Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016:

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016 :

ANALISIS INVESTASI LANGSUNG DI INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN TENAGA KERJA WANITA DI ACEH

III. METODE PENELITIAN. Pusat Statistik (BPS) Kota Bandar Lampung yang berupa cetakan atau publikasi

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.1 No.2 November 2016:

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder deret waktu

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.1 Februari 2017:

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Volume Perdagangan Saham. Dengan populasi Indeks Harga Saham

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari

Analisis Ekonometrika Model Pendapatan Nasional Indonesia dengan Pendekatan Persamaan Sistem Simultan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis pengaruh antara upah

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan kajian mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi/Objek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur. Pemilihan Provinsi

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai. tujuan bangsa dan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam waktu jangka pendek biasanya sulit untuk menambah hasil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

III METODE PENELITIAN. dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan provinsi ini merupakan wilayah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini daerah yang akan dijadikan lokasi penelitian adalah

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. analisis tersebut untuk memperoleh kesimpulan. 68 Jenis penelitian kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agriculture, Manufacture Dan Service di Indonesia Tahun Tipe

PENGARUH INVESTASI DAN KONSUMSI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI SUMATERA SELATAN PERIODE

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, jenis data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis pengaruh biaya promotional mix terhadap volume penjualan pada PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Surakarta. Indah Wulansari F BAB I

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Produk Domestik Bruto, Inflasi,

BAB III METODE PENELITIAN. transaksi berjalan di Indonesia periode adalah anggaran pemerintah,

BAB IV HASIL PENELITIAN. bawah ini. Untuk membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang cermat

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN HARGA TERHADAP EKSPOR TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL (TPT) DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Msi = x 100% METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Perbankan nasional mengalami krisis

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya. merupakan data tahunan dan hanya pada sektor industri.

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Pengaruh Tingkat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. tahun terakhir yaitu tahun 2001 sampai dengan tahun Data yang. diambil adalah data tahun 2001 sampai 2015.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

III. METODE PENELITIAN. Jenderal Pengelolaan Utang, Bank Indonesia dalam berbagai edisi serta berbagai

METODE PENELITIAN. deposito berjangka terhadap suku bunga LIBOR, suku bunga SBI, dan inflasi

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

III. METODE PENELITIAN. tingkat harga umum, pendapatan riil, suku bunga, dan giro wajib minimum. Data

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI. Hal. i ii iii

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERSEDIAAN DAN KONSUMSI PANGAN STRATEGIS DI SUMATERA UTARA ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. data PDRB, investasi (PMDN dan PMA) dan ekspor provinsi Jawa Timur.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini mengambil lokasi di

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Modal, Dinas Penanaman Modal Kota Cimahi, Pemerintah Kota Cimahi, BPS Pusat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabelnya dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis menerangkan bahwa untuk variabel dependen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode purposive sampling, dengan adanya beberapa kriteria dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan selama 3 bulan mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2017.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

BAB III METODE PENELITIAN. dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu Unit. tercatat di BEI pada tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENGARUH PRODUKSI BERAS, HARGA BERAS DALAM NEGERI DAN PRODUK DOMESTIK BRUTO TERHADAP IMPOR BERAS INDONESIA Desi Armaini 1*, Eddy Gunawan 2 1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail: desiarmaini@gmail.com 2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh e-mail: egunawan@unsyiah.ac.id Abstrak This research aimed to analyze the impact of rice production, domestic rice price and gross domestic product on import of rice in Indonesia. This research was using secondary yearly data from 2000 to 2014 period. The analysis model is used multiple linear regression model with Ordinary Least Square (OLS) method. The result showed that domestic rice price have a significant positive impact on import of rice in Indonesia. Then, Gross Domestic Product (GDP) have a significant negative impact on import of rice in Indonesia. Yet rice production have an insignificant negative impact on import of rice in Indonesia. Keywords: Rice Import, Rice Production, Domestic Rice Price, Gross Domestic Product Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh produksi beras, harga beras dalam negeri dan produk domestik bruto terhadap impor beras di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode 2000-2014. Model analisis menggunakan model regresi linear berganda dengan metode Ordinary least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga beras dalam negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia. Begitu pula dengan Produk Domestik Bruto (PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia. Namun produksi beras berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap impor beras di Indonesia. Kata Kunci: Impor Beras, Produksi Beras, Harga Beras Dalam Negeri, Produk Domestik Bruto PENDAHULUAN Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Melalui perdagangan internasional akan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya. Adanya perdagangan internasional dapat membuka peluang bagi produk pasar dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga akan membuka peluang masuknya produk-produk global ke pasar domestik. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian besar penduduk Indonesia menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian (Husodo, 2004). Dalam kebutuhan pangan, sektor pertanian berperan untuk memproduksi beras yang merupakan makanan pokok yang wajib dikonsumsi masyarakat Indonesia setiap harinya. Berkaitan dengan produksi beras, hingga saat ini pulau Jawa masih memegang peranan penting dalam memasok beras meskipun beberapa pulau di luar pulau Jawa seperti Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan 455

sebagai daerah produksi beras. Akan tetapi, tingkat produksi beras yang dihasilkan pulau-pulau tersebut tidak sebanding/lebih rendah dibandingkan pulau Jawa. Produksi beras dalam negeri diharapkan mampu memenuhi semua kebutuhan masyarakat Indonesia akan beras, karena dengan berhasilnya pemenuhan beras dalam negeri pemerintah tidak memerlukan lagi tindakan mengimpor beras dari negara lain. Namun pada kenyataannya, untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri pemerintah masih bergantung pada impor beras dari negara lain. Besarnya impor yang dilakukan pemerintah tidak terlepas dari besarnya kebutuhan beras di Indonesia dan juga dipengaruhi oleh harga beras dalam negeri. Harga beras dalam negeri dianggap terlalu mahal apabila dibandingkan dengan harga beras dunia yang saat ini berkisar Rp.6500/kg Rp.7500/kg. Sedangkan harga beras dalam negeri (Indonesia) mencapai Rp.7000/kg Rp.8500/kg. Beras dalam negeri yang pada dasarnya belum mampu berdaya saing tinggi harus menghadapi beras impor yang harganya lebih murah. Hal ini menyebabkan hasil produksi beras dalam negeri menjadi kurang diminati. Semakin rendah harga beras impor maka semakin besar pula pemerintah melakukan impor. Hal ini dikarenakan pendapatan masyarakat yang meningkat sehingga kecenderungan untuk mengkonsumsi barang dan jasa juga akan meningkat. Apabila harga beras dalam negeri mengalami kenaikan, maka konsumen akan mengganti barang tersebut dengan barang impor yang harganya relatif murah. Semakin besar impor yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan konsumen juga akan berdampak pada pendapatan nasional. Dimana biaya yang dikeluarkan untuk mengimpor barang dari negara lain berasal dari pendapatan nasional. Semakin tinggi tingkat pendapatan menyebabkan pola konsumsi juga akan meningkat. Namun apabila tidak diiringi dengan tingkat produksi yang meningkat, maka semakin besar kemungkinan untuk melakukan impor dan semakin banyak terdapat kebocoran dalam pendapatan nasional. TINJAUAN PUSTAKA Perdagangan Internasional Perdagangan internasional dapat diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang maupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri, perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca perdagangan (Sobri, 2000) Menurut Sukirno (2004) faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan internasional, yaitu: faktor alam atau potensi alam untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri; keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara; perbedaan penguasaan iptek dalam mengolah sumber daya ekonomi; adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk tersebut; adanya kesamaan selera terhadap suatu barang, keinginan membuka kerjasama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain; dan terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri. 456

Teori Permintaan Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama periode tertentu. Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Dalam menganalisa permintaan perlu dibedakan antara permintaan dan jumlah barang yang diminta. Permintaan menggambarkan keadaan keseluruhan hubungan antara harga dan jumlah permintaan pada tingkat harga tertentu. Hubungan antara jumlah permintaan dan harga ini menimbulkan adanya hukum permintaan. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu barang maka semakin banyak permintaan atas barang tersebut, begitupun sebaliknya (Adetama, 2011). Menurut Sukirno (1994) ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi permintaan, yaitu: pendapatan konsumen; jumlah penduduk; harga barang lain; selera konsumen dan ramalan mengenai masa depan. Teori Impor Impor adalah perdagangan dengan cara memasukkan barang dari luar ke dalam wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Setiap barang yang dimasukkan ke daerah pabean Indonesia untuk tujuan impor wajib mempergunakan Pemberitahuan Impor Barang (PIB), sedangkan pembayarannya dapat dilakukan dengan cara pembukaan Letter of Credit (L/C) dan non L/C (Rinaldy dan Rahardjo, 2011). Berdasarkan laporan indikator Indonesia, komposisi impor menurut golongan penggunaan barang ekonomi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu: 1. Impor barang-barang konsumsi, terutama untuk barang-barang yang belum dapat dihasilkan di dalam negeri atau untuk memenuhi tambahan permintaan yang belum mencukupi dari produksi dalam negeri, yang meliputi makanan dan minuman untuk rumah tangga, bahan bakar dari pelumas olahan, alat angkut bukan industri, barang tahan lama, barang setengah tahan lama serta barang tidak tahan lama. 2. Impor bahan baku dan barang penolong, yang meliputi makanan dan minuman untuk industri, bahan baku untuk industri, bahan bakar dan pelumas serta suku cadang dan perlengkapan. 3. Impor barang modal, yang meliputi barang modal selain alat angkut, mobil penumpang dan alat angkut untuk industri. Teori Produksi Produksi bisa mempunyai pengertian teknis dan ekonomis. Secara teknis produksi berarti proses mengkombinasikan barang-barang dan tenaga yang ada. Secara ekonomis produksi berarti suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai, guna atau manfaat baru (Soeratno dkk, 2009). Fungsi produksi menetapkan bahwa suatu perusahaan tidak bisa mencapai suatu output yang lebih tinggi tanpa menggunakan input yang lebih banyak dan suatu perusahaan tidak bisa menggunakan input lebih sedikit tanpa mengurangi tingkat outputnya. Maka fungsi produksi adalah hubungan teknis antara input dengan output ( Joerson dan Fathorrozi, 2003). Menurut Joerson dan Fathorrozi (2003) fungsi hubungan antara jumlah output (Q) dengan sejumlah input yang digunakan dalam proses produksi (X 1 X 2 X 3 X 4..X n ) dapat ditulis sebagai berikut: 457

Q = f (X 1 X 2 X 3 X4.X n ) (1) Keterangan: Q = Output X = Input Fungsi produksi pada hakikatnya terletak antara kelangkaan dan tindakan ekonomi. Kelangkaan yang menimbulkan masalah ekonomi dan tindakan sebagai upaya untuk memecahkannya. Masalah ekonomi timbul karena kebutuhan manusia tidak terbatas sementara alat pemuas kebutuhan manusia relatif sangat terbatas. Karena adanya masalah ini kemudian timbul tindakan, yakni tindakan memilih berbagai alternatif yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas tadi. Karena adanya kelangkaan tadi maka manusia berpikir bagaimana menggunakan input yang terbatas adanya agar dapat menghasilkan output yang optimal (Joerson dan Fathorrozi, 2003). Produk Domestik Bruto (PDB) Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan statistika perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena PDB mengukur dua hal pada saat bersamaan, yaitu total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran (Mankiw, 2006). Menurut Maulidi (2012) terdapat tiga macam pendekatan yang biasa dipergunakan dalam penghitungan pendapatan nasional suatu negara, yaitu: 1. Output approach (Pendekatan produksi) Pendapatan nasional sebagai penjumlahan dari seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor ekonomi masyarakat dalam periode tertentu. 2. Income approach (Pendekatan pendapatan) Pendapatan nasional sebagai jumlah pendapatan yang diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi yang digunakan untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. 3. Expenditure approach (Pendekatan pengeluaran) Pendapatan nasional sebagai jumlah pengeluaran secara nasional untuk membeli barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu. yaitu: Menurut Mankiw (2007) ada dua jenis PDB, 1. PDB dengan harga berlaku atau PDB nominal, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun tersebut. 2. PDB dengan harga tetap atau PDB riil, yaitu nilai barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain. Teori Harga Menurut Dolan dan Simon (1996), harga merupakan sejumlah uang atau jasa atau barang yang ditukar pembeli untuk beraneka produk atau jasa yang disediakan penjual. Sedangkan menurut Monroe (1990) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa. 458

Menurut Nagie dan Holden (1995), konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas dengan kondisi sebagai berikut: 1. Konsumen percaya ada perbedaan kualitas diantara berbagai merek dalam satu produk kategori. 2. Konsumen percaya kualitas yang rendah dapat membawa resiko yang lebih besar. 3. Konsumen tidak memiliki informasi lain kecuali merek terkenal sebagai referensi dalam mengevaluasi kualitas sebelum melakukan pembelian. Menurut Zeithaml dan Bitner (1996) pengertian harga terhadap nilai dari sisi konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat, yaitu: 1. Value is low price Kelompok konsumen ini menganggap bahwa harga murah merupakan value yang paling penting buat mereka sedangkan kualitas sebagai value dengan tingkat kepentingan yang lebih rendah. 2. Value is whatever I want in a product or services Bagi konsumen dalam kelompok ini, value diartikan sebagai manfaat/kualitas yang diterima bukan hanya harga saja atau value adalah sesuatu yang dapat memuaskan keinginan. 3. Value is the quality I get for the price I pay Konsumen pada kelompok ini mempertimbangkan value adalah sesuatu manfaat/kualitas yang diterima sesuai dengan besaran harga yang dibayarkan. 4. Value is what I get for what I give Konsumen menilai value berdasarkan besarnya manfaat yang diterima dibandingkan dengan pengorbanan yang dikeluarkan baik dalam bentuk besarnya uang yang dikeluarkan, waktu dan usahanya. Berdasarkan landasan teoritis dan penelitian sebelumnya, adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1 berikut: Produksi Beras Harga Beras Dalam Negeri Impor Beras Produk Domestik Bruto (PDB) Gambar 1. Kerangka pemikiran Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, adapun hipotesis dalam penelitian ini diduga produksi beras dan produk domestik bruto berpengaruh negatif terhadap impor beras di Indonesia sedangkan harga beras dalam negeri berpengaruh positif terhadap impor beras di Indonesia. 459

METODE PENELITIAN Model Analisis Analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh produksi beras, harga beras dalam negeri dan produk domestik bruto terhadap impor beras Indonesia tahun 2000-2014 menggunakan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) dimana persamaannya menurut Gujarati (1999) yaitu: Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e t Dalam penelitian ini, model diatas di implementasikan sebagai berikut: LMB = β 0 + β 1 LQB + β 2 HB + β 3 LPDB + e t..... (2) Dimana: LMB β 0 β 1 β 2 β 3 LQB HB LPDB : Log Impor Beras : Konstanta : Koefisien Regresi : Log Produksi Beras : Harga Beras Dalam Negeri : Log Produk Domestik Bruto Metode Analisis Dalam penelitian ini, model analisis dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan bantuan pengolah data sekunder menggunakan program Shazam 10.0 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2009). 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara satu variabel independen dengan variabel independen lainnya (Sari, 2014). 3. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas merupakan masalah regresi yang faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan. Hal ini memunculkan berbagai permasalahan yaitu penaksir OLS yang bias sehingga varian dari koefisien OLS akan salah (Kurniyawan, 2013). 4. Uji Autokorelasi Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara anggota serangkaian observasi. Jika model mempunyai korelasi, parameter yang di estimasi menjadi bias dan variasinya tidak lagi minimum dan model menjadi tidak efisien (Kurniyawan, 2013). Uji Statistik 1. Uji-t (Pengujian secara parsial) 460

Uji signifikansi parameter individual (uji t) dilakukan untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individual dan menganggap variabel lain konstan (Sari, 2014). 2. Uji F (Pengujian secara simultan) Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama (Kurniyawan, 2013). 3. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan dan mengetahui seberapa besar variasi dari variabel dependen dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen (Gujarati, 1997). HASIL PEMBAHASAN Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat p-value Jarque Bera pada tabel berikut ini: Normality Test Tabel 1. Uji Normalitas P-value Jarque Bera 0,463 Sumber: Hasil pengolahan data, Shazam 10.0 (2016) Berdasarkan output estimasi menggunakan Shazam 10.0 dapat disimpulkan bahwa p- value Jarque Bera Normality Test sebesar 0,463 (46,3 persen) lebih besar dari 0,05 (5 persen) menyatakan H 0 diterima dan H a ditolak maka error term terdistribusi secara normal. Oleh karena itu, berdasarkan uji normalitas analisis regresi layak digunakan. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi. Uji autokorelasi dilihat dari Durbin-Watson dengan hasil pengujiannya yaitu sebesar 1,76224 masih berada diantara 1,55 2,46 yang merupakan syarat sebuah model regresi dikatakan terbebas dari autokorelasi. Maka hipotesis yang diambil adalah H 0 diterima dan H a ditolak. Hal ini berarti model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat serial korelasi (no autocorrelation). Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi, dimana dalam model regresi harus dipenuhi syarat agar tidak adanya gejala heteroskedastisitas. 461

Tabel 2. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Tests P-value E**2 ON LAG (E**) ARCH TEST 0,12857 Sumber: Hasil pengolahan data, Shazam 10.0 (2016) Dalam penelitian ini, nilai heteroskedastisitasnya dilihat berdasarkan p-value pada Arch Test lebih besar dari 0,05. Dalam penelitian ini p-value pada Arch Test sebesar 0,12857 (12,86 persen) maka H 0 diterima dan H a ditolak. Dengan kata lain model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas atau homoskedastisitas. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidak adanya korelasi antara variabel-variabel bebas dalam model regresi linear berganda. Jika terdapat korelasi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menjadi terganggu. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai Correlation Matrix of Coefficients pada tabel berikut ini: LQB 1.0000 Tabel 3. Uji Multikolinearitas Correlation Matrix of Coefficients HB -0.3547 1.0000 LPDB -0.3173-0.4652 1.0000 CONSTANT -0.8177 0.82247-0.2865 1.0000 Sumber: Hasil pengolahan data, Shazam 10.0 (2016) LQB HB LPDB CONSTANT Pada tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa model regresi tidak terdapat gangguan/gejala multikolinearitas. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai korelasi antar variabel bebas dibawah 0,8 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas (H 0 diterima) antar variabel bebas dalam model regresi. Hasil Regresi Untuk mengetahui berapa besar pengaruh produksi beras (QB), harga beras dalam negeri (HB) dan produk domestik bruto (PDB) terhadap impor beras di Indonesia dapat diteliti dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda yang diproses dengan mengunakan Shazam 10.0. Berdasarkan model analisis tersebut, maka diperoleh hasil perhitungan seperti tabel 4 berikut: 462

Tabel 4. Hasil Regresi Pengaruh Produksi Beras, Harga Beras Dalam Negeri dan Produk Domestik Bruto terhadap Impor Beras di Indonesia Variable Name Estimated Coefficient Standard Error T-Ratio 11 Df P-value LQB -66,690 7,228 0,9226 0,376 HB 0,0018021 0,0005244 3,437 0,006*** LPDB -15,360 5,477-2,805 0,017** Constant 345,59 126,1 2,740 0,019** R 2 = 0,5206 Ttabel = 1,796 Adj. R 2 = 0,3899 Fhitung = 3,982 D-W = 1,7622 Ftabel = 1529,586 Sumber: Hasil data output Shazam 10.0, Juni 2016 Catatan: ***Signifikan pada 0,000 atau 1 persen ** Signifikan pada 0,05 atau 5 persen Adapun persamaan linear hasil regresi diatas adalah: LMB = 345,59 6,6690(LQB) + 0,0018021 (HB) 15,360(LPDB) Berdasarkan hasil tabel diatas, pengaruh dari masing-masing variabel terhadap impor beras antara lain sebagai berikut: 1. Uji Koefisien Determinasi (Adj. R 2 ) Uji ini untuk melihat kesesuaian model atau seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians variabel terikatnya. Dalam penelitian ini Adj. R 2 sebesar 0,3899 menunjukkan kemampuan variabel bebas cukup ketepatannya dalam menjelaskan varians variabel terikat sebesar 38,99 persen. Sisanya 61,01 persen ditentukan oleh variabel-variabel lain yang tidak disertakan di dalam penelitian ini. 2. Uji F (Uji simultan) Pengujian ini dilakukan untuk menguji pengaruh dari seluruh variabel bebas yaitu produksi beras (QB), harga beras dalam negeri (HB) dan produk domestik bruto (PDB) secara simultan terhadap variabel terikat yaitu impor beras (MB). Dalam penelitian ini, F hitung sebesar 3,982 sedangkan F tabel sebesar 1529,586 dengan nilai tersebut dapat kita lihat bahwa F hitung > F tabell (3,982 > 1529,586) dimana tingkat signifikan sebesar 0,038 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas (produksi beras, harga beras dalam negeri dan produk domestik bruto) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (impor beras). Dengan demikian, hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan ada pengaruh secara signifikan antara produksi beras, harga beras dalam negeri dan produk domestik bruto terhadap impor beras di Indonesia. 3. Konstanta (β 0 ) sebesar 345,59 menjelaskan apabila seluruh variabel yakni produksi beras, harga beras dalam negeri dan produk domestik bruto dianggap konstan atau nol maka jumlah impor beras sebesar 345,59 persen. 4. Koefisien (β 1 ) sebesar -6,6690 menjelaskan jika terjadi peningkatan produksi beras dalam negeri sebesar 10 ton maka volume impor beras menurun sebanyak 66,69 persen. Secara statistik berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan ditandai dengan p-value sebesar 0,376 > 0,05. 463

5. Koefisien (β 2 ) yakni 0,001802 menjelaskan peningkatan harga beras dalam negeri sebesar 1000 Rp/kg menyebabkan penambahan volume impor beras sebesar 1,8021 persen. Secara statistik berpengaruh positif dan signifikan ditandai dengan p-value sebesar 0,006 < 0,05. 6. Koefisien (β 3 ) adalah -15,360 menunjukkan apabila terjadi kenaikan produk domestik bruto sebesar 1 miliar rupiah maka volume impor beras menurun sebesar 15,36 persen dimana secara statistik berpengaruh negatif dan signifikan yang ditandai dengan p-value sebesar 0,017 < 0,05. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Adapun kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1. Uji F (uji simultan) dengan F hitung sebesar 3,982 dengan taraf signifikansi sebesar 0,038 menunjukkan bahwa variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dengan demikian hipotesis dalam ini penelitian ini menyatakan bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara produksi beras, harga beras dalam negeri dan produk domestik bruto terhadap impor beras di Indonesia. 2. Pengujian dengan uji-t (uji parsial) menunjukkan bahwa: (a) variabel produksi beras berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap impor beras di Indonesia, berarti pemerintah melakukan impor beras setiap tahunnya bukan dikarenakan kurangnya pangan (beras) di dalam negeri. Hal ini ditandai dengan tingkat produksi beras dalam negeri yang setiap tahunnya relatif meningkat. Alasan pemerintah melakukan tindakan mengimpor beras adalah untuk stok tertentu atau kondisi tertentu; (b) variabel harga beras dalam negeri berpengaruh positif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia, berarti ketika harga beras dalam negeri meningkat dan pada saat itu pula harga beras dunia menurun, maka konsumen lebih memilih membeli beras impor yang harganya relatif murah dibandingkan beras dalam negeri yang mahal sehingga permintaan terhadap beras impor meningkat sedangkan permintaan beras dalam negeri menurun; dan (c) variabel produk domestik bruto berpengaruh negatif dan signifikan terhadap impor beras di Indonesia, PDB berpengaruh negatif dikarenakan kontribusi terbesar PDB Indonesia saat ini salah satunya masih berada di sektor pertanian setelah sektor industri dan sektor perdagangan. Hal ini ditandai ketika produksi pangan (beras) dalam negeri meningkat, maka kontribusi sektor pertanian terhadap PDB juga akan meningkat. Ketika produksi pangan (beras) dalam negeri meningkat secara otomatis volume impor akan menurun.. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang dapat penulis kemukakan diantaranya sebagai berikut: 1. Melihat hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi beras berpengaruh negatif terhadap impor beras, pemerintah harus memproteksi produk beras impor. Misalnya dengan lebih memaksimalkan penyerapan beras dari petani lokal sehingga pasar dapat didominasi oleh produk beras lokal. Dengan demikian tidak diperlukan lagi tindakan mengimpor beras dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri dan dengan adanya kebijakan memproteksi tersebut, dampaknya tidak hanya untuk meningkatkan produksi pertanian dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan petani lokal. 464

2. Keterbatasan yang terdapat didalam penelitian ini, diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menambahkan variabel lain selain ketiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Misalnya dapat menggunakan variabel kurs, harga beras internasional, jumlah penduduk dan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi impor beras di Indonesia. Diperlukan juga penambahan kurun waktu sampai data terbaru diterbitkan dan menggunakan metode yang lebih lengkap sehingga dapat dijadikan bahan perbandingan dan pertimbangan. DAFTAR PUSTAKA Adetama, D. S. (2011). Analisis Permintaan Kedelai di Indonesia Periode 1978-2008. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia. Dolan, R. J., & Simon, H. (1996). Power Pricing: How Managing Price Transform the Bottom Line. The Free Press. Ghozali, I. (2009). Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D. (1997). Ekonometrika Dasar. (S. Zain, Trans.) Jakarta: Erlangga. Gujarati, D. (1999). Ekonometrika Dasar. (S. Zain, Trans.) Jakarta: Erlangga. Husodo, S. Y. (2004). Pertanian Mandiri: Pandangan Strategis Para Pakar untuk Kemajuan Pertanian Indonesia. Jakarta : Penebar Swadaya. Joerson, T. S., & Fathorrozi, M. (2003). Teori Ekonomi Mikro: Dilengkapi Beberapa Bentuk Fungsi Produksi. Jakarta: Salemba Empat. Kurniyawan, H. (2013). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Impor Beras di Indonesia Tahun 1980-2009. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Mankiw, N. G. (2006). Principles of Economics. Jakarta: Salemba Empat. Mankiw, N. G. (2007). Makroekonomi (6 ed.). Jakarta: Erlangga. Maulidi, C. (2012). Penghitungan Pendapatan Nasional., (pp. 10-16). Monroe, K. (1990). Pricing: Making Profitable Decision. McGraw-Hill. Nagie, T. T., & Holden, R. K. (1995). The Strategy and Tacties of Pricing. Prentice Hall International Inc. Rinaldy, Y., & Rahardjo, S. N. (2011). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap kepemilikan Institusional pada Perusahaan Berkategori High-Profile yang Listing di Bursa Efek. Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Sari, R. K. (2014). Analisis Impor Beras di Indonesia. Economics Development Analysis Journal, 3 (2). Sobri. (2000). Ekonomi Internasional: Teori Masalah dan Kebijaksanaannya. Yogyakarta: BPFE-UI. 465

Soeratno., Marlina, Y., & Nasution. (2009). Analisis Faktor-faktor Penentu Nilai Produksi: Studi Kasus Industri Kecil Keramik Kasongan di Kabupaten Bantul 2007. Universitas Gajah Mada. Sukirno, S. (1994). Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sukirno, S. (2004). Makroekonomi: Teori Pengantar (3 ed.). Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa. Zeithaml, V. A., & Bitner, M. J. (1996). Service Marketing. Mc Graw Hill Inc. 466