehingga seringkali terjadi pengurus Gapoktan saat ini akan menjadi pengurus Gapoktan untuk periode selanjutnya. Hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat dalam diagram berikut. 120 100 80 60 40 (%) 20 0 Kelengkapan Susunan Pengurus Terdapat Uraian Kerja Keteraturan Pergantian Pengurus Kejelasan Aturan Informal Diagram 2. Kejelasan Kelembagaan Gapoktan Tri manunggal Desa Ngadisanan Sementara untuk indikator hak dan kewajiban anggota yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: a. Anggota Gapoktan mengetahui susunan pengurus. b. Anggota Gapoktan menjalankan tugas. c. Pengetahuan anggota terhadap peraturan dalam Gapoktan. d. Kesempatan kepada anggota Gapoktan untuk berpendapat dalam membuat keputusan. Dari keempat indikator tentang hak dan kewajiban anggota gapoktan tersebut, maka diperoleh hasil bahwa mayoritas dari keempat indikator tentang hak dan kewajiban anggota dalam kelembagaan Gapoktan Tri Manunggal tertinggi di skor 3 atau kriteria paling baik. Terdapat tiga indikator dengan skor tertinggi, yaitu indikator pengetahuan anggota tentang susunan pengurus Gapoktan sebanyak 60,96% mengetahui semua susunan pengurus Gapoktan Tri Manunggal. Sementara indikator kedua yaitu anggota Gapoktan menjalankan tugas dengan menghadiri pertemuan rutin dengan baik memperoleh 73,58%, dan indikator pengetahuan anggota terhadap peraturan dalam Gapoktan Tri Manunggal sebanyak 56,45% mengatakan mengetahui semua peraturan tersebut. Hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat dalam diagram berikut. 15

80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% Skor 1 Skor 2 Skor 3 10.00% 0.00% Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Diagram 3. Hak dan Kewajiban Anggota Gapokta Tri Manunggal Desa Ngadisanan Tahun 2015 Namun untuk indikator kesempatan kepada anggota berpendapat dalam membuat keputusan masih rendah karena hanya sekitar 5,66% yang aktif berpendapat setiap pertemuan berlangsung. Oleh karena itu supaya semua anggota aktif dalam kelembagaan hendaknya setiap anggota memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap pentingnya berperan dalam kelembagaan Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisana Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Selanjutnya untuk keefektivan dari kelembagaan, indikatornya yaitu: a. Berdiskusi dengan anggotanya guna memecahkan persoalan. b. Memotivasi anggota untuk melaksanakan tugas. c. Tingkat keberhasilan program. Berdasarkan indikator tersebut diperoleh hasil penelitian bahwa kefektivas Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo sangat efektif, karena dari ketiga indikator yang digunakan untuk mengukur semua menyatakan 100% baik. Setiap pertemuan rutin Gapoktan selalu terjadi diskusi antara pengurus dan anggota, selain itu pengurus juga selalu memberika motivasi kepada anggota untuk aktif dalam kegiatan Gapoktan. Oleh karena itu pada tahun 2013-2014 Gapoktan Tri Manunggal mengalami perkembangan yang dibuktikan dengan Sisa Hasil Usaha yang mengalami peningkatan. Peningkatan Sisa Hasil Usaha sebesar 33,84% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp.8.219.000 menjadi Rp.11.000.000. hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat pada diagram berikut. 16

120 100 80 60 40 20 0 Diskusi dengan anggota Motivasi untuk anggota Tingkat keberhasilan (%) Diagram 4. Keefektivan Kelembagaan Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan Kesejahteraan masyarakat petani yang tergabung ke dalam Gapoktan Tri Manunggal di Desa Ngadisanan Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo Tabel 1. Tingkat Kesejahteraan Anggota Gapoktan Tri Manunggal Desa Ngadisanan No Kriteria Jumlah Responden Persentase (%) 1 >Rp. 1.150.000 (sangat sejahtera) 8 10 2 Rp.770.000 Rp. 1.150.000 (cukup 27 33,75 sejahtera) 3 < Rp.770.000 (Kurang sejahtera) 45 56,25 Jumlah 80 100 Sumber: Data Penelitian Tahun 2015 Berdasarkan data diatas maka dapat diketahui bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat petani yang tergabung dalam Gapoktan Tri Manunggal sebagian besar masih dalam kriteria kurang sejahtera dengan persentase sebesar 56,25%. Sementara untuk kriteria cukup sejahtera sebanyak 33,75% dan untuk masyarakat yang sejahtera sebanyak 10%. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh tingkat keberhasilan panen yang sangat tergantung dengan musim dan faktor-faktor lain. Faktor lain tersebut diantaranya ketersediaan air untuk pengairan, ketersediaan pupuk di pasaran yang semakin langka dengan harga yang sangat mahal, serangan hama, dan harga penjualan yang sering kali tidak sesuai dengan yang diharapkan petani. Selain itu kurangnya kemampuan masyarakat untuk menyerap inovasi teknologi yang diberikan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) pada saat pertemuan rutin Gapoktan. Sementara untuk faktor penunjang kesejahteraan lainnya yaitu kondisi tempat tinggal rata-rata 75% sudah permanen. Untuk fasilitas tempat tinggal sudah baik dan 100% menggunakan air sumur. Sementara indikator kesehatan anggota keluarga masih rendah karena sekitar 58,75% ketika sakit hanya minum obat yang dijual di toko sekitar rumah, sedangkan jarak rumah dengan rumah sakit terdekat lebih dari 5 Km. Selanjutnya untuk indikator kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan dilihat dari jarak rumah dengan TK dan SD masih dekat kurang dari 2,5 Km namun untuk jenjang SMP dan SMA sudah mulai jauh karena lebih dari 2,5 Km. Selain jarak rumah dengan sekolah lumayan jauh, terdapat faktor lain yang menghambat kemudahan bersekolah yaitu kondisi jaringan jalan yang kurang memadai dan masih jarang yang sudah di aspal. 17

PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan diantara Pendidikan non formal dalam Gapoktan Tri Manunggal berupa penyuluhan yang dilakukan oleh Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) sudah terlaksana cukup baik dengan persentase tingkat persiapan 75%, persentase pelaksanaan 66%, dan persentase evaluasi dan pelaporan 70%. Untuk variabel implementasi program Gapoktan indikator kejelasan dan keefektifan program 100% terlaksana dengan baik. Sementara untuk indikator hak dan kewajiban anggota, 60,96% telah mengetahui susunan pengurus, 73,58% anggota menghadiri pertemuan rutin bulanan, dan sebanyak 56,45% mengetahui peraturan internal gapoktan. Sementara variabel kesejahteraan masyarakat petani masuk dalam kriteria kurang sejahtera sebanyak 56,25%, kriteria cukup sebanyak 33,75% dan kriteria sangat sejahtera sebanyak 10%.. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Darwis, Valeriana, dan I Wayan Rusastra. 2011. Optimalisasi Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Sinergi Program PUAP dengan Desa Mandiri Pangan. Bogor: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Journal Volume 9 No. 2, Juni 2011 : 125-142. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 91/Permentan/Ot.140/9/2013 Tentang Pedoman Evaluasi Kinerja Penyuluh Pertanian. 2013. Jakarta: Menteri Pertanian. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82/Permentan/Ot.140/8/2013 Tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani Dan Gabungan Kelompoktani. 2013. Jakarta: Menteri Pertanian. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wibawa, I Ketut Trisna, dan I Nyoman Mahaendra Yasa. 2013. Efektivitas Dan Dampak Program Simantri Terhadap Pendapatan Dan Kesempatan Kerja Rumah Tangga Petani Di Desa Kelating Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Vol. 2, No. 7. Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 18