PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ACTIVE LEARNING DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH

PENINGKATAN MINAT DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TIPE CORE PADA SISWA KELAS VII

PROSIDING ISBN :

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN TAI DAN TSTS MATERI GEOMETRI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Oleh: Asis Nuansa Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta 2015 ABSTRAK

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK

BAB I PENDAHULUAN. Jaya Abadi, 2006), hlm Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Cet. I, (Jakarta: PT. Raja. Grafindo Persada, 1999), hlm.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG ARITMATIKA SOSIAL MELALUI PENERAPAN MODEL STAD. Kasurip

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika menggunakan

Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Assisted Individualization (TAI), motivasi belajar, dan hasil belajar.

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 2, Juli 2015

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

ABSTRAK. Kata Kunci: Keaktifan Belajar, Model Pembelajaran talking stick.

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) SISWA

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TS-TS DAN GI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED

Mufarizuddin,M.Pd. 1 ABSTRAK. Keyword : Hasil belajar Matematika, Strategi Mathematical Investigation

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB 1 PENDAHULUAN. undang-undang No.20 pasal 1 tahun 2003 tentang sisdiknas dikatakan bahwa. lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang.

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB I PENDAHULUAN. kualitas SDM harus dimiliki. Kesadaran tentang arti pentingnya pendidikan

MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DENGAN ALAT PERAGA

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. materi maupun kegunaannya. Dalam dunia pendidikan matematika sangat

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFUL LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tipe Team Games Tournament (TGT). Pada siswa kelas VIII SMP Islam

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEAD TOGETHER UNTUK PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP PADA SISWA

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK BERBANTU LKS TERSTRUKTUR

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Heri Hermawan, Baharuddin Paloloang, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

Kata kunci: Model Make a Match, prestasi belajar, motivasi belajar

Nurazizah *), Rahima **), Dewi Estetikasari **)

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN CONTEXTUAL TEACHING & LEARNING SISWA KELAS VII E SMP N 1 SRANDAKAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MENGGUNAKKAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PROSIDING ISBN :

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII.B SMP PGRI PEKANBARU

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: WIDI TRIYANTI A PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTASKEGURUANDANILMUPENDIDIKAN

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS TUGAS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK TUNAS NUSANTARA PURWOREJO

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN-ENDED SMP SULTAN AGUNG PURWOREJO

Dewi Agust Setyawati SMP Negeri 4 Kota Madiun Abstrak

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peran guru yang sesungguhnya adalah membuat siswa mau dan tahu

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

MENINGKATKAN HASIL DAN PROSES BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 6 BANJARMASIN PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA TIPE JIGSAW DAN TIPE STAD PADA SISWA KELAS VIII

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1, Tahun 2012 Yolanda Dian Nur Megawati & Annisa Ratna Sari Halaman

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 1, No 2, Juni 2013

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TAI

Aidha Yuliandary, Zainuddin, dan Mustika Wati Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Unlam Banjarmasin

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Nurlidia, M. Darwis dan Hisyam Ihsan

MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Syahriani S.Pd.,M.Pd Dosen Non PNS Jurusan Biologi Fakultas Tarbiyah dan keguruan UIN Alauddin Makassar. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan utama manusia, karena dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tiga kelas, yaitu kelas VII, VIII dan IX. yang telah disesuaikan dengan perkembangan kurikulum.

Jurnal Media Pendidikan Matematika J-MPM Vol. 3 No.1, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

REVI ANNGRAITA DWI PURWASIH A54F100008

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional.

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN JOYFULL LEARNING BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE DI KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. informasi tersebut. Pemahaman yang diperoleh dapat diimplementasikan ke

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

Transkripsi:

PENINGKATAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION Rudi Yanto; Abu Syafik; Mujiyem Sapti Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: ijunk66guday@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, dan prestasi belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization pada siswa kelas V SD Negeri Sambeng tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sambeng tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 20 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, angket dan tes. Instrumen yang digunakan berupa lembar pengamatan keterlaksanaan pembelajaran, angket motivasi dan aktivitas belajar siswa serta tes uraian. Teknik analisis data mengunakan analisis deskriptif persentase. Hasil penelitian menunjukan peningkatan pada lembar pengamatan dari 90,63% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II. Peningkatan motivasi belajar siswa dari 83,13% pada siklus I menjadi 86,44% pada siklus II.Peningkatan aktivitas belajar siswa dari 75,75% pada siklus I menjadi 78,88% pada siklus II.Serta peningkatan prestasi belajar siswa dari 77,55 pada siklus I menjadi 79,05 pada silus II. Kata kunci: motivasi, aktivitas, Team Assisted Individualization PENDAHULUAN Pendidikan merupakan pembinaan kepribadian dan pengembangan kemampuan manusia seutuhnya, jasmani dan rohani guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan harus selalu ditumbuhkembangkan secara sistematis oleh para pengambil kebijakan yang berwenang dan memiliki kemampuan dalam dunia pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman, pendidikan pun turut berkembang mengikuti perubahan untuk penyesuaian, sehingga muncul berbagai metode pembelajaran dan kurikulum baru sebagai bentuk penyempurnaan metode pembelajaran dan kurikulum yang telah ada. Pada dunia pendidikan memiliki beberapa komponen pembelajaran yaitu guru dan siswa. Guru merupakan komponen pembelajaran yang berperan langsung dalam pembelajaran. Keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh peran guru dalam memainkan fungsinya sebagai pemimpin, fasilitator, dinamisator sekaligus 13

pelayan. Sedangkan siswa dituntut aktif dalam pembelajaran dan tidak hanya menjadi pendengar penjelasan dari guru. Oleh karena itu pembelajaran yang bersifat teaching centered perlu diubah menjadi student centered agar para siswa tidak lagi menghafal teori-teori yang ada melainkan dapat menemukan teori dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika merupakan ilmu Universal yang mendasari perkembangan teknologi moderen, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan kemajuan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi, informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika dibidang teori bilangan, aljabar, analisis teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi dimasa depan maka diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Belajar matematika sebenarnya suatu hal yang menyenangkan dan mengasyikkan tetapi hal ini ada kalanya akan terbalik menjadi suatu yang tidak menyenangkan, menjenukan bahkan membosankan bila ternyata yang menjadi tujuan pembelajaran tidak tercapai. Apabila terjadi fobia atau ketakutan terhadap mata pelajaran matematika akan mengakibatkan menurunnya prestasi belajar. Pelaksanaan pembelajaran dalam kelas merupakan salah satu tugas utama guru. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya keterlibatan siswa secara minim. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan siswa cenderung pasif. Mereka lebih banyak menunggu sajian dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri. Hal ini menunjukkan kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal tersebut dapat menyebabkan prestasi belajar matematika rendah. Rendahnya prestasi belajar matematika dapat juga dipengaruhi oleh motivasi siswa. Semakin rendah motivasi siswa untuk belajar maka makin rendah pula prestasinya. Matematika merupakan pelajaran yang sulit bagi siswa. Kebanyakan siswa menganggap matematika sekedar hapalan rumus-rumus dan perhitungan-perhitungan yang abstrak. Mereka tidak tahu bahwa banyak penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut menyebabkan para siswa mempunyai motivasi yang rendah. Mengantisipasi hal tersebut sangat diperlukan peranan guru maupun 14

orang tua dalam memotivasi para siswa dalam belajar terutama pada pelajaran matematika. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD Negeri Sambeng, ternyata masih dijumpai permasalahan pembelajaran. Permasalahan yang pertama yaitu kurangnya motivasi siswa terhadap pelajaran matematika. Permasalahan yang kedua yaitu kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika. Kemudian permasalahan yang ketiga yaitu prestasi belajar siswa yang rendah. Hal tersebut ditunjukan dari rata-rata ulangan harian siswa masih dibawah 60. Permasalahan di atas mengindikasikan perlu menggunakan metode pembelajaran yang bisa meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa. Salah satu metode yang memenuhi criteria tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Keunggulan metode tersebut adalah tim akan membantu individu yang kurang mampu dalam kelompok, sehingga motivasi dan aktivitas belajar siswa akan meningkat (Robert E Salvin 2005: 187). Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Sambeng tahun pelajaran 2013/2014 melalui model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization, (2) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sambeng tahun pelajaran 2013/2014. Achmad Fauzan Hakim (2010) hasil penelitian menunjukan peningkatan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Purworejo setelah diberi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individuaization. Hasil observasi menunjukan peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu dari 65,13% pada siklus I menjadi 70,65% pada silus II. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pembelajaran dalam penelitian ini dimulai pada bulan 21 Januari 2014 sampai 1 Februari 2014 yang terdiri dari dua siklus. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sambeng. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Sambeng yang berjumlah 20 anak, sedangkan obyek penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan 15

model kooperatif tipe TAI. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, angket, dokumentasi, dan tes prestasi belajar. Instrumen penelitian berupa lembar observasi, lembar angket, dan lembar soal tes. Teknik analisis data menggunakan teknik deskriptif rata-rata dan persentase. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil siklus I dan siklus II penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization di kelas V SD Negeri Sambeng tahun pelajaran 2013/2014 dapat meningkatkan keterlaksanaan pembelajaran, motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa da prestasi belajar siswa. Peningkatan tersebut disajikan dalam tabel 7 sebagai berikut. Tabel 7. Peningkatan Motivasi dan Aktivitas Pembelajaran dari siklus I ke siklus II Tindakan Pengamatan keterlaksanaan pembelajaran (%) Motivasi belajar siswa (%) Aktivitas belajar siswa (%) Rata-rata tes akhir siklus Siklus I 90,63 83,13 75,75 77,55 Siklus II 100 86,44 78,88 79,05 Siklus I dan siklus II berlangsung selama 3 kali pertemuan, dengan pertemuan ketiga diadakan tes akhir siklus. Pada siklus I hasil dari motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa dan tes akhir siklus sudah mencapai indikator keberhasilan. Akan tetapi masih mempunyai kendala yaitu: (1) Siswa masih belum berani mengemukakan pendapat maupun menjawab pertanyaan dari guru; (2) Dalam kerja kelompok rasa individual siswa masih tinggi; (3) Siswa banyak yang hanya menyalin dan menggantungkan hasil pekerjaan salah seorang temannya saja; (4) alokasi waktu untuk kerja kelompok masih kurang. Peneliti juga belum merasa puas. Untuk itu peneliti melakukan perbaikan dan melanjutkan ke siklus berikutnya. Pada siklus II hasil dari motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa serta tes akhir siklus mengalami peningkatan. Hasilnya sudah mencapai indikator keberhasilan dan kendala-kendala dari siklus I sudah teratasi. Peneliti sudah puas dan tidak melanjutkan ke siklus berikutnya. 16

Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Team Assisted Individualization menunjukan peningkatan keterlaksanaan pembelajaran, motivasi belajar siswa, aktivitas belajar siswa, serta rata-rata tes. Peningkatan lembar keterlaksanaan pembelajaran dari 90,63% pada siklus I menjadi 100% pada siklus II, peningkatan motivasi belajar siswa dari 83,13% pada siklus I menjadi 86,44% pada silus II, peningkatan aktivitas belajar siswa dari 75,75% pada siklus I menjadi 78,88% pada siklus II serta peningkatan rata-rata tes dari 77,55 pada siklus I menjadi 79,05 pada siklus II. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sambeng setelah dua siklus mengalami peningkatan 83,13% pada siklus 1 menjadi 86,44% pada siklus 2, (2) aktivitas belajar siswa kelas V SD Negeri Sambeng setelah dua siklus mengalami peningkatan 75,75% pada siklus 1 menjadi 78,88% pada siklus 2, (3) prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Sambeng setelah dua siklus mengalami peningkatan dari 77,55 pada siklus 1 menjadi 79,05 pada siklus 2 dan sudah mencapai indikator keberhasilan. Setelah melakukan penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran yaitu: (1) guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar siswa, (2) Supaya lebih mengembangkan model pembelajaran yang sekiranya relevan dengan kondisi guru,siswa dan sekolah, (3) pada model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization guru harus lebih teliti memantau kerja sama kelompok dan membentuk ulang susunan anggota kelompok, agar dapat menghindari kejenuhan siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers 17

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning: Teori & Aplikasi Paikem. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara 18