TULI SAN POPULER & ARTI KEL I LMI AH

dokumen-dokumen yang mirip
TOPIK dan JUDUL Biasanya penulisan artikel ilmiah diangkat dari hasil penelitian lapangan dengan topik menarik untuk dibahas dan dianalisis. Topik art

MAKALAH BAHASA INDONESIA TULISAN POPULER KELOMPOK 3. Disusun oleh:

TEMA, RUMUSAN, PENDAHULUAN. Rijal Fadilah, S.Si

Paradigma adalah suatu pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari atau

Swasunting Proceeding: Advanced Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR) Atlantis Press (Indexing by CPCI-SSH Thomson Reuters)

KEMAMPUAN MENYUSUN KARYA ILMIAH MAHASISWA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA. Oleh Selvianingsih Salilama Fatmah AR Umar Supriyadi

Kesalahan Umum Penulisan Disertasi. (Sebuah Pengalaman Empirik)

LANDASAN TEORI KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN SEJARAH UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

PENDEKATAN & KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

Pendekatan penelitian disebut juga dengan desain penelitian yakni rancangan, pedoman ataupun acuan penelitian yang akan dilaksanakan (Soemartono,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MACAM KARYA ILMIAH 1. ARTIKEL 2. MAKALAH 3. LAPORAN PENELITIAN (SKRIPSI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrie Noor Aini, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Rachma Kurniasi, 2013

JURNAL. Jurnal artikel ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan suatu karya artikel ilmiah yang dibuatnya

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF. Anik Ghufron. Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa masjid di Surabaya, sebagaimana seseorang peneliti dalam kegiatan

Bab 1 Konsep Karya Ilmiah [

Satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat (Finoza,2005:165)

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 1 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

SOAL-SOAL LATIHAN HIPOTESIS. Pertemuan 9

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

Kebijakan dan Manual SPMI

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Ada 4 jenis penyajian triangulasi sebagai berikut: 1. Triangulasi Data (Data Triangulation)

LANGKAH-LANGKAH MENULIS NASKAH ILMIAH PADA JURNAL :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. latar dan individu secara holistic yang disebut dengan kualitatif.

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Peran pendidikan matematika sangat penting bagi upaya menciptakan sumber

METODE KUANTITATIF DALAM PENELITIAN SOSIAL. Oleh: Dr. Suranto Dosen Ilmu Pemerintahan UMY

Seminar Pendidikan Matematika

BAGIAN 3. TENTANG RISET/PENELITIAN

FILSAFAT DAN LOGIKA. Topik 13 SARANA BERPIKIR DEDUKSI DAN INDUSKI

METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Dr. BUDIYONO SAPUTRO, M.Pd

(Bahan Kuliah Metpen, Program S1, S2, dan S3)

BAB III METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitianya mengunakan teknik-teknik observasi, wawancara

TATA CARA PENULISAN KARYA ILMIAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

METODOLOGI PENELITIAN Pertemuan 3 JENIS DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu

KIAT MENULIS LAPORAN ILMIAH. Oleh: Khaerudin Kurniawan

DESKRIPSI BUTIR INSTRUMEN 2 PENILAIAN BUKU TEKS PELAJARAN KIMIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH

METODE PENELITIAN. Penelitian dan Ilmu Pengetahuan. MR Alfarabi Istiqlal, SP MSi

PROPOSAL PENELITIAN. Diajukan untuk penyusunan skripsi di Jurusan Pedagogik pada Program Studi PGSD. oleh

MENGENAL PENELITIAN ETNOGRAFI. Oleh Maaruf Fauzan, S.Si Widyaiswara LPMP Provinsi Aceh

Keterampilan Dasar Menulis

METODE PENELITIAN. Pertemuan 2 JENIS-JENIS PENELITIAN. Disarikan dari berbagai sumber yg relevan

PARADIGMA DAN KARAKTERISTIK PENELITIAN

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

DESAIN PENELITIAN KORELASIONAL KEBAHASAAN

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

1. Paragraf dalam Bahasa Indonesia a. Macam-macam paragraf 1. Berdasarkan sifat dan tujuan (a) Paragraf pembuka (b) Paragraf penghubung

MENULIS Karya ILMIAH. dalam Upaya Meningkatkan Profesionalisme Pendidik

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB III METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

ABDUL JAMIL, S.KOM., MM TATA TULIS KARYA ILMIAH TAHUN AKADEMIK 2016/

BAB I PENDAHULUAN. masalah kualitas pendidikan atau hasil belajar siswa merupakan topik yang sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

METODOLOGI PENULISAN ILMIAH

Penelitian di Bidang Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Matematika mempunyai peran yang sangat besar baik dalam kehidupan

BAB II METODE ILMIAH

BAB 3 LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pengertian Teori

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF (SKRIPSI)

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa ialah makalah. Penyusunan makalah dimaksudkan untuk memenuhi

Walisongo, 2013), hal Endang Ruminingsih, Cermat dan Terampil Berbahasa Indonesia, (Semarang: rasail Media Group, 2012)hal.

BAB I PENDAHULUAN. bantu dalam pengembangan ilmu lain. Matematika seolah-olah menjadi penjawab

Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Universitas Brawijaya

KONSEP DASAR DAN HAKIKAT PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN DAN ETIKA PENELITIAN. Fakultas Teknik Elektro 1

Macam Karya Ilmiah: -Skripsi -Tesis -Desertasi - Artikel -Makalah - Laporan penelitian

Berpikir & Menulis Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II HAKIKAT DAN PERANAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional berbunyi bahwa pendidikan. diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan

METODE PENELITIAN FILSAFAT METODE PENELITIAN PRAPOSITIVISME PERKEMBANGAN FILSAFAT PENELITIAN POSITIVISME POSTPOSITIVISME

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat berdiri sendiri, melainkan sangat berhubungan dengan pihak dari dalam

Paradigma dalam Penelitian Kualitatif (Pertemuan Ke-7) Oleh : Dr. Heris Hendriana,M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Shindy Grafina Callista, 2014

Transkripsi:

JURNAL ILMIAH, DAN METODOLOGI PELATI HAN PENULI SAN ARTI KEL I LMI AH Direktorat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 2008 PRI HANTORO Tulisan Populer 1. Tujuan menulis tulisan populer sekadar memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan informasi atau wawasan penulisnya dan selanjutnya (lazimnya diharapkan) sebagai bahan wacana atau diskursus tentang topik itu bagi pembacanya. 2. Materinya tidak selalu harus berdasarkan pada fakta-fakta empirik (penelitian), boleh juga dari hasil pengamatan atau perenungan (refleksi). 3. Pembahasan dan analisis tidak perlu terlalu mendalam dan rinci, namun logika serta sistematika pemikiran harus tetap diperhatikan, agar pembaca dapat menangkap pesan sesuai dengan yang ingin disampaikan. 4. Pembahasan dan analisisnya sedapat mungkin menggunakan kata-kata, istilah-istilah atau kalimat yang mudah dicerna dan sudah populer di masyarakat. Semua itu tidak harus secara ketat mengikuti aturan main penggunaan tata bahasa yang berlaku di dunia akademik. Artikel Ilmiah 1. Tujuan menulis artikel ilmiah adalah untuk mendiseminasikan pemikiran kita ke khalayak akademik lebih luas melalui media jurnal yang sesuai dengan disiplin ilmunya baik lingkup nasional maupun antarbangsa. 2. Artikel ilmiah selayaknya ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sehingga memuat informasiinformasi dan fakta-fakta empirik yang akurat, mutakhir dan komprehensif dengan metodologi yang jelas. Laporan penelitian saja tidak cukup, karena sering kali hanya dibaca oleh pemberi dana dalam lingkungan terbatas.

3. Artikel ilmiah dipaparkan secara singkat, rinci, logis, sistematis, padat, dan komprehensif (namun tidak bertele-tele), dengan menggunakan bahasa Indonesia (asing) yang sesuai dengan aturan main yang berlaku di dunia akademik. sehingga pembahasan dan analisisnya dapat dipahami dengan jelas dan tepat. 4. Dengan artikel ilmiah hasil penelitian menjadi lebih enak dibaca, dicerna dan dipahami karena telah melalui proses penyempurnaan penulisan dan penyuntingan ulang (pembahasan dan analisis termasuk materi, data, bahasa, dsb.) 5. Menulis artikel ilmiah memerlukan persiapan lebih matang, lebih cermat, lebih teliti, dan latihan berkelanjutan. 6. Menulis artikel ilmiah memerlukan juga kesungguhan, keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi. 7. Yang tidak kalah pentingnya menulis artikel ilmiah harus dilakukan sebagai suatu kewajiban yang menyenangkan dan mengasyikkan, bukan karena keterpaksaan. 1. Memberikan pengantar tentang substansi artikel sesuai dengan topik dan masalahnya, terutama alasan-alasan baik teoretis maupun empiris yang melatar belakangi kegiatan penulisan artikel. 2. Memuat secara eksplisit dengan singkat dan jelas tentang arah, maksud, tujuan serta kegunaan artikel sehingga tidak menimbulkan kerancuan pengertian, pemahaman dan penafsiran makna bagi pembacanya. 3. Pergunakan dan kembangkan kata-kata kunci sesuai dengan topik dan permasalahannya kemudian rangkaikan menjadi kalimat-kalimat dengan menggunakan tata bahasa yang baku. Hindari penggunaan anak kalimat yang berlebihan. 4. Penyajiannya harus runut secara kronologis. Kaitan logika antara alinea pertama dengan berikutnya harus jelas.

5. Jika artikel ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan sangat penting mengemukakan metodologi yang digunakan (baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. 6. Metodologi penting dikemukakan agar pembaca dapat mengikuti dan memahami dengan jelas tentang: Proses pengumpulan informasi dan data dari lapangan. Pendekatan yang digunakan dalam mengonstruksi pemikiran ketika membahas, menganalisis dan menafsirkan data serta informasi tersebut. 7. Kemukakan secara singkat dan jelas kerangka berpikir berdasarkan konsep-konsep teoretis yang digunakan untuk membahas, menganalisis dan menafsirkan data, informasi serta temuan-temuan yang diperoleh. 8. Penting mengemukakan pula konsep-konsep pemikiran yang berasal dari temuan-temuan penelitian lapangan sejenis, jika mungkin yang terbaru, yang telah dilakukan oleh peneliti atau penulis atau peneliti lain sebelumnya. 9. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta temuan-temuan penelitian terdahulu bermanfaat sebagai bahan komparasi dan sekaligus penguatan serta penajaman pembahasan, analisis serta penafsiran-penafsiran. 10. Konsep-konsep teoretis, pemikiran-pemikiran serta temuan-temuan terdahulu tersebut seyogyanya telah dicerna sehingga tidak lagi berupa kutipan-kutipan utuh yang lebih merupakan parade pernyataan orang. 11. Posisi keilmuan penulis dalam keseluruhan tulisan artikel itu sedapat mungkin sudah harus muncul dalam pendahuluan ini, agar pembaca secara lebih awal sudah dapat memahami arah pemikiran, pendekatan serta paradigma yang digunakan. 12. Tidak kalah pentingnya, semua uraian dalam pendahuluan harus menjadi acuan utama untuk bab-bab selanjutnya, agar konsistensi dan keutuhan tulisan artikel ilmiah dapat terjaga dengan baik.

Pendekatan kuantitatif 1. Obyektif, positivistik, dan bebas nilai. Subyektivitas sedapat mungkin sangat dihindari. 2. Deduktif (kadangkala kombinasi antara deduktif dan induktif). 3. Hubungan antarfenomena, kondisi, obyek, atau variabel bersifat kausalitas (sebab-akibat atau korelasional). Hubungan kausalitas ini harus dikemukakan secara jelas, obyektif, konkrit, reliable, dan testable dengan menggunakan alatalat pengukuran numerik, matematis atau statistik. 4. Hasil-hasil pembahasan dan analisis dipaparkan dengan lebih mementingkan penggunaan penghitungan dan pengukuran matematis yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel, diagram, gambar/foto, serta bentuk-bentuk ilustrasi lainnya. 5. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan berdasarkan alat-alat (instrumen) yang terstruktur dengan besaran populasi dan sampel yang sudah ditentukan maka kebenaran hasil pembahasan dan analisis dapat diketahui dengan cepat, tepat dan akurat. 6. Analisis dan pembahasan harus dapat menghasilkan suatu temuan (seharusnya temuan baru) yang dapat digunakan untuk melakukan generalisasi yang obyektif dengan kadar kepercayaan yang tinggi dan mampu melakukan prediksi yang akurat. 7. Meskipun pembahasan dan analisis telah dilakukan dengan menghasilkan temuan dan pemikiran (baru) dengan tingkat akurasi dan kepercayaan yang tinggi, namun penting untuk membaca dan merenung ulang pembahasan dan analisis yang telah dibuat. Pendekatan kualitatif 1. Subyektif, relativisme, dan tidak bebas nilai. 2. Induktif (kadangkala kombinasi antara induktif dan deduktif). 3. Hubungan relasional antarfenomena dan antarkondisi harus dikemukakan secara jelas. Tidak jarang fenomena dan kondisi yang muncul di lapangan sangat beragam dan di luar dugaan.

11.Hasil pembahasan dan analisis tidak berpretensi menghasilkan suatu generalisasi. Kalaupun harus membuat suatu generalisasi sifatnya hanya pada lingkup obyek penelitian. 12.Setiap informasi, data dan pernyataan tentang sesuatu hal yang menggunakan kata-kata atau ungkapan-ungkapan lokal seharusnya ditulis lengkap dalam bahasa lokal sesuai dengan aslinya (pendekatan emik ). Kemudian berilah penjelasan serinci mungkin. 4. Setiap fenemona sosial-budaya harus dibahas dan dianalisis dengan sangat rinci dan komprehensif. 5. Ungkapkan dengan jelas hubungan relasional antara kondisi yang satu dengan yang lainnya sehingga fenomena-fenomena soial-budaya tersebut dapat dipahami secara proporsional dan kontekstual. 6. Oleh karena data dan informasi dikumpulkan melalui wawancara sangat mendalam dan paticipant observation maka catatan harian lapangan (field notes) - selain yang direkam dengan media elektronik - sangat penting sebagai acuan utama dalam melakukan pembahasan dan analisis. 7. Selain itu, deskripsi pembahasan dan analisis tidak saja dilakukan sangat rinci dan mendalam (thick description) melainkan juga bersifat naratif-interpretatif, agar maknamakna simbolik yang terkandung dalam setiap fenomena dapat diungkap dan dipahami sesuai dengan konteksnya. 8. Alat-alat pengukuran numerik tidak diperlukan, namun data-data statistik kadang digunakan sebagai pendukung pembahasan dan analisis.

9. Kebenaran hasil pembahasan dan analisis lebih bersifat penafsiran-penafsiran terhadap makna-makna simbolik. Kesalahan atau kebenaran penafsiran bukan hal yang utama, yang paling penting adalah tingkat kedalaman dan ketajamannya. 10. Subyektivitas penulis sangat dihargai dalam arti pemahaman dan penafsiran pribadi penulis tidak ditabukan, karena kualitas tulisan bergantung juga pada tingkat kualitas pemahaman dan penafsiran penulisnya. 13. Hindari keinginan untuk menerjemahkan kata-kata, ungkapan-ungkapan dan pernyataan lokal tersebut agar makna-makna simbolik yang terkandung di dalamnya tidak hilang atau berubah. 14. Catatan kaki menjadi penting sebagai sarana untuk mendeskripsikan lebih rinci kata-kata atau ungkapanungkapan lokal tersebut yang sering kali memiliki hubungan relasional dengan beberapa fenomena sosial budaya tertentu. 15. Sebagaimana pendekatan kuantitatif, dalam pendekatan kualitatif ini penting pula untuk membaca dan merenung ulang pembahasan dan analisis yang telah dibuat. Lebih-lebih mengingat begitu kompleks dan rumitnya perilaku manusia dalam konteks kehidupan sosial-budayanya dan aspek-aspek lain yang melingkupinya. METODOLOGI dan METODE Kaitan antara pendekatan dalam pembahasan dan analisis dengan metodologi sangatlah erat. Itu sebabnya, metodologi dalam artian ilmu yang mempelajari tentang metode atau cara-cara yang digunakan melakukan penelitian harus sinkron dengan pendekatan pembahasan dan analisis dalam penulisan artikel ilmiah. Begitu pula sebaliknya. Dalam konteks pelatihan ini barangkali lebih tepat digunakan terminologi metode.

METODOLOGI dan METODE Pengertian metode adalah cara-cara yang digunakan dalam penulisan artikel ilmiah. Metode tersebut haruslah sesuai dengan metodologi yang digunakan pada saat melakukan penelitian. Dengan demikian, secara garis besar ada dua macam metode yang lazim digunakan dalam penulisan artikel ilmiah: Metode dalam bidang ilmu-ilmu alam (eksakta atau natural science), Metode dalam bidang ilmu sosial dan humaniora (social science and humaniora). METODOLOGI dan METODE Bidang ilmu-ilmu alam (eksakta): deskriptif-verifikatif, obyektif-positivistik, korelasional/kausalitas, generalitatif dan prediktif. Bidang ilmu-ilmu sosial dan humaniora: deskriptif-naratif (thick description), subyektif-interpretatif, etnografik, hermeneutik (analisis tekstual), fenomenologi, non-generalitatif dan non-prediktif. TERI MA KASI H latiefwiyata@yahoo.com latiefwiyata@telkom.net Mobile: 081332244666