Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM) dari Proyek Kemakmuran Hijau
Salah satu dari tiga Program (Jendela) hibah dalam Fasilitas Kemakmuran Hijau Memastikan bahwa LSM, kelompok masyarakat, koperasi serta kelompok masyarakat sipil lainnya dapat berpartisipasi dan mengambil manfaat dari investasi Fasilitas Kemakmuran Hijau.
Menyediakan pendanaan hibah untuk proyek-proyek skala kecil-menengah yang: Mempromosikan pengelolaan SDA yang lebih baik; Meningkatkan kelestarian SDA alam termasuk energi terbarukan, pertanian, kehutanan, DAS; Mendukung pembangunan ekonomi pedesaan yang berkelanjutan
Ciri proyek-proyek yang memiliki kualifikasi untuk dipilih dan didanai program hibah ini adalah: Berbasis masyarakat; Mempromosikan kehidupan yang layak; Menekankan pada pengelolaan sumber daya alam; Mendanai kegiatan yang mendukung atau melengkapi kegiatan dari Jendela lainnya, termasuk Jendela 1 tentang Hibah Kemitraan dan Jendela 3 tentang Energi terbarukan skala menengah dan besar (bila ada).
Pengelolaan DAS yang mendukung keberlanjutan lingkungan, ekonomi, dan sosial serta melindungi aset ekonomi yang sudah ada seperti PLTA, sistem irigasi skala kecil, dll; Kegiatan yang terkait dengan pengeloaan SDA/hutan berbasis masyarakat seperti Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, dan Hutan Adat; Energi terbarukan: Proyek Listrik Tenaga Air (PLTA)/Proyek Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) skala <200 kw atau produksi energy terbarukan lainnya seperti biogas, produksi listrik dari sisa-sisa pertanian/perkebunan, dst Pelaksanaan pertanian berkelanjutan termasuk menghasilkan komoditas kaya protein untuk meningkatkan nutrisi rumah tangga, meningkatkan nilai tambah atau produktifitas perkebunan rakyat, dan
Pendekatan bentang alam (L-L Analysis) Pendekatan Nilai Ekonomi Jangka Panjang (ERR) Perlindungan lingkungan Pendekatan gender dan sosial (kelompok rentan)
Pengelolaan pada skala bentang-alam perlu melibatkan semua pihak dalam bentangalam tersebut Aliran permukaan Hujan Infiltrasi Air tanah Sungai 12
LSM Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Kelompok Masyarakat Organisasi keagamaan Organisasi perempuan Masyarakat/organisasi adat
Pembentukan Konsorsium antar lembaga yang tertarik dan memiliki kesamaan minat terhadap isu yang akan diangkat. Salah satu lembaga harus ditunjuk sebagai pemimpin konsorsium yang akan bertanggung jawab langsung kepada MCA- Indonesia.
1. Nilai proyek USD 250,000 2 Juta, atau Rp. 3.5 28 miliar 2. Jangka waktu +/- 1,5 tahun 3. Cakupan Wilayah Bentang alam (Kecil--Sedang Besar, tergantung kondisi alam setempat)
Degradasi lingkungan dan penggunaan lahan yang tidak berkelanjutan mengancam keberlanjutan ekonomi-lingkungan Kekurangan tenaga listrik di Pedesaan mengakibatkan penggunaan sumber energi yang tidak berkelanjutan Kurangnya kejelasan tentang perizinan penggunaan lahan dan sumber daya alam serta batas-batas yurisdiksi desa menghalangi investasi. Lembaga keuangan kekurangan kapasitas untuk mengevaluasi energi terbarukan dan investasi pertumbuhan yang ramah
Sasaran Pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi rendah karbon. Tujuan (i) meningkatkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dengan memperluas energi terbarukan; dan (ii) meningkatkan produktivitas dan menurunkan emisi gas rumah kaca berbasis
Pengelolaan sumberdaya alam yang lebih baik pada landskap atau komunitas yang menjadi sasaran program, yang dapat menjadi landasan bagi pengembangan ekonomi yang rendah emisi karbon (low-carbon economic development); Mewujudkan peluang peluang penghidupan yang berkelanjutan secara sosial dan lingkungan bagi masyarakat dan pada landskap yang menjadi sasaran program; Memperkuat kapasitas para pihak (termasuk perempuan dan organisasi perempuan) pada tingkat landskap atau tingkat komunitas--psda Meningkatkan manfaat ekonomi dan lingkungan (terutama terkait dengan pengurangan emisi gas rumah kaca) yang dihasilkan dari investasi utama
MCA-Indonesia sebagai penanggung jawab Proyek Kemakmuran Hijau akan dibantu untuk mengelola proyek oleh Manager Program Hibah (GPM) Untuk Lot-2, NTT, NTB, dan Sulawesi, Manager Program Hibahnya adalah Euroconsult Mott MacDonald Euroconsult Mott MacDonald akan menetapkan staff khusus (point of contact) untuk berkomunikasi dengan pihak pengusul/pelaksana hibah Euroconsult Mott MacDonald akan
Pengelola Hibah akan memberikan dukungan teknis melalui tahapan: Kertas Konsep, melalui sosialisasi dan menjawab pertanyaan tertulis; Proposal Lengkap, melalui sosialisasi dan bantuan teknis penulisan proposal, termasuk menyiapkan beberapa dokumen teknis dan keuangan; Implementasi kegiatan, melalui bantuan teknis lapangan saat implementasi kegiatan, termasuk pelaporan dan keuangan;